Dosen Pengampun :
Irwam M.Ag.,
Oleh : Kelompok 2
Kelas : 5 Shift 4
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sangat menekankan pentingnya membaca (baca: mengamati) gejala alam dan
merenungkannya. Al-Qur’an mengambil contoh dari kosmologi, fisika, biologi, ilmu kedokteran
dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah untuk dipikirkan oleh manusia. Kaum muslim zaman
klasik memperoleh ilham dan semangat untuk mengadakan penyelidikan ilmiah di bawah sinar
petunjuk al-Qur’an, di samping dorongan lebih lanjut dari karya-karya Yunani dan sampai batas-
batas tertentu oleh terjemahan naskah-naskah Hindu dan Persia.
Dengan semangat ajaran al-Qur’an, para ilmuwan muslim tampil dengan sangat
mengesankan dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Pengaruh al-Qur’an ini tidak saja diakui
oleh kalangan ilmuwan muslim zaman dahulu, seperti al-Ghazali, (1983:45-48 ) dan al-Suyuthi, (
Dhahabi, 1961: 420) bahkan sarjana Baratpun mengakuinya, seperti R. Levy (1975:400) dan
George Sarton.
IPTEKS adalah hasil pemikiran rasional secara holistik dan komprehensif atas realitas
alam semesta (ayat kauniyah) dan atas wahyu dan sunnah (ayat qauliyah) yang merupakan satu
kesatuan ntegral melalui kegiatan penelitian dan pengembangan yang terus menerus diperbarui
bagi kemulyaan kemanusiaan dalam alam kehidupan yang lestari. Penguasaan IPTEKS adalah
langkah awal tumbuhnya kesadaran makrifat (iman/ tauhid), sehingga pemikiran rasional adalah
awal dari kesadaran spiritual makrifat ketuhanan. Pengabdian ibadah kepada Allah meliputi
ibadah yang terangkum dalam rukun Islam, penelitian dan pengembangan IPTEKS, penataan
lingkungan hidup yang lestari berkelanjutan dalam kehidupan bersama yang beradab,
berkeadilan, dan sejahtera, serta pembebasan setiap orang dari penderitaan akibat kebodohan dan
kemiskinan.
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam pandangan Islam serta mengkaji
tentang konsep IPTEKS dan peradaban Muslim; hubungan agama; ilmu dan budaya; serta
hukum sunnatullah atau kausalitas (sebab akibat).
BAB II
PEMBAHASAN
IPTEK Merupakan Singkatan Dari Dua Komponen Yaitu “Ilmu Pengetahuan” Dan “Teknologi”
Dan Ada Pula Yang Memasukkan Unsur Seni Di Dalamnya Sehingga Singkatannya Menjadi
Ipteks.
Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa definisi Iptek Ialah :
Teknologi adalah metode ilimiah untuk mencapai tujuan praktis. Keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yangg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera,
intuisi, firasat atau yang lainnya.•Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasi, disistemisasi, diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan
yang obyektif, general, dan verivikatif
Ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-
Qur’an, yang memang merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap
kali umat Islam ingin melaksanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan
tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji, semuanya punya waktu-waktu tertentu.
Salah satu jabatan termulia manusia selain sebagai hamba Allah („abdullah)
sebagaimana diamanatkan oleh Allah ialah pengutusan manusia sebagai khalifatullah.
Dalam al-Qur‟an surat Al-Baqarah [2]: 30 disebutkan:
Dari ayat di atas dapatlah dipahami bahwa khalifah berarti wakil, pengganti,
pengemban tugas dan kewajiban, tim sukses. Manusia sebagai khalifah Allah diberikan
amanah dalam dua hal penting. Pertama, tugas manusia untuk selalu memelihara bumi dari
pengerusakan secara sengaja dan kerusakan yang disebabkan oleh alam sehingga bumi
diwariskan kepada generasi penerus dalam keadaan tetap lestari. Kedua, kewajiban
manusia untuk selalu menciptakan perdamaian dengan penuh cinta kasih dan menghindari
pertumpahan darah. Hal ini sejalan dengan visi Risalah Islamiyyah untuk selalu menebar
rahmat kepada alam (wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil aalamiiin).
Kedua tugas dan kewajiban manusia di atas sejalan dan terkait erat dengan konsep
pemikiran IPTEKS dan Peradaban. Tugas manusia untuk menjaga, merawat, dan
memelihara bumi dari berbagai macam pengerusakan yang dilakukan oleh ulah manusia
yang tak bertanggungjawab dengan melakukan eksploitasi berlebihan dapat mengancam
keselamatan umat manusia, dan atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan
iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) adalah lapangan kegiatan terus-
menerus dikembangkan dalam peradaban Muslim. Hal ini dikarenakan penemuan-
penemuan IPTEKS seperti telekominikasi, transportasi, informasi dan lainnya telah
memudahkan kehidupan, memberikan kesengan dan kenikmatan, sehingga kebutuhan-
kebutuhan jasmani tidak sukar lagi pemenuhanannya.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu).” (Q.S. As-Syuura [42]: 30)
Tragedi tersebut di atas, menurut Daradjat (1979), disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhi cara pandang dan berpikir masyarakat modern, antara lain:
2.1.2. Syarat-syarat ilmu
Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dari pengetahuan. Suatu pengetahuan dapat
dikatagorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsur pokok, yaitu:
· Ontologi, yaitu suatu bidang study yang memiliki objek study yang jelas. Subjek studi tersebut
harus dapat diindentifikasikan, diberi batasan, diuraikan, dan sifat-sifatnya essensial. Objek studi
sebuah ilmu ada dua, yaitu objek material dan objek formal.
· Askiologi, yaitu suatu bidang studi yang memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Ia dapat
menunjukkan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-
konsep, dan kesimpulan-kesimpulan logis, sistematis dan koheren. Dalam teori dan konsep
tersebut tidak terdapat kerancuan dan kesemerawutan pikiran atau kopntradiksi antara yang satu
dengan yang lain.
· Epistimologi, yaitu uatu bidang studi yang memiliki metode kerja yang jelas. Ada dua metode
kerja suatu bidang studi, yaitu deduksi dan induksi.
Dalam pemikiran sekuler, sains memiliki tiga karakteristik, yaitu objektif, netral, dan bebas nilai.
Sedangkan dalam pemikiran islam, sains tidak boleh bebas dari nilai-nilai, baik nilai local
maupun nilai universal. Ia harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kebahagiaan manusia dan kelestariamn ekologis untuk tujuan rahmatan lil ‘alamin (Q.S al
Anbiya 107).
2.1.3. Sumber Ilmu Pengetahuan
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu, yaitu wahyu dan akal. Islam sendiri menegaskan
bahwa, ad-dinu huwa al-‘alq wa laa diina liman laa ‘ aqla lahu (agama adalah akal dan tidak ada
agama bagi yang tidak berakal)
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ilmu Ipteks Adalah Ilmu Pengeetahuan Dan Teknologi Yang Sudah Di Klasifikasikan, Sehingga
Menghasilkan Kebenaran Yang Objektif Sudah Di Uji Kebneranannya Dan Dapat Di Uji Ulang
Secara Ilmiah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Telnologi (Iptek) Di Satu Sisi Memang Berdampak Positif,
Yakni Dapat Memperbaiki Kualitas Hidup Manusia.
Ada Beberapa Kemungkinan Hubungan Anatara Agama Dan Iptek : System Religi Merupakan Salah
Satu Unsur Kebudayaan Universal Yang Mengandung Kepercayaan Dan Prilaku Yang Berkaitan
Dengan Kekuatan Serta Kekuasaan Supernatul
C. Hukum sunnatullah
Sunnatullah, di dunia moden yang sekular dipanggil law of nature bermacam-macam
persepsi dari kalangan manusia, muslim atau non muslim terhadap hukum yang berlaku kepada
alam dan isi kandunganya, ini menggambarkan begitu dangkal akal yang tidak mendapat
petunjuk Ilahy mengenal pencipta alam ini dan undang-undang yang berlaku didalamnya. Al-
Qur'an memberikan mesej yang jelas, bahawa hukum yang berlaku di alam ini diatur oleh Allah
s.w.t yang dipanggil sunnatullah dan ia bukan dari anggapan sebahagian manusia sebagai
hukum semula jadi yang tiada penghujungnya itu.
Hukum-hukum Allah pada makhluknya ada dua jenis yang bertulis dan tidak tertulis.
Hukum Allah yang tertulis itu yang diwahyukannya kepada para Nabi dan Rasul terhimpun
dalam kitab -kitab suci yang empat dan yang terakhir ialah Al Qur'an. Ciri-ciri khas hukum Allah
tertulis ini reaksi waktunya ( time response) lebih panjang, mungkin lebih panjang dari usia
manusia dan tidak dapat diketahui secara ekperimen menurut persayaratan ilmu. Umpamanya
orang yang beriman, beribadah dan yang bertaqwa dijanjikan kehidupan yang baik, sejahtera dan
kebahagiaan, disebaliknya orang yang zalim, munafiq, fasiq dan kufur (kafir) diancam dengan
hukuman kehinaan dan kebinasaan (azab dan seksa yang amat pedih). Hukum Tuhan pasti
berlaku terhadap kebaikan seseorang yang taat kepada Tuhan dan kehinaan keatas mereka yang
durhaka kepada Tuhan. Maka yang dimaksudkan reaksi waktunya lebih panjang dari umur
manusia kerana tidak dapat dibuktikan oleh pengamatan akal yang bersifat manusiawi dan
dengan ekperimen.
3.2. Saran
Dalam makalah ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan makalah ini terdapat begitu
banyak kekurangan.
Selain itu, penulis juga menyarankan setelah membaca makalah ini kita semua dapat
lebih memahami tentang hakikat IPTEKS dalam pandangan islam.