Anda di halaman 1dari 19

ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN UNTUK

JARIMAH KORUPSI

Kelompok 2 Unit 1 Semester 4

Diajukan Memenuhi Persyaratan Lulus Mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi Program
Studi: Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

Dosen Pembimbing : Dr. Ahmad Syarbaini, MA

Disusun Oleh:
1. Wirdatur Rahmi (21220571)
2. Vithria (21220570)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HILAL SIGLI
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dalam menyusun
makalah ini yang berjudul "Istilah-istilah yang digunakan untuk jarimah korupsi".
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad Saw,. sahabat dan
keluarganya
Makalah ini adalah makalah yang dapat memotivasi Anda untuk memperdalam
tentang pengertian jarimah korupsi Penulis mencari isi yang tercantum dalam makalah
ini dari sumber-sumber yang terkemuka dan dari buku- buku yang membahas tentang
hal yang bersangkutan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini membutuhkan kepada penyempurnaannya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kiranya pembaca dapat memberi saran-saran untuk
perbaikan di masa mendatang. Penulis berterima kasih kepada dosen yang membimbing
di mata kuliah tersebut.
Semoga apa yang penulis usahakan ini kiranya dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan para pembaca umumnya, Aamiin.

Sigli, 05 Mei 2023

Penyusun I Penyusun II

Wirdatur Rahmi Vithria

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................2
A. Pengertian Jarimah Korupsi...................................................................2
B. Pengertian Istilah.....................................................................................2
C. Istilah-Istilah Yang Digunakan Dalam Jarimah Korupsi....................3
BAB III PENUTUP ...........................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran ......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi atau tindak pidana korupsi (jarimah korupsi) merupakan salah satu
dari sekian banyak tindak pidana yang sudah mempunyai ketentuan hukum
setelah melalui perjalanan panjang dan bersejarah.
Istilah tindak pidana adalah suatu istilah yang sering dipergunakan dalam
hukum positif yang di dalam hukum Islam lebih dikenal dengan jarimah.
Istilah korupsi merupakan produk istilah modern yang tidak dijumpai
padanya secara tepat dalam fikih atau hukum Islam. Meski demikian, korupsi
selalu mengacu pada beberapa praktik kecurangan dalam transaksi antara
manusia untuk kepentingan diri atau kelompok. beberapa istilah yang terdapat
dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai bentuk ekspresi yang mengandung unsur-
unsur korupsi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan jarimah korupsi?
2. Apa yang dimaksud dengan istilah?
3. Istilah apa yang di gunakan dalam jarimah korupsi?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui definisi jarimah korupsi
2. Untuk mengetahui definisi istilah
3. Untuk mengetahui istilah-istilah apa yang di gunakan dalam jarimah korupsi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Jarimah Korupsi


Menurut bahasa, kata jarimah berasal dari kata jarama kemudian bentuk
masdarnya adalah jaramatan yang artinya perbuatan dosa, perbuatan salah, atau
kejahatan. Pengertian jarimah tersebut tidak berbeda dengan pengertian tindak
pidana, (peristiwa pidana, delik) dalam hukum pidana positif.
Sedangkan pengertian korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptus dan
Corruption, artinya buruk, bejat, menyimpang dari kesucian, perkataan
menghina, atau memfitnah. Dalam Black Law Dictionary di modul Tindak
Pidana Korupsi KPK, korupsi adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan
sebuah maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yang bertentangan
dengan tugas resmi dan kebenaran lainnya "sesuatu perbuatan dari suatu yang
resmi atau kepercayaan seseorang yang mana dengan melanggar hukum dan
penuh kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang
lain yang bertentangan dengan tugas dan kebenaran lainnya. untuk dirinya
sendiri atau orang lain yang bertentangan dengan tugas dan kebenaran lainnya.

B. Pengertian Istilah
Berdasarkan Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia berjudul "Tata Istilah"
(2016) pengertian kata istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan
sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (ipteks). Hal tersebut masih dibagi menjadi istilah umum dan istilah khusus.
Istilah sendiri bisa disebut sebagai kosakata. Kosakata tersebut digunakan
sehari-hari dalam kehidupan manusia dalam penyebutan sesuatu. Misalnya,
manusia melangkahkan kaki bisa disebut "berjalan" dan ketika kecepatannya
ditambah kemudian disebut "lari".

2
Istilah juga bisa diartikan sebagai kata yang sering kita temukan dalam
bacaan ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah berarti
kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
Istilah juga dapat dikatakan adalah frasa yang dipakai sebagai nama atau
lambangdan yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atausifat yang khas dalam bidang tertentu dan memberikan suatu
pengertian.

C. Istilah-Istilah Yang Digunakan Dalam Jarimah Korupsi


Di dalam hukum Islam, tidak dengan jelas membicarakan tentang korupsi
secara khusus, baik itu di dalam Al- Qur’an maupun di dalam Hadits. Akan
tetapi banyak di kenal istilah-istilah dimana pada hakikatnya istilah-istilah itu
mengandung unsur-unsur pelanggaran, penyalahgunaan wewenang, penipuan,
dan sebagainya, yang semua itu adalah dapat merugikan kepentingan umum,
sebagaimana halnya tindak pidana dalam hukum positif.
Pada umumnya, istilah korupsi yang sering digunakan dalam hukum pidana
Islam ada tiga macam, yaitu:
1. Ikhtilas

Secara etimologis, al-ikhtilas berasal dari kata kerja “ -‫خيلس‬-‫خلس‬

‫”خلسا‬ yang berarti merampas dan mengambil dengan tipuan. Ibn Mandzur

menjelaskan arti kata “‫”اخللس‬adalah “‫ ”األخذ يف هنزة وخماتلة‬mengambil dalam

suasana lengah dan dengan cara menipu. 1 Menurutnya di samping kata “‫اخلل‬

‫ ”س‬mashdar atau bentuk verbal noun-nya juga bisa disebut “‫ ”اخللسلة‬yang


oleh Muhammad Zakaria al-Kandahlawi diartikan sebagai berikut:

1
M. Nurul Irfan, Jarimah Al-Maksu, Al-Ikhtilas, dan Al-Intihab Dalam Hukum Pidana Islam,
Al-‘Adalah, Vol. XI, No.2 Juli 2013, hlm.178.

3
‫ أن يأخ ذ الش يء مس ارعا ويب ادر يأخ ذه من ه أخ ذه على على غ ري وج ه اإلستس رار‬:‫اخللس ة‬

‫والسرقة إمنا هي وجه اإلستسرار من غري إختالس وال مبادرة‬


Artinya:
“ Al-khulsah adalah mengambil sesuatu secara cepat dan bersegera bukan
dengan jalan sembunyi-sembunyi. Kalau pencurian dilakukan dengan cara
sembunyi-sembunyi bukan dengan cara menipu dan bersegera.”2
Dalam beberapa sumber para ulama menjelaskan istilah al-ikhtilas ada
yang memakai istilah al-ikhtilas dan ada juga yang memakai istilah al-
mukhtalis. Keduanya sama makna dan artinya, perbedaannya hanya pada
bentuk kata, terkadang dipakai bentuk mashdar-nya dan terkadang dipakai
bentuk ism fail-nya. Al-Mubarak Furi memakai kedua-duanya dengan
mendefinisikan al- mukhtalis sebagai berikut:

‫املختلس الذى يسلب املال على طريقة اخللسة‬


“Al-mukhtalis adalah orang yang merampas harta dengan cara menipu.”3
Dari beberapa definisi al-ikhtilas atau al-mukhtalis di atas, jika diteliti
unsur-unsur yang terdapat dalam berbagai rumusan definisinya, maka al-
ikhtilas adalah sebuah cara untuk menguasai atau memiliki harta pihak lain
dengan cara merebut, atau merampas, dilakukan secara cepat, dilakukan
dengan terang-terangan terkadang terdapat unsur kekerasan atau biasanya
dilakukan dengan cara memperdaya korban.
Dengan adanya unsur memperdaya korban, sebagai dikemukakan oleh al-
Baihaqi di atas maka hipnotis yang biasa dilakukan oleh pelaku dan cukup
sering terjadi dimasyarakat bisa dikategorikan ke dalam jenis kejahatan al-
ikhtilas ini. Namun secara umum dengan meneliti beberapa unsur al-
ikhtilas, dalam bahasa Indonesia lebih sesuai dengan istilah mencopet.

2
Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, Aujaz al-Masalik ila Muwaththa’ Imam Malik, Jil.
XIII, (Bayrut: Dar al-Fikr,1974), hlm. 325.

3
Abu ‘Ali Muhamamd ibn ’Abdurrahman al-Mubarak Furi, Tuhfah al-Ahwadzi bi Syarh
Jami’ al-Tirmidzi, Jil. V, (Bayrut: Dar al-Fikr,, t.t.), hlm. 8.

4
Sebab dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mencopet diartikan dengan
mencuri (barang yang sedang dipakai, uang dalam saku, barang yang
dikedaikan dan sebagainya) dengan cepat dan tangkas. Jadi al-ikhtilas
sangat mirip dengan pencopetan tetapi tidak sama dengan pencurian karena
obyek atau sasarannya bukan sedang disimpan oleh pihak korban melainkan
sedang di bawa, dipakai, dijual di warung atau sedang dipergunakan.
2. Risywah

Secara etimologi risywah berasal dari kata “‫رشوة‬-‫يرشو‬-‫ ”رشا‬yang berarti

“ menjulurkan kepala”.
Adapun menurut terminologi risywah adalah apa-apa yang diberikan
(baik uang maupun hadiah) untuk mendapatkan suatu manfaat atau segala
pemberian yang bertujuan untuk mengukuhkan sesuatu yang batil dan
membatilkan suatu yang haq.4
Risywah jugadapatdiartikan “suatu pemberian baik berupa harta maupun
benda lainnya kepada pemilik jabatan atau pemegang kebijakan atau
kekuasaan guna menghalalkan (melancarkan) yang batil dan membatilkan
yang hak atau mendapatkan manfaat dari jalan yang legal (ilegal).”
Apapun bentuknya jika dipergunakan untuk melegalkan sesuatu dilarang
ataupun mengubah keputusan maka itu tidaklah diperbolehkan. Terkait
sanksi yang digunakan untuk pelaku tindakan risywah hampir sama dengan
sanksi hukum bagi pelaku ghulul. Dalam hal ini, sanksi hukum pelaku
tindakan risywah memang tidak disebutkan secara jelas oleh syariat (Al-
Qur’an dan Hadits), dikarenakan sanksi tindak pidana tersebut dikategori
sanksi ta’zir yang keputusannya ada di tangan hakim. Sedangkan untuk
menentukan jenis sanksi agar sesuai dengan kaidah-kaidah hukum Islam dan
sejalan dengan prinsip untuk memelihara stabilitas hidup bermasyarakat
maka berat dan ringannya sanksi hukum harus disesuaikan dengan jenis
tindak pidana yang dilakukan, dan disesuaikan dengan lingkungan dimana

4
Bahgia, Risywah Dalam Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Tindak Pidana Suap,
Jurnal Ilmu Syari’ah, FAI UIKA Bogor, Vol. 1 No.2 2013, hlm. 157.

5
pelanggaran itu terjadi, kemudian dikaitkan dengan motivasi-motivasi yang
mendorong sebuah tindak pidana itu dilakukan.
3. Ghulul
Secara bahasa, ghulul berasal dari kata ‫ غلوال‬-‫يغل‬-‫ غل‬yang memiliki arti

dasar ‫( خان‬berkhianat). Dari arti dasar ini kemudia berkembang makna-

makna baru, seperti: mengambil sesuatu dan menyembunyikan hartanya,


mengambil sesuatu secara tersembunyi dan memasukkannya ke dalam
tempat penaruhannya, mengambil sesuatu dengan cara diam-diam,
mengambil ghanimah sebelum dibagi secara adil, dan sebagainya, yang bila
dicermati semuanya diikat oleh yang namanya khianat.5 Dari segi tindakan
yang dilakukan, khianat memang dilakukan secara diam-diam. Orang yang
melakukan perbuatan khianat, biasanya tidak ingin orang lain
mengetahuinya. Pelaku akan merasa malu jika perbuatannya diketahui orang
lain. Dari segi apa yang diambil, mengambil sesuatu harta sebelum dibagi
secara adil (semisal ghanimah), di mana ada bagian hak orang lain atas
sesuatu harta itu,sama halnya telah khianat atas harta umat.
Meskipun demikian, ada juga yang beberapa istilah lain yang digunakan
dalam hukum pidana Islam, antara lain yaitu:
1. As-Sariqah
Secara etimologis sariqah berarti mengambil harta seseorang secara
sembunyi-sembunyi dan dengan tipu daya, sedangkan secara
terminologis sariqah adalah pengambilan harta yang dilakukan oleh
seorang mukalaf yang baligh dan berakal terhadap barang milik orang
lain secara diam-diam, apabila barang tersebut mencapai nishab (batas
minimal), dari tempat simpanannya, tanpa ada unsur syubhat terhadap
barang yang diambil tersebut.6

5
Mohammad Zaenal Arifin, Ghulul (Penggelapan Harta): Konsep, Sanksi, Dan Solusinya
Dalam Perspektif Al-Qur’an, Syar’ie ,Vol. 1 Januari 2019, hlm. 58.

6
Siti Umi Salamah, Kompasiana.com, Memahami tentang Sariqah dan Kadar Batas
Pencurian,https://www.kompasiana.com/siti75510/604ee0c9d541df69c2784742/memahami-
tentang-sariqah-dan-kadar-batas-pencurian (diakses 6 Mei 2023)

6
2. Al-Khianat

‫أخد مما حتت يده مما هو مؤمتن عليه وهو وان كانت يف احلا لكن لست من حور وذلك‬

‫كاخلادموحنوهم واخلفري وا لطباح و مه حممد بيت خول يف له باملعاَدون‬


Artinya
“Mengambil sesuatu dibawah kekuasaannya, sedangkan dia di percaya,
dan dilakukan secara diam-diam sekalipun bukan dari tempat
penyimpanan, yang demikian itu seperti pembantu yang diberi izin
masuk rumah tuannya, juru masak, penjaga, dan sebagainya.” 7 (Abu
Syuhban, 197:220)
Semua istilah-istilah tersebut menunjukkan bahwa dalam hukum pidana
Islam belum ada satu istilah yang pasti (jelas) terhadap korupsi, sehingga
menyebabkan ketikdakjelasan terhadap ta’rîf (definisi) ataupun terminologi
korupsi yang dimaksudkan.
Dalam kamus bahasa Indonesia, salah satu makna korupsi secara
etimologi adalah “rusak”. Oleh karena itu, istilah untuk korupsi menurut
hukum pidana Islam lebih tepat jika diistilahkan dengan “al-fasad”. Istilah
ini berdasarkan Al-Qur’an surat Al-Qasas: 77:
ٰ ِ ُّ ‫ك ِم َن‬ ِ َ‫ٰىك ال ٰلّه الدَّار ااْل ٰ ِخرةَ واَل َتْنس ن‬ ِ
ُ‫الد ْنيَا َواَ ْحس ْن َك َمٓا اَ ْح َس َن اللّه‬ َ َ‫صْيب‬ َ َ َ َ ُ َ ‫َو ْابتَ ِغ فْي َمٓا اٰت‬

ُّ ِ‫ض ۗاِ َّن ال ٰلّهَ اَل حُي‬


‫ب الْ ُم ْف ِس ِديْ َن‬ ِ ‫ك َواَل َتْب ِغ الْ َف َس َاد ىِف ااْل َْر‬ ِ
َ ‫الَْي‬
Artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu

7
Ismail Makmun, Tinjauan Islam Tentang Penanggulangan Korupsi Dan Pariwisata, TV, 14
Februari 2019, hlm. 4.

7
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”8
Perbuatan-perbuatan seperti yang di sebutkan di atas, merupakan suatu
perbuatan yang melanggar syariat dan di ancam dengan hukuman.
Keterangan mengenai hukum pelanggaran tersebut dapat di pahami dari
beberapa ayat.
ِ ‫واَل تَْأ ُكلُ ْٓوا اَموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
)١٨٨:‫اط ِل( البقرة‬َ ْ َْ ْ َ ْ َ
Artinya:
"Dan janganlah sebagian dari kamu memakan harta sebagian dari yang lain
diantara kamu dengan jalan yang bathil."(Q.S. Al-Baqarah [2]:188)9
Disamping itu di jelaskan juga dalam surat Al- Maidah ayat 62:
ِ ۗ ُّ ‫وَت ٰرى َكثِْيرا ِّمْن ُهم يُسا ِرعُو َن ىِف ااْلِ مْثِ والْعُ ْدو ِان واَ ْكلِ ِهم‬.
(٦٢:‫َي ْع َملُ ْو َن )الماءدة‬
َ ‫الس ْحتَ لَبْئ‬
‫س َما َكانُ ْوا‬ ُ َ َ َ ْ َ ْ ً َ
Artinya:
“Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi)
bersegera berbuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram.
Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.” (Q.S. Al-
Maidah [5]: 62)10
Dari ayat-ayat yang tersebut diatas dapat di pahami bahwa memperoleh
atau memakan harta secara bathil merupakan perbuatan yang di haramkan.
Larangan tersebut termasuk segala perbuatan seperti pencurian,
penyelundupan, penyuapan, korupsi dan sebagainya, yang merupakan
perbuatan yang merugikan orang lain atau masyarakat.
Pengkhianatan terhadap amanah yang di berikan kepadanya, penipuan
terhadap pemerintah, lembaga swasta, masyarakat pada umumnya dan
dengan sengaja melainkan kepentingan umum demi kepentingan pribadinya.

8
Al-Qur'an dan terjemahan, Departemen Agama, 2016.

9
Al-Qur'an dan terjemahan, Departemen Agama, 2016.

10
Al-Qur'an dan terjemahan, Departemen Agama, 2016.

8
Korupsi yang di lakukan oleh seorang pegawai negeri merupakan
pelanggaran sumpah, dimana ia telah melanggar sumpah jabatan yang telah
di ikrarkannya. Tidak di ragukan lagi bahwa perbuatan korupsi merupakan
perbuatan yang di haramkan. Karena akibat pengkhianatan itu banyak
merugikan negara. Dalam pandangan hukum Islam perbuatan itu termasuk
jarimah karena dapat merugikan tata aturan masyarakat dan merugikan
kepada kehidupan anggota masyarakat pada umumnya.

3. Al-Maksu

Secara etimologis kata “ ‫ ” املكس‬adalah bentuk masdar dari kata kerja

‫ميكس‬-‫مكس‬ yang artinya memungut cukai, menurunkan harga dan

menzalimi.11 Ibn Manzur juga mengartikan kata “ ‫ ” املكس‬dengan “‫”اجلباية‬

cukai bahkan secara lebih detail dia mengemukakan:

‫ دراهم كانت تؤخذ من بائع السلع ىف األسواق ىف اجلاهلة‬:‫املكس‬


Artinya:
Al-Maksu adalah sejumlah uang (dirham) yang diambil dari para pedagang
di pasar-pasar pada zaman jahiliyah.12

Al-‘Arabi seperti dikutip oleh Ibn Manzur mengartikan kata “ ‫” املكس‬

dengan ‫ درهم ك ان يأخ ذه املص دق بع د فراغه‬uang yang diambil kembali oleh

seseorang yang bersedekah setelah dia laksanakan sedekah itu. Di dalam


hadits, demikian Ibn Manzur menjelaskan bahwa pelaku pungli tidak

mungkin masuk surga, kata “ ‫ ”املكس‬dalam hadis ini artinya ‫الض ريبة ال يت‬

11
AW. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), hlm. 1352.
12
Abu al-Fadhal Jamaluddin Muhammad Ibn Makram ibn al-Afriqi al-Mishri Ibn Lisan
al-’Arab, Jil. VI, (Bayrut: Dar Shadir,t.th), hlm. 220.

9
‫ يأخ ذها املاكس وأص له اجلباية‬pungutan liar yang diambil oleh pelaku, pada

mulanya pungutan liar ini adalah cukai.


Senada dengan Ibn Manzur, Ahmad Siharanfuri dalam Bazl al-Majhud
juga
mengutip definisi di atas yaitu:

‫املكس الضريبة اليت يأخذها املاكس وهو العاشر ألن الغالب فيه الظلم فاألمري يستحق‬

‫النار بأمره بذلك والعاشر يستحق النار بإعانته يف ذلك‬


Artinya:
Al-maksu adalah cukai yang diambil pelaku yaitu sebesar 1/10 (dari harta
seluruhnya) dalam hal ini umumnya terdapat unsur kezaliman. Seseorang
penguasa akan masuk neraka karena kebijakannya mengarah kepada
kezaliman tersebut dan para pemungut 1/10 (dari seluruh harta pedagang)
akan masuk neraka karena membantu penguasa dalam melaksanakan
pemungutan dimaksud.13
Dari uraian tentang pengertian al-maksu di atas, dapat dimpulkan
bahwa tradisi pungutan liar atau cukai illegal sudah dikenal sejak masa
permulaan lahirnya
Islam, bahkan sejak zaman jahiliah sudah sering terjadi kasus-kasus
pemerasan oleh kelompok-kelompok tertentu kepada para pedagang di
pasar-pasar.

4. Al-Intihab

13
Khalil Ahmad al-Siharanfuri, Badzl al-Majhud fi Halli Abi Dawud, Jil. XV, (Bayrut: Dar
al-Kutub al-’Ilmiyyah, t.t.),hlm. 226.

10
Secara etimologi, al-intihab berasal dari kata ‫هنبا‬-‫ينهب‬-‫هنب‬ yang

berarti ‫ الغ ارة والس لب‬menipu, memperdaya, dan merampas. Sedangkan

secara terminologi dikemukakan oleh beberapa penulis seperti al-Fayyumi


dalam al-Mishbah al Munir. Menurutnya al-intihab didefinisikan sebagai:

‫الغلبة على املال والقهر‬


Artinya:
Menguasai dan memaksa atas harta.14
Definisi al-intihab yang lebih lengkap dikemukakan oleh Syamsu al-
Haq Azim Abadi sebagai berikut:

‫النهب هو األخذ على وجه العال نية قهرا والنهب و إن كان أقبح من األخذ سرا لكن‬

‫ليس عليه قطع لعدم إطالق السرقة عليه‬


Artinya:
An-Nahbu adalah mengambil harta orang lain dengan cara terang-
terangan dan memaksa walaupun cara ini dinilai lebih buruk daripada
mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi tetapi pelaku
tidak diancam sanksi pidana potong tangan karena an-nahbu ini tidak
termasuk jarimah sariqah/pencurian).15
Dengan demikian tampaknya sangat tipis perbedaan antara al-
ikhtilas dan al-intihab, yaitu kalau pada al-ikhtilas tindakan itu dilakukan
pada saat korban terlena sedangkan pada al-intihab tidak harus ketika
korban terlena. Kedua-duanya sama-sama dilakukan dengan cara terang-
terangan dan memaksa serta menguasai.
5. Ahlu Suht (makan hasil atau barang haram)

14
Ahmad Ibn Muhamamd Ibn ‘Ali al-Maqri al-Fayumi, Mishbah al-Munir fî Gharib al-
Syarh al-Kabir li al-Rafi’i Jil. II, (Bayrut: Dar al-Kutub al-Islamiyyah,1994), hlm. 627.
15
Syamsu al-Haq al-’Azhim Abadi, ‘Aun al-Ma’bud, Jil. VII, hlm. 465.

11
Dalam Islam, korupsi juga dapat diistilahkan dengan al-suht atau
makan makanan atau sesuatu dari hasil yang diharamkan.16
Al-suht sendiri berarti memanfaatkan unsur jabatan atau kekuasaan atau
kewenangan untuk memperkaya diri atau orang lain atau suatu korporasi
dengan menerima imbalan dari orang lain atas perbuatan itu.
Hal ini berdasarkan pada QS. Al-Maidah ayat 42 tentang memaka harta
yang haram dan merupakan larangan. Apalagi dilakukan dengan cara keji
seperti korupsi.
Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan
(makanan) yang haram. Jika mereka orang Yahudi datang kepadamu
Muhammad untuk meminta putusan, maka berilah putusan di antara
mereka atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari
mereka maka mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi
jika engkau memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah dengan adil.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS Al Maidah
ayat 42).
Selain itu, Akhlu Suht juga terdapat dalam Qs Al Maidah ayat 62 dan
63. Ancaman bagi pelaku korupsi jenis ini juga tidak kalah besarnya dan
mendapatkan siksa Allah SWT kelak.

6. Ghasab
Termasuk dalam kategori korupsi adalah ghasab. QS. al-Kahfi [18]: 79

menceritakan seorang raja yang dhalim yang akan mengambil kapal dari

orang-orang miskin dengan jalan ghasab. Seorang raja dhalim yang

dikisahkan dalam ayat ini lantas menenggelamkan kapal agar supaya tidak

16
Dedik Priyanto, Kompas TV. com, Tiga Istilah Korupsi dalam Islam yang Wajib
Diketahui, https://www.kompas.tv/article/262705/tiga-istilah-korupsi-dalam-islam-yang-wajib-
diketahui, (diakses 6 Mei 2023)

12
bisa dimanfaatkan dengan tidak halal (ghasab) oleh raja yang zalim

tersebut.17

Pengertian ghasab adalah menguasai harta orang lain dengan

pemaksaan

dengan jalan yang tidak benar, lebih lanjut dijelaskan bahwa ghasab

dilakukan dengan terang-terangan sedangkan ketika dilakukan dengan

sembunyi-sembunyi maka dinamakan pencurian. Hanya ghasab ini kadang

berupa pemanfaatan barang tanpa izin yang kadang dikembalikan kepada

pemiliknya

7. Al-Ghasy
Penipuan adalah tindak pidana yang tidak ada ketentuan hadnya, karena
nas belum menerangkan bentuk sanksi kepadanya secara kongkrit, baik
dalam al-Qur’an maupun dalam Hadits. Oleh karena itu penentuan sanksi
hukumannya kembali kepada jarimah ta‘zir, yang membutuhkan ijtihad
hakim dalam memutuskan hukum terhadap pelakunya. Istilah al-ghasy
dalam bisnis adalah menyembunyikan cacat barang dan mencampur
dengan barang-barang baik dengan yang jelek.18
Berdasarkan uraian tentang al-ghasy di atas, maka jelaslah di setiap
tindak pidana korupsi yang terjadi dalam berbagai macam bentuknya mesti
ada unsur penipuan. Dalam tindak pidana korupsi, penipuan merupakan
bagian yang tidak terpisah darinya, manipulasi data, buku, daftar, dan
sebagainya termasuk tindak pidana penipuan.

17
Fazzan, Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam, Jurnal Ilmiah
ISLAM FUTURA Universitas Malaysia, Vol. 14. No. 2, Februari 2015, hlm. 162.
18
Fazzan, Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam, …, hlm. 157.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Jarimah korupsi adalah suatu tindakan yang menyimpang dari
ajaran Islam. Memperhatikan dua pengertian terpisah yaitu tindak pidana
(jarimah) dan korupsi (risywah, sariqah, dan khianat) seperti yang tertera di atas
dapat di ambil kesimpulan bahwa tindak pidana merupakan suatu perbuatan
maksiat itu khianat, karna telah menyalahgunakan wewenangnya.
Berdasarkan Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia berjudul "Tata Istilah"
(2016) pengertian kata istilah adalah kata atau gabungan kata yang digunakan
sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni (iptek). Hal tersebut masih dibagi menjadi istilah umum dan istilah khusus.
Pada umumnya, istilah korupsi yang sering digunakan dalam hukum pidana
Islam ada tiga macam, yaitu: Ikhtilas, risywah, dan ghulul.
Meskipun demikian, ada juga yang beberapa istilah lain yang digunakan
dalam hukum pidana Islam, antara lain yaitu: As-sariqah, al-khianat, al-maksu,
al-Intihab, ahlu suht, ghasab, dan al-ghasy.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, kami butuh saran pembaca sekalian agar dapat memperbaiki
letak kesalahan dan kekurangan dalam menyusun makalah demi tercapainya
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abu al-Fadhal Jamaluddin Muhammad Ibn Makram ibn al-Afriqi al-Mishri


Ibn. Lisan al-’Arab. Jil. VI. Bayrut: Dar Shadir,t.th.
Ahmad Ibn Muhamamd Ibn ‘Ali al-Maqri al-Fayumi. Mishbah al-Munir fî
Gharib al-Syarh al-Kabir li al-Rafi’i Jil. II. Bayrut: Dar al-Kutub al-
Islamiyyah.1994.
Al-Qur'an dan terjemahan. Departemen Agama. 2016.
AW. Munawwir. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya:
Pustaka Progressif.1997.
Bahgia. Risywah Dalam Tinjauan Hukum Islam dan Undang-Undang Tindak
Pidana Suap. Jurnal Ilmu Syari’ah, FAI UIKA Bogor. Vol. 1 No.2 2013.
Dedik Priyanto.Kompas TV. com. Tiga Istilah Korupsi dalam Islam yang
Wajib Diketahui, https://www.kompas.tv/article/262705/tiga-istilah-
korupsi-dalam-islam-yang-wajib-diketahui. (diakses 6 Mei 2023)
Fazzan. Korupsi Di Indonesia Dalam Perspektif Hukum Pidana Islam, Jurnal
Ilmiah ISLAM FUTURA. Universitas Malaysia. Vol. 14. No. 2 Februari
2015.
Ismail Makmun. Tinjauan Islam Tentang Penanggulangan Korupsi Dan
Pariwisata. TV. 14 Februari 2019.
Khalil Ahmad al-Siharanfuri. Badzl al-Majhud fi Halli Abi Dawud. Jil. XV.
Bayrut: Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah. t.t.
M. Nurul Irfan. Jarimah Al-Maksu, Al-Ikhtilas, dan Al-Intihab Dalam Hukum
Pidana Islam. Al-‘Adalah. Vol. XI No.2 Juli 2013.
Mohammad Zaenal Arifin. Ghulul (Penggelapan Harta): Konsep, Sanksi, Dan
Solusinya Dalam Perspektif Al-Qur’an. Syar’ie. Vol. 1 Januari 2019.
Siti Umi Salamah. Kompasiana.com. Memahami tentang Sariqah dan Kadar
BatasPencurian.https://www.kompasiana.com/siti75510/604ee0c9d541d
f 69c2784742/memahami-tentang-sariqah-dan-kadar-batas-pencurian
(diakses 6 Mei 2023)

15
Syamsu al-Haq al-’Azhim Abadi. ‘Aun al-Ma’bud. Jil. VII.

16

Anda mungkin juga menyukai