Anda di halaman 1dari 4

Nama : Eugenius Zosimus Taus

NPM : 21757044

Filsafat Estetika

Sebuah refleksi singkat tentang filsafat estetika sebagaimana yang telah dijelaskan pada awal
penjelasan materi kuliah bahwasannya filsafat estetika merupakan sebuah refleksi tentang keindahan.
Keindahan yang dimaksudkan bukan hanya tentang sebuah karya seni tapi mengenai sebuah
pengalaman. Pengalaman itu lebih berfokus pada sesuatu yang indah atau mendalami sebuah
pengalaman tentang sesuatu keindahan. Hal ini dapat ditemukan dengan menggunakan panca indera
dan pengetahuan manusia untuk bisa mengalami sesuatu yang indah.

BAB I INTRODUKSI

Pada bagian ini ada beberapa hal yang menjelaskan tentang arti keindahan. Ada sebuah istilah dari
Alxander B yang meyebut keindahan sebagai ‘aethetike’. Ia menerangkan bahwa keindahan itu
berkenaan dengan panca indera yang disesuaikan dengan perasaan dan pengalaman indrawi manusia.
Hal ini diidentikan dengan “tubuh”. Dalam penjelasan mengenai tubuh menjadi titik tolak yang
mengambil peranan penting sebelum manusia berpikir sehingga ia dapat mengekspresikan sesuatu yang
dirasakan. Tubuh memberikan respon dari luar sebagai bentuk untuk pembentukan karakter.

Berikut ini beberapa arti estetika dari para filsuf:

 Plato
Dalam hubungannya dengan keindahan, Plato mengartikan keindahan sebagai sesuatu yang
mengkilap dalam kecermelangan di antara semua yang ada. Keindahan itu ada saat manusia
lahir dan keindahan itu muncul dari perasaan yang jelas. Oleh sebab itu Plato menerangkan
bahwa keindahan memiliki keistimewaan. Keistimewaan dari keindahan ialah ‘yang indah’ ; dan
karena itu keindahan merupakan hal yang paling jelas untuk diperhatikan dan disukai lewat
penglihatan yang terpancar dari semua indera manusia.
 Kahlil Gibran: Sang Nabi
Menurut Gibran sesuatu yang indah dilukiskan sebagai hal yang mistik. Bagi Gibran, yang
menjadi pusat keindahan ialah ‘dia’ yang menjadi perangkai kata-kata. Dan ‘dia’merupakan jalan
dan penunjuk kepada perangkai kata. Hal ini lebih kepada suatu cahaya yang terpancar kepada
suatu keindahan.
 Hans Urs Von Balthasar
Bagi Von Balthasar, keindahan berasal dari kemuliaan Allah. Kemuliaan itu ditunjukan lewat
kasih dari yang Ilahi. Jika seseorang berusaha untuk mengkontemplasikan keindahan maka ia
mengkontemplasikan kasih Allah. Selain itu, Keiindahann merupakan kata pertama yang
menjadi milik kita. Baginya intelek merupakan hal terakhir yang menunjukkan keindahan dan
keindahan itu menurunkan sebuah kemegahan yang menjelaskan sebuah kebenaran dan
kebaikannya. Kedua hal itu bersifat dinamis seperti sebuah tarian yang jika dilihat dapat
memunculkan keindahan.
 Nietzsche
Ada sebuah tulisan yang muncul dari gagasan Nietzsche yaitu Zarathustra tentang sebuah
keabadian yang dalam. Tulisan itu memberikan penekanan kepada manusia tentang arti sebuah
keindahan. Baginya keindahan dapat ditemukan lewat berjaga dan dalam suara tengah malam
dalam mimpi yang dalam dan dunia begitu dalam sehingga menimbulkan sukacita yang
dinginkan keabadian dan keabadian itu begitu dalam.
 Dostoyevsky
Sebuah gagasan yang dicetuskan oleh Dostoyevsky ialah mengenai paradoks keindahan.
Baginya keindahan merupakan sebuah misteri yang buruk dimana hati manusia yang sering
menjadi tempat bertempurnya Tuhan dan setan. Sebab sesuatu yang indah dapat dikatakan
indah apabila orang berusaha menempatkan hati(perasaan) terhadap sesuatu yang menariknya
untuk menikmati hal itu. Selain itu menurut Dostoyevsky, keindahan akan menyelematkan
dunia( The Idiot) dan lewat alam merupakan sumber keindahan yang memancarkan sesuatu
yang indah sehinnga manusia dapat memahaminya. Akan tetapi manusia dikatakan bodoh
karena tidak mengandalkan pengetahuan dan pemahamannya tentang alam yang indah itu.
Oleh sebab itu, sesuatu yang indah itu memiliki kekuatan.

Berdasarkan beberapa pandangan dari para filsuf, masih menjadi pertanyaan bagi setiap individu yaitu
apa itu keindahan. Untuk menjawabi itu orang perlu memahami estetika. Sebab estetika menghantar
manusia untuk mengerti arti dan nilai dari keindahan. Selain itu, ada beberapa pandangan dari berbagai
ilmu pengetahuan yang dapat menghantar manusia untuk memahami arti keindahan diantaranya:

 Ontologi dan Etika. Ada di dalam keduniaan kita. Maka perlu sebuah tindakan profetis yaitu
orang harus hidup indah bersama ‘yang lain’ dalam suatu lingkungan yang harmonis supaya
mampu menciptakan sesuatu yang indah dan dapat menemukan keindahan itu sendiri.
 Metafisika. Orientasi transendental bagi kemuliaan Allah.

Dengan adanya berbagai pendangan dan pengertian tentang keindahan, muncul berbagai pertanyaan
bagaimana orang perlu memahami sesuatu yang indah. Apakah sesuatu yang indah hanya berasal dari
karya seni?; apakah sesuatu yang indah lahir secara alami tanpa adanya unsur pendorong lainnya? Hal
ini berkenaan dengan pengalaman inderawi manusia yang membentuk imajinasi dan pengertian tentang
keindahan. Sebab segala sesuatu berasal dari persepsi akan sesuatu, sehingga orang bisa mengambil
keputusan kognitf untuk mendefenisikan arti keindahan.

BAB II KEINDAHAN SEBAGAI PEMBERIAN

Pada bagian ini yang menjadi pertanyaan besar untuk membahas tema ini ialah “Siapa yang memberi
keindahan?” jawabanya ialah keindahan berasal dari ‘Yang Indah’. Keindahan sebagai pemberian
menerangkan suatu sikap partikularitas diri terhadap manusia. Dimana manusia sering nyaman dengan
diri sendiri dan mengabaikan keindahan sehingga membuat manusia terjerumus kedalam kejelekan atau
keburukan. Akibatnya esensi tentang keindahan itu musnah akibat sikap manusia dewasa ini. Keindahan
sebagai pemberian merupakan surprise (suatu sikap buta terhadap keindahan; kematian). Dengan
adanya sikap ini maka dapat dikatakan keburukan atau kejelekan merupakan musuh dari keindahan.
Orang perlu berpandangan bahwa keindahan itu menghidupkan dan menggairahkan serta
memunculkan kegembiraan. Apabila manusia terjerumus kedalam keburukan maka ia tidak akan
merasakan keindahan itu sendiri.

Sikap terhadap keindahan

Sikap terhadap keindahan menjelaskan manusia pertama-tama sebagai pasien/penerima dari yang lain.
Dimana orang belajar untuk menerima segala sesuatu hal berdasarkan pengalaman sebelum berjuang
untuk menjadi diri sendiri. Karena itu manusia disebut sebagai Passio Essendi (kerinduan untuk
menemukan sesuatu yang otentik/cara berada yang otentik). Ada beberapa hal yang menunjukkan sikap
terhadap keindahan yaitu menerima (sebagai kesempatan untuk bersyukur dan menyadari diri sebagai
berkat), menjawab ( sebagai kesempatan untuk menjadi kreatif dalam mengekspresikan keberadaan diri
kita lewat seni hidup), kreativitas ( kesempatan untuk melahirkan/menciptakan yang baru sebagai akibat
dari sikap yang reseptif).

Ada berbagai cara untuk mengalami dan menikmati keindahan. Dengan adanya berbagai pandangan
yang plural tentang keindahan, muncul berbagai kritik dalam menanggapi pandangan itu. Hal itu
dikhususkan kepada para seniman. Kritik merupakan tendensi modern kepada para seniman hanya
mencintai apa yang diciptakan ketimbang memiliki kesadaran tentang apa yang mereka terima. Para
seniman menilai dan merasakan kegembiraan hanya pada apa yang diciptakan. Kritik ini diberikan
kepada para seniman sebab pandangan mereka tentang keindahan jauh dari esensi keindahan. Sebab
esensi keindahan ialah yang indah dalam partikularitasnya. Hal ini berhubungan dengan kebenaran diri
yang mana keindahan menghadirkan kebenaran.

Selain memberikan kritik terhadap para seniman ada juga kritik terhadap fashion yang sedang marak
terjadi pada saat ini sebab bagi banyak orang keindahan itu ada untuk dipertontonkan sedangkan
esesnsi keindahan itu tidak dipertontonkan sebagai hasil cipta dari para seniman. Jika mau dilihat
fashion merupakan salah satu bentuk budaya yang memberikan pengaruh buruk diluar dari hal yang
indah. Kehadiran fashion dinilai memberikan dampak buruk bagi banyak orang untuk memahami arti
keindahan yang esensial. Contoh dari fashion ialah style, trend, model, manner, technic, custom.
Kehadiran fashion ditengah dunia saat ini mampu mengubah pola pikir banyak orang tentang keindahan.
banyak orang salah kaprah dan menilai sesuatu yang indah itu lahir dari hasil cipta suatu karya yang
dapat dipertontonkan kepada banyak orang dan mampu menarik perhatian banyak orang. Namun yang
perlu ditegaskan disini ialah keindahan menjadi nyata dan berharga ketika kita mengalaminya ditengah
realitas, di dalam kesementaraan dunia. Perlu diperhatikan bahwa manusia harus memberikan
perhatian kepada relasi antara keindahan sebagai pemberian dengan tata aturannya sebagai dasar
terdalam dari sesuatu ‘yang indah’.

BAB IV ASAL USUL KARYA SENI MENURUT HEIDEGGER

Menurut Heidegger tentang der ursprung sumber dari mana sesuatu muncul dan berada sebagaimana
adanya. Asal usul karya seni lahir dari hasil karya Van Goch yang melahirkan sebuah lukisan para petani
dan sepatu petani Van Goch. Dari hasil karya Van Goch, muncul pertanyaan apa yang menghubungkan
pencipta dan karya? Jawabanya ialah seni.. Menurut Heidegger, seni adalah dunia. Dunia seni adalah
dunia tertentu dalam arti sesuatu yang berada secara murni sebagai yang tertentu. Sesuatu yang
tertentu itu dilihat sebagai suatu substansi yang menjadi dasar untuk menunjuk sesuatu sebagai yang
tertentu dan karena itu sesuatu yang tertentu memiliki unsur kesatuan di dalam dirinya.

Salah satu lukisan sepatu petani Van Goch, sebagaimana yang dikemukakan Heidegger bahwa lukisan itu
mampu menghantar manusia untuk mengerti asal karya seni dan kebenaran. Dikatakan bahwa asal
karya seni ialah seni dan seni adalah sebuah realitas dalam suatu karya seni. Realitas yang dimaksudkan
menghadirkan sesuatu yang murni. Karya seni merupakan karya real dan bersifat individual karena
berasal dari suatu realitas. Setiap karya seni membawa manusia kepada dunia. Dunia itu diartikan
sebagai sebuah locus dimana manusia hidup; locus terjadinya kelahiran dan kematian. Dalam hal ini ada
suatu keputusan eksistensial tentang sejarah hidup. Dengan demikian Heidegger menegaskan bahwa
esensi suatu karya seni adalah keterbukaan yang berkaitan dengan eksposisi dunia.

Kebenaran dan Aletheia

Kebenaran menurut Heidegger berkaitan dengan realitas. Realitas itu diartikan sebagai sesuatu yang
dikatakan dan tidak hanya sekedar dengan kata-kata tetapi ada kesesuaian yang real dengan intelek.
Baginya esensi dari kebenaran ialah yang benar. Kebenaran itu dapat ditunjukkan lewat keberadaan dari
sesuatu yang benar atau real. Jauh berbeda dengan esensi dari pengetahuan. Esensi pengetahuan ada
dan mengarah pada aletheia yang menginfestasi sang Ada. Aletheia adalah suatu keberadaan yang
benar dan keberadaan itu tidak tertutup. Artinya bahwa aletheia terbuka terhadap dunia. Untuk bisa
mengetahui realitas dunia maka digunakanlah Techne. Techne dilihat sebagai pengetahuan yang dapat
menghasilkan, membawa keluar dan membuat jadi tampak apa yang tersembunyi. Karena itu seniman
bukanlah teknisi. Techne merupakan suatu cara mengetahui; suatu modus humanus dalam mengetahui
kenyataan. Cara mengetahuinya ialah sesuatu yang telah dilihat dan mereapi sesuatu yang real
sebagaimana adanya. Untuk dapat memahani arti kebenaran dan aletheia, orang perlu mengetahui
esensi yang mendasar dari kedua hal tersebut. Esensi keduanya dapat berbeda namun memberikan
penekanan yang sama tentang suatu realitan dunia yang benar dan terbuka secara real dalam
kehidupan ini.

Anda mungkin juga menyukai