Kengerian Neraka
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
Sebuah seruan dari Dzat Yang Maha Agung kepada orang-orang yang beriman, berisi
perintah dan peringatan berikut kabar tentang bahaya besar yang mengancam. Seruan ini
ditujukan kepada insan beriman, karena hanya mereka yang mau mencurahkan
manfaat dari ucapan-Nya. Allah l perintahkan mereka agar menyiapkan tameng untuk diri
mereka sendiri dan untuk keluarga mereka guna menangkal bahaya yang ada di hadapan
mereka serta kebinasaan di jalan mereka. Bahaya yang mengerikan itu adalah api yang
sangat besar, tidak sama dengan api yang biasa kita kenal, yang dapat dinyalakan dengan
kayu bakar dan dipadamkan oleh air. Api neraka ini bahan bakarnya adalah tubuh-tubuh
manusia dan batu-batu. Ia berbeda sama sekali dengan api di dunia. Bila orang terbakar
dengan api dunia, ia pun meninggal berpisah dengan kehidupan dan tidak lagi merasakan
sakitnya pembakaran tersebut. Beda halnya bila seseorang dibakar dengan api neraka,
“Setiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya
“Mereka tidak dibinasakan dengan siksa yang dapat mengantarkan mereka kepada
kematian (mereka tidak mati dengan siksaan di neraka bahkan mereka terus hidup agar
terus merasakan siksa) dan tidak pula diringankan azabnya dari mereka.” (Fathir: 36) [Al-
dengan sub judul Fit Tahdzir minan Nar wa Asbab Dukhuliha, 2/164-165]
Orang yang masuk ke dalam api yang sangat besar ini tidak mungkin dapat lari untuk
meloloskan diri, karena yang menjaganya adalah para malaikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah l terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
hati mereka keras, kaku, tidak mengasihi jika dimohon kepada mereka agar menaruh
iba…
Kata ﯨmaksudnya keras tubuh mereka. Ada yang mengatakan, para malaikat itu kasar
ucapannya dan keras perbuatannya. Ada yang berpendapat, malaikat tersebut sangat kasar
dalam menyiksa penduduk neraka, keras terhadap mereka. Bila dalam bahasa Arab
dinyatakan: فُالَ ٌن َش ِد ْي ٌد َعلَى فُالَ ٍن, maksudnya Fulan menguasainya dengan kuat, menyiksanya
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ﯧadalah sangat besar tubuh
Ibnu Abbas c berkata, “Jarak antara dua pundak salah seorang dari malaikat tersebut
adalah sejauh perjalanan setahun. Kekuatan salah seorang dari mereka adalah bila ia
memukul dengan alat pukul niscaya dengan sekali pukulan tersebut tersungkur 70.000
ke-6 surah At-Tahrim di atas, “Jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka,
yang disebutkan dengan sifat-sifat yang mengerikan. Ayat ini menunjukkan perintah
menjaga diri dari api neraka tersebut dengan ber-iltizam (berpegang teguh) terhadap
perintah Allah l, menunaikan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan bertaubat dari
Sebagaimana ayat ini mengharuskan seseorang menjaga keluarga dan anak-anak dari api
neraka dengan cara memberikan pendidikan dan pengajaran kepada mereka, serta
memberitahu mereka tentang perintah Allah l. Seorang hamba tidak dapat selamat kecuali
bila ia menegakkan apa yang Allah l perintahkan terhadap dirinya dan orang-orang yang
di bawah penguasaannya, baik istri-istrinya, anak-anaknya, dan selain mereka dari orang-
Dalam ayat ini pula Allah l menyebutkan neraka dengan sifat-sifat yang mengerikan agar
berfirman:
“Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah (patung-patung) adalah
tersebut.”1
Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras. Yaitu akhlak mereka kasar dan
hardikan mereka keras. Mereka membuat kaget dengan suara mereka dan membuat ngeri
dengan penampilan mereka. Mereka melemahkan penghuni neraka dengan kekuatan
mereka dan menjalankan perintah Allah l terhadap penghuni neraka, di mana Allah l telah
memastikan azab atas penghuni neraka ini dan mengharuskan azab yang pedih untuk
mereka.
Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Di sini juga ada pujian untuk para
malaikat yang mulia dan terikatnya mereka kepada perintah Allah l serta ketaatan mereka
Rasulullah n sebagai uswah hasanah bagi orang-orang yang beriman telah memberikan
arahan dan peringatan kepada kerabat beliau dalam rangka menjaga mereka dari api
Rasulullah n mendatangi bukit Shafa dan menaikinya, lalu menyeru manusia untuk
“Wahai Bani Abdil Muththalib! Wahai Bani Fihr! Wahai Bani Lu’ai! Apa pendapat
kalian andai aku beritakan kepada kalian bahwa ada pasukan berkuda dari balik bukit ini
akan menyerang kalian. Adakah kalian akan membenarkan aku?” Mereka serempak
datangnya azab yang pedih.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Ibnu Abbas c)
Aisyah x memberitakan bahwa ketika turun ayat di atas, Rasulullah n bangkit seraya
berkata, “Wahai Fathimah putri Muhammad! Wahai Shafiyyah putri Abdul Muththalib!
Wahai Bani Abdil Muththalib! Aku tidak memiliki kuasa sedikit pun di hadapan Allah l
untuk menolong kalian kelak. (Adapun di kehidupan dunia ini) maka mintalah harta
Al-Imam Muslim t meriwayatkan dari hadits Aisyah x, istri Nabi n, bahwa bila hendak
Rasulullah n sendiri telah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam
Ahmad t:
ْ َّصل
ت ْ َو َر ِح َم هللاُ ا ْم َرَأةً قَا َم،َض َح فِي َوجْ ِههَا ْال َما َء
َ َت ِمنَ اللَّ ْي ِل ف ْ َ فَِإ ْن َأب،ت
َ تن َ َصلَّى َوَأ ْيقَظَ ا ْم َرَأتَهُ ف
ْ َّصل َ ََر ِح َم هللاُ َر ُجالً قَا َم ِمنَ اللَّ ْي ِل ف
shalat dan ia membangunkan istrinya lalu si istri mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan
untuk bangun, ia percikkan air di wajah istrinya. Semoga Allah merahmati seorang
wanita yang bangun di waktu malam lalu mengerjakan shalat dan ia membangunkan
suami lalu si suami mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan untuk bangun, ia
percikkan air di wajah suaminya.” (Sanad hadits ini shahih kata Asy-Syaikh Ahmad
Ummu Salamah x mengabarkan, suatu malam Rasulullah n terbangun dari tidur beliau.
Beliau pun membangunkan istri-istri beliau untuk mengerjakan shalat. Kata beliau:
“Bangunlah, wahai para pemilik kamar-kamar (istri-istri beliau yang sedang tidur di
Tidak luput pula putri dan menantu beliau juga mendapatkan perhatian beliau. Suatu
malam, Rasulullah n mendatangi rumah Ali dan Fathimah c. Beliau berkata, “Tidakkah
kalian berdua mengerjakan shalat malam?” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits ‘Ali
z)
neraka, ia juga bertanggung jawab menjaga istri, anak-anaknya, dan orang-orang yang
tinggal di rumahnya. Satu cara penjagaan diri dan keluarga dari api neraka adalah
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman
bersamanya, sedang cahaya mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka,
seraya mereka berdoa, ‘Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu’.” (At-Tahrim:
8)
Seorang suami sekaligus ayah ini bertaubat kepada Allah l dengan sebenar-benarnya,
taubat yang murni, kemudian ia membimbing keluarganya untuk bertaubat. Taubat yang
tidak mengulanginya, dan mengembalikan hak-hak orang lain yang ada pada kita. Taubat
yang seperti ini tentunya menggiring pelakunya untuk beramal shalih. Buah yang
dalam surga, dan diselamatkan dari kerendahan serta kehinaan yang biasa menimpa para
diri dari api neraka. Seorang kepala rumah tangga menerapkan perkara ini dalam
keluarganya, kepada istri dan anak-anaknya. Ia punya hak untuk memaksa mereka agar
taat kepada Allah l dan tidak berbuat maksiat, karena ia adalah pemimpin mereka yang
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa yang
Ia harus memaksa anaknya mengerjakan shalat bila telah sampai usianya, berdasar sabda
Rasulullah n:
اج ِع
ِ ضَ َوفَ ِّرقُوْ ا بَ ْينَهُ ْم فِي ْال َم، َواضْ ِربُوْ هُ ْم َعلَ ْيهَا َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َع ْش ٍر،صالَ ِة َوهُ ْم َأ ْبنَا ُء َسب ِْع ِسنِ ْي ٍن
َّ ُمرُوْ ا َأوْ الَ َد ُك ْم بِال
“Perintahkan anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat ketika mereka telah berusia
tujuh tahun dan pukullah mereka bila enggan melakukannya ketika telah berusia sepuluh
tahun serta pisahkanlah di antara mereka pada tempat tidurnya.” (HR. Abu Dawud dari
hadits Abdullah ibnu ‘Amr c, dikatakan oleh Al-Imam Al-Albani t dalam Shahih Abi
Seorang ayah bersama seorang ibu harus bekerja sama untuk menunaikan tanggung
jawab terhadap anak, baik di dalam maupun di luar rumah. Anak harus terus
mendapatkan pengawasan di mana saja mereka berada, dijauhkan dari teman duduk yang
jelek dan teman yang rusak. Anak diperintahkan untuk mengerjakan yang ma’ruf dan
Orangtua harus membersihkan rumah mereka dari sarana-sarana yang merusak berupa
video, film, musik, gambar bernyawa, buku-buku yang menyimpang, surat kabar, dan
Seluruh perkara yang telah disebutkan di atas dilakukan dalam rangka menjaga diri dan
keluarga dari api neraka. Karena, bagaimana seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari
api neraka bila ia meninggalkan shalat padahal shalat adalah tiang agama dan pembeda
Bagaimana seseorang dapat menyelamatkan dirinya dari api neraka bila ia selalu
Hendaknya ia tahu bahwa neraka itu dekat dengan seorang hamba, sebagaimana surga
“Surga lebih dekat kepada salah seorang dari kalian daripada tali sandalnya dan neraka
Maksud hadits di atas, siapa yang meninggal di atas ketaatan maka ia akan dimasukkan
ke dalam surga. Sebaliknya, siapa yang meninggal dalam keadaan bermaksiat maka ia
Bagaimana seorang ayah dapat menyelamatkan anak-anaknya dari api neraka bila ia
pembaringan mereka, tanpa membangunkan mereka agar mengerjakan shalat? Atau anak-
anak itu dibiarkan asyik dengan permainan mereka, tidak diingatkan untuk shalat?
Anak-anak yang seyogianya merupakan tanggung jawab kedua orangtua mereka,
dibiarkan berkeliaran di mal-mal, main game, membuat kegaduhan dengan suara mereka
hingga mengusik tetangga, kebut-kebutan di jalan raya dengan motor ataupun mobil.
Sementara sang ayah tiada berupaya meluruskan mereka. Malah ia penuhi segala tuntutan
duniawi si anak. Adapun untuk akhirat mereka, ia tak ambil peduli. Sungguh orangtua
yang seperti ini gambarannya tidaklah merealisasikan perintah Allah l dalam surah At-
Maka, marilah kita berbenah diri untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari api
neraka. Bersegeralah sebelum datang akhir hidup kita, sebelum datang jemputan dari
utusan Rabbul Izzah, sementara kita tak cukup ‘bekal’ untuk bertameng dari api neraka,
apatah lagi meninggalkan ‘bekal’ yang memadai untuk keluarga yang ditinggalkan.
Allahumma sallim!
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan