Makalah Manajemen Perubahan
Makalah Manajemen Perubahan
PERUBAHAN
Dosen Pengampu:
PROF. M MAS’UD SAID, PhD
Disusun Oleh:
Mohammad Aditya Ramadani (22001092085)
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya
ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................4
BAB 2.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1. Komponen Perubahan.................................................................................................5
2.1.1. Thomas la Bella....................................................................................................5
2.1.2. Becher and Kogan................................................................................................6
KESIMPULAN.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
Tokoh penting yang harus disebut dalam diskusi ini ialah Herakleitos. Arkhè bagi
Herakleitos ialah api. Api yang dimaksud tidaklah sepadan dengan air atau udara
sebagaimana dikatakan oleh para filsuf terdahulu. Api bagi Herakleitos lebih
merupakan lambang perubahan. Herakleitos sendiri mengatakan "ada satu
pertukaran: semua benda ditukar dengan api dan api ditukar dengan semua benda,
seperti barang dengan emas dan emas dengan barang (Bertens, 1979: 45). Ia
berpendirian bahwa realitas itu senantiasa berubah, tiada yang tinggal tetap,
bagaikan arus sungai yang mengalir. Salah satu ucapan Herakleitos yang amat
terkenal: "Engkau tidak bisa turun dua kali ke dalam sungai yang sama".
Maksudnya, ketika orang turun ke sungai untuk kedua kalinya, air yang
dijumpainya bukanlah air yang dijumpainya pada saat turun yang pertama - air itu
telah berganti. Menurut tuturan tradisi, ajaran Herakleitos itu terkenal dengan
ungkapan: panta rhei kai uden menei. Istilah Panta Rhei Kai Uden Menei
sebenarnya berasal dari Diogenes Laertions yang mencoba meringkaskan ajran
Herakleitos dengan mengatakan bahwa segalanya mengalir bagaikan air sungai.
Simbolisme air sungai ini sebenarnya hanya ingin mempertegas pendirian
Herakleitos tentang perubahan, di mana segala sesuatu berada dalam arus
perubahan yang terus menerus dan tidak ada yang tinggal tetap. Semuanya ada
dalam proses menjadi, seperti terdapat dalam salah satu fragmennya yang
mengatakan: “Engkau tidak bisa turun dua kali ke dalam sungai yang sama.”
Maksudnya ialah, sungai selalu mengalir (berada dalam perubahan yang terus-
menerus), sehingga orang yang turun ke dalam sungai yang sama akan dialiri oleh
air yang berbeda pada saat/waktu yang berbeda. Dengan demikian tidak ada
sesuatu yang tinggal mantap untuk membasahi kaki orang yang turun ke dalam
sungai yang sama. Dari sana, bisa juga dipetik penegasan lain tentang perubahan
di mana sungai dan manusia memperlihatkan fakta yang menakjubkan berhadapan
dengan arus perubahan. Seperti contoh sungai, yang meskipun ditimpa perubahan
yang terus-menerus, namun identitasnya tetap sama. Walaupun air sungai X terus-
menerus berubah karena mengalir, namun sungai X tidak berubah menjadi sungai
Y.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Perubahan organik
Perubahan organik merupakan lawan dari perubahan radikal. Dalam
perubahan organik pertumbuhan dan tindakan perubahan dilakukan secara
perlahan dan melalui proses panjang. Perubahan organik dapat
meminimalisir resiko kehancuran organisasi. Proses yang panjang dan
alamiah tidak akan membuat gegar budaya dalam organisasi. Dengan
melakukan perubahan organik, anggota organisasi menjadi lebih nyaman.
Salah satu kerugian dari perubahan organik adalah perubahan dilakukan
dalam waktu yang lama. Lamanya durasi perubahan ini membuat anggota
dan agen perubahan merasa bosan dan jenuh dalam melakukan perubahan
bahkan bisa menjadi tidak tertarik lagi dalam melakukan perubahan.
Karena lambatnya perubahan dilakukan organisasi, membuat para pesaing
sudah jauh meninggalkan organisasi. Perubahan organik lebih cocok
dilakukan di sebuah institusi penidikan. Misalnya dalam melakukan
perubahan di sebuah pesantren yang sangat memegang erat tradisi
membutuhkan proses panjang, dan harus dilakukan melalui proses dan
internalisasi dengan pendekatan kultural.
KESIMPULAN
Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau
permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses
menjadi. Ajaran Herakleitos tentang perubahan yakni Herakleitos menempatkan
ajarannya tersebut atas landasan tesis dasar bahwa Hakekat realitas adalah perubahan.
Perubahan itu sungguh riil dan tanpa perubahan realitas tidak dapat dijelaskan. Dan
perubahan ada karena adanya perbedaan atau oposisi. Hal penting yang harus
dieksplisitkan ialah Herakleitos berpendirian bahwa realitas itu senantiasa berubah,
tiada sesuatu yang tetap. "Yang-ada" itu berubah, atau lebih baik disebut " yang-ada"
itu perubahan itu sendiri, "yang-tetap" ialah perubahan itu sendiri.
Berdasarkan tiga komponen perubahan yang diajukan oleh Thomas La Bella dapat
disimpulkan bahwa organisasi harus menyiapkan minimal tiga komponen: Teknologi,
Institusi Sosial, dan Ideologi. Ketika sudah memenuhi tiga komponen tersebut maka
proses perubahan akan menjadi lebih mudah.
Becher dan Kogan membagi perubahan dalam proses dan struktur di pendidikan
tinggi dalam dua model yaitu Radical change dan Organic growth. Radical change
ditandai dengan perubahan mendasar, cepat, resiko besar, dan komponen luas.
Sedangkan, Organic growth ditandai dengan bersifat pertumbuhan organic, perlahan,
dan sesuai dengan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Fridiyanto. (Fridiyanto). CHANGE! WHY?