Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
1. AHMAD CANDRA AULIA 2010911210006
2. ARIKA EFFIYANA 2010911320050
3. AQILA LAYYINA FARSYA 2010911320023
4. KANDRIA FIRSTA SALSABILLA 2010911120032
5. KARTIKA VERANISA PUTRI 2010911220060
6. KHAIRIDA MAWARNI 2010911220054
7. M. FEBRIANSYAH 2010911110010
8. MUHAMMAD FAWWAZ KHAN 2010911210013
9. MUHAMMAD RIFQY WAIROOY 2010911110001
10. MUSHLIHAH NUR 2010911120004
11. NABILA NURJIHAN 2010911320033
12. NIBRAS SAYYIDAH AMINI LAHDIMAWAN 2010911320056
13. NURUL ASMI MASHURI 2010911120008
14. RAHMANIAH ULFAH 2010911120003
15. RIFKI MUHAMMAD TRIATMOJO 2010911310014
16. YULIA DEVI MAIYUNI 2010911120019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dizaman modern yang canggih seperti saat ini, kemajuan akan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) dan seni, sangatlah berpengaruh terhadap segala aspek dalam
kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah
lepas dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu
pengetahuan itu sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah
pula teknologi dan seni.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada dua. Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran bagi seluruh ilmu
pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu
pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang
yang bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam yang lahir dari Aqidah Islam sebagai standar bagi pemanfaatan
iptek dalam kehidupan sehari-hari. Standar syariah ini mengatur bahwa boleh tidaknya
pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halal dan haram. Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek
iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam memanfaatkannya,
walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
perdaban barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru
dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh
perkembangan iptek modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya
hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang
diakibatkanya.
B. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang dibimbing oleh dr. Ahmad Husairi, M.Ag, M.Imun, Gt. M. Irhamna Husin,
MPdI. , Hj. Maisarah, SpdI, MPd.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian iptek secara umum.
2. Mengetahui pengertian iptek dalam presepsi islam.
3. Mengetahui pengertian seni secara umum.
4. Mengetahui pengertian seni dalam presepsi islam.
5. Mengetahui hukum menuntut ilmu serta kelebihan dari seseorang yang berilmu.
6. Mengetahui sikap yang tepat dalam menghadapi iptek.
7. Mengetahui tokoh iptek dan seni dalam islam
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK

Sains atau ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang teratur (sistematik) yang telah
diuji atau bisa dibuktikan kebenarannya. Menurut Filsafat Ilmu, Pengetahuan dan Ilmu itu
beda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca
indra, intuisi dan firasat. Sementara Ilmu adalah pengetahuan yg sdh diklarifikasi,
diorganisasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, dan sudah diuji kebenarannya.
Setiap ilmu membatasi pada satu bidang kajian saja. Orang yang memperdalam ilmu
tertentu disebut spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut
generalis. Bidang-bidang keilmuan meliputi misalnya sains fisika, kimia,biologi, astronomi,
termasuk-lah cabang-cabang yang lebih detil lagi seperti hematologi (ilmu tentang darah),
entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi (ilmu tentang kajian cuaca), geologi,
geofisika, exobiologi (ilmu tetang kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang aliran
air), aerodinamika (ilmu tentang aliran udara) dan lain-lain.
Teknologi adalah aktifitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains untuk
tujuan praktis dalam industri, pertanian, perobatan, perdagangan dan lain-lain. Teknologi
merupakan pengejawantahan ilmu pengetahuan dalam bentuk alat dan wahana kehidupan,
juga dapat dianggap sebagai wujud peradaban manusia dalam setiap zamannya. Ia juga dapat
didefinisikan sebagai kaedah atau proses menangani suatu masalah teknis yang berasaskan
kajian saintifik termaju seperti menggunakan peralatan elektronik, proses kimia, manufaktur,
permesinan yang canggih dan lain-lain.

B. Pandangan Islam Terhadap IPTEK

Ilmu dalam Islam diartikan sebagai : Segala pengetahuan yang bersifat dapat
menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau dibutuhkan oleh
manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah Allah. Sumber ilmu dalam
pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran (akal), serta pengalaman manusia.
Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai
pedoman hidup manusia. Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman
manusia itu bersifat aquired/ perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam
kehidupan manusia. Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas
nilai), yaitu harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam. Ipteks merupakan hasil olah
pikir dan rasa manusia, karenanya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal
budi manusia. Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia
sebagai makhluk Allah yang berakal. Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia
dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan
kesejahteraannya meningkat. Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan
banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan
penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk
membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.
Sesungguhnya manusia diutus ke bumi untuk dua hal berikut:
1. Sebagai hamba Allah
  “Tidak Aku jadikan jin dan manusia itu melainkan agar mereka beribadah kepadaKu” 
(Ad Dzariat: 56)
2. Sebagai khalifah Allah
  “Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang khalifah di muka bumi ini.” (Al
Baqarah: 30)

C. Pengertian Seni

Seni adalah ekspresi jiwa dalam bemtuk keindahan. Seni adalah hasil ungkapan akal
budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang identik
dengan keindahan. Keindahan yg hakiki adalah kebenaran. Bentuk-bentuk seni antara lain:
lukisan ukiran, kata-kata, gerakan,dll. Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa.
Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi
dengan bentuk-bentuk yang indak atau dihiasi dengan indah.

D. Pandangan Islam Terhadap Seni

Manusia terbentuk dari jiwa dan raga, dimana keduanya memiliki kebutuhan yang
berbeda.Hukum asal dari seni adalah mubah/boleh, akan tetapi bisa menjadi makruh atau
haram apabila seni tersebut menyimpang dari prinsip tauhidullah.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit
yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada
baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].

Seni berkembang di islam pada masa Bani Umayyah, terutama seni bahasa, seni
suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).

E. Kewajiban Menuntut Ilmu Serta Kelebihan Orang yang Berilmu

Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan
masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat
yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan
makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi”
(Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-
A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai
nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan
keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian
itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana". Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka
amat istimewa di sisi Allah SWT .

Berikut adalah ayat-ayat dari Al Quran dan hadist yang menerangkan keutamaan orang
berilmu:

• Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan derajatnya,
bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama daripada ibadahnya orang
bodoh. (QS. Al Mujadalah :11)

• Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah mereka
yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. Al Baqoroh : 247)

• Orang yang berilmu merupakan salah satu pilar dalam tegaknya kehidupan dunia
(Al-Hadits)

• Orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. Al Fatir :
28)
• Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya (Q.S. Al
Baqoroh : 30-32)

F. Penyikapan Terhadap Perkembangan Iptek

Penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan


perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas
ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan
kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila:
1) Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya, 
2) Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik), 
3) Dapat memberikan pedoman bagi sesama,
4) Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat
dikatakan mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.

G. Ilmuwan Muslim

Banyak ilmuwan muslim yang terkenal hingga saat ini. Berikut merupakan beberapa
tokoh ilmuwan muslim:

1. Ibnu Sina (980 - 1037) (Avicenna) Disamping mendapat julukan FATHER OF


DOCTORS, Ibnu Sina diakui sebagai Filosuf besar yang amat berpengaruh di
kalangan Filosuf barat. Karyanya adalah : Al Qonun Fitthib dan Asy Syifa’ yang
merupakan Ensiklopedi besar tentang Filsafat Kedokteran dan ilmu pasti, sampai
tahun 1982 masih dicetak ulang di Leiden.
2. Muhammad bin Musa Al Khawarizmi, Beliau menemukan Aljabar, Hisabljabar
wal muqabalah (the matematic of integration an equation) karangannya, merupakan
buku pertama/terutama tentang aljabar yang sampai abad ke XVI, merupakan
referensi utama pada universitas-universitas di Eropa. Angka 0 (nol) adalah
penemuannya, yang merupakan penentu pesatnya perkembangan dari ilmu pasti
dewasa ini. Dua setengah abad setelah Islam/Arab menggunakan angka nol barulah
bangsa-bangsa barat menggunakannya.
3. Abu'l-Abbas Ahmad ibnu Muhammad ibnu Kathir Al-Farghani adalah insinyur
sipil terkemuka yang terlahir di Farghana, Tansoksiana. Orang Barat biasa
menyebutnya Al-Fraganus. Sebelum terjun dalam bidang teknik sipil, sejatinya Al-
Farghani adalah seorang astronom. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Kitab fi
al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum (Elemen-elemen Astronomi).
4. Sang ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-17 M itu biasa dipanggil Katip Celebi.
Sejatinya, ia bernama Mustafa bin Abdallah. Katip merupakan geografer dan
sejarawan agung yang dimiliki Kekahlifahan Turki Usmani di masa kejayaaannya.
Selain dikenal dengan nama  Katip Celebi, saintis Muslim itu juga kerap disapa Hajji
Khalifa.
BAB 3
KESIMPULAN

Perkembangan iptek dan seni, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk
memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek dan seni. Dari uraian di atas dapat
dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan iptek dan seni setidaknya ada
2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek dan seni.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolak ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek dan seni.
Pengembangan iptek dan seni yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu
didorong oleh nafsu dan amarah. Karena pada dasarnya manusia mendapat amanah dari Allah
sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan potensinya untuk
kepentingan umat manusia. Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai pelengkap ilmu
dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.
BAB 4
SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana


sebenarnya paradigma islam itu dalam menyaikapi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
tersebut. Para pembaca diharapkan mampu memahami bagaimana integrasi Imtaq (Iman dan
Taqwa) dalam Iptek dan seni tersebut. Selain itu, para pembaca khususnya setiap muslim
juga diharapkan bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan iptek dan seni,
tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan
mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam.
Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan Iptek dan seni sangat
berpengaruh terhadap kepribadian hidup manusia. Untuk itu diperlukan pegangan, yang
berfungsi sebagai pengendali akan adanya perubahan-perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Samantho, Y.Ahmad.IPTEK dari Sudut Pandang Islam.

Taher, Tarmizi.Ummatan Wasathan.www.republika.co.id

http://ahmadsamantho.wordpress.com

https://media.neliti.com/media/publications/145504-ID-islam-sebagai-landasan-
perkembangan-ilmu.pdf

https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/lentera_journal/article/view/210/159

https://osf.io/vdkge/download

http://tektro12.blogspot.com/2016/12/penyikapan-terhadap-perkembangan-iptek.html?m=1

http://marlinara.blogspot.com/2013/04/iptek-dan-seni-dalam-islam.html

Anda mungkin juga menyukai