Anda di halaman 1dari 21

AKHLAK TASAWUF

Ali Mustaqim, M.Pd.I


CONCEPT
AKHLAK
TASAWUF

Asal Usul
Moral
Tujuan
Etika AKHLAK TASAWUF
Sumber Ajaran
Akhlak
Latar Belakang

Dasar Tujuan Ruang lingkup Urgensi


A K H L A K
PENGERTIAN

Akhlak dari kata khuluk yang berarti tabiat,


muru’ah, kebiasaan, fitrah atau naluri. Akhlak
dapat didefinisikan sebagai sikap yang tertanam
dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-
perbuatan tertentu secara spontan dan konstan.
PERBUATAN MANUSIA
 Perbuatan yang dikehendaki atau disadari, pada waktu dia berbuat
dan disengaja  perbuatan akhlak.
 Perbuatan yang dilakukan tidak dikehendaki, sadar atau tidak sadar
waktu dia berbuat, tapi perbuatan itu diluar kemampuannya dan dia
tidak bisa mencegahnya  bukan perbuatan akhlak. (reflex
action/al-a‟maalul-mun‟akiyah & automatic action/ al-a‟maalul-
‟aliyah).
 Perbuatan yang samar-samar, tengah-tengah, mutasyabihat,
mungkin suatu perbuatan dapat dimasukkan perbuatan akhlak tapi
bisa juga tidak. Pada lahirnya bukan perbuatan akhlak tapi mungkin
perbuatan tersebut termasuk perbuatan akhlak, sehingga berlaku
hukum akhlak baginya, yaitu bahwa perbuatan itu baik atau buruk.
Lupa, khilaf, dipaksa, perbuatan waktu tidur, dsb termasuk
perbuatan yang samar-samar meskipun sejumlah hadits juga
menjelaskan hal itu tidak termasuk perbuatan akhlak.
MORAL, ETIKA, AKHLAK

 Moral : latin (mores)  adat kebiasaan. Moral selau


dikaitkan dgn ajaran baik-buruk yg diterima secara umum
atau masyarakat.
 Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu
sistem nilai suatu masyarakat tertentu.
 Etika lebih banyak dikaitkan dgn ilmu atau filsafat, karena
itu yg menjadi standard baik dan buruk itu adalah akal
manusia.
 Etika bersifat teoritis sedangkan moral bersifat praktis.
Moral menyatakan ttg ukuran sedangkan etika
menjelaskan ukuran tersebut.
 Etika ialah ilmu pengetahuan mengenai kesusilaan, ini
berarti bahwa etika membicarakan kesusilaan secara
ilmiah.
 Kesusilaan  keselurhan aturan, kaidah atau hukum yang
menambil bentuk amar (perintah) dan larangan (cegahan).
ETIKA  AKHLAK
 Prof. John Oman, “ Morality without religion lacks awide
heaven to breath in”.
 Frans Magnis Suseno, “ Adanya wahyu tidak berarti bahwa
potensi pikir manusia itu dicutikan. Karena orang beragama
diharapkan dapat menggunakan secara optimal anugerah sang
pencipta tersebut.jangan sampai akal budi dikesampingkan
dari bidang agama. Itulah sebabnya mengapa jurusan kaum
agama diharapkan betul menggunakan rasio dan metode-
metode etika. Etika meningingkan ttg keluhuran budi dengan
mendorong manusia untuk menggunakan akal budi dan daya
pikirnya agar dia menjadi baik sejalan kaediah, norma hukum
dan aturan main”.
AKHLAK ETIKA
 PERSAMAAN :
 Akhlak, moral dan etika  menentukan hukum/nilai
perbuatan manusia baik atau buruk.
 PERBEDAANNYA :
 Tolak ukur  akhlak : ajaran Qur’an-Sunnah-Akal –kebiasaan
 Etika : akal, Moral  adat kebiasaan.
 Standard nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal,
sedangkan akhlak bersifat universal dan abadi.
Mana yang lebih baik, muslim
yang Shalat malamnya rajin
tapi tidak baik akhlaknya,
atau yang tidak tapi
berakhlak baik ?
 Lebih baik yang akhlaknya bagus sekalipun salat malamnya buruk,
ketimbang salat malamnya bagus tapi akhlaknya buruk.
 Sebaik apapun Ibadah kita akan terhapus pahalanya oleh akhlak
yang buruk. Contohnya Haji. Sekalipun ia dijalankan sebaik-
baiknya, malah mungkin setiap tahun, kalau di dalam
pelaksanaannya ada rafats, fusûq, dan jidâl, hajinya tidak sah. Itu
dalil Alqur’annya (QS. 2/197)

 Dalam Alqur’an diterangkan,

 intinya, mereka yang menyakiti orang lain itu sedang menghapus


seluruh amalnya (QS. 33/al-Ahzâb : 57)
 Sebuah hadis qudsi juga mengatakan: “Ya Ahmad, katakan
kepada orang-orang yang zalim itu agar tidak masuk rumah di
antara rumahmu, karena sudah menjadi kewajiban bagi-Ku
untuk menyebut orang yang menyebut namamu. Dan kalau
seseorang menyakiti orang lain dan menyebut namamu, Aku
akan menyebut namanya juga”. Dan di situ diterangkan, “wa
dzikrî iyyâhu „an al`anahu” (zikirku padanya adalah: Aku
melaknat dia). Jadi, setiap kali orang salat, tapi akhlaknya
buruk, suka menyakiti orang lain, maka setiap kali dia menyebut
“Allahu akbar” dalam salat, Allah justru melaknatnya. Artinya,
salatnya hanya berfungsi untuk mengumpulkan laknat Allah.
Jadi, betapa kasihan orang yang salatnya baik tapi akhlaknya
buruk, karena seluruh ibadah salatnya gugur.
 Saat itu, kepada Rasulullah dilaporkan bahwa “Inna fulânah
tashûmun nahâra wa taqûmul lailâ walâkin tu‟dzî jirânaha
bilisâniha” (ada seorang yang rajin puasa siang dan salat
malam, tapi suka menyakiti tetangga dengan lidahnya). Apa
kata Rasulullah? “Hiyâ fin nâr” (dia di neraka).
KUALITAS AKHLAK UMAT ISLAM

 Akhlak menjadi tema pokok risalah Islam : Wamaa buitstu illa li


utammima makarimal akhlak
 Akhlak menjadi ukuran kesempurnaan iman seseorang, ”Khairun naasi
ahsanuhum khulaqa, manusia yg paling sempurna imannya adalah yg
paling baik akhlaknya “
 Ibadah mahdah selalu dikaitkan dgn akhlak :
 Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar

 Puasa melatih diri menahan nafsu dan meninggalkan sikap yg


tercela
 Zakat membersihkan jiwa dari penyakit2 hati

 ‫خذ من أمىالهم صدقة تطهرهم وتزكيهم بها‬


 Haji mencegah seseorang dr perkataan dan perbuatan tercela dan
dari pertengkaran.
SO …

O ye !
TASAWUF
ASAL-USUL KATA TASAWUF
 Tasawuf (B.Arab) dri kata Suf artinya
Bulu Domba. Lambang kesederhanaan
dan kemulian. Kezuhutan pemakainya.
 Ahl al-Suffah.

 Shafi yaitu suci

 Shopia (B.Yunani) artinya hikmah atau


filsafat.
 Saf artinya pertama.
PENGERTIAN TASAWUF
 Ma’ruf al-Kurhi: tasawuf adalah berpegang pada apa
yang hakiki dan menjauhi sifat tamak terhadap apa yang
ada di tangan,
 Ahmad al-Jarari: tasawuf adalah masuk kedalam akhlak
yang tinggi (mulia) dan keluar dari setiap akhlak yang
rendah.
 Abu Ya’qub al-Susi: sufi adalah orang yang tidak merasa
sukar dengan hal-hal yang terjadi pada dirinya dan tidak
mengikuti keinginan hawa nafsu.

Tasawuf dimaksudkan sebagai usaha untuk


mendekatkan diri kepada Allah dengan menekan
pentingnya akhlak atau sopan santun baik kepada
Allah maupun kepada sesama makhluk.
PERKEMBANGAN DEFINISI TASAWUF
 Dzu al-Nun al-Mishari: tasawuf adalah usaha mengalahkan
segala-galanya untuk memilih Allah, sehingga Allah akan
memilih orang sufi dan mengalahkan segalanya. Wilayah
cinta Ilahi (Mahabbat).
 Abu Yazid al-Bustami: tsawuf adalah sifat al-Haqqi yalbisuha
al-Khalqu (sifat Allah yang dikenakan pada hambanNya).
(mengungkapkan secara lisan akan kondisi batin atau
mengungkapkan pengalaman spiritual yang sebenarnya
cukup dengan di isyaratkan.
 Imam al-Junaid: tasawuf adalah al-tasyawuf antakuna ma’a
Allah bila ‘alaqat ( tasawuf adalah engkau bersama Allah
tanpa hubungan). Artinya seorang sufi bersama Allah bukan
dalam hubungan antara makhluk dan khaliq, bukan antara
‘abid dan mah’bud. Menurutnya, selagi masih ada hubungan
berarti masih mempertahankan eksistensi diri, masih
mengakui keberadaan diri makhluk.
 Husain ibn mansyur al-Hallaj. Di hukum gntung oleh ulama’
Syariah tahun 309 H.
 Dzu al-Nun al-Mishari, Abu Yazid al-Bustami, Imam
al-Junaid, dan Husain ibn mansyur al-Hallaj:
Tasawuf tidak lagi menekankan masalah akhlak,
melainkan sudah membahas masalah hubungan
langsung ntara sufi dan tuhan, bahkan berlanjut
kepada kemanunggalan antara sufi dan tuhan.

Tasawuf disamping sebagai sarana untuk


memperbaiki akhlak manusia agar
jiwanya menjadi suci sekaligus sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah sedekat-dekatnya.
SUMBER AJARAN TASAWUF

 Artinya Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya


kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya
aku adalah dekat

 Artinya Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka


kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah
HUBUNGAN AKHLAK TASAWUF
 Untuk mencapai akhlak yang mulia diperlukan
proses-proses yang biasanya dilakukn oleh
kalangan mutasyawufin (pengamal tasawuf).
 Bagian yang terpenting dalam tasawuf adalah
pencapaian akhlak yang mulia disamping hal-hal
yang terkait dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai