Anda di halaman 1dari 3

PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT

No. Kode : Ditetapkan oleh


Terbitan : Kepala Puskesmas
STANDAR No. Revisi :
PUSKESMAS PROSEDUR
Tgl Mulai Berlaku :
GRABAG I OPRASIONAL
Halaman :1-2
dr. Agung Subroto
NIP. 19690801 200212 1 009
1. Pengertian Peresepan adalah penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep.
Pemesanan adalah bon obat untuk memenuhi kebutuhan obat dan perbekes di puskesmas oleh apotek
kepada Instalasi Farmasi Kbupaten.
Pengelolaan obat adalah suatu proses dari perencanaan, pemesanan, penyimpanan, pendistribusian
2. Tujuan Memberikan pelayanan yang bertanggung jawab kepada pasien atau tenaga kesehatan lain yang
membutuhkan pelayanan kefarmasian.
3. Kebijakan Sebagai pedoman dalam langkah-langkah penerapan peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat dapat
berjalan dengan baik dan benar.
4. Referensi PERMENKES no 35 tahun 2014.
Materi Pelatihan dan Manajemen Kefarmasian di Puskesmas, 2010
5. Alat dan bahan
6. Prosedur
A. Peresepan
1. Petugas Farmasi terdiri dari apoteker dan asisten apoteker melakukan pelayananan resep
mulai dari peracikan obat sampai dengan pelabelan.
2. Petugas farmasi wajib mendampingi petugas tambahan non farmasi melakukan pelayanan
resep.
3. Dalam kondisi emergensi, petugas tambahan non farmasi dapat melakukan pelayanan resep
setelah mengukuti pelatihan khusus apabila apoteker atau asisten apoteker sedang
berhalangan.
4. Apoteker menyerahkan obat berdasarkan resep kepada pasien disertai pemberian informasi
obat.
5. Asisten apoteker dapat menyerahkan obat kepada pasien apabila apoteker berhalangan
setelah mengikuti pelatihan khusus.
6. Dalam kondisi emergensi, petugas tambahan non farmasi dapat melakukan pemberian obat
setelah mengikuti pelatihan khusus di Puskesmas (In House Training) apabila apoteker atau
asisten apoteker sedang berhalangan.

B. Pemesanan
B.1 Obat non progam
1. Petugas mencatat obat dan perbekes dengan stok menipis atau habis.
2. Petugas mengevaluasi pemakaian obat dan perbekes seperti yang terdapat dalalm LPLPO
(Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat).
3. Petugas merekap obat dan perbekes yang dibutuhkan dalam lembar permintaan obat
setiap 4 bulan sekali.
4. Petugas mengajukan persetujuan lembar permintaan obat kepada kepala puskesmas.
5. Petugas mengirim lembar permintaan obat ke Instalasi Farmasi Kabupaten.
6. Petugas mengarsipkan lembar permintaan obat.
B.2 Untuk obat Progaam
1. Petugas mengajukan permintaan obat progam sesuai permintaan pemegang progam
masing-masing.
2. Petugas mengajukan permintaan obat progam tersebut kepada pemegang progam di

Halaman 1
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Kepala Puskesmas Grabag 1
Dinas Kesehatan untuk mendapat persetujuan baik jenis dan jumlahnya.
3. Petugas mengirim permintaan obat progam ke Instalasi Farmasi Kabupaten.
4. Petugas mengarsipkan lembar bon obat progam.

C. Pengelolaan obat
1. Petugas membuat perencanaan obat dan perbekalan kesehatan tahunan dengan
menggunakan metode konsumsi dan mempertimbangkan usulan dari tenaga kesehatan
lainnya (dokter, perawat, bidan, laboratorium) untuk kebutuhan 18 (delapan belas) bulan.
2. Petugas mengajukan usulan perencanaan tahunan kepada Instalasi Farmasi Kabupaten
3. Petugas mengajukan dropping bon obat dan perbekelan kesehatan kepada instalasi farmasi
setiap 4 (empat) bulan sekali dan bon obat di luar masa dropping apabila terdapat obat habis,
stok menipis, dan apabila ada Kejadian Luar Biasa (KLB).
4. Petugas menerima obat dan perbekalan kesehatan dengan memeriksa kesesuaian jenis,
jumlah, bentuk sediaan dan tanggal kadaluarsa dalam kemasan dengan DBMB (dokumen
Bukti Mutasi barang)
5. Petugas menyimpan obat pada kondisi yang sesuai agar terjamin keamanan dan
stabilitasnya.
6. Petugas merotasi pengeluaran obat dengan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
Expired First Out)
7. Petugas memisahkan obat rusak dan kadaluarsa pada tempat terpisah dan menyerahkan
obat rusak dan kadaluarsa tersebut kepada Instalasi Farmasi Kabupaten dengan waktu yang
ditentukan.
8. Petugas mendistribusikan obat dan perbekes ke sub unit sesuai permintaan yang diajukan.
9. Petugas menginput jenis dan jumlah obat yang dikeluarkan pasien yang tertera dalam resep.
10. Petugas merekap pengeluaran obat dan perbekes baik jenis dan jumlahnya apabila obat dan
perbekes tersebut tidak tertulis dalam resep (bahan medis habis pakai) dari buku bantu
gudang.
11. Petugas merekap penerimaan dan pengeluaran obat dari semua unit pelayananke dalam
LPLPO (Laporan Pemakaian Obat dan Lembar Permintaan obat).
12. Petugas mengirim LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) 2 (dua)
rangkap, 1 (satu) rangkap ke Dinas Kesehatan Kabupaten dan 1 (satu) rangkap ke Instalasi
farmasi Kabupaten.
13. Petugas mengarsipkan semua pengelolaan sediaan farmasi meliputi perencanaan (lembar
usulan obat tahunan dan lembar bon obat),penerimaan (DBMB dan buku penerimaan
barang), penyimpanan (kartu stok), pendistribusian (buku bantu gudang dan buku gudang),
dan pemusnahan obat rusak dan kadaluarsa (Berita Acara Obat Rusak /Kadaluarsa ).

7. Hal – hal yang -


perlu diperhatikan
8. Unit terkait Apotek
Semua
Instalasi Farmasi Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten
9. Dokumen terkait

10. Rekaman Historis Perubahan

NO ISI PERUBAHAN TANGGAL MULAI BERLAKU

Halaman 2
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Kepala Puskesmas Grabag 1
PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT
No. Kode :
Terbitan :
No. Revisi :
DAFTAR TILIK
Tgl Mulai Berlaku :
Halaman : 1-2
PUSKESMAS GRABAG
1
Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

Masih kurang
No Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
JUMLAH
COMPLIANCE RATE (CR)

......................... , .........................
Auditor

..................................................

Halaman 3
Dilarang mengubah dan atau menggandakan dokumen ini tanpa persetujuan Kepala Puskesmas Grabag 1

Anda mungkin juga menyukai