Disusun oleh :
1. Ayunda Nezha Adeline (05)
2. Galih Cahya Ardyansyah (14)
3. Meila Husnul Bintari (23)
4. Shagita Martha Sahanaya (32)
Menyatakan laporan yang telah kami buat insi adalah sah dan praktikum yang kami
kerjakan dengan sebaik-baiknya. Dengan ini kami menyerahkan laporan ini pada:
Hari : Kamis
Menyetujui,
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui penetralan asam basa dengan metode titrasi.
2. Mengetahui titik ekuivalen dan titik akhir titrasi.
3. Menentukan konsentrasi larutan HCl menggunakan data volume larutan
NaOH melalui titrasi asam basa.
B. Dasar Teori
Titrasi adalah prosedur menentukan kadar suatu larutan. Dalam titrasi, larutan
yang volumenya terukur direaksikan secara bertahap dengan larutan lain yang telah
diketahui kadarnya (larutan standar).
Titrasi dilakukan dengan cara membuka kran buret pelan-pelan. Titik akhir
titrasi terjadi pada saat terjadi perubahan warna. Perubahan warna dapat dilihat
dengan menggunakan zat penunjuk atau indikator. Pada saat itulah gram ekivalen
dari titran sama dengan gram ekuivalen dari zat yang dititrasi atau analit.
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan
asam yang diketahui kadarnya. Atau sebaliknya, penentuan kadar suatu larutan
asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi.
Titrasi harus dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen, yaitu keadaan saat
asam dan basa tepat habis bereaksi secara stoikiometri. Titik ekuivalen umumnya
dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Sementara itu, keadaan saat
titrasi harus dihentikan tepat pada saat indikator menunjukkan perubahan warna
disebut titik akhir titrasi.
Prinsipnya, perhitungan titrasi asam basa ini berdasarkan atas jumlah mol
masing-masing zat yang bereaksi dalam satu titrasi. Dalam satu reaksi yang telah
selesai, jumlah zat dari suatu reaktan yang digunakan akan sama dengan jumlah zat
reaktan lainnya yang bereaksi.
Ma × Va × na = Mb × Vb× nb
Keterangan :
Ma : Konsentrasi asam
Va : Volume asam
Mb : Konsentrasi basa
Vb : Volume basa
1. Buret
2. Statif dan klem
3. Corong
4. Erlenmeyer
5. Gelas kimia
6. Gelas ukur
7. Pipet tetes
8. Kertas putih
Bahan :
1. Larutan HCl
2. Larutan NaOH 0,1M
3. Indikator fenolftalein (PP)
D. Cara Kerja
1. Buret dipasang secara vertikal pada statif dan dijepit menggunakan klem.
2. Dalam keadaan kran tertutup, buret diisi dengan larutan NaOH 0,1M dan
ujung buret pastikan terisi larutan NaOH (disesuaikan dengan volume buret).
3. Sebanyak 10mL larutan HCl dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan
ditambahkan 2 tetes indikator fenolftalein (PP).
4. Letakkan kertas putih diatas kaki statif dan letakkan Erlenmeyer diatas
kertas putih tersebut tepat dibawah buret.
5. Lakukan titrasi dengan membuka kran pada buret secara hati-hati sehingga
larutan NaOH menetes sedikit demi sedikit ke dalam Erlenmeyer.
6. Segera hentikan titrasi dengan menutup kran pada saat terjadi perubahan
warna dan catat volume NaOH yang ditambahkan.
7. Ulangi langkah 3-6 sampai 3 kali.
E. Hasil Pengamatan
F. Perhitungan
Diketahui :
Volume NaOH M NaOH = 0,1M
V1 = 9 mL V HCl = 10 mL
V2 = 9,8 mL
V3 = 9,5 mL
Ditanya : M HCl = …?
Penyelesaian :
Volume NaOH (rata-rata)
(V 1+V 2+V 3)
V NaOH =
3
(9 mL +9,8 mL+ 9,5 mL)
V NaOH =
3
28,3
V NaOH =
3
V NaOH = 9,43 mL
M HCl
MHCl × VHCl × nHCl = MNaOH × VNaOH × nNaOH
MHCl × 10 mL × 1 = 0,1M × 9,43 mL × 1
MHCl × 10 mL = 0,943 mL M
0,943
MHCl =
10
MHCl = 0,0943 M
Maka konsentrasi larutan HCl adalah 0,0943 M
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan diperoleh bahwa konsentrasi
larutan HCl yang digunakan pada praktikum titrasi asam basa adalah sebesar 0,0943
M. Pada awalnya, larutan NaOH dan larutan HCl yang telah ditambahkan indikator
fenolftalein (PP) dalam kondisi bening atau tidak berwarna. Pada awal proses titrasi
belum terjadi perubahan warna pada HCl dalam labu Erlenmeyer. Setelah
penambahan larutan NaOH 0,0943 M mencapai sejumlah 9,43 mL mulai terlihat
adanya perubahan warna larutan HCl dalam labu Erlenmeyer menjadi warna merah
muda.
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa titik
ekuivalen pada proses titrasi yang dilakukan terdapat pada saat penambahan 9,43
mL larutan NaOH. Kondisi tersebut merupakan titik akhir titrasi yang ditandai
dengan adanya perubahan warna dari bening atau tidak berwarna menjadi warna
merah muda pada larutan HCl dalam labu Erlenmeyer. Pada kondisi tersebut, saat
ion asam dan basa tepat habis bereaksi atau saat mol asam sama dengan mol basa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Gambar