Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS ILMIAH

HUKUM KEPEGAWAIAN

PERANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL / APARATUR NEGERI SIPIL


DALAM MEMBERIKAN EKSISTENSI BAGI PELAJAR DAN MAHASISWA DI
ERA 4.0

DISUSUN OLEH :
PERDIANUS DARUSMAN
A1011201241

DOSEN PENGAMPU :
DR. NAFSIATUN, S.H.,M.Hum
PRIYO SAPTOMO, S.H.,M.Hum

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN


RISET DAN TEKNOLOGI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan
pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Peranan Pegawai Negeri Sipil Dan Aparatur Negeri Sipil Dalam Memberikan Eksistensi
Bagi Pelajar dan Mahasiswa di Era 4.0”. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada para pihak dan dosen akademisi yang telah memberikan materi tentang hukum
kepegawaian ini sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian dan tahapan dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak
kekurangan data yang relevan dan mungkin masih banyak hal yang belum atau tidak bisa
dipahami oleh pembaca, oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan
supaya penulis dapat mendapat ide dan agar dalam meakukan penulisan karya tulis ilmiah
kedepannya bisa lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terima kasih.

Pontianak, 28 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 2
3. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
1. Peningkatan Kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil ................................................................... 3
2. Penerapan Teknologi Yang Baik Agar Tidak Menimbulkan Budaya Buruk / Negatif diKalangan
Pelajar Dan Mahasiswa. ...................................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................................... 8
PENUTUP ................................................................................................................................................. 8
1. Kesimpulan.................................................................................................................................. 8
2. Saran ........................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Maraknya kasus viral dimedia sosial yang didasari oleh konten-konten yang
tidak mendidik bagi generasi sekarang ini menjadikan pegawai dibidang akademis
maupu non akademis sangat berperan penting dalam memberikan eksistensi bagi
pra remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa agar bisa meraih eksistensi dan
popularitas dengan cara positif. Oleh karena itu harus adanya tindakan dari para
pegawai negeri sipil terutama dikalangan akademisi agar memberikan pelajaran
supaya pelajar dan mahasiswa tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan
berbagai pihak demi mencari eksistensi.
Oleh karena itu, pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah
instansi, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan
kemampuan dan keterampilan pegawai. Pengembangan pegawai juga dirancang
untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk
suatu instansi dalam geraknya ke masa depan. Pentingnya pendidikan dan pelatihan
bukanlah semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan
organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para
pegawai, dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Produktivitas kerja
meningkat berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh outcome yang
lebih. Pendidikan dan pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai. Oleh karena itu setiap organisasi
atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan pegawainya harus
memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kinerja
pegawainya.
Untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi
tersebut diperlukan peningkatan mutu profesionalisme, sikap pengabdian dan
kesetiaan pada perjuangan bangsa dan negara, semangat kesatuan dan persatuan,
dan pengembangan wawasan Pegawai Negeri Sipil. Oleh sebab itu, suatu instansi
harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Untuk meningkatkan
kualitas atau kemampuan-kemampuan pegawainya tersebut, dapat dilakukan
melalui pendidikan dan pelatihan. Karena pendidikan dan pelatihan merupakan

1
bagian tidak terpisahkan dari usaha pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara
menyeluruh.

2. Rumusan Masalah

2.1 Untuk Melakukan Peningkatan Kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Aparatur Negeri Sipil.
2.2 Memberikan Penerapan Teknologi Yang Baik Agar Tidak Menimbulkan
Budaya Buruk / Negatif diKalangan Pelajar Dan Mahasiswa.

3. Tujuan

Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan eksistensi
yang positif dikalangan pelajar dan mahasiswa terutama di era 4.0 yang dimana
banyaknya para kaum muda / remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa yang sudah
mahir dalam teknologi dan mengunakan aplikasi untuk membuat berbagai konten
dan menjadi viral sehingga terkadang banyak menuai kritikan dari masyarakat
dikarenakan banyaknya berbagai konten yang menjadi viral dikarenakan sifatnya
yang negatif dan juga banyak nya aksi dikalangan pelajar dan mahasiswa yang
melakukan tindakan tidak berperi kemanusiaan seperti meakukan pengeroyokan
dan perkelahian dengan berbagai pihak demi mencari popularitas dan eksistensi
dikalangan masyarakat.
Sehingga dalam hal ini perlu adanya penerapan bagaimana cara meningkatkan
ekstistensi yang bersifat positif dan terdidik terutama dilakukan oleh pegawai negeri
sipil baik yang akademis maupun non akademis dikalangan pelajar dan mahasiswa
dengan memberikan pelajaran tentang bagaimana meningkatkan eksistensi di dunia
maya oleh para akademisi dan dengan melakukan sosialisasi atau seminar dan
webinar oleh para pegawai negeri sipil non akademisi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Peningkatan Kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil

Peningkatan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil salah satunya bisa melalui


Pendidikan dan Latihan (DIKLAT). Diklat adalah proses penyelenggaraan kegiatan
belajar dan mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil.
Diklat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; Menciptakan aparatur
yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan;
Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan,
pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; Menciptakan kesamaan visi dan
dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan
demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Program e-learning merupakan salah satu program yang digunakan dalam
pengembangan kompetensi PNS melalui pelatihan nonklasikal. Dengan kemajuan
teknologi di era revolusi industri 4.0 telah mendorong terjadinya perubahan pola
pelatihan yang tadinya konvensional ke pembelajaran dalam jaringan (daring) atau e-
learning. Pengembangan dapat dikatakan sebagai suatu proses pendidikan jangka
panjang dengan memanfaatkan prosedur sistematis dan terorganisir, serta dilakukan
secara mendalam untuk memberikan suatu perubahan. Pengembangan pada kaitannya
dengan pegawai adalah suatu proses pendidikan yang dijalani oleh pegawai untuk
memberikan perubahan pada aspek pendidikan dan keterampilan yang mampu
memberikan perubahan signifikan pada proses masa kerjanya. Dalam kaitan ini, yang
dikembangkan adalah pengetahuan yang dimaksud untuk memperbesar kemampuan
SDM dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk pengajar atau pemberi materi dalam pendidikan dan pelatihan berasal
dari kalangan enterpreuner maupun pimpinan korporasi. Diharapakan dengan hal
tersebut dapat menjadi ajang tukar pikiran, sehingga dapat memberi pengalaman para
ASN dan PNS. Menteri Asman juga mendorong para ASN dan PNS untuk dapat melek
teknologi, sebab dalam era industri 4.0 akan banyak penggunaan digital, jika
penyelenggara negara tidak tanggap teknologi maka dapat tertinggal dengan negara

3
lain. Era revolusi industri yang ke-empat pun menuntut ASN untuk dapat menguasai
bahasa asing, agar SDM Indonesia dapat berkompetitif dengan negara lainnya.
Seiring berkembangnya zaman, tuntuan akan produktivitas organisasi juga
semakin tinggi. Apapun jenis organisasinya baik profit maupun non-profit secara
otomatis harus mampu mengadapi komplekitas lingkungan. Demikian halnya
organisasi pemerintah baik di pusat maupun di daerah, kinerjanya dituntut untuk selalu
dapat melayani masyarakat beserta segala komplekitas kebutuhannya sebagai koteks
lingkungannya. Kinerja organisasi dapat dikatakan sebagai akumulasi dari kinerja
individu-individu yang bekerja sama di dalamnya. Begitu pula dengan kinerja
organisasi pemerintahan yang tidak bisa lepas dari kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai individu-individu di dalamnya.
Perlu diketahui bahwa kompetensi ASN di Indonesia masih mengalami
permasalahan. Seperti yang diungkapkan mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar pada 2012 silam bahwa Indonesia
mengalami krisis ASN yang kompeten. Sebanyak 4,7 juta ASN di Indonesia, 95%
diantaranya tidak memiliki kompetansi di bidangnya (Hartawan, 2012). Hal yang
senada juga muncul dari pakar Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol Universitas
Gajah Mada dan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Agus Dwiyanto. Permasalahan
ASN di Indonesia ini bukan semata-mata pada kuantitas yang terlalu besar, melainkan
lebih mandasar pada kualitas yakni kompetensi yang sangat minim (Prayogo, 2015).
Secara normatif keseriusan pemerintah terhadap penyelenggaraan Diklat ASN
dapat dilihat sejak munculnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101
Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Aparatur Sipil Negara. Secara
kelembagaan, Pendidikan dan Pelatiahn (Diklat) ASN telah dibentuk Badan
Kepegawaian Negara. Lembaga ini berfungsi sebagai pengendali yang bertanggung
jawab atas pengembangan dan pengawasan standar kompetansi jabatan serta
pengendalian pemanfaatan lulusan Diklat. Selain itu terdapat instansi pembina Diklat
yakni, Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang bertanggung jawab atas pengaturan,
koordinasi, dan penyelenggaraan Diklat

2. Penerapan Teknologi Yang Baik Agar Tidak Menimbulkan Budaya Buruk / Negatif
diKalangan Pelajar Dan Mahasiswa.

4
Pendidikan merupakan satu diantara beberapa aspek penting dalam kehidupan
manusia. Sistem pendidikan yang baik dan diterapkan dengan baik adalah kunci
mencetak penerus generasi bangsa yang cerdas, berkarakter, serta berkualitas. Dengan
demikian, melalui pendidikan peradaban yang lebih tinggi dan maju dapat terlahir di
tengah masyarakat. Seiring perkembangan zaman, teknologi menginstruksi berbagai
aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan. Keterlibatan teknologi informasi di
dunia pendidikan menghadirkan perubahan dalam kegiatan proses pembelajaran.
Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan lanjutan perlu menyediakan proses
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui skema
digitalisasi, civitas akademika perguruan tinggi memiliki lebih banyak sumber materi
yang luas tanpa dibatasi oleh sekat-sekat pendidikan formal. Digitalisasi mampu
memperluas aksesibilitas, meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Modernisasi menuntut dunia pendidikan untuk turut berkembang dan
beradaptasi dengan kemajuan. Implementasi TI dalam sistem pendidikan adalah salah
satu upaya agar dunia pendidikan paralel dengan kemajuan zaman. Manfaat TI dapat
dirasakan oleh semua pihak yang berkepentingan, yaitu mencakup tenaga pengajar,
peserta didik, serta lembaga pendidikan formal maupun non formal. Pada era digital ini
perkembangan teknologi berjalan dengan begitu sangat cepat sehingga memiliki
dampak positif. Dampak positif dari perkembangan teknologi terhadap dunia
pendidikan, antara lain :
a. Memudahkan dalam mencari informasi yang sedang dibutuhkan.
b. Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk
kepentingan pendidikan.
c. Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-
learning yang semakin memudahkan proses pendidikan dan dapat membuat kelas
virtual atau kelas yang berbasis teleconference yang tidak mengharuskan sang
pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan.
d. Munculnya bermacam-macam komunitas dari internet guna menjalin relasi baru.
e. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-
metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak,
karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
f. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendaya
gunaan teknologi informasi dan komunikasi.
5
g. Dapat digunakan sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan.
Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu dan profil institusi
pendidikan diketahui oleh pemerintah.
h. Dapat membuat perpustakaan online (perpustakaan dalam bentuk digital).

Di balik kemajuan teknologi informasi yang memiliki dampak positif, ternyata ada
dampak negatif juga yang dapat ditimbulkan pada dunia pendidikan, yaitu : (a).
Banyaknya informasi yang menarik bagi siswa di internet membuat siswa terkadang
tidak fokus ketika pembelajaran sedang berlangsung. (b). Mempermudah terjadinya
pelanggaran terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin
mudahnya mengakses data dapat menyebabkan munculnya penjiplakkan atau
plagiatisme untuk melakukan suatu kecurangan. (c). Banyaknya informasi menarik atau
game online membuat peserta didik menjadi malas belajar. Peserta didik lebih suka
menjelajahi dunia mayanya dengan berbagai informasi menarik yang disajikan. (d).
Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindakan
kriminal. Kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang e-book
berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. (e). Maraknya
penyebaran pornografi di kalangan peserta didik yang akan merusak moral generasi
muda jaman sekarang. Bagi jiwa yang masih muda dan suka penasaran melihat hal yang
berbau pornografi justru akan membuat peserta didik ingin mencoba karena penasaran.
Inilah yang kemudian akan membuat siswa mengalami kerusakan moral. (f). Peserta
didik dapat melupakan untuk menjalankan kewajibannya seperti belajar dan beribadah.
(g). Teknologi informasi membuat pengaruh dari luar negeri masuk dengan sangat
bebas dan sangat sulit dibendung. Inilah yang menyebabkan datangnya pengaruh
pergaulan bebas di kalangan peserta didik karena mencontoh apa yang mereka lihat di
luar melalui media informasi.
Itulah berbagai efek negatif teknologi terhadap dunia pendidikan, peserta didik
khususnya yang menjadi korban langsung dari derasnya arus informasi. Semua pihak
harus ikut mengontrol arus informasi yang diterima peserta didik agar peserta didik
juga bisa kembali menerima pendidikan dengan baik dan benar.
Pendidikan di era globalisasi berarti terintegrasinya pendidikan nasional
kedalam pendidikan dunia. Peserta didik harus dibekali kompetensi yang memadai agar
peserta didik dapat berkembang di era digital yang sangat kompetitif. Terdapat
beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi dunia pendidikan di era digital, antara
6
lain kualitas pendidikan, profesionalisme tenaga kependidikan, kebudayaan
(akulturasi), strategi pembelajaran, tantangan perbaikan manajemen, serta tantangan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi dalam dunia pendidikan adalah
suatu sistem yang dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran sehingga tercapai hasil
yang diinginkan.
Oleh karena itu, dalam dal penerapan teknologi demi memberikan eksistensi
bagi pelajar dan mahasiswa sangat diperlukan keterlibatan pegawai negeri
sipil/aparatur negeri sipil yang sudah berkompeten dalam mendidik dan tentunya
menguasai teknologi supaya tidak kalah telak dari pelajar dan mahasiswa dan dalam
hal ini para pegawai negeri sipil/aparatur negeri sipil dapat memberikan penerapan
terkait bagaimana meningkatkan eksistensi diri mereka agar dapat memberikan manfaat
bagi masyarakat yang terlibat didalamnya seperti berikut ini :
a. Membuat konten dimedia sosial dengan tujuan yang positif dan bermnafaat seperti
konten edukasi, makanan, motivasi dll.
b. Menggunakan media sosial dengan bijak dan mengabaikan berbagai komentar
buruk / negative yang dapat menimbulkan masalah kedepannya.
c. Mengabaikan segala bentuk rasisme dan sesuatu yang dapat menimbulkan
perpecahan.
d. Menghindari hal-hal yang cepat menaikkan eksistensi namun bersifat negative.

Terkait peran mahasiswa di era teknologi, mahasiswa sebagai generasi yang


pertama kali terpapar teknologi. Dengan pendekatan self filtering, mahasiswa
menyaring informasi yang diterimanya lebih dulu sebelum mempostingnya. Salah satu
hal yang sangat melekat dengan generasi milenial ialah penggunaan teknologi yang
tinggi, khususnya internet. Teknologi komunikasi instan, yaitu media sosial, juga akrab
dengan generasi milenial, generasi muda itu lebih cerdas. Mereka bisa membedakan
mana hoaks dan mana tidak. Jika selalu memeperuncing perbedaan dengan tidak
menggali persamaan, maka suatu saat nanti Indonesia hanya akan menjadi peta dalam
sejarah. Jika kita selalu dapat mengangkat persamaan dalam perbedaan, memposisikan
perbedaan sebagai kekayaan bangsa, maka Indonesia akan tetap ada selamanya.

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam memberikan esksistensi nagi para pelajar dan mahasiswa di era 4.0
sebagaimana yang dimaksud yaitu revolusi indsutri 4.0. peran pegawau negeri sipil /
aparatur negeri sipil sangat diperlukan demi memberikan perubahan bagi remaja
dikalangan pelajar dan mahasiswa supaya tidak menggunakan teknologi dengan
negative demi mencapai eksistensi mereka didunia maya maupun dikehidupan
sebenarnya. Oleh sebab itu para pegawai negeri sipil yang bergerak sebagai akademisi
maupun non akademisi harus turun tangan terutama bagi mereka yang berkompeten
dalam bidangnya yang berhubungan dengan teknologi dan eksis sebagai partner bagi
para remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa.
Mengingat banyak remaja yang melek teknologi namun salah dalam
penggunaan nya sehingga dapat merugikan pihak lainnya harus segera diatasi dengan
memberikan Pendidikan yang dapat merubah pola mindset para remaja dikalangan
pelajar dan mahasiswa bahwa untuk mencapai suatu eksistensi tidak hanya viral dengan
hal-hal atau konten yang tidak mendidik, namun ada banyak jalan yang dapat dilakukan
agar eksistensi yang diharapkan para remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat dan menimbulkan reaksi atau tanggapan positif
dan dengan demikian hal tersebut juga dapat meningkatkan semangat para pelajar dan
mahasiswa dalam meningkatkan eksistensi diri mereka.

2. Saran

Dengan ditulisnya karya tulis ilmiah ini semoga dapat menjadi pembelajaran bagi para
remaja dikalangan pelajar dan mahasiswa agar dapat lebih bijak dalam meningkatkan
eksistensi dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga bagi para pihak
terkait agar lebih sadar betapa pentingnya pendekatan terhadap mereka yang mulai
menyalahi aturan demi meningkatkan eksistensi diri mereka agar dapat lebih
diperhatikan dan dibina kembali bahwa ada banyak jalan yang baik dan positif jika
mereka mau benar-benar esksis di era revolusi industry 4.0.

8
DAFTAR PUSTAKA

UIN Sunan Gunung Jati. Pengembangan Pegawai Negeri Sipil. Bandung, diakses
tanggal 28 Maret 2023. http://digilib.uinsgd.ac.id/482/4/4_bab1.pdf

Saputra Basri, Wahyu.,Widowati Johannes, Ayu. 2022. Pengembangan Kompetensi


Pegawai Negeri Sipil Dalam Penerapan Pelatihan Nonklasikal Pada Era Revolusi Industri 4.0
di Badan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan. IPDN Jatinangor Ejournal.

Panrb. 2018. Sambut Era Industri 4.0, Tingkatkan Kompetensi ASN. Diakses tanggal
28 maret 2023.

Pramasti Wulandar, Devvy. 2021. Strategi Peningkatan Kompetensi Dalam


Menyiapkan Aparatur Sipil Negara di Era Revolusi Industri 4.0. Universitas Airlangga.
Diakses tanggal 28 maret 2023. https://ojs2.e-journal.unair.ac.id/JAP/article/view/31830

Sevima. 2022. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan Masa Kini.


Diakses tanggal 28 maret 2023. https://sevima.com/pemanfaatan-teknologi-informasi-dalam-
pendidikan-masa-kini/

SMAN 2 Koto. 2021. Pengaruh Era Digital Terhadap Pendidikan. Diakses tanggal 28
maret 2023. https://sman1dk.sch.id/berita/pengaruh-era-digital-terhadap-pendidikan

UNRI, redaksi. 2020. Peran Mahasiswa di Era Perkembangan Teknologi. Diakses 28


maret 2023. https://unri.ac.id/peran-mahasiswa-di-era-perkembangan-teknologi/

Anda mungkin juga menyukai