Anda di halaman 1dari 63

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE TENTANG

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA MASA


MENOPAUSE DI DUSUN KEPUH RT 02/01,
POLOKARTO, SUKOHARJO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir


Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh:
PUTRI RAMDANI
NIM : B12 148

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE TENTANG


PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA MASA
MENOPAUSE DI DUSUN KEPUH RT 02/01,
POLOKARTO, SUKOHARJO

Diajukan Oleh :

Putri Ramdani
NIM. B12 148

Telah diperiksa dan disetujui


Pada Tanggal: Juni 2015

Pembimbing

Ika Budi Wijayanti, SST, M.Sc


NIK. 200680024

ii
HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE TENTANG


PERUBAHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA MASA
MENOPAUSE DI DUSUN KEPUH RT 02/01,
POLOKARTO, SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh:

Putri Ramdani
NIM. B12 148

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal: Juli 2015


PENGUJI I PENGUJI II

Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes Ika Budi Wijayanti, SST, M.Sc


NIK. 200685025 NIK.200680024

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan


untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, SST


NIK. 20985034

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Menopause Tentang
Perubahan Fisiologi Dan Psikologi Pada Masa Menopause Di Dusun Kepuh RT
02/01,Polokarto, Sukoharjo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Harso Slamet , selaku ketua RT 01/04 Suruan, Polokarto,Sukoharjo.
5. Bapak Santoso, selaku ketua RT 02/01 Kepuh, Polokarto,Sukoharjo.
6. Dosen dan staf karyawan STIKES Kusuma Husada yang telah mendukung
terselesainya Proposal Karya Tulis Ilmiah.
7. Bapak dan Almh.Mama yang telah memberikan bantuan baik material
maupun spiritual guna kesuksesan penulis.
8. Kakak-kakak, dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
9. Segenap responden Dusun Kepuh yang bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.

iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

v
Prodi D111 Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah
Putri Ramdani
B12 148

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENOPAUSE TENTANG PERUBAHAN


FISIOLOGI DAN PSIKOLOGI PADA MASA MENOPAUSE DI
DUSUN KEPUH RT 02/01, POLOKARTO, SUKOHARJO

xiii + 49 halaman + 14 Lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Menopause adalah peristiwa kehidupan yang normal, bukan suatu
penyakit. Banyak wanita merasa khawatir menghadapi menopause karena para
wanita beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut akan mengalami hidup yang
kurang sehat, kurang bugar dan tidak cantik lagi. Padahal menopause merupakan
suatu kehidupan yang harus dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa di hindari.
Tujuan : Mengetahui pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologi dan psikologi
pada masa menopause dalam tingkat baik, cukup, kurang.
Metode Penelitian : Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif
kuantitatif , lokasi penelitian dilakukan di Dusun Kepuh RT 02/01, Polokarto,
Sukoharjo. Waktu penelitian Oktober 2014 – Maret 2015. Jumlah populasi sebanyak
37 orang,. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, dan tehnik penggunaan
sampel menggunakan sampling jenuh, dan analisa data menggunakan SPSS 16 For
Windows.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu menopause tentang perubahan fisiologi
dan psikologi pada masa menopause pada kategori baik sebanyak 8 responden ( 21,6
%), pada kategori cukup sebanyak 24 responden ( 64,9%), dan pada kategori kurang
5 responden (13,5 %).
Kesimpulan : Dari penelitian yang dilakukan, pengetahuan ibu – ibu usia 40- 50
tahun di Dusun kepuh RT 02/01 pada kriteria cukup, kemungkinan dikarenakan
faktor pendidikan,. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi juga tingkat
pengetahuan dan wawasan seseorang. Sebaliknya jika pendidikan seseorang rendah
akan lebih sulit menerima informasi, serta wawasanya juga tidak begitu luas.

Kata Kunci : Perubahan fisiologi dan psikolgi masa menopause


Kepustakaan : 22 literatur ( 2007 s/d 2014)

vi
MOTTO

v Majulah tanpa menyingkirkan, naiklah tinggi tanpa menjatuhkan, dan


berbahagialah tanpa menyakiti ( Penulis ).
v Semua yang ada akan hilang, yang datang akan pergi, begitulah hidup,
terimalah (Penulis).
v Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun mengalahkanmu, belajarlah
merendah sampai tak seorang pun yang bisa merendahkanmu ( Gobind
Vasdev ).
v Hiduplah seperti kamu akan mati esok, dan berbahagialah seperti kamu akan
hidup selama-lamanya ( BJ.Habibie ).
v Mengeluh tidak mengubah apapun, bersedih tak ada gunanya, tegapkan
tubuhmu, kuatkan hatimu, bertindaklah. ( Mario Teguh ).

PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini bisa terselesaikan.
2. Bapak tersayang yang telah menjadi menjadi sosok ayah sekaligus ibu
untuk penulis,dan senantiasa menyemangati serta mendukung penulis.
3. Almh.mama tercinta yang selama hidupnya menyayangi merawat dan
membimbing penulis sehingga penulis menjadi sekarang ini.
4. Kakak- kakakku tersayang mas darry, mbak tya, mbak yeni, ma py
yang selalu membantu,menyemangati,dan menghibur penulis.
5. Teman- teman tersayang any, kadek, wulan, helda,kiki, tamitha, ntin,
mb yul, rina, kos the bandy’s dan teman- teman lainya.
6. Ibu- ibu Dosen Stikes Kusuma Husada yang selama ini membimbing
kami sehingga kami menjadi sekarang ini
7. Teman- teman seperjuangan terutama kelas 3C STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
8. Adik- adik tingkat STIKES Kusuma Husada Surakarta
9. Almamater tercinta
10. Temen-temen fotocopy stone mas wawan, mas burhan, mas kukuh, mas
dimas, mas tyas, mbak indra yang telah membantu proses Karya Tulis
Ilmiah ini.

vii
CURICULUM VITAE

Nama : Putri Ramdani


Tempat/ Tgl Lahir : Seteluk, 22 Februari 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Blok D No 02 Tbk Sari, Poto Tano, Sumbawa Barat,
NTB

PENDIDIKAN

1. SD Negeri Tambak Sari LULUS TAHUN 2006


2. SMP Negeri 1 Poto Tano, Sumbawa Barat LULUS TAHUN 2009
3. SMA Muh 1 Karanganyar LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D 111 Kebidanan Stikes Kusuma Husada Angkatan TAHUN 2012/2013

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 7
B. Kerangka Teori....................................................................... 28
C. Kerangka Konsep ................................................................... 29
BAB III METODOLOGI
A. Jenis dan rancangan penelitian ................................................. 30
B. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................... 30
C. Populasi Sampel Dan Tehnik Pengambilan Sampel ................ 31
D. Variabel Penelitian ................................................................... 32
E. Definisi Operasional ................................................................. 33
F. Instrument Penelitian ................................................................ 33
G. Tehnik Pengumpulan Data ....................................................... 37

ix
H. Metode Pengolahan Dan Analisa Data ..................................... 38
I. Etika Penelitian ......................................................................... 39
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 40
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ...................................................................... 41
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 42
C. Pembahasan ............................................................................... 44
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 48
B. Saran .......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 28


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 29

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 33


Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner.......................................................................... 34
Tabel 3.3 Mean dan Standar Deviasi ............................................................... 42
Tabel 3.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Menopause ............................................. 43

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Balasan Pengambilan Data Awal dari RT
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas dari RT
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penelitian dari RT
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 10. Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11. Kuisioner
Lampiran 12. Kunci Jawaban Kuisioner
Lampiran 13. Hasil Penelitian
Lampiran 14. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tuhan menciptakan wanita sebagai mahluk yang terlahir dengan

keindahan dan kelembutan. Setiap wanita akan menjaga keindahan yang

telah dikaruniakan Tuhan dan akan merasa cemas jika tidak bisa tampil

indah lagi. Dalam perjalanan hidupnya wanita banyak mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan, sampai suatu saat pertumbuhan dan

perkembangan akan terhenti pada suatu tahapan sehingga banyak

perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh wanita. Perubahan ini akan

terjadi seiring peningkatan usia sampai akhirnya wanita akan mencapai

titik yang dinamakan menopause dan di titik ini, kecemasan akan mulai

muncul karena merasa dirinya tidak indah lagi (Mulyani, 2013).

Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai

tingkatan umurnya, semakin meningkat umurnya maka pertumbuhan dan

perkembangan akan berhenti pada suatu tahap yang menyebabkan berbagai

perubahan fungsi tubuh. Perubahan fungsi tersebut biasanya terjadi saat

proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun

psikologis. Perubahan yang tejadi tersebut paling banyak terjadi pada wanita

karena pada proses menua terjadi satu fase yaitu fase menopause. Menopause

merupakan fase dimana wanita tidak mengalami menstruasi lagi. Seringkali

wanita merasa cemas karena menopause identik dengan ketuaan

(Proverawati, 2010).

1
2

Menopause adalah peristiwa kehidupan yang normal,bukan suatu

penyakit. Massachusetts Women Healt Study yang dilakukan antara tahun

1981-1986 menunjukan bahwa menopause bukan pengalaman negative

bagi sebagian besar wanita. Usia paruh baya adalah perubahan usia.

Hanya pengaruh multipel biologi, psikologi, social, cultural yang dapat

menjelaskan berbagai keluhan perilaku yang terjadi, Kenormalan proses

tidak dapat dipaksakan. Perubahan fungsi menstruasi bukan symbol

perubahan yang tidak menyenangkan Pemahaman penyebab fisiologi

terhadap perubahan ini akan banyak membantu untuk menguatkan sikap

normal dan sehat terhadap menopause (Varney, 2007).

Banyak wanita merasa khawatir menghadapi menopause karena para

wanita beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut akan mengalami hidup

yang kurang sehat, kurang bugar dan tidak cantik lagi. Padahal menopause

merupakan suatu kehidupan yang harus dialami dan tidak dapat dihindari oleh

setiap wanita. Menjadi tua merupakan hal yang ditakuti oleh para wanita,

tetapi hal ini tidak berarti wanita kehilangan identitas kewanitaanya.

Walaupun demikian, tidaklah dapat dipungkiri adanya aneka perubahan fisik

emosi yang menyebabkan masa menopause merupakan masa yang

membutuhkan penyusuaian diri dan pengertian dari berbagai pihak.

(Northrup, 2006).

(Varney, 2007) menyebutkan bahwa beberapa gejala psikologis yang

menonjol ketika menopause, adalah mudah tersinggung, sukar tidur, merasa

tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas, dan depresi.
3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan

November 2014, diperoleh data bahwa jumlah wanita yang berusia 40-50 tahun

sebanyak 37 orang, dari 4 orang wanita yang berumur 40 - 50 tahun di RT

02/01 Dusun Kepuh, Polokarto, Sukoharjo, wanita mempunyai pendapat

berbeda-beda mengenai menopause dan perubahan fisiologi dan psikologi pada

masa menopause tersebut. Ada yang berpendapat menopause adalah masa

yang membahagiakan, ada juga yang beranggapan menopause adalah masa

yang menakutkan, bahkan ada yang sama sekali belum mengetahui apa itu

masa menopause dan bagaimana perubahan fisiologi dan psikologi pada masa

menopause tersebut. Dan sekarang ini lebih banyak hanya remaja yang

menjadi pusat perhatian tenaga kesehatan. Dalam hal ini, peneliti ingin

wanita menopause juga diperhatikan dan diberikan pelayanan kesehatan

yang optimal. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk

mempelajari “Tingkat Pengetahuan ibu-ibu menopause tentang perubahan

fisiologi dan psikologi masa menopause di Dusun Kepuh RT 02/01, Polokarto,

Sukoharjo”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu

menopause tentang perubahan fisiologi dan psikologi pada masa menopause

di Dusun Kepuh RT 02/01, Polokarto, Sukoharjo?”


4

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu menopause tentang perubahan

fisiologi dan psikologi pada masa menopause di Dusun Kepuh RT

02/01, Polokarto, Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause dalam tingkat baik.

b. Mengetahui pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause dalam tingkat cukup.

c. Mengetahui pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause dalam tingkat kurang.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang maternitas.

2. Bagi diri sendiri

Mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pendidikan.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Desa

Menambah wawasan bagi warga desa mengenai pengetahuan ibu

tentang menopause.
5

b. Bagi STIKES Kusuma Husada Surakarta

Memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian dan

pengembangan ilmu pada mata kuliah kebidanan tentang

menopause.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yaitu:

1. Marthaningrum (2007), STIKes Kusuma Husada Surakarta, dalam

penelitiannya yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause

pada Wanita Usia Menopause di Kalidoro, Pati”. Metode penelitian

yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional.

Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia menopause, teknik

pengambilan sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling, dan

instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh yaitu

tingkat pengetahuan responden tentang menopause yaitu sebanyak 29

responden (80,85%) dikategorikan baik, 9 reponden (19,15%)

dikategorikan cukup baik, dan 0% dikategorikan kurang.

2. Nur fitriana Sari (2012), STIKes Kusuma Husada Surakarta, dalam

penelitiannya yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan ibu -ibu usia 45 -

50 Tahun Tentang Menopause Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh,

Kabupaten Sragen”. Metode penelitian yang digunakan deskriptif

kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia 40-50

tahun, teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah


6

sampling jenuh, dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh tingkat pengetahuan ibu-ibu

usia 45-50 tahun tentang menopause pada kategori baik 3 Responden

(7,14 %), dan kategori cukup 33 responden (78,57%),dan kategori

kurang 6 responden (14,29%).

3. Anisa Rizki Alfianti (2010), STIKes Ngundi Waluyo Ungaran dalam

penelitiannya yang berjudul ‘’ Gambaran pengetahuan ibu usia 45-55

tahun Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di

Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang’’. Metode penelitian yang

digunakan deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu usia

45-55 tahun. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini

adalah sampling jenuh, dan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuesioner. Hasil yang diperoleh adalah responden

yang mempunyai pengetahuan baik tentang menopause yaitu 74

responden (82,2%), reaponden yang mempunyai pengetahuan cukup

yaitu 7 responden dan yang mempunyai pengetahuan kurang 9

responden ( 10%).

Persamaan penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian

dahulu adalah menggunakan istrumen penelitian yang sama yaitu

menggunakan kuisioner. Sedangan perbedaanya adalah jenis penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, jumlah sample dan tehnik pengambilan sample

yang digunakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil ’tahu’ dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi melalui panca indra

manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba

dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (wawan,dewi,2010).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkatan yang berbeda-

7
8

beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan

antara lain:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,dan

dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan, contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya. terhadap objek yang

dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus

makan makanan yang bergizi.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya


9

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan – perhitungan

hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (problem solving cuycle) dalam pemecahan

masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan utuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan atau

membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,

dan sebagainya.

5) Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada.

Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyusuaikan,dan sebagainya.

6) Evaluasi ( evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang


10

ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak-anak yang

cukup gizi dengan anak-anak yang kurang gizi.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut

(Mubarak dkk, 2007) antara lain :

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat

memahami. Tidak dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,dan

pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah,akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun tidak langsung.

c. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik


11

secara garis besar ada empat kategori perubahan pertama,

perubahan ukuran, kedua perubahan proporsi , ketiga, hilangnya

ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi

akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat, sebagai suatu kecendrungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuat. Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang, dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecendrungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan

berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap

obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan

timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam

emosi kejiwaanya,dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan sikap kita.

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga


12

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitar

mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan,

karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukkan

sikap pribadi atau sikap seseorang.

g. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut (Notoatmodjo, 2012)

ada beberapa macam yaitu :

1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukanya metode ilmiah

atau metode penemuan secara sistematik dan logis adalah cara

non ilmiah,tanpa melalui penelitian.

2) Cara coba salah (Trial and Eror)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan

oleh manusia dlam mempeoleh pengetahuan adalah melalui

cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal

“Trial dan Eror’’.


13

3) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

sengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah

penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926.

4) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaaan-kebiasaan yang diwarisi dari generasi ke generasi

berikutnya. Misalnya mengapa harus ada upacara selapanan dan

turun tanah pada bayi, mengapa harus minum jamu diwaktu

hamil.

5) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

6) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini

berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau

menuruti nasihat orang tuanya.


14

7) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berfikir.

8) Melalui jalan fikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia ,cara

berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh

penetahuannya.

9) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum.

10) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan cara berfikir deduksi ini ke dalam suatu cara

yang disebut “silogisme”.

e. Cara pengukuran tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), menentukan kemampuan dalam

menjawab kuisioner dan nilainya berdasarkan rangking secara

objektif ketentuannya menggunakan aturan normatif


15

yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku

(standard deviation) adalah :

1) Baik,bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup,bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3) Kurang,bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

2. Menopause

a. Pengertian

Menopause adalah berhentinya mens secara permanent, men

diambil dari kata yunani yang berarti siklus menstruasi dan pause

adalah kata latin yang memiliki arti berhentinya proses. Menopause

secara lebih luas sebagai suatu periode diwaktu wanita menemukan

dirinya dalam perubahan (Varney, Kriebs, 2007).

Menopause merupakan akhir proses biologis dari menstruasi,

yang dikarenakan terjadinya perubahan hormone yaitu penurunan

produksi hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium

(Mulyani, 2013).

b. Tahap-tahap menopause

Menurut Mulyani (2013), menopause dibagi dalam beberapa

tahapan yaitu sebagao berikut :

1) Pra menopause

Fase ini terjadi pada usia 40 tahun dimulainya fase

klimakterium. Gejala yang timbul pada masa premenopause.


16

2) Perimenopause

Yaitu fase peralihan antara masa pra menopause dan pasca

menopause.

3) Menopause

Yaitu fase domana berhantinya menstruasi atau haid terakhir

akibat adanya perubahan kadar hormon dalam tubuh yaitu

hormon yaitu menurunya funngsi ekstrogen dalam tubuh.

4) Post menopause

Yaitu kondisi dimana seorang wanita telah mencapai masa

menopause. Pada masa post menopause seorang wanita akan

mudah sekali mengidap penyakit jantung dan pengeroposan

tulang (osteoporosis).

c. Jenis-Jenis menopause

Menurut Mulyani (2013), menopause dibagi dalam beberapa

jenis yaitu sebagai berikut :

1) Menopause premature

Masa Menopause premature adalah menopause yang

terjadi dibawah usia 40 tahun. Menopause premature ditandai

dengan apabila terjadi penghentian masa menstruasi sebelumnya

tepat pada waktunya disertai dengan tanda hot flushes serta

peningkatan kadar hormone gonadotropin. Jika tidak mengalami

tanda-tanda seperti yang disebutkan, perlu ada tindak lanjut

kembali penyebab lain terganggu ovarium. Adapun faktor-faktor


17

yang menyebabkan menopause premature adalah herediter,

gangguan gizi yang cukup berat, penyakit menahun dan

penyakit yang merusak jaringan kedua ovarium. Namun

menopause premature tidak memerlukan terapi, kecuali

pemberian keterangan atau informasi terkait kepada seseorang

wanita yang bersangkutan.

2) Menopause normal

Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia

diakhir 40 tahun atau diawal 50 tahun.

3) Menopause terlambat

Menopause terlambat terjadi pada usia 52 tahun.Namun

apabila ada seorang wanita yang masih memiliki siklus

menstruasi atau masih mengalami menstruasi di usia 52 tahun,

ada beberapa faktor yang mendorong mengapa hal tersebut

terjadi diantaranya faktor tersebut adalah konstitusional,

fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan

estrogen.

d. Hormon yang berperan dalam Menopause menurut (Mulyani, 2013)

Hormon merupakan pembawa pesan kimia yang dilepaskan

dalam sistem peredaran darah yang akan mempengaruhi organ yang

ada di seluruh tubuh.

Hipotalamus akan mengontrol menstruasi dengan

mensekresikan hormon gonadotropin ke kelenjar pituitari. Selama


18

masa reproduksi kelenjar pituitari akan merespon dengan

memproduksi dua hormone,yaitu follicle-stimulating hormone

(FSH) dan Luteningsing hormone (LH). Hormon ini akan

menentukan jumlah hormone estrogen dan progesterone yang

dihasilkan oleh ovarium.

Follicle-Stimulating Hormone (FSH) akan merangsang

produksi ovum atau sel telur dan Luteningsing hormone (LH) akan

merangsang untuk terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur .

Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan

semakin jarang terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi

menjadi tidak teratur dan tidak menentu sampai pada akhirnya sama

sekali berhenti. Sehingga untuk mengimbanginya maka tubuh akan

lebih banyak untuk mensekresikan Follicle-Stimulating Hormone

(FSH) dan Luteningsing Hormone (LH) agar mampu merangsang

ovum atau sel telur .

Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat

dalam mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga menyebabkan

banyak wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone

estrogen menurun. Penurunan hormone progesteron selama masa

menopause akan menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi,

mudah tersinggung atau marah, libido, menjadi rendah, dan

bertambahnya berat badan.


19

e. Perubahan Fisik pada masa menopause

Perubahan fisik pada masa menopause menurut (Mulyani, 2013 )

yaitu:

1) Berat badan meningkat

Berat badan meningkat dikarenakan gangguan pertukaran zat

metabolik lemak dan turunya kadar hormon estrogen dalam

darah.

2) Perut kembung

Kondisi ini disebabkan oleh retensi gas dan cairan,perut

kembung juga dapat disebabkan oleh terapi hormon pengganti

atau yang biasa disebut terapi sulih hormon.

3) Mudah lelah

Kondisi ini disebabkan oleh berat badan yang berlebih atau

karena menopause itu sendiri. Lemas, pegal-pegal pada otot

sendi, dan kelelahan yang terjadi setelah makan merupakan

kondisi yang terkait juga dengan fluktasi hormone.

4) Insomnia dan gangguan tidur

Gejala menopause juga dapat menyebabkan stress pada tubuh,

sehingga dapat menyebabkan insomnia maupun gangguan tidur.

5) Kerontokan rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena pengaruh

usia dan strees tapi dialami juga oleh perempuan pada masa

menopause.
20

6) Pusing

Kondisi ini bisa terjadi karena tekanan darah rendah, fluktuasi,

kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan

gejala menopause.

7) Denyut jantung tidak teratur

Jantung berdebar atau yang berdetak cepat disebabkan oleh

penurunan hormon yang mempengaruhi sistem kardiovaskuler.

Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause.

8) Inkontinesia urin

Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama

menopause. Masalah ini bervariasi dari banyak urin yang keluar

ataupun sedikit urin yang keluar ketika tertawa atau bersin.

Kadar hormon estrogen rendah menyebabkan penipisan jaringan

kandungan kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan

control dari kandung kemih atau mudahnya terjadi kebocoran air

seni akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih.

9) Perubahan kulit

Kulit cepat menunjukkan umur seseorang daripada bagian yang

lainnya. Perubahan kulit saat menopause dipengaruhi oleh

hormon estrogen yang berperan dalam menjaga elastisitas kulit.

10) Alergi

Pada kondisi menopause tingkat sensitivitas beberapa wanita

pada alergen biasanya meningkat sampai pasca menopause.


21

Biasaya ditandai kulit yang gatal , merah-merah, ataupun

berwarna biru.

11) Osteoporosis

Kondisi ini merupakan salah satu dampak yang paling merusak

dari menopause. Tulang yang lemah atau rapuh lebih beresiko

untuk mengalami patah tulang kecil (small bonefractures). Pada

tubuh manusia terjadi keseimbangan antara pembentukan dan

perusakan tulang. Tulang dibentuk secara optimal pada usia 25

tahun dan semakin terjaga dengan baik karena adanya olahraga.

f. Perubahan psikologis pada masa menopause menurut

(Mulyani, 2013)

1) Perubahan mood

Terkadang seseorang merasa senang namun beberapa menit

kemudian bisa saja merasa sedih, kecewa, marah tanpa sebab.

Perubahan mood ini atau yang disebut mood swing biasa terjadi

pada wanita yang akan mengalami menopause.

2) Munculnya kecemasan

Kondisi ini dpat terjadi pada wanita menopause. Kecemasan

merupakan proses alamiah terhadap suatu hal yang akan atau

sudah dihadapi. Khawatir, detak jantung yang cepat,

berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan ketakutan yang

tidak beralasan merupakan tanda-tanda bahwa seorang wanita

sedang mengalami kecemaan.


22

3) Kehilangan kesenangan

Ada sebagian wanita yang kehilangan kesenanganya ketika

melakukan kegiatan yang disukainya atau bisa menjadi lebih

frustasi di tempat kerja. Kondisi ini seringkali memulai siklus

kemarahan dan depresi.

4) Depresi

Kondisi doamana timbulnya perasaaan putus asa secara konstan

maupun perasaaan tidak bahagia. Depresi lebih mungkin

timbul pada wanita yang sebelumnya memiliki riwayat depresi

dan kemungkinan bisa sewaktu-waktu kambuh, biasanya terkait

dengan tekanan kehidupan. Hal ini disebabkan karena

penurunan kadar hormon estrogen menyebabkan turunya

neurotransmiter di dalam otak sehingga mempengaruhi suasana

hati seseorang.

5) Gangguan panik

Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan

ketakutan yang intens, berkeringat, menangis, detak jantung

yang semakin cepat, serta perasaan sedih yang mendalam.

6) Sulit berkonsentrasi

Kesukitan berkonsentrasi, ketidakmampuan menyelesaikan

pekerjaan, tidak bisa berfikir dengan baik, serta pelupa.Kondisi

ini merupakan tanda lain dari rendahnya jumlah kadar estrogen

dalam tubuh sehingga mempengaruhi neurotransmiter di otak.


23

7) Gangguan atau penyimpangan memory

Adapun gangguan atau penyimpangan memori sehingga

menjadi pelupa terjadi karena ketidakseimbangan hormone

dalam tubuh dapat terjadi baik jangka pendek (short memory)

maupun jangka panjang (long memory).

g. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap menopause menurut

(proverawati,2010)

1) Faktor Psikis

Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan

dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah

berkurangnya tenaga dan gairah, berkurangnya konsentrasi

akademik, timbulnya perubahan emosi, dan lain-lain.

2) Sosial Ekonomi

Keadaan social ekonomi mempengaruhi faktor fisik,

kesehatan, pendidikan. Apabila faktor tersebut cukup baik, akan

mengurangi beban fisiologis, psikologis.

3) Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat

mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat

menyesuaikan diri.
24

4) Faktor lain

Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau

belum berumah tangga, menarch (menstruasi pertama)

berpengaruh terhadap menopause.

h. Penanganan menghadapi menopause

1) TSH (Terapi sulih hormon ) atau HRT ( Hormone Replacement

Therapy) merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada

wanita yang muncu akibat menopause. HRT Hormone

Replacement Therapy) adalah pemberian terapi penggantian

hormone untuk menggantikan hormone yang kurang kadarnya

karena tidak direproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran

fungsi organ-organ endokrin hormon.

2) Mengkonsumsi kacang kedelai

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang

mengkonsumsi 45 gram kedelai setiap harinya 40 % akan lebih

jarang mengalami hot flush. Kacang kedelai mengandung

protein yang lengkap karena mengandung kedelapan asam

amino.Kacng kedelai juga mengandung asam lemak essensial

dan telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan

melindungi dari penyakit jantung dan menurunkan resiko terken

kanker payudara.
25

3) Meningkatkan suasana hati dengan makanan

Penurunan kadar hormone estrogen dan hormone

progesterone berpengaruh terhadap suasana hati yang buruk.

Untuk dapat membantu menghindari depresi dan

kegelisahan,sangat penting mengkonsumsi makanan yang

menyediakan nutrisi esensial untuk kesehatan fungsi otak yaitu :

Minyak ikan seperti salmon, mackerel, sarden, kacang-

kacangan, gandum, roti, pasta, pisang, avokad, ayam, buncis,

sayuran hijau.

4) Memperkuat daya ingat

Makanan yang berbahan dasar dari kedelai mampu

meningkatkan daya ingat pada wanita menopause. Hal ini

dikarenakan estrogen terlibat dalam fungsi memori. Makanan

berprotein, seperti ikan, daging, buncis, dan kacang - kacangan

membantu otak untuk tetap waspada dan fokus. Hal ini dapat

disebabkan karena mengandung asam amino yang mendorong

pelepasan neurotransmitter yang berfungsi untuk menyampaikan

informasi dalam otak dan kebagian tubuh lainnya.

5) Mengurangi gejala menopause dengan Vitamin E dan lemak

yang baik

Makanan yang mengandung Vitamin E dan lemak tak

jenuh akan membantu menurunkan hot flush dan gejala

menopause lainnya.Sebuah penelitian yang mengungkapkan


26

bahwa Vitamin E akan mengurangi hot flush dan akan

membantu mengatasi kekeringan pada vagina.Vitamin E juga

bisa membantu mencegah katarak dan alzhaimer dan penyakit

jantung. Sumber yang bisa diperoleh adalah dari labu dan biji

bunga matahari yang akan menyediakan phytoestrogen, protein,

asam lemak esensial, Vitamin E dan B serta mengandung

mineral terutama magnesium. Hal ini yag dianjurkan untuk

menjadi makanan selingan pada masa menopause.

6) Menjaga kesehatan tulang

Untuk membantu memperlambat kehilangan massa

tulang setelah menopause maka perlu adanya asupan kalsium

yang cukup, vitamin D, magnesium, dan seng. Kalsium akan

memperkuat tulang , wanita pasca menopause disarankan untuk

dapat mengkonsumsi sekitar 1500 mg kalsium dalam sehari.

7) Menghilangkan cystitis

Banyak wanita akan lebih sering mengalami cystitis

selama perimenopause ataupun pasca menopause. Adanya

penurunan kadar estrogen menyebabkan penipisan uretra dan

lapisan vagina serta akan berkurangnya lendir vagina.Hal ini

menyebabkan semakin besar kemungkinan terjadinya infeksi.

Gejala-gejalanya adalah lebih sering buang air kecil bahkan

ketika kandung kemih kosong, perasaan terbakar menyengat


27

ketika mengeluarkan urine. Sakit perut bagian bawah dan urine

berwarna gelap,keruh dan bau menyengat.

8) Mengurangi gejala degan bahan-bahan hebal

Bermacam-macam herbal mengandung phytoestrogen

yang dapat mengurangi gejala menopause. Beberapa bahan

herbal tersebut adalah gingseng, gingseng pada umumnya

digunakan untuk mengatasi stress.

9) Minum suplemen

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen

tertentu akan mengurangi gejala menopause, bebrapa suplemen

yang dapat dikonsumsi antara lain :

a) Boots alternative menopause yaitu insoflavon kedelai

dengan vitamin B dapat mengurangi flush dan menguatkan

tulang.

b) Menocool, kandungan dalam suplemen ini akan membantu

menyeimbangkan hormone dan mengurangi gejala seperti

flushing.

c) Menolife Day and Night yaitu suplemen siang mengandung

kalsium dan magnesium, ekstrak kacang kedelai.

d) Menopace yaitu vitamin B komplek, zink, magnesium,

vitamin C, D, dan E serta ekstrak isoflavon kedelai.


28

B. Kerangka Teori

Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan :

Pengetahuan Menopause Menopause


1. Pengertian menopause
2. Tahap-tahap menopause
3. Jenis-jenis menopause
4. Hormone yang berperan
Faktor-faktor yang
dalam menopause
mempengaruhi
5. Perubahan fisik pada
pengetahuan :
menopause
1) Pendidikan 6. Perubahan psikologi
2) Pekerjaan pada masa menopause
3) Umur 7. Faktor-faktor yang
4) Informasi berpengaruh pada
menopause
8. Penanganan menghadapi
menopause

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2011), Mubarak, dkk (2007), Notoatmodjo (2012),

Riwidikdo (2013), Varney, Kreibs (2007), Mulyani (2013),

Proverawati (2010).
29

C. Kerangka Konsep

Baik
Tingkat pengetahuan ibu-ibu
menopause tentang perubahan
fisiologi dan psikologi pada Cukup
masa menopause di Dusun
Kepuh RT 02/01, Polokarto,
Sukoharjo Kurang

Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
3) Umur
4) Informasi

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian yang

dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, yang menghadirkan

gambaran tentang situasi atau fonemena social secara detail. Dalam penelitian

ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan

secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas

(Nasir dkk, 2011).

Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti

menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan

ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011). Penelitian

ini mendeskripsikan pengetahuan menopause tentang perubahan fisiologi

dan psikologi pada masa menopause.

B. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan

jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan

penelitiannya.

30
31

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang dilakukan

penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan dilaksanakan di

Dusun Kepuh RT.02/01, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yan dibutuhkan peneliti

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Notoatmodjo,

2012). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 - Maret

2015.

C. Populasi, Sampel, dan Tehnik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian ( Arikunto,2013).

Populasi yang diteliti adalah semua ibu menopause usia 40-50 tahun

yang bertempat tinggal di Kepuh RT 02/01 Kecamatan Polokarto,

Sukoharjo sejumlah 37 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2013). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih

baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil

10% -15% atau 20% -25% atau lebih (Arikunto, 2010). Dalam penelitian

yang dilakukan, peneliti mengambil sampel dari ibu-ibu yang berusia 40-
32

50 tahun di Dusun Kepuh, RT 02/01, Polokarto, Sukoharjo secara

keseluruhan yaitu sebanyak 37 orang.

3. Tehnik pengambilan sampel.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai

contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya

(Arikunto, 2013).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Sampling Jenuh yaitu semua anggota populasi dijadikan sample,

dan digunakan manakala populasinya relatif kecil, ( Nasir, dkk, 2011).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Nasir dkk, 2011).

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan variable tunggal

yaitu pengetahuan tentang perubahan fisiologi dan psikologi pada masa

menopause.
33

E. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoatmojo,2012).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Skala Hasil
Operasional Ukur

Tingkat Kemampuan/p Ordinal a) Baik, bila nilai responden yang


pengetahuan engetahuan diperoleh (x) > mean + 1 SD
ibu-ibu yang dimiliki
menopause b) Cukup, bila nilai
ibu-ibu
tentang menopause mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
perubahan tentang
fisiologi dan c) Kurang, bila nilai responden
perubahan
psikologi yang diperoleh (x) < mean – 1
fisiologi dan
pada masa SD
psikologi pada
menopause masa
menopause.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk

memperoleh, mengelola, dan menginterprasikan informasi dari para

responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama .

(Nasir dkk, 2011).

Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah mengenai

pengetahuan tentang perubahan fisiologi dan psikologi pada masa

menopause. pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan


34

keyakinannya. Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan

jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban benar dengan pernyataan positif

(favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable)

mendapatkan nilai 1. Jawaban yang salah dengan pernyataan positif

(favorable) dan benar jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan

nilai 0. Pengisian kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada

jawaban yang dianggap benar.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner


No.Soal
Indikator Jumlah
Favorable unfvorable
Perubahan fisik pada 1, 2, 3,4, 8, 9, 10, 11, 5, 6, 7, 13,
masa menopause 12, 15, 16, 17 14
17
Perubahan psikologis 18, 19, 20, 21, 22,
pada masa menopause 23, 24, 25, 26, 30 27, 29 12
Total 30

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010).

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut

mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan

uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors

total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki

validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada di dalam

kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2010).


35

Instrumen dikatakan valid jika nilai p < 0,05 ( Riwidikdo, 2013).

Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh

person yaitu rumus korelasi product moment sebagai berikut dan

menggunakan olah data SPSS versi 16 ( Arikunto, 2010). Instrumen

dikatakan valid jika rhitung> rtabel (0,334) dengan taraf signifikan 0,05

dengan N : 35 responden.

ܰǤ σ ‫ ݕݔ‬െ σ ‫ ݔ‬σ ‫ݕ‬


‫ ݕݔݎ‬ൌ 
ඥሼܰ σ ‫ ʹݔ‬െ ሺσ ‫ݔ‬ሻʹ ሽሼܰ σ ‫ ʹݕ‬െ ሺσ ‫ݕ‬ሻʹ ሽ

Keterangan:

N = jumlah responden

rxy = koefisien korelasi product moment

x = skor pertanyaan

y = skor total

xy = skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas dilaksanakan di Dusun Suruan RT 01/04, Polokarto,

Sukoharjo, pada bulan Januari 2015 sebanyak 35 orang. Dari 30 soal

terdapat 44 soal yang tidak valid no item 1 dengan r hitung ( 0,104), no

item dengan r hitung 5 (0,23), no item dengan r hitung 14 (0,07),dan

nomor item dengan r hitung 25 (0,235), untuk selanjutnya pertanyaan

yang tidak valid tdak digunakan dalam penelitian, karna sudah terwakili

dengan 26 soal.

Menurut Riwidikdo, (2013) untuk melakukan uji validitas,

metode yang dilakukan adalah dengan mengukur korelasi antara butir-


36

butir pertanyaan dengan skor pertanyaan dengan keseluruhan. Melakukan

uji coba pada beberapa responden. Uji coba minimal dilakukan terhadap

30 orang.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo,

2010).

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

Alpha Chronbach’s dengan bantuan program komputer SPSS For

Windows. Kuisioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α)

minimal 0,7 ( Riwidikdo, 2013).

୩ ఙ௕మ
‫ ͳͳݎ‬ൌ  ͳ െ  మ 
୩ିଵ ௔ ௧

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ2 = Jumlah varian butir

a2t = Varians total

Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha

Chronbach’s 0,85 dengan 26 soal. Sehingga kuisioner dikatan reliabel

karena nilai Alpha Chronbach’s > 0,7.


37

G. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah pencatatan peneliti baik yang berupa fakta ataupun angka

(Arikunto, 2013). Data berdasarkan cara memperolehnya dibagi menjadi 2

yaitu data primer dan sekunder (Riwidikdo, 2013).

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subjek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2013).

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan

diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui

pengisian kuesioner oleh responden.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung

dari objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Cara mendapat data sekunder ini

adalah studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, dan

surat kabar (Arikunto, 2013).

Data sekunder diperoleh dari kecamatan yang berupa data ibu-ibu

menopause Dusun Kepuh, Kecamatan Polokarto.


38

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010),

terdiri dari:

a. Editing (penyuntingan data)

Angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu

disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau

informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan

wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan.

b. Coding sheet (membuat lembaran kode)

Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk

merekam data secara manual.

c. Entry Data (memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

d. Tabulating (tabulasi)

Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti.

Pengolahan data dengan menggunakan program komputer SPSS.

2. Analisa Data

Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik

kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011).


39

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah

menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2012).

Menurut Riwidikdo (2013), menentukan tingkat pengetahuan

berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya

berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

I. Etika Penelitian

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang

atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang (Notoatmodjo, 2010).

Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut

ini (Hidayat, 2007) :

1. Informed Consent

Infomed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika

subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan


40

dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati

keputusan tersebut. Pada penelitian ini semua responden akan diberi

lembar persetujuan (Hidayat, 2007).

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan proposal, beserta waktu

berlangsungnya setiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal

penelitian ini terlampir.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

Lokasi penelitian ini adalah Dusun Kepuh, Kecamatan Polokarto,

Kabupaten Sukoharjo,dengan luas wilayah 20,2000 Ha. Batas wilayah Dusun

Kepuh , yaitu sebelah utara berbatasan dengan Dusun Miri , sebelah timur

berbatasan dengan Dusun Sedayu Kecamatan Jumantono, sebelah selatan

berbatasan dengan Dusun Talun , dan sebelah barat berbatasan dengan Dusun

Ngentak, Kecamatan Polokarto.

Jarak Dusun Kepuh dari pusat pemerintahan kecamatan yaitu 5 km

dan jarak dari pusat pemerintahan ibu kota kabupaten kota madya dati II yaitu

10 km. Dusun Kepuh tidak jauh dari fasilitas kesehatan seperti puskesmas.

Puskesmas terletak di tengah-tengah desa yang memberikan pelayanan

kepada masyarakat dengan baik. Selain puskesmas, terdapat pula 1 unit

PKD yang terletak di sebelah timur kantor kepala desa Bulu.

Jumlah penduduk di Dusun Kepuh sebanyak 138 orang, yang terdiri

dari 78 perempuan dan 60 laki-laki. Perempuan yang mempunyai umur 40-

50 tahun sebanyak 37 orang.

41
42

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data didapatkan nilai mean 14,62 dan nilai

standar deviasi 3,18.

Dengan menggunakan rumus mean dan standar deviasi dapat diperoleh hasil

sebagai berikut:

σ݊݅ൌͳ ‫݅ݔ‬
ଶ ሺσ ‫ݔ‬ሻ

ഥ ൌ
‫ݔ‬ σ ௡
‫ݔ‬
݊ ඨ ௜ୀଵ ݊
‫ ݏ‬ൌ
݊െͳ
ͷͶͳ
ഥ ൌ
‫ݔ‬
͵͹ ሺͷͶͳሻଶ
ඨͺʹ͹ͷ െ ͵͹
ഥ ൌ ͳͶǡ͸ʹ
‫ݔ‬ ‫ ݏ‬ൌ
͵͹ െ ͳ

‫ ݏ‬ൌ ͵ǡͳͺ
ቀ෍ ‫ݔ‬ቁ ൌ ͷͶͳ


ቀ෍ ‫ݔ‬ቁ ൌ ͺʹ͹ͷ

Tabel 3.3 Mean dan Standart Deviasi

Variabel Mean Standart Deviasi


Pengetahuan ibu Menopause tentang 14,62 3,1
perubahan fisiologi dan psikologi masa 8
menopause

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden, maka digunakan

perhitungan sebagai berikut :

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

: (x) > 14,62+ (1 × 3,18)

: (x) > 17,80


43

Cukup : Bila nilai responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

:14,62 – 1 (3, 18) ≤ x ≤ 14,62 + 1(3,18)

:11,44 ≤ x ≤ 17,80

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD

: (x) <14,62– 1 (3,18)

: (x) < 11,44

Sehingga pengetahuan Ibu menopause tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Menopause tentang Perubahan


Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Menopause
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Baik 8 21,6%
2 Cukup 24 64,9
3 Kurang 5 13,5 %
Jumlah 37 100
Sumber : Data Primer (2012)

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu menopause

tentang tentang perubahan fisiologi dan psikologi pada masa menopause

pada kategori baik sebanyak 8 responden (21,6%), kategori cukup

sebanyak 24 responden (64,9%), dan kategori kurang sebanyak 5 responden

(13,5%). Jadi tingkat pengetahuan ibu menopause tentang tentang

perubahan fisiologi dan psikologi pada masa menopause yang paling banyak

pada kategori cukup.

Berdasarkan tingkat pendidikan Sekolah Dasar 0 responden pada

kategori baik, 10 responden pada kategori cukup, dan 4 responden pada

kategori kurang. Sekolah menengah pertama 0 responden pada kategori baik,

3 responden pada kategori cukup, dan 1 responden pada kategori kurang.


44

Sekolah Menengah Atas 4 responden pada kategori baik, 9 responden pada

kategori cukup, dan 0 responden pada kategori kurang. Perguruan Tinggi 4

responden pada kategori baik, 2 responden pada kategori cukup, dan 0

responden kategori kurang.

Berdasarkan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 1 responden pada kategori

baik, 6 responden pada kategori cukup, dan 0 responden pada kategori

kurang. Pekerjaan wirasawasta 3 responden dalam kategori baik, 8 responden

pada kategori cukup, dan 0 responden dalam kategori kurang. Pekerjaan

buruh 2 responden pada kategori baik, 5 responden pada kategori cukup, dan

4 responden pada kategori kurang. Pekerjaaan petani 0 responden pada

kategori baik, 3 responden pada kategori cukup, dan 2 responden pada

kategori kurang. Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil 2 responden pada kategori

baik, 1 responden pada kategori cukup, dan 0 responden pada kategori

kurang.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 37 responden tingkat

pengetahuan ibu menopause tentang tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause pada kategori baik sebanyak 8 responden

(21,6%), kategori cukup sebanyak 24 responden (64,9%), dan kategori

kurang sebanyak 5 responden (13,5%)

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah berbagai gejala

yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan


45

muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya.

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan pengalaman.

Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi, diiringi oleh

peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan dengan budaya

yang ada serta agama yang dianut, pendidikan yang tinggi akan berpengaruh

pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru

tersebut. Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu.

Pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur

seseorang maka pengalaman akan bertambah.

Menopause merupakan fase dimana wanita tidak mengalami

menstruasi lagi (Proverawati, 2010). Menurut (Northrup, 2006).Menjadi tua

merupakan hal yang ditakuti oleh para wanita, tetapi hal ini tidak berarti

wanita kehilangan identitas kewanitaanya. Walaupun demikian, tidaklah

dapat dipungkiri adanya aneka perubahan fisik emosi yang menyebabkan

masa menopause merupakan masa yang membutuhkan penyusuaian diri dan

pengertian dari berbagai pihak.

(Varney, 2007) menyebutkan bahwa beberapa gejala psikologis yang

menonjol ketika menopause, adalah mudah tersinggung, sukar tidur, merasa

tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas, dan depresi.
46

Dari penelitian yang dilakukan, pengetahuan ibu-ibu usia 40-50 tahun

di Dusun Kepuh, Polokarto pada kriteria cukup yaitu sebanyak 24 orang

(64,9%) kemungkinan dikarenakan pendidikan, pendidikan akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. semakin tinggi pendidikan

seseorang maka akan semakin mudah memperoleh dan menerima informasi

baru serta wawasan dan pengetahuanya pun akan semakin luas, sebaliknya

jika seseorang mempunya pendidikan rendah maka akan sulit menerima

informasi, karena pengetahuan dan wawasanya tidak begitu luas. Selain itu,

umur juga mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pengalaman seseorang.

Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin matang juga cara

berfikirnya dan pengalamannya pun akan lebih banyak.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, hasil tingkat pengetahuan

responden yang terbanyak juga pada kategori cukup. Kemungkinan hal ini

dikarenakan oleh tingkat pendidikan ibu. Pendidikan sangat mempengaruhi

tingkat pengetahuan dan wawasan seseorang, terutama dalam memeperoleh

informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga

tingkat pengetahuan dan wawasan seseorang.


47

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala penelitian

a. Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena harus

mendatangi responden dari rumah ke rumah.

b. Dalam meyakinkan ibu-ibu usia 40-50 tahun agar bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

2. Kelemahan / keterbatasan penelitian

a. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga

responden hanya bisa menjawab benar atau salah yang

memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban dan jawaban

responden belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dengan judul tingkat pengetahuan ibu- ibu

menopause tentang perubahan fisiologi dan psikologi pada masa menopause

di Dusun Kepuh RT 02/01 Polokarto, Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pengetahuan ibu- ibu menopause tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause pada tingkat baik sebanyak 8 responden

(21,6%)

2. Pengetahuan ibu- ibu menopause tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause pada tingkat cukup sebanyak 24

responden (64,9%)

3. Pengetahuan ibu- ibu menopause tentang perubahan fisiologi dan

psikologi pada masa menopause pada tingkat kurang sebanyak 5

responden (13,5 %)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya upaya untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu, peneliti

menyampaikan saran sebagai berikut:

48
49

1. Bagi Wanita Usia 40-50 Tahun

Sebaiknya meningkatkan pengetahuannya tentang menopause

bisa melalui media informasi yang ada seperti lebih sering membaca

majalah wanita atau televisi maupun radio. Dengan begitu akan dapat

meningkatkan pengetahuan tentang menopause. Bisa juga dengan

mendatangi pertemuan kesehatan agar masa menopause dapat dijalani

dengan lebih baik, secara fisik maupun psikis.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebaiknya meningkatkan intensitas penyuluhan pengetahuan

tentang menopause baik kepada ibu-ibu yang akan mengalami

menopause maupun yang telah masuk usia menopause agar pengetahuan

dan kesadaran ibu-ibu tentang menopause dapat semakin meningkat.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber

bacaan atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan

khususnya pada wanita menopause.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dengan dua variabel atau lebih, dengan metode penelitian

yang berbeda, dan jumlah populasi yang lebih banyak serta

menggunakan kuisioner terbuka sehingga akan diperoleh hasil yang

lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Rizki Alfianti.2010. Gambaran pengetahuan ibu usia 45-55 tahun


Tentang Aktivitas Hubungan Seksual Pada Masa Menopause di
Kelurahan Ungaran Kabupaten Semarang, Semarang, STIKES
Ngundi Waluyo Ungaran.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta

Hidayat, A. 2007.Metode Penelitan Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.Jakarta


:Salemba Medika

Marthaningrum. 2007. Tingkat Pengetahuan Tentang Menopause pada Wanita

Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Mulyani, N . S.2013. Menopause. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nasir, dkk, 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta :Muha Medika

Notoatmodjo, S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta.

Nur Fitriana Sari. 2012. Tingkat Pengetahuan ibu-ibu usia 45 -50 Tahun
Tentang Menopause Desa Pungsari, Kecamatan Plupuh, Kabupaten
Sragen, Surakarta, STIKES Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah.

Poverawati, Atikah. 2010. Menopause Dan Sindrom Menopause.Yogyakarta:


Muha Medika.Jakarta:Salemba Medika.

Riwidikdo, H. 2013.Statistik Kesehatan.Yogyakarta:Mitra Cendikia Press.

Usia Menopause diKalidoro Pati, Surakarta, STIKES Kusuma Husada.Karya


Tulis Ilmiah.

Varney, Kriebs.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :Penerbit Buku


Kedokteran ECG.

Wawan,D e w i .2011.Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku


Manusia.Yogyakarta:Muha Medika.

Anda mungkin juga menyukai