Anda di halaman 1dari 18

JUNI 2022

MODUL PEMODELAN STRUKTUR


KBGI XIII - 2022

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 1


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

PEMODELAN STRUKTUR PEMODELAN STRUKTUR


GEDUNG BETON GEDUNG BAJA

1. PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN
Modul yang ini dibuat untuk memberikan Modul yang ini dibuat untuk memberikan
panduan setiap Langkah (step by step) dalam panduan setiap Langkah (step by step) dalam
mendesain struktur Gedung beton yang akan mendesain struktur Gedung baja yang akan
digunakan pada KBGI XIII. digunakan pada KBGI XIII.

2. KRITERIA DESAIN 2. KRITERIA DESAIN


a. Peraturan a. Peraturan
• SNI 1727:2020 “Standar Nasional • SNI 1727:2020 “Standar Nasional
Indonesia - Beban Minimum untuk Indonesia - Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan
Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain”
Struktur Lain” • SNI 1726:2019 “Standar Nasional
• SNI 1726:2019 “Standar Nasional Indonesia - Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk struktur
Indonesia - Tata cara perencanaan
bangunan gedung dan non gedung”
ketahanan gempa untuk struktur • SNI 1729:2020 “Spesifikasi untuk
bangunan gedung dan non gedung” bangunan gedung baja struktural”
• SNI 7860:2020 “Ketentuan Seismik
• SNI 2847:2019 ”Standar Nasional
Untuk Bangunan Gedung Baja
Indonesia - Persyaratan Beton Struktural Struktural”
untuk Bangunan Gedung”; • SNI 7972:2020 “Sambungan
• SNI 2052:2017 “Standar Nasional Terprakualifikasi untuk Rangka Momen
Khusus dan Menengah Baja Pada
Indonesia - Baja tulangan Beton“
Aplikasi Seismik”

b. Material b. Material

• Mutu beton, 𝒇𝒄′= 30 MPa atau setara • ASTM A36M / JIS G 3101 SS400 mutu

dengan K-350 untuk beton structural baja, fy 240 MPa

• Tulangan ulir mutu baja, fysetara dengan • ASTM A572M Gr. 50 / JIS G 3101 SS490

400 MPa atau setara dengan BjTS-420 / JIS G 3101 SS540 mutu baja, fy 345

• Tulangan kawat ulir las mutu baja, fy MPa

setara dengan 500 MPa atau setara • ASTM 325M atau ASTM 490M untuk

dengan BjTS-50. baut dan angkur

c. Beban c. Beban

• Beban Mati Sendiri (SW/D) • Beban Mati Sendiri (SW/D)

➢ Beton bertulang = 2400 kg/m3; ➢ Beton bertulang = 2400 kg/m3;

➢ Baja = 7850 kg/m3; ➢ Baja = 7850 kg/m3;

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 2


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

• Beban Mati Tambahan (SDL) • Beban Mati Tambahan (SDL)


Terdiri dari: Terdiri dari:
➢ Beban finishing lantai ➢ Beban finishing lantai
Keramik + mortar 25 mm = 115 kg/m2 Keramik + mortar 25 mm = 115 kg/m2
Beban M/E = 20 kg/m2 + Beban M/E = 20 kg/m2 +
Total = 135 kg/m2 Total = 135 kg/m2
➢ Beban dinding ➢ Beban dinding
Batu bata = 250 kg/m2 Batu bata = 250 kg/m2

• Beban Hidup (LL) • Beban Hidup (LL)


Asumsikan bahwa Gedung untuk hunian. Asumsikan bahwa Gedung untuk hunian.
Beban hidup = 250 kg/m2 Beban hidup = 250 kg/m2

• Beban Hidup Pada Atap (LR) • Beban Hidup Pada Atap (LR)
Beban hidup pada atap = 100 kg/m2 Beban hidup pada atap = 100 kg/m2
(tidak direduksi) (tidak direduksi)

• Beban Air Hujan (R) • Beban Air Hujan (R)


Beban air hujan = 20 kg/m2 Beban air hujan = 20 kg/m2

• Beban Angin (W) • Beban Angin (W)


➢ 77 kg/m2 pada bangunan tertutup dan ➢ 77 kg/m2 pada bangunan tertutup dan
tertutup sebagian tertutup sebagian
➢ 38 kg/m2 pada Atap ➢ 38 kg/m2 pada Atap

• Beban Gempa (E) • Beban Gempa (E)

Data lengkap ada dalam lampiran Data lengkap ada dalam lampiran
Dari data gempa, sistem struktur yang Dari data gempa, sistem struktur yang
digunakan adalah Sistem Rangka digunakan adalah Sistem Rangka Pemikul
Pemikul Momen Khusus (SRMPK) Momen Khusus (SRMPK)

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 3


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

d. Kombinasi pembebanan d. Kombinasi Pembebanan


• Kombinasi Ijin (ASD) • Kombinasi Ijin (ASD)
➢ 1.0 D ➢ 1.0 D
➢ 1.0 D + 1.0 L ➢ 1.0 D + 1.0 L
➢ 1.0 D + 1.0 (LR atau S atau R) ➢ 1.0 D + 1.0 (LR atau S atau R)
➢ 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (LR atau S atau ➢ 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (LR atau S atau
R) R)
➢ 1.0 D + (0.6 W atau 0.7 E) ➢ 1.0 D + (0.6 W atau 0.7 E)
➢ 6a. 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (0.6 W) + ➢ 6a. 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (0.6 W) +
0.75 (LR atau S atau R) 0.75 (LR atau S atau R)
➢ 6b. 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (0.7 E) + ➢ 6b. 1.0 D + 0.75 L + 0.75 (0.7 E) +
0.75 S 0.75 S
➢ 0.6 D + 0.6 W ➢ 0.6 D + 0.6 W
➢ 0.6 D + 0.7 E ➢ 0.6 D + 0.7 E

• Kombinasi Ultimit (LRFD) • Kombinasi Ultimit (LRFD)


➢ 1.4 D ➢ 1.4 D
➢ 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (LR atau S atau R) ➢ 1.2 D + 1.6 L + 0.5 (LR atau S atau R)
➢ 1.2 D + 1.6 (LR atau S atau R) + (1.0 ➢ 1.2 D + 1.6 (LR atau S atau R) + (1.0
L atau 0.5 W) L atau 0.5 W)
➢ 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 (LR atau S ➢ 1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 (LR atau S
atau R) atau R)
➢ 1.2 D + 1.0 E + 1.0 L + 0.5 S ➢ 1.2 D + 1.0 E + 1.0 L + 0.5 S
➢ 0.9 D + 1.0 W ➢ 0.9 D + 1.0 W
➢ 0.9 D + 1.0 E ➢ 0.9 D + 1.0 E

e. Program e. Program
• Program SAP2000 Versi 14-Terbaru • Program SAP2000 Versi 14-Terbaru

f. Dimensi Bangunan f. Dimensi Bangunan


• Jarak horizontal = 3 x 5000mm • Jarak horizontal = 3 x 5000mm
• Jarak vertical = 2 x 5000mm • Jarak vertical = 2 x 5000mm
• Tinggi lantai = 3500mm • Tinggi lantai = 3500mm

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 4


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

3. TAHAPAN PEMODELAN 3. TAHAPAN PEMODELAN


Pada modul ini menggunakan program SAP2000 Pada modul ini menggunakan program SAP2000
V14.2.0 V14.2.0
a. Grid a. Grid
• Pilih grid only dan untuk unit gunakan • Pilih grid only dan untuk unit gunakan
kgf,m,c kgf,m,c

• Untuk dimensi bangunan diisikan • Untuk dimensi bangunan diisikan


sebagai berikut. sebagai berikut.

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 5


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

b. Material b. Material
• Untuk material beton diisikan sebagai • Untuk material beton diisikan sebagai
berikut. berikut.

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 6


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

• Berat per unit volume 2400kg (rubah dulu • Berat per unit volume 7850kg (rubah dulu
unit jadi kgf) unit jadi kgf)
• Mod. Elastisitas 4700√fc’ = 25742.9602 • Mod. Elastisitas 200000 MPa
MPa • Property baja diisikan seperti pada
• fc’ = 30MPa gambar

c. Profil penampang c. Profil penampang


• Untuk Balok beton • Untuk Balok baja
➢ L/12 digunakan dasar penentuan ➢ L/16 digunakan dasar penentuan
tinggi balok utama dan untuk lebar tinggi balok utama dan untuk lebar
balok diambil 2/3 dari lebar, contoh: balok diambil 2/3 dari lebar, contoh:
L=5000mm, maka, tinggi balok L=5000mm, maka, tinggi balok
416,6677mm ≈ 450mm maka lebar 312.5mm ≈ 350mm maka lebarbalok
balok berkisar 300-350mm (dimensi berkisar 175mm (mengacu kepada
balok ditentukan setelah analisis brosur gunung garuda mill)
penampang) ➢ L/20 digunakan dasar penentuan
➢ L/16 digunakan dasar penentuan tinggi balok anak dan untuk lebar
tinggi balok anak dan untuk lebar balok diambil 2/3 dari lebar, contoh:
balok diambil 2/3 dari lebar, contoh: L=5000mm, maka, tinggi balok
L=5000mm, maka, tinggi balok 250mm maka lebarbalok berkisar
312.5mm ≈ 350mm maka lebarbalok 125mm (mengacu kepada brosur
berkisar 200-250mm (dimensi balok gunung garuda mill).
ditentukan setelah analisis
penampang)

• Untuk Kolom Baja


➢ Dimensi kolom didapatkan setelah
mengetahui lebar balok utama,
contoh: lebar balok 350mm maka,
➢ Untuk concrete cover ambil default dimensi kolom WF/H Beam 400x400.
dulu 60mm. biasanya dihitung Dalam desain kolom baja untuk
Gedung disarankan menggunakan H

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 7


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

manual kembali pada analisis beam atau Tipe Queen/King cross


detailing untuk menjaga kapasitas kolom.

• Untuk Kolom Beton


➢ Dimensi kolom didapatkan setelah • Pelat Lantai

mengetahui lebar balok utama. Dan ➢ Untuk pelat lantai gunakan tebal

dilebihkan minimal 25mm dalam 120mm sebagai acuan dasar.

studi ini diambil 50mm, contoh: lebar


balok 350mm maka, dimensi kolom
350+(2x50) = 450mm.
➢ Tulangan kolom bisa diisikan dahulu
sebagai dasar analisis pada
program. Gunakan 3% rasio
tulangan, contoh: menggunakan
tulangan D22, maka jumlah yang
diisikan kedalam desain kolom
adalah 16 D22 (3.00%).
➢ Untuk tulangan geser diberikan
tulangan D10-D13 dengan jarak
100mm dan jumlah 2 pada masing-
masing arah (tulangan geser pada
SRPMK biasanya dihitung manual).

d. Pembebanan
• Buat daftar pembebanan yang telah
dijabarkan sebelumnya pada Define ->
Load Patterns

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 8


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

• Untuk beban gempa dibuat untuk kedua


arah (x dan y) seperti pada contoh
berikut.

• Pelat Lantai
• Tambahkan beban gempa dinamik pada
➢ Untuk pelat lantai gunakan tebal
Define -> Function -> Response
120mm sebagai acuan dasar.
Spectrum. Isikan data gempa sesuai
data diatas. Pilih IBC2006 atau ASCE 7-
10 jika menggunakan yang terupdate. Isi
data gempa pada kotak biru

d. Pembebanan
• Buat daftar pembebanan yang telah
dijabarkan sebelumnya pada Define ->
Load Patterns

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 9


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

• Untuk beban gempa dibuat untuk kedua


arah (x dan y) seperti pada contoh
berikut.

• Buat tambahan pembebanan untuk


gempa dinamik pada Define -> Load
Cases

• Tambahkan beban gempa dinamik pada


Define -> Function -> Response
Spectrum. Isikan data gempa sesuai
data diatas. Pilih IBC2006 atau ASCE 7-
10 jika menggunakan yang terupdate. Isi
data gempa pada kotak biru
➢ Scale factor dihitung dengan rumus:
𝒈𝑰𝝆
𝑹
• Tambahkan juga pusat masa yang
dihitung dari tambahan beban dari
pembebanan. Define -> mass source

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 10


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

dalam modul ini SDL saja yang dimasukkan.

e. Kombinasi Pembebanan
• Untuk kombinasi pembebanan diisikan
sebagai berikut. Define -> Load
combination

• Buat tambahan pembebanan untuk


gempa dinamik pada Define -> Load
Cases
• Bedakan nama untuk nama kombo untuk
memudahkan identifikasi beban yang
berpengaruh pada analisis. Berikut
adalah penamaan dalam kombinasi

ASD/LRFD = nama kombinasi


➢ Scale factor dihitung dengan rumus:
(ijin/ultimit) untuk kondisi gempa static
𝒈𝑰𝝆
𝑹 ASDD/LRFDD = nama kombinasi
• Tambahkan juga pusat masa yang (ijin/ultimit) untuk kondisi gempa dinamik
dihitung dari tambahan beban dari 5 = angka pertama dari kombinasi pada
pembebanan. Define -> mass source bahasan sebelumnya
01 = dimulai dari 01 dan seterusnya
untuk memudahkan penambahan jumlah
kombinasi
A = untuk angin dan B untuk gempa. Untuk
kombinasi gravitasi tidak perlu
menggunakan symbol huruf

f. Elemen Assignment
• Pasang semua balok dan kolom yang
telah dibuat serta pelat lantai yang telah
dibuat propertiesnya

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 11


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

➢ dalam modul ini SDL saja yang


dimasukkan. 4. Tahapan Analisis
Akan dilanjutkan setelah tahapan
e. Kombinasi Pembebanan
1-3 diselesaikan
• Untuk kombinasi pembebanan diisikan
sebagai berikut. Define -> Load
combination

• Bedakan nama untuk nama kombo untuk


memudahkan identifikasi beban yang
berpengaruh pada analisis. Berikut
adalah penamaan dalam kombinasi

ASD/LRFD = nama kombinasi


(ijin/ultimit) untuk kondisi gempa static
ASDD/LRFDD = nama kombinasi
(ijin/ultimit) untuk kondisi gempa dinamik
5 = angka pertama dari kombinasi pada
bahasan sebelumnya
01 = dimulai dari 01 dan seterusnya
untuk memudahkan penambahan jumlah
kombinasi
A = untuk angin dan B untuk gempa.
Untuk kombinasi gravitasi tidak perlu
menggunakan symbol huruf

f. Elemen Assignment
• Pasang semua balok dan kolom yang
telah dibuat serta pelat lantai yang telah
dibuat propertiesnya

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 12


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

4. Tahapan Analisis
Akan dilanjutkan setelah tahapan
1-3 diselesaikan

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 13


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 14


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 15


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 16


MODUL PEMODELAN STRUKTUR

TEKNIK SIPIL - UNIVERSITAS WIDYATAMA 17

Anda mungkin juga menyukai