Anda di halaman 1dari 4

Nama : Haifa Aulia Jasmine

NIM : 20201241032

Prodi : PBSI A 2020

Tugas Pragmatik
Analisis Iklan Rokok

Apa itu hasrat?

Hasrat itu seperti angin

Dia tak terlihat, tetapi ada

Kadang hasrat itu hilang

Terpendam dalam angan

Sesekali ia datang, mengingatkanmu lagi

Sadarkan kita akan pilihan

Bangkitkan lamunan

Runtuhkan ragu

Saatnya dengar dan wujudkan

A. Implikatur
Jenis implikatur yang ditemukan pada video iklan rokok di atas adalah
implikatur konvensional. Implikatur yang terdapat dalam iklan rokok inilah yang sangat
menarik untuk dianalisis. Cerita dan tagline yang ada dalam iklan rokok inilah yang
membuat berbeda dibandingkan dengan iklan – iklan lainnya. Karena larangan
mempromosikan iklan rokok dengan tidak memperagakan wujud rokok inilah yang
menjadi sebuah tantangan bagi pembuat iklan. Oleh karena itu, banyak sekali
implikatur konvensional yang ada, agar penonton tetap mengerti dan mengenali iklan
rokok tersebut tanpa menampilkan wujud rokok dalam iklan.
Wujud tuturan yang ada dalam iklan tersebut adalah kalimat tanya dan kalimat
berita. Dengan satu kalimat tanya dan sembilan kalimat berita. Setelah menelaah dan
mencermati rangkaian kalimat dan penggambaran dalam iklan tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa iklan rokok ini hanya sebuah monolog dengan diri sendiri dan
menunjukkan kecamuk batin tokohnya. Kata ‘hasrat’ disini dimaksudkan dengan
keinginan dan kecamuk batin sang tokoh untuk kembali merokok. Ditunjukkan sebuah
gambaran keluarga, pantai, burung di angkasa, dan hal hal positif lainnya. Maksud
visualisasi tersebut adalah dengan merokok dapat menenangkan pikiran dari hiruk
pikuk duniawi digantikan dengan ketenangan pikiran dan kesenangan otak.

B. Analogi
Analogi atau perumpaan. Dalam iklan di atas terdapat beberapa analogi yang
dapat dianalisis. Merokok dalam iklan tersebut diumpamakan sebagai suatu hasrat.
Seperti pada awalan video tersebut ‘Apa itu hasrat?’. Kemudian dilanjutkan dengan
kalimat ‘Hasrat itu seperti angin, Dia tak terlihat, tetapi ada, Kadang hasrat itu hilang,
Terpendam dalam angan, Sesekali ia datang, mengingatkanmu lagi’. Dari serentetan
kalimat tersebut, rasa ingin merokok ini biasa datang dan pergi atau istilah zaman
sekarang yaitu ‘sesuai mood’. Namun, dalam iklan tersebut pun dipertegas dengan
kalimat – kalimat terakhir yang menyiratkan rokok meruntuhkan ragu, menyadarkan,
dan lain sebagainya. Artinya dengan merokok inilah kita dapat membuat pilihan,
menjernihkan pikiran, dan lain sebagainya. Karena itu, sebagai kalimat penutup
terdapat kalimat ‘Saatnya dengan dan wujudkan’ yang dapat diumpamakan sebagai
ajakan untuk merokok lagi karena dapat memberikan solusi, menenangkan pikiran, dsb.

C. Presuposisi
Terdapat berbagai macam jenis presuposisi dalam iklan tersebut, seperti
presuposisi faktif. Presuposisi faktif ini merupakan salah satu bentuk praanggapanyang
di dalamnya terdapat informasi yang nyata dan berdasarkan fakta yang ada. Presuposisi
ini muncul karena informasi yang diyakini penutur adalah nyata adanya. Seperti pada
kalimat di bawah ini.
Bangkitkan lamunan. Sadarkan kita akan pilihan. Runtuhkan
ragu. Saatnya dengar dan wujudkan.
Penutur beranggapan bahwa rokok dapat menyadarkan dia, memberinya sebuah
solusi dari berbagai pilihan yang ada, dan bisa mewujudkan mimpinya.
Presuposisi selanjutnya yang ada dalam iklan tersebut adalah presuposisi
eksistensial. Presuposisi ini mengasumsikan penutur akan keberadaan sesuatu
sesuai dengan keyakinan serta informasi yang dimiliki penutur. Seperti pada
kalimat.

Apa itu hasrat? Hasrat itu seperti angin. Dia tak terlihat,
tetapi ada

Penutur disini meyakini bahwa hasrat yang ia ketahui ini digambarkan seperti
angin yang tidak terlihat tapi nyata adanya. Padahal hasrat yang biasa kita ketahui
adalah sebuah keinginan atau harapan yang kuat dari dalam diri kita tidak seperti
angin.
Presuposisi selanjutnya adalah presuposisi leksikal. Presuposisi leksikal ini
merupakan presuposisi yang terbentuk akibat sebuah penegasan dalam tuturan.
Berikut kalimatnya.
Kadang hasrat itu hilang. Terpendam dalam angan. Sesekali
ia datang, mengingatkanmu lagi
Penutur menjelaskan bahwa hasrat itu biasa hilang, kemudian dipertegas dengan
kalimat ‘terpendam dalam angan’. Penegasan tersebut berarti hasrat itu sudah tidak
ada lagi karena sudah terkubur sedalam-dalamnya. Kemudian pada kalimat
selanjutnya, juga merupakan kalimat presuposisi leksikal. Dijelaskan pula bahwa
setelah hasrat itu hilang kemudian datang kembali dipertegas dengan kalimat
‘mengingatkanmu lagi’. Kata lagi tersebut merupakan penegasan dari maksud
kalimat sebelumnya.
Presuposisi yang terakhir adalah presuposisi non-faktif. Presuposisi ini
merupakan presuposisi yang tidak sebenarnya, artinya anggapan yang disampaikan
tidak benar. Berikut kalimatnya.

Hasrat itu seperti angin. Dia tak terlihat, tetapi ada.


Terpendam dalam angan

Kalimat di atas merupakan makna yang tidak benar. Karena hasrat itu tidak
memiliki wujud apapun hanya sebuah keinginan terpendam dari sang penutur, tetapi
diwujudkan seperti angin dalam iklan tersebut.
D. Entailment
Entailment merupakan hubungan antara tuturan dan maknanya yang bersifat
mutlak. Dalam iklan rokok di atas terdapat beberapa entailment yang dapat ditemukan.
Berikut kalimatnya.
Kadang hasrat itu hilang. Terpendam dalam angan. Sesekali
ia datang, mengingatkanmu lagi
Apa yang disampaikan penutur mengenai hasrat yang hilang ini dimaksudkan
kepada hasrat penutur untuk merokok yang terkadang akan hilang hingga tak bersisa.
Namun, hasrat untuk merokok itu akan kembali dan menjerumuskan penutur untuk
merokok lagi.
Sadarkan kita akan pilihan. Bangkitkan lamunan. Runtuhkan
ragu. Saatnya dengar dan wujudkan.
Kalimat di atas juga merupakan entailment. Dijelaskan pula bahwa merokok dapat
menyadarkan kita dalam mengambil sebuah keputusan atau pilihan, menyadarkan kita
dari lamunan yang tiada habisnya, serta meruntuhkan ketidakpastian. Kemudian
diakhiri dengan ajakan untuk mewujudkan lagi hasrat dari merokok tersebut.

Anda mungkin juga menyukai