Anda di halaman 1dari 5

1.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TAHAN


Komponen biomotor daya tahan dipengaruhi oleh kondisi
dari kebugaran otot dan kebugaran energi. Keberhasilan
dalam latihan daya tahan menurut Bompa sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sistem pusat
syaraf, kemauan olahragawan, kapasitas aerobik, kapasitas
anaerobik, dan kecepatan cadangan. Sedangkan Bowers
dan Fox menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
latihan daya tahan adalah intensitas, frekuensi, durasi
latihan, faktor keturunan, usia dan jenis kelamin.
a. Sistem Pusat Syaraf
Selama latihan daya tahan sistem pusat syaraf akan
mengadaptasi pengaruh beban latihan. Apabila proses
latihan dilakukan dengan benar dan tepat, maka akan
meningkatkan kemampuan kerja sistem pusat syaraf
dengan organ dan sistem yang lain untuk mengatasi
kelelahan. Oleh karena latihan daya tahan akan
menimbulkan kelelahan hanya terjadi sampai pada
tingkat sistem pusat syaraf, sehingga akan menurunkan
kemampuan kerja. Setiap latihan daya tahan pusat
syaraf selalu berusaha untuk mengatasi kelelahan
dengan tujuan agar olahragawan tetap mampu
melakukan kerja dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dengan demikian latihan daya tahan akan
meningkatkan kemampuan pusat syaraf dalam
menerima beban latihan. Untuk itu, meningkatnya
daya tahan sistem pusat syaraf merupakan salah satu
tujuan dari latihan.
b. Kemauan (Motivasi) Olahragawan
Tujuan latihan daya tahan adalah untuk meningkatkan
toleransi kemampuan organ tubuh dalam melawan
kelelahan yang menimbulkan tekanan (rasa sakit)
secara psikologis. Pada umumnya bentuk latihan
daya tahan sifatnya menjemukan dan monoton
sehingga diperlukan kondisi psikologis yang prima
agar olahragawan mampu melakukan latihan sesuai
dengan dosis yang telah ditetapkan. Selain itu, latihan
daya tahan pasti menimbulkan kelelahan dan dalam
keadaan yang demikian olahragawan dituntut untuk
tetap mampu melakukan kerja sesuai dengan intensitas
yang ditentukan sampai batas waktu tertentu. Untuk
itu, diperlukan kemauan (motivasi), semangat, dan
daya juang yang tinggi agar tujuan latihan tercapai.
Tanpa
memiliki kemauan dan semangat juang yang tinggi,
maka intensitas latihan tidak akan terpenuhi.
c. Kapasitas Aerobik
Daya tahan olahragawan di antaranya ditentukan oleh
kapasitas aerobiknya dalam memenuhi kebutuhan
energi yang diperlukan oleh tubuh selama kerja
berlangsung. Kapasitas aerobik ditentukan oleh
kemampuan organ dalam tubuh mengangkut oksigen
untuk memenuhi seluruh jaringan. Untuk itu,
peningkatan sistem sirkulasi dan pengangkutan oksigen
merupakan salah satu tujuan dari latihan daya tahan.
Oleh karena olahragawan yang memiliki kemampuan
aerobik baik akan mampu merecovery dirinya dengan
cepat, sehingga mampu melakukan latihan dengan
intensitas yang tinggi dalam waktu yang lama.
d. Kapasitas Anaerobik
Setiap aktivitas olahraga yang memerlukan intensitas
maksimal dalam waktu pendek selalu memerlukan
sumber energi anaerobik. Pemenuhan kebutuhan
energi akan berubah dari anaerobik menjadi aerobik,
bila durasinya bertambah yang secara otomatis akan
diikuti dengan penurunan intensitas. Tanpa memiliki
kemampuan anaerobik yang baik, maka olahragawan
tidak akan mampu bekerja dengan intensitas yang
tinggi dan durasi yang pendek atau kerja yang bersifat
eksplosif.
e. Kecepatan Cadangan
Salah satu faktor yang mempengaruhi daya tahan,
terutama daya tahan khusus, adalah kecepatan
cadangan. Kecepatan cadangan sangat diperlukan
pada aktivitas gerak yang bersifat siklus. Olahragawan
yang memiliki kecepatan cadangan tinggi akan mampu
berlari cepat pada jarak yang pendek, dan akan
mampu lari menempuh jarak yang lebih jauh meskipun
dengan kecepatan yang lebih pelan. Selain itu, dengan
memiliki kecepatan cadangan yang besar akan mampu
memelihara kecepatan lari dengan menggunakan
tenaga yang lebih sedikit daripada yang memiliki
kecepatan cadangan lebih rendah.
f. Intensitas, Frekuensi, dan Durasi Latihan
Intensitas, frekuensi, dan durasi latihan merupakan
komponen penting pada daya tahan. Secara umum
bila latihan daya tahan dengan intensitas dan frekuensi
yang banyak, serta durasi latihan yang lama, maka akan
terjadi peningkatan kebugaran jasmani pelakunya.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua
peningkatan intensitas, frekuensi, dan durasi akan
berdampak positif. Contoh: latihan untuk meningkatkan
VO2 max menggunakan metode interval, penambahan
frekuensi dan durasi latihan tidak berpengaruh
terhadap peningkatan kemampuan VO2 max. Dimana
VO2 max hanyalah salah satu unsur untuk menilai
tingkat kebugaran jasmani seseorang. Penelitian
Bowers dan Fox menunjukkan bahwa latihan dengan
frekuensi 2x/ minggu selama (durasi) 7 minggu lebih
baik daripada latihan dengan frekuensi 4x / minggu
selama 13 minggu.
g. Faktor Keturunan
Hampir semua kemampuan manusia, terutama
yang berkaitan dengan kemampuan fisiologis sangat
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hasil penelitian
Bowers dan Fox menunjukkan bahwa beberapa unsur
yang dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor keturunan
di antaranya: kemampuan aerobik (VO2 max) sebesar
93%, sistem asam laktat sebesar 81%, dan denyut
jantung
maksimal sebesar 86%. Selanjutnya untuk jenis otot cepat maupun otot lambat sebagian
besar ditentukan oleh faktor keturunan dan tidak dapat dipengaruhi oleh latihan secara
fisik.
h. Umur dan Jenis Kelamin
Umur seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap
proses latihan daya tahan. Beban latihan daya tahan untuk anak-anak akan berbeda
dengan yang sudah dewasa, biasanya untuk orang dewasa lebih berat bebannya
daripada anak-anak. Sedangkan jenis kelamin tidak memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap proses pembebanan latihan daya tahan. Pada kelompok umur yang sama
pemberian beban yang sama akan diadaptasi yang sama pula oleh kedua kelompok
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai