0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan5 halaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan meliputi sistem pusat syaraf, kemauan olahragawan, kapasitas aerobik dan anaerobik, kecepatan cadangan, intensitas, frekuensi dan durasi latihan, faktor keturunan, serta umur dan jenis kelamin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan meliputi sistem pusat syaraf, kemauan olahragawan, kapasitas aerobik dan anaerobik, kecepatan cadangan, intensitas, frekuensi dan durasi latihan, faktor keturunan, serta umur dan jenis kelamin.
Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan meliputi sistem pusat syaraf, kemauan olahragawan, kapasitas aerobik dan anaerobik, kecepatan cadangan, intensitas, frekuensi dan durasi latihan, faktor keturunan, serta umur dan jenis kelamin.
Komponen biomotor daya tahan dipengaruhi oleh kondisi dari kebugaran otot dan kebugaran energi. Keberhasilan dalam latihan daya tahan menurut Bompa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sistem pusat syaraf, kemauan olahragawan, kapasitas aerobik, kapasitas anaerobik, dan kecepatan cadangan. Sedangkan Bowers dan Fox menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi latihan daya tahan adalah intensitas, frekuensi, durasi latihan, faktor keturunan, usia dan jenis kelamin. a. Sistem Pusat Syaraf Selama latihan daya tahan sistem pusat syaraf akan mengadaptasi pengaruh beban latihan. Apabila proses latihan dilakukan dengan benar dan tepat, maka akan meningkatkan kemampuan kerja sistem pusat syaraf dengan organ dan sistem yang lain untuk mengatasi kelelahan. Oleh karena latihan daya tahan akan menimbulkan kelelahan hanya terjadi sampai pada tingkat sistem pusat syaraf, sehingga akan menurunkan kemampuan kerja. Setiap latihan daya tahan pusat syaraf selalu berusaha untuk mengatasi kelelahan dengan tujuan agar olahragawan tetap mampu melakukan kerja dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan demikian latihan daya tahan akan meningkatkan kemampuan pusat syaraf dalam menerima beban latihan. Untuk itu, meningkatnya daya tahan sistem pusat syaraf merupakan salah satu tujuan dari latihan. b. Kemauan (Motivasi) Olahragawan Tujuan latihan daya tahan adalah untuk meningkatkan toleransi kemampuan organ tubuh dalam melawan kelelahan yang menimbulkan tekanan (rasa sakit) secara psikologis. Pada umumnya bentuk latihan daya tahan sifatnya menjemukan dan monoton sehingga diperlukan kondisi psikologis yang prima agar olahragawan mampu melakukan latihan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan. Selain itu, latihan daya tahan pasti menimbulkan kelelahan dan dalam keadaan yang demikian olahragawan dituntut untuk tetap mampu melakukan kerja sesuai dengan intensitas yang ditentukan sampai batas waktu tertentu. Untuk itu, diperlukan kemauan (motivasi), semangat, dan daya juang yang tinggi agar tujuan latihan tercapai. Tanpa memiliki kemauan dan semangat juang yang tinggi, maka intensitas latihan tidak akan terpenuhi. c. Kapasitas Aerobik Daya tahan olahragawan di antaranya ditentukan oleh kapasitas aerobiknya dalam memenuhi kebutuhan energi yang diperlukan oleh tubuh selama kerja berlangsung. Kapasitas aerobik ditentukan oleh kemampuan organ dalam tubuh mengangkut oksigen untuk memenuhi seluruh jaringan. Untuk itu, peningkatan sistem sirkulasi dan pengangkutan oksigen merupakan salah satu tujuan dari latihan daya tahan. Oleh karena olahragawan yang memiliki kemampuan aerobik baik akan mampu merecovery dirinya dengan cepat, sehingga mampu melakukan latihan dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang lama. d. Kapasitas Anaerobik Setiap aktivitas olahraga yang memerlukan intensitas maksimal dalam waktu pendek selalu memerlukan sumber energi anaerobik. Pemenuhan kebutuhan energi akan berubah dari anaerobik menjadi aerobik, bila durasinya bertambah yang secara otomatis akan diikuti dengan penurunan intensitas. Tanpa memiliki kemampuan anaerobik yang baik, maka olahragawan tidak akan mampu bekerja dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang pendek atau kerja yang bersifat eksplosif. e. Kecepatan Cadangan Salah satu faktor yang mempengaruhi daya tahan, terutama daya tahan khusus, adalah kecepatan cadangan. Kecepatan cadangan sangat diperlukan pada aktivitas gerak yang bersifat siklus. Olahragawan yang memiliki kecepatan cadangan tinggi akan mampu berlari cepat pada jarak yang pendek, dan akan mampu lari menempuh jarak yang lebih jauh meskipun dengan kecepatan yang lebih pelan. Selain itu, dengan memiliki kecepatan cadangan yang besar akan mampu memelihara kecepatan lari dengan menggunakan tenaga yang lebih sedikit daripada yang memiliki kecepatan cadangan lebih rendah. f. Intensitas, Frekuensi, dan Durasi Latihan Intensitas, frekuensi, dan durasi latihan merupakan komponen penting pada daya tahan. Secara umum bila latihan daya tahan dengan intensitas dan frekuensi yang banyak, serta durasi latihan yang lama, maka akan terjadi peningkatan kebugaran jasmani pelakunya. Namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua peningkatan intensitas, frekuensi, dan durasi akan berdampak positif. Contoh: latihan untuk meningkatkan VO2 max menggunakan metode interval, penambahan frekuensi dan durasi latihan tidak berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan VO2 max. Dimana VO2 max hanyalah salah satu unsur untuk menilai tingkat kebugaran jasmani seseorang. Penelitian Bowers dan Fox menunjukkan bahwa latihan dengan frekuensi 2x/ minggu selama (durasi) 7 minggu lebih baik daripada latihan dengan frekuensi 4x / minggu selama 13 minggu. g. Faktor Keturunan Hampir semua kemampuan manusia, terutama yang berkaitan dengan kemampuan fisiologis sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hasil penelitian Bowers dan Fox menunjukkan bahwa beberapa unsur yang dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor keturunan di antaranya: kemampuan aerobik (VO2 max) sebesar 93%, sistem asam laktat sebesar 81%, dan denyut jantung maksimal sebesar 86%. Selanjutnya untuk jenis otot cepat maupun otot lambat sebagian besar ditentukan oleh faktor keturunan dan tidak dapat dipengaruhi oleh latihan secara fisik. h. Umur dan Jenis Kelamin Umur seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap proses latihan daya tahan. Beban latihan daya tahan untuk anak-anak akan berbeda dengan yang sudah dewasa, biasanya untuk orang dewasa lebih berat bebannya daripada anak-anak. Sedangkan jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap proses pembebanan latihan daya tahan. Pada kelompok umur yang sama pemberian beban yang sama akan diadaptasi yang sama pula oleh kedua kelompok tersebut.