Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN


SMK NEGERI 26 PEMBANGUNAN JAKARTA TIMUR
Tugas ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sarana dan Prasarana
Dosen Pengampu :
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A

Disusun oleh :
Kelompok 2
Manajemen Pendidikan B
Diki Iskandar 1445140102
Imam Muttaqin 1445143168
Nur Aini Nilam Sari 1445143175
Sella Br Sembiring 1445145539
Reni Anggraini Siregar 1445143169

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang hingga saat ini
masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk
menikmati segala karunia-Nya dan berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Sarana dan Prasarana.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik yang berupa materi maupun dukungan moril.
Penulis menyadari selama menulis makalah ini banyak pihak yang telah
membantu, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih banyak kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mendidik serta membantu penulis sampai saat
ini.
2. Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, M.A selaku dosen mata kuliah Manajemen
Sarana dan Prasarana yang selalu memberikan materi serta motivasi
kepada kami, selalu rela serta ikhlas membimbing kami di mata kuliah
Manajemen Sarana dan Prasarana.
3. Teman-teman Manajemen Pendidikan 2014 yang selalu membantu
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk di masa yang akan datang agar
karya ilmiah ini menjadi lebih baik lagi. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Jakarta, Oktober 2015

Penulis

n rn n r srn kn |i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................2
C. TUJUAN OBSERVASI.............................................................................................2
D. KEGUNAAN OBSERVASI......................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. HAKIKAT PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN...........................................................................................................4
B. FUNGSI PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN.............5
C. TUJUAN PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN............5
D. PRINSIP-PRINSIP PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA
PENDIDIKAN...........................................................................................................5
E. CARA PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN.................6
F. PROSEDUR PENGADAAN BARANG UNTUK KEPERLUAN
SEKOLAH.................................................................................................................8
G. TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH DAN GURU DALAM
PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN.............................9
H. PENGADAAN BARANG.........................................................................................10
1. Pengadaan Tanah...................................................................................................10
2. Pengadaan Bangunan.............................................................................................12
3. Pengadaan Perabot Sekolah...................................................................................14
4. Pengadaan Alat Kantor..........................................................................................17
5. Pengadaan Buku.....................................................................................................17
6. Pengadaan Kendaraan............................................................................................18
BAB III DESKRIPSI HASIL OBSERVASI
A. WAKTU DAN TEMPAT OBSERVASI ..................................................................
B. NARASUMBER .......................................................................................................
C. DESKRIPSI TEMPAT OBSERVASI ......................................................................
D. PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI ...................................................................
1. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta..........................21
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana.............................22
3. Sarana dan Prasarana yang sedang Diusahakan Pengadaannya SMK

n rn n r srn kn | ii
Negeri 26 Jakarta...................................................................................................22
4. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasaana di SMK Negeri 26 Jakarta..................23
5. Sumber Dana dalam Melakukan Pengadaan Sarana dan Prasarana di
SMK Negeri 26 Jakarta.........................................................................................24
6. Kendala yang Dihadapi dalam Melakukan Pengadaan di SMK Negeri
26 Jakarta...............................................................................................................24
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN..........................................................................................................25
B. REKOMENDASI.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................................................27

n rn n r srn kn | iii
. Latar Belakang
y y
t su s t t ut
t t yt
t t t t y
ut /2001 tentang Standar
Pelayanan Minimal, sekolah wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal
untuk penyelenggaraan sekolah dengan lengkap dan cukup, seperti luas
lahan, perabot pengajaran, sarana olahraga, UKS, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, maka diperlukan sarana dan prasarana yang tepat lagi
memadai.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45
ayat (1) disebutkan bahwa, setiap satuan pendidikan menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.1 Mengingat bahwa
pemerintah sudah menganggarkan angka yang cukup besar dari APBN
untuk sektor pendidikan dan kewenangannya telah diberikan kepada
masyarakat, semestinya masalah pengadaan sarana dan prasarana tidaklah
rumit lagi berbelit. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan suatu hal
yang perlu dilakukan mengingat kebutuhan terhadap pelayanan dan
fasilitas pendidikan semakin meningkat.
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan komponen penting dalam
pendidikan dan menjadi salah satu dari delapan Standar Nasional
Pendidikan. Begitu pentingnya sarana dan prasarana pendidikan seingga
setiap institusi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan

1
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 45 ayat (1)

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t ts s t
t s
tu y t t

. Rumusan Masalah

y t t
t ?
2. Apa saja fungsi dari adanya sarana dan prasarana di SMK Negeri 26
Jakarta?
3. Apa saja hal yang dapat mempengaruhi pengadaan sarana dan
prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta?
4. Jenis pengadaan sarana dan prasarana apa saja yang terdapat di SMK
Negeri 26 Jakarta?
5. Bagaimana tata cara, prosedur, dan kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?
6. Bagaimana tanggung jawab Kepala Sekolah dan Guru dalam
pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26
Jakarta?
7. Apa saja kendala atau masalah yang ada dalam pengadaan sarana dan
prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta?

C. Tujuan Observasi
1. Untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang terdapat di SMK
Negeri 26 Jakarta.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sarana dan prasarana yang terdapat di
SMK Negeri 26 Jakarta.
3. Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi pengadaan
sarana dan prasarana di SMK Negeri 26 Jakarta.

2
Barnawi dan Muhammad Arifin, njemen r n dn r sr n ekolah , Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media, 2012, hal. 7

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t s y
t t t
t tt t
y t t
t
t t wab Kepala Sekolah dan Guru dalam
pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26
Jakarta.
7. Untuk mengetahui apa saja kendala atau masalah yang ada dalam
pengadaan sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Negeri 26
Jakarta.

. Kegunaan Observasi
Manfaat dari diadakannya observasi ini adalah penulis menjadi
tahu bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan
fakta yang ada di lapangan sebagai suplemen pelengkap pembelajaran di
samping pembelajaran teori di kelas. Meliputi perencanaan, tata cara,
prosedur, dan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, hal
apa saja yang mempengaruhi serta kendala-kendala apa saja yang dihadapi
oleh SMK Negeri 26 Jakarta. Di samping itu, manfaat dari diadakannya
observasi ini adalah, kami sebagai tim penulis menjadi paham terkait
bagaimana sistem informasi manajemen yang ideal, sehingga pada
akhirnya sistem informasi manajemen yang baik pun dapat kami jadikan
sebagai bahan diskusi dengan rekan-rekan di kelas.
Selain itu manfaat dari kegiatan observasi ini yaitu untuk
menambah wawasan dan pengetahuan yang berharga, serta memperoleh
masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan
kesesuaian pendidikan dan kenyataan yang ada di luar sekolah.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
. Hakikat Pengadaan Sarana dan Pasarana Pendidikan
ut Thai “procurement is the process of acquiring
goods works, and services”.3 Artinya, pengadaan adalah proses
memperoleh barang, karya dan sebuah pelayanan.
Menurut Gunawan, pengadaan merupakan segala kegiatan untuk
menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan
pelaksanaan tugas.4
Sedangkan menurut Subagya, pengadaan adalah segala kegiatan
dari usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang dan jasa
berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang
tadinya belum ada menjadi ada.
Pengadaan dapat dikatakan sebagai proses kegiatan menciptakan
barang, karya, jasa yang belum ada menjadi ada berdasarkan peraturan
yang berlaku. Menurut Soetjipto dan Kosasi, pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan diartikan sebagai kegiatan untuk menghadirkan
sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan
tugas –tugas sekolah.5
Sedangkan menurut Ambar Arum pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan merupakan keseluruhan kegiatan yang dilakukan
dengan cara menghadirkan atau dari tidak ada menjadi ada sarana dan
prasarana pendidikan berdasarkan hasil perencanaan.6
Dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan keseluruhan kegiatan yang menghadirkan sarana
3
Khi V. Thai. International Handbook of Public Procurement, United States , Taylor Group,
2009), h.674
4
Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta : Pustaka Cipta,
2011, h.135
5
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, h.171
6
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, Jakarta : Multi Karya
Mulia, 2007, h.46

e n rn n r sr n |
n ikidendn
s s y t t
s
su t y

. Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


t y t y
y y t
st t waktu yang dikehendaki.7

C. Tujuan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan untuk
mengatur dan menyelenggarakan terpenuhinya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan baik menyangkut jenis, jumlah, kualitas, tempat, dan waktu.
Yang dikehendaki. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan itu selalu sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan di sekolah.

D. Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan prinsip-
prinsip pengadaan dengan menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan keterbukaan, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntable.
Prinsip-prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. Efisien, pengadaan diusahakan menggunakan dana dan daya yang
minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang
ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk
mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum.

7
Ibid, h.47
8
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

e n rn n r sr n |
n ikidendn
us y
t tt t ty s y
t
t s t t
t y
y sy t t t t u s
t y
s us y t
t y t warkan secara
kompetitif dan tidak ada intervensi yang dapat mengganggu
terciptanya mekanisme pasar dalam pengadaan sarana dan prasarana.
f. Adil/tidak diskriminatif, memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia sarana dan prasarana dan tidak mengarah untuk
memberi keuntungan kepada pihak tertentu.
g. Akuntable, harus sesuai dengan aturan dan ketentuan yang terkait
dengan pengadaan sarana dan prasarana sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.

. Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sarana dan prasarana
pendidikan, yaitu dengan cara pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan
hibah atau bantuan, penyewaan, peminjaman dan pendaurulangan. Berikut
akan dijelaskan mengenai tata cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan.
a. Pembelian
Pembelian adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah
uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan

9
Wahyu Sri Ambar Arum, njemen rn dn Mulia, 2007, h.48
rsrn

e n rn n r sr n |
n ikidendn
denidikan , Jakarta : Multi Karya

e n rn n r sr n |
n ikidendn
s s s t
y t s t
t wireless
y s t
y t y
t tu
y t t tu
tu s y
t y tu tu
wat pos dengan mengirimkan surat kepada toko atau
pabrik untuk membeli atau memesan perlengkapan sekolah berupa
buku-buku.
b. Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri
yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan
cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya
apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya aktivitas membuat
alat peraga yang dibuat oleh guru ataupun murid untuk digunakan di
sekolah yang bersangkutan.
c. Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan pemberian secara cuma-
cuma dari pihak lain, hibah dan bantuan didapat dari perorangan
maupun organisasi, badan-badan atau lembaga. Penerimaan hibah atau
bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.
d. Penyewaan
Merupakan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain dengan
dengan membayar untuk kepentingan pendidikan berdasarkan
perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan

e n rn n r sr n |
n ikidendn
y
ts

y
waktu dari pihak lain untuk kepentingan pendidikan
berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan
apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang
bersangkutan.
f. Pendaur-ulangan
Pendaur–ulangan merupakan pengadaan barang dengan cara
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
berguna untuk kepentingan pendidikan.

. Prosedur Pengadaan Barang untuk Keperluan Sekolah


Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres
No. 80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24
tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
umumnya melalui prosedur sebagai berikut.
1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi
sekolah swasta.
4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan
dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana
dan prasarana tersebut.10
Contoh Implmentasinya :
Sekolah melakukan analisis kebutuhan, kemudian
mengklasifikasikan dan membuat proposal yang ditujukan ke Pemerintah
melalui Dinas Tingkat II. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai
kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju. Apabila
sudah disetujui biasanya dinas mengirim barang tersebut dengan
sendirinya (dikirim dari Dinas Pendidikan Tk. II). Biasanya Dinas
Pendidikan Tk. II mengirim barang tersebut sesuai dengan laporan
bulanan/berkala yang dibuat oleh sekolah untuk KASI, namun untuk saat
ini kadang sekolah mendapat blangko daftar isian. Pengadaan daftar isian
pengadaan barang yang dibutuhkan sekolah terutama barang atau sarana
dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar seperti buku
pedoman, buku pelajaran.
Setelah itu blangko dikirim kembali ke Dinas Pendidikan Tk. II
kemudian jika barang ada maka dengan cepat dikirim ke sekolah begitu
juga dengan alat peraga. Sedangkan sarana dan prasarana seperti perabot
(meja, kursi, lemari, dan bangku) dikirim langsung dari Pemerintah Pusat
untuk beberapa tahun sekali. Biasanya ada seorang guru yang ditunjuk
khusus oleh Kepala Sekolah atau Dinas Tk. II melalui pelatihan atau
lokakarya. Selain bamtuan dari Pemerintah sekolahpun kadang-kadang
mengadakan dana swadaya dari masyarakat atau komite sekolah atau ada
lembaga yang menyerahkan bantuan berupa buku tulis atau seragam siswa.

. Tanggung Jawab Kepala Sekolah dan Guru dalam Pengadaan Sarana


dan Prasarana Pendidikan
Jenis sarana yang disesuaikan di sekolah dan cara-cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program

10
Peraturan Menteri Nomor 24 tahun 2007

e n rn n r sr n |
n ikidendn
wab kepala sekolah berkaitan dengan
pengadaan sarana dan prasarana seperti penyimpanan, pemeliharaan, dan
pendistribusian.11 Sebagian pelaksana tugas pendidikan, guru mempunyai
andil dala pengadaan sarana pendidikan mengingat bahwa guru lebih
banyak berhubungan dengan sarana pengajaran.
Pengadaan barang kadang memerlukan keterlibatan guru karena
semua barang yang dipergunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan
rancangan kegiatan belajar mengajar dan gurulah yang mengetahui
prioritas pengadaan barang yang dibutuhkan. Pengadaan barang yang
menuntut keterlibatan guru diantaranya yaitu pengadaan alat pengajaran
dan media pengajaran.

. Pengadaan Barang
1. Pengadaan Tanah
Pengadaan tanah dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta,
baik instansi maupun sekolah. Untuk pengadaan tanah bagi instansi
pemerintah perlu mengikui tata cara yang berlaku. Hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum melakukan pengadaan tanah adalah: 12
1) Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya
sesuai dengan keperluan.
2) Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik
sesuai dengan maksud serta memperhatikan perencanaan tata
bangunan.
3) Mengadakan survei terhadap adanya sarana jalan, listrik,
telepon, air, dan alat pengangkutan.
4) Mengadakan survei harga tanah di lokasi yang telah ditentukan
untuk bahan pengajuan rencana anggaran dari hasil survei.
5) Mengajukan rencana anggaran kepada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dengan melampirkan data yang telah disusun.
11
Wahyu Sri Ambar Arum, njemen r n dn denidikan, Jakarta : Multi Karya
rsrn
Mulia, 2007, h.50
12
Ibid, h.51

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t
t u tt
y yt
) Penyelesaian pembelian tanah yang terdiri dari beberapa
kegiatan penting;
2) Menyusun panitia pembelian yang beranggotakan pejabat dari
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Pemda, BPN, dan Dinas
PU;
3) Menetapkan tugas-tugas panitia antara lain:
a) Menetapkan kriteria/syarat (lokasi, luas, dan lain-lain)
b) Meneliti surat-surat tanah yang akan dibeli
c) Memperoleh penawaran harga
d) Memperhatikan perencanaan tata kota
e) Mendapat surat bukti pembebasan tanah
f) Menyaksikan pembayaran langsung kepada pembelinya.
4) Memperhatikan persyaratan bagi tanah yang akan dibeli:
a) Daerah bebas banjir atau malapetaka lainnya
b) Terletak pada daerah yang terjangkau
c) Tidak akan tergusur
d) Terjangkau fasilitas listrik, telepon, air
e) Harga terjangkau.
5) Mencari tanah yang akan dibeli, dengan observasi atau
kunjungan langsung.
6) Melakukan pembebasan tanah yang akan dibeli dengan cara :
a) Membentuk panitia pembebasan tanah yang terdiri dari 7
instansi (BPN, Pemda, Ipeda, Ireda, Dinas PU, Camat,
Kepala Desa, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
b) Adanya pemberian honorarium sesuai dengan ketentuan.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
) Melakukan penandatanganan Akta Jual Beli Tanah di
depan Notaris/PPAT dan pembayaran dilakukan lewat
Kantor Perbendaharaan Negara (KPN).
d) Mengurus sertifikat.
1.2 Tata Cara Penerimaan Hibah Tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan hibah, yaitu:
1) Status barang yang akan dihibahkan.
2) Wewenang penghibahan
3) Spesifikasi barang dan cara menerima hibah tanah, yaitu:
Tanah yang diterima secara hibah dapat berasal dari
pemerintah, pihak swasta, masyarakat, atau perorangan melalui
proses penyerahan berita acara penyerahan atau akta serah
terima hibah yang dibuat oleh Notaris/PPAT atau Camat
setempat, apabila telah selesai pembuatannya maka dapat
diproses lebih lanjut menjadi sertifikat.
1.3 Tata cara Menerima Hak Pakai
Penerimaan tanah dari satu pihak atas dasar hak pakai harus disertai
dokumen serah terima dari pihak yang memberi hak pakai.
Penerimaan hak pakai dari pemerintah harus disertai surat
keputusan dari pemerintah yang bersangkutan serta berita acara
serah terima dari pihak sekolah yang bersangkutan dan diketahui
oleh pejabat setempat, serendah-rendahnya Camat.
1.4 Tata Cara Penukaran Tanah
Penukaran tanah dapat terjadi antara satu pihak dan pihak lain yang
memerlukan. Namun sebelum hal tersebut dilakukan maka harus
terlebih dahulu ada izin dari Menteri Keuangan dan sesuai Keppres
tentang pelaksanaan APBN Adapun langkah-langkah dan tata
caranya sama dengan langkah-langkah dan tata cara dalam menukar
bangunan seperti diuraiakan sebelumnya.

2. Pengadaan Bangunan

e n rn n r sr n |
n ikidendn
) Lokasi bangunan hendaknya sesuai dengan tujuan organisasi yang
bersangkutan.
b) Perkembangan bangunan dimasa yang akan datang
c) Perkembangan wilayah sekitarnya dimasa ayng akan datang
d) Struktur dan tata ruang13
Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan cara:
1.1 Membangun bangunan baru, meliputi:
a) Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi), memper-
luas, mengubah dengan cara membongkar seluruh atau
sebagian bangunan gedung
b) Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman,
pemasangan pompa/menara air, pengadaan listrik.
c) Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi; pengurugan tanah,
perbaikan tanah dan penyelidikan tanah. Membangun baru
terdiri dari kegiatan perencanaan, kegiatan pelaksanaan, dan
kegiatan pengawasan lapangan
1.2 Membeli bangunan
a) Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk
tanahnya tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal-hal luar
biasa, dapat diusulkan kepada Menteri Keuangan dan Ketua
Bappenas dengan disertai alasan-alasan yang kuat melalui
Menteri Pendidikan Nasional.
b) Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia,
selanjutnya dilakukan penawaran harga dari pemiliknya
melalui Panitia Pembebasan Tanah setempat yang dibentuk
berdasarkan kepres 80 tahun 2003.
c) Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia
sudah ada kecocokan, maka dapat langsung diselesaikan akte

13
Ibid, h.54

e n rn n r sr n |
n ikidendn
/sPejabat Pembuat akte Tanah dan
selanjutnya diselesaikan balik nama sertifikat tanah
1.3 Menyewa bangunan
a) Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah, gudang
dan sebagainya, maka suatu instansi diperkenankan untuk
menyewa bangunan, dengan syarat anggaran untuk
membayar sewa itu harus sudah tersedia lebih dahulu.
b) Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu
dimintakan pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada
Panitia Sewa Menyewa atau Kantor Urusan Perumahan
setempat.
c) Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian (kontrak)
antara pihak penjual dan pihak yang menyewakan, jika
dianggap perlu dilakukan dengan akte notaris.
d) Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah
mendapat subsidi dari Pemerintah Departemen Pendidikan
Nasional, apabila dipakai oleh sekolah negeri, berdasarkan
peraturan subsidi yang sekarang masih berlaku tidak perlu
dibayar sewanya, tetapi pemakai wajib memelihara bangunan
tersebut sebagaimana mestinya.
1.4 Menerima hibah bangunan
a) Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah
bangunan berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah Daerah/
Swasta).
b) Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya
dilakukan dengan Akte Notaris Pejabat Pembuat Akte tanah
setempat.

3. Pengadaan Perabot

e n rn n r sr n |
n ikidendn
y s t t
st tt t y t tu
t y
y u t
t t t
t ty
t t tu
t (misalnya siswa dan tenaga kependidikan
lainnya).
b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut
memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan
pemakai,
c. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk
dipakai karena bentuk dan warnanya menarik.
d. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan
harganya tetapi merupakn transformasi wujud efisiensi dan
efektifitas dalam pengadaan dan pendayagunaannya.
Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
a. Membeli Agar pembelian perabot dapat dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan maka perlu
adanya suatu pedoman sebagai berikut:
1) Rencana kebutuhan telah disetujui berdasarkan penelitian dan
hitungan yang mendalam. Penelitian atas barang (survei)
pada umumnya meliputi spesifikasi;
a) Buatan pabrik/negara mana dan tahun pembuatannya.
b) Merk dagang.
c) Kapasitas.
d) Bahan-bahan yang dipakai.
e) Penyediaan suku cadang.
14
Ibid, h.55

e n rn n r sr n |
n ikidendn
) Jaminan yang diberikan oleh penjual, agen atau pabrik.
g) Cara pembayaran dan harga.
h) Model
2) Peraturan tentang pembelian, baik pembelian langsung
maupun melalui tim pembelian.
3) Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk sudah jadi atau
yang belum jadi. Perabot yang belum jadi perlu dibuat
terlebih dahulu sesuai dengan kehendak pemohon.
4) Tentang pembelian perabot yang sudah jadi, Kepala
sekolah/proyek perlu membuat rencana kebutuhan, sesuai
dengan syarat-syarat yang diperlukan.
5) Untuk pengadaan perabot yang belum jadi, maka Kepala
Sekolah/proyek perlu:
a) Menyusun kebutuhan
b) Penunjukan konsultan perencanaan perabot
c) Menyusun syarat-syarat teknis sesuai dengan spesifikasi
dan menyediakan gambar-gambar perabot yang akan
dibeli.
d) Membuat kontrak
e) Membuat berita acara serah terima perabot.
6) Pembelian perabot dapat dilakukan dengan lelang,
penunjukan langsung dan penawaran.
a. Membuat sendiri Pengadaan perabot dengan membuat
sendiri hanya berlaku bagi sekolah dalam rangka untuk
praktek, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kemampuan, terutama dalam hal biaya yang tersedia,
tenaga ahli yang dimiliki, peralatan yang dibutuhkan,
pelaksanaan tugasyang dibebankan.
b. Menerima bantuan/hadiah. Menerima bantuan
dilaksanakan atas perjanjian dan persetujuan dari kedua
belah pihak (pemberi dan penerima) dan bantuan itu

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t s swasta,
maupun perorangan.

4. Pengadaan Alat Kantor/Pendidikan


Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat-
alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat
yang biasa digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung,
mesin stensil, komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya.15
Sedangkan yang termasuk dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang
secara fungsional digunakan dalam proses belajar mengajar seperti
alat peraga, alat praktik, alat laboratorium, alat kesenian, alat olah
raga dan sebagainya. Pengadaan alat kantor dan alat pendidikan dapat
dilaksanakan dengan cara:
a. Membeli
b. Membuat sendiri
c. Menerima bantuan/ hibah/hadiah.

5. Pengadaan Buku
Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan,
buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai
oleh sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku
bacaan baik fiksi maupun non fiksi, buku sumber dan sebagainya.
Tentang jenis-jenis buku harus mengacu pada standar di atas yang
antara lain meliputi:16
a. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru
dan murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang
berlaku.

15
Ibid, h.63
16
Ibid, h.66

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t y ty u tu
t t ut y
uuy u y
y t s
tu yt y
tu stu st t
y yt t t tt

y t st
tu yt
y u y t
y t t

t yt

t
u

y s
t s t
waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua
materi akan sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan
kurikulum.

6. Pengadaan Kendaraan
Pengadaan Kendaraan bermotor tergantung kepentingan lembaga yang
bersangkutan. Contohnya BUS inventaris. Pengadaan tersebut untuk
studi banding dan mempermudah transportasi murid dalam melakukan

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t t

t t

) Pembentukan panitia lelang


2) Penyusunan dokumen lelang terdiri dari rencana kerja dan
syarat-syarat
3) Pengumuman pengambilan dokumen
4) Undangan penjelasan
5) Penjelasan
6) Penentuan criteria penilaian
7) Lelang
8) Penilaian
9) Penetapan pemenang
10) Persetujuan atasan yang berwenang
11) Pengumuman pemenang
12) Surat pesanan
13) Surat perjanjian jaul beli
14) Berita acara pemeriksaan barang
15) Berita acara penerimaan barang
16) Pembayaran

b. Pembelian secara langsung


Pembelian dengan cara ini dapat dilakukan dengan pengumuman
penawaran dengan menyebutkan jenis barang, spesifikasi barang,
cara pembayaran, waktu pengajuan dan penutupan penawaran,
tempat/alamat pengajuan penawaran, waktu rapat pembukaan
penawaran, jaminan bank dd yang dianggap pelu oleh tm/panitia
pembelan. Pembukaan penawaran secara terbuka.

17
Ibid, h.69

e n rn n r sr n |
n ikidendn
. Waktu dan Tempat Observasi
u t
u
t t
(Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007
Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)
2. Hari, tanggal : Selasa, 29 September 2015
Waktu : 07.04 — 07.48 WIB
Tempat : SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta
(Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007
Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)
3. Hari, tanggal : Kamis, 1 Oktober 2015
Waktu : 13.03 — 15.21 WIB
Tempat : SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta
(Jalan Balai Pustaka Baru I RT 007/007
Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220)

B. Responden Data
1. Nama : Dra. Hj. Yarni Realita, M.Pd
Tempat, tanggal lahir : Singkil, 7 Januari 1964
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
Prasarana
2. Nama : Drs. Hari Sasono
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 17 April 1957
Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling
3. Nama : Drs. Kokok Budi Kuncoro
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 2 Oktober 1963
Jabatan : Ketua Program Keahlian Listrik Industri

e n rn n r sr n |
n ikidendn
C. Teknik Pengumpulan Data
t y
wancara, observasi, dan dokumentasi.

D. Deskripsi Tempat Observasi


SMK Negeri 26 Jakarta adalah perubahan nama dari STM Negeri
Pembangunan Jakarta. SMK Negeri 26 Jakarta merupakan lembaga
pendidikan kejuruan yang bertugas meningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sesuai dengan kebutuhan Industri dan masyarakat.
Pembangunan Indonesia yang dimulai pada tahun 1969, yang dikenal
dengan dengan PELITA I, memberikan pemikiran untuk mengadakan
pembaharuan pada sistem pendidikan nasional, khususnya pembaharuan
pada Sekolah Teknologi Menengah dengan jenjang pendidikan 3-4 tahun
mulai dirintis.
SMK Negeri 26 Jakarta berlokasi di Jalan Balai Pustaka Baru I RT
007/007 Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, 13220. Lokasinya
cukup strategis, lantaran berada dekat dengan jalur arteri Matraman —
Pulogadung.

E. Pembahasan Hasil Observasi


1. Sarana dan Prasarana yang Terdapat di SMK Negeri 26 Jakarta
Sebagai sekolah menengah kejuruan, SMK Negeri 26 Jakarta
tentunya memiliki banyak sarana dan prasarana yang diperuntukkan
sebagai penunjang proses kegiatan pembelajaran. Di antara prasarana
yang ada antara lain, 33 Ruang Teori, 29 Ruang Laboratorium (5
Bengkel Bangunan, 8 Bengkel Elektronika, 7 Bengkel Listrik Industri,
5 Bengkel Mesin Perkakas, 4 Bengkel Mekanik Otomotif), 4 Sarana
Olah Raga (2 Lapangan Voli, 1 Lapangan Basket, 1 Lapangan Bulu
Tangkis, 1 Sepak Bola Mini), 1 Ruang Perpustakaan, 1 Ruang

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t t
t
/WC,
UKS/PMR, Ruang Pramuka, Kantin, Rumah Jaga, Rumah Pompa, dan
Pos Satpam.
Sedangkan sarana yang ada antara lain ialah 11 meja biro, 22 meja
½ biro, 54 meja rapat, 94 lemari, 268 kursi lipat, 612 meja peserta
didik, 612 kursi peserta didik, 17 meja guru, 3 brankas, 9 filling
cabinet, 3 set meja-kursi tamu, 1 lemari tugas, 9 meja panjang guru,
36 meja komputer, dan 64 loker guru.
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana di SMK Negeri 26
Jakarta dilakukan berdasdarkan pada kebutuhan dari masing-masing
unit (perpustakaan, ekstrakulikuler, program keahlian, dan lain
sebagainya). Jika pengadaan dinilai belum memenuhi syarat
kebutuhan, maka kegiatan pengadaan terhadap sarana dan prasarana
tersebut akan ditunda, dan dialihkan kepada sarana dan prasarana lain
yang lebih dibutuhkan berdasarkan skala prioritas.
3. Sarana dan Prasarana yang sedang Diusahakan Pengadaannya SMK
Negeri 26 Jakarta
Saat ini, SMK Negeri 26 Jakarta sedang melakukan kegiatan
pengadaan sarana dan prasarana, yaitu Masjid Al-Ikhlas, sebagai
prasarana beribadah umat muslim. Kegiatan pengadaan tersebut telah
dilakukan sejak tahun 2011. Hingga saat ini telah terkumpul dana
sebesar 1,7 milyar rupiah dari total anggaran sebesar 2,3 milyar
rupiah.
Sumber dana yang didapat untuk keperluan pengadaan ini murni
dihimpun dari swadaya guru, siswa, orang tua siswa, dan alumni.
Pengumpulan dana dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali oleh

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t s t s s swa, ketika pengambilan rapor oleh
orang tua siswa, ketika rapat dan/atau pertemuan guru, serta secara
berkala oleh alumni melalui organisasi persekutuan alumni.
Dalam seminggu dapat diperoleh uang sebesar 25 juta rupiah yang
digunakan untuk membeli bahan bangunan. Sehingga progres
pembangunan terus berjalan meski hanya bersumberdaya dua sampai
tiga kuli bangunan yang bekerja saja.
Walaupun pemerintah menyediakan dana bahkan rekening
tersendiri untuk pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah,
namun untuk pengadaan masjid ini murni sepenuhnya dihimpun dari
swadaya stakeholder sekolah, lantaran sesuai peraturan yang berlaku,
dana yang disediakan dilarang keras penggunaannya untuk pengadaan,
hanya boleh dicairkan untuk kegiatan perawatan, pemeliharaan, dan
perbaikan.
4. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasaana di SMK Negeri 26 Jakarta
Dalam melakukan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana, SMK
Negeri 26 Jakarta memiliki SOP tersendiri karena struktur yang
berbeda lantaran merupakan sekolah kejuruan. Prosedur yang
umumnya dilakukan sekolah dalam melakukan pengadaan ialah
sebagai berikut.
a. Pengajuan kebutuhan sarana prasarana dari unit kerja (Ketua
Program Keahlian, Penanggung jawab ekstrakulikuler, dll.)
dalam bentuk proposal disertai data kebutuhan dan harga tiap
satuan yang relevan.
b. Mengajukan proposal ke Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana
Prasarana untuk dilakuakn peninjauan.
c. Waka Sarpras melakukan analisa/peninjauan ulang kebutuhan
dan harga yang diajukan dala proposal.
d. Jika disetujui, maka proposal yang sudah di-acc diajukan ke
bidang tata usaha untuk dieksekusi pengadaannya sesuai
dengan tingkat kebutuhannya.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
t
y y t
y (BOP) yang berasal dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
BOP memiliki spesifikasi rekening tersendiri di tiap kebutuhan
sekolah. Ada 12 rekening yang disediakan BOP, di antaranya
kurikulum, kesiswaan, dan yang paling besar nominalnya, sarana dan
prasarana. Hal tersebut disebabkan oleh keperluan akan perbaikan dan
perawatan sarana dan prasarana seecara terus-menerus.
Jika dana yang diberikan tidak digunakan, maka dana tersebut
harus dikembalikan bersama dengan laporan pertanggungjawabannya
di akhir tahun.
Di samping itu juga tidak menutup datangnya aliran dana dari
partisipasi masyarakat serta bantuan-bantuan dari pihak luar yang
sifatnya tidak mengikat.
6. Kendala yang Dihadapi dalam Melakukan Pengadaan di SMK Negeri
26 Jakarta
Sumber dana utama yang dialirkan untuk melakukan pengadaan
sarana dan prasarana terbatas hanya bersumber dari rekening yang
disediakan untuk pengadaan sarana dan prasarana hanya dari BOP,
sedangkan bantuan dari pihak lain tidak tetap. Jadi, untuk melakukan
pengadaan sarana dan prasarana agak terhambat, disesuaikan dengan
skala prioritas berdasar tingkat kebutuhan sekolah.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
. Kesimpulan

/jasa dari pemerintah adalah kegiatan pengadaan


barang/jasa yang dibiayai dengan APBN/ABD, baik yang dilaksanakan
secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.
Pengadaan perlengkapan sarana dan prasarana di sekolah biasanya
untuk memenuhi kebutuhuan sesuai dengan perkembangan sekolah,
menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, dihapus dan sebab-sebab
lain yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan perlengkapan
pendidikan di sekolah sebaiknya direncanakan dengan hati-hati.
Dalam suatu lembaga pendidikan apapun jenisnya diperlukan
sarana dan prasarana guna penyelanggaraan atau proses belajar mengajar.
Untuk pengadaan sarana tersebut diperlukan proposal untuk mendapatkan
sarana dan prasarana tersebut agar keperluan yang benar-benar perlu
artinya pengadaan sarana dan prasarana memang benar-benar diperlukan.
Misalnya saja meja, kursi, papan tulis yang rusak perlu diganti dengan
yang baru.

B. Saran

Bagi SMK Negeri 26 Pembangunan Jakarta Timur, hendaknya

dalam melakukan pengadaan sarana dan prasarana dapat menentukan skala

prioritas. Sejauh ini sudah amat baik, semoga dapat lebih baik lagi.

Sedangkan bagi mahasiswa, dengan adanya makalah ini, semoga kita

khususnya mahasiswa Manajemen Pendidikan bisa mengimplementasikan

pengadaan sarana prasarana kelak ketika sudah terjun dalam dunia kerja.

e n rn n r sr n |
n ikidendn
st

yt

uy neme niddikan t

t y

y wan. Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta :

Pustaka Cipta. 2011

Barnawi dan Muhammad Arifin. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.

Yogyakarta : Ar-ruzz Media. 2012

Khi V. Thai. International Handbook of Public Proturement. United States :

Taylor Group. 2009

Soetjipto dan Raflis Kosasi. Profesi Keguruan. Jakarta : Rineka Citra. 2009

e n rn n r sr n |
n ikidendn
N I NIK K

K N J M J
( ) ,
,,,

N N N
() ,
, , ,

,
Profil Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 26 Jakarta

A. Sejarah
SMK Negeri 26 Jakarta adalah perubahan nama dari STM Negeri
Pembangunan Jakarta. SMK Negeri 26 Jakarta merupakan lembaga pendidikan
kejuruan yang bertugas meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai
dengan kebutuhan Industri dan masyarakat. Pembangunan Indonesia yang
dimulai pada tahun 1969/70 yang dikenal dengan dengan PELITA I, memberikan
pemikiran untuk mengadakan pembaharuan pada sistem pendidikan nasional,
khususnya pembaharuan pada Sekolah Teknologi Menengah dengan jenjang
pendidikan 3-4 tahun mulai dirintis.
Pada tahun 1971 Menteri Pendidikan menetapkan untuk menyelesaikan
12 instalasi Pendidikan Teknik secara bertahap, dimana di Jakarta dan Semarang
diselesaikan sekaligus sebagai PROYEK PERINTIS SEKOLAH TEKNOLOGI
MENENGAH PEMBANGUNAN dengan lama belajar 4 tahun yang diresmikan oleh
Presiden RI, Bapak Soeharto di Jakarta pada 1 Juli 1971 dan di Semarang pada 7
Juni 1971 disusul di Yogyakarta pada 29 Juli 1972.
Pada tahun 1973 selesai dibangun 5 Proyek Perintis STM Pembangunan
di Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan dan Temanggung.
Sedangkan pada tahun 1974 selesai 4 Instalasi Pendidikan Teknik Lainnya yaitu
di Jember, Boyolali, Tanggeang dan Metro, yang disebut dengan Sekolah
Menengah Teknologi Pertanian dengan lama belajar 3 tahun. Dengan demikian
hanya ada 8 Proyek Perintis STM Pembangunan di Indonesia yang tersebar di
beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya Jakarta, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Ujung Pandang, Bandung, Pekalongan, dan Temanggung.
Sejak berdirinya tahun 1971 sampai dengan tahun 1985, dinamakan
Proyek Perintis Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, sedangkan sejak
tahun 1986 status Proyek tidak dipakai lagi dan diubah menjadi Sekolah
Teknologi Menengah Negeri Pembangunan (STMN Pembangunan) Jakarta.
Berdasarkan Surat Edaran Sekjen Depdikbud Nomor 41007 / A ; AS / OI
1997 tanggal 3 April 1997, sebagai tindak lanjut dari Kepmen Depdikbud Nomor
034, 035 dan 036/O/1997 tentang perubahan NOMENKLATOR maka STM Negeri
Pembangunan Jakarta berubah menjadi SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 26 (SMK NEGERI 26) Jakarta.

B. Laporan Sekolah
per tanggal 30-09-2015

Provinsi : DKI Jakarta


Kab/Kota : Kotamadya Jakarta Timur

C. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMK NEGERI 26 JAKARTA
Nomor Kode Sekolah 102
NPSN/NSS : 20103787/321026402004
Jenjang Pendidikan : SMK
Status Sekolah : Negeri
Kolompok : Teknologi dan Industri (Program 4 Tahun)
Akreditasi :A

D. Lokasi Sekolah
Alamat : Jalan Balai Pustaka Baru I
RT/RW : 007/007
Desa/Kelurahan : Rawamangun
Kode pos 13220
Kecamatan : Pulo Gadung
Lintang/Bujur : -6.194374611989242/ 106.88644096255302
Ketinggian 11
Waktu Belajar : Sekolah pagi

C. Data Pelengkap Sekolah


Tgl SK Pendirian : 1 Juli 1971
Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat
SK Izin Operasional : Nomor 41007 / A ; AS / OI 1997
Tgl SK Izin Operasional : 3 April 1997
MBS : Ya
Luas Tanah Milik
: 27.296 m2 (Nomor 221 Tanggal 23 Nopember 1998)
a. Luas Bangunan
25.973 m2
b. Luas Taman
13.322 m2
c. Luas Jalan/Parkir
3.089 m2
Sumber Listrik : Perusahaan Listrik Negara (PLN)

C. Kontak Sekolah
Nomor Telepon : (+62) 4720310
Nomor Fax : (+62) 47866889
Email : smkn26jkt@gmail.com
smkn_26@yahoo.co.id
Website : http://www.smkn26jakarta.sch.id
VISI, MISI, DAN TUJUAN SMK NEGERI 26 JAKARTA

VISI

MISI

8;
2. MENINGKATKAN PROFESIONALISME SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. MENINGKATKAN MUTU PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS
KOMPETENSI, BEKERJA SAMA DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA
INDUSTRI
4. MENANAMKAN KEMANDIRIAN, PROFESIONALISME, DAN KEIMANAN KEPADA
SELURUH PESERTA DIDIK MELALUI PEMBINAAN YANG OPTIMAL

TUJUAN

1. MEMBEKALI TAMATAN DENGAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN


SIKAP PROFESIONAL AGAR MAMPU BERKOMPETISI DI PASAR TENAGA KERJA
NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL
2. MENGHASILKAN KERJA SAMA DENGAN DUNIA USAHA DAN INDUSTRI YANG
BERTARAF NASIONAL DAN INTERNASIONAL
3. MENGHASILKAN TAMATAN YANG MAMPU BERWIRAUSAHA DAN
MELANJUTKAN KE JENJANG PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI
4. SELURUH TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN MEMILIKI SERTIFIKASI
PROFESI KEAHLIAN
ORGANISASI

NO. JABATAN NAMA

r umardi
r guussmanto
foormmeartsiik
aal eknik r

rnidkustri okuodukinco
eknik ro r
eseirnkakas haleh
eknik r amrbiaanngtono
ektaonmioktif raj ede Yudhiaty
eknik
omapruitnegran
5 etruoaogrdmaampttiiff assbsiiddiqqi,
epearlpaustakaan r uhammad bUadi
etua r andletom
8. Penanggung Jawab BP/BK Dra. T. Sari Pulungan, M.M
9. Ketua Unit Produksi Drs. Bambang Asmoro Hadi, MMPd
10. Ketua Koperasi Dra. Mexi Noviyanti
11. Bendahara
- Rutin Sri Indriyani
- Komite Sekolah Dra. Hj. Mimin Rukmintarsih M.
12. Ketua Komite Sekolah Drs. Nurman
PORR T

A A
26

PO T
RR
1
2
3
4
5
6
7
8
US RD
D
Pemerint
ah
1 1 A BD B O BO
12AB B O BO
ain
lain
21
22B
ATA AS AR A PARAS AR

A. A AA URA A P A
eadaan
Ura umlah eterangan
Baik uRsaki uRsakBerat
ian Rngan
R ang Teo
R ang abo o m
a engkel ang nan 5 - -
b engkel Elek nika 8 8 - -
c engkel i nd 7 6 1 -
d engkel e in Pe aka 5 4 1 -
e engkel ekanik omo if 4 4 - -
3. Sarana Olah Raga
a. Lapangan Voli 2 2 - -
b. Lapangan Basket 1 - 1 -
c. Lapangan Bulu Tangkis 1 1 - -
d. Sepak Bola Mini 1 - 1 -
4. Ruang Perpustakaan 1 1 - -
5. Ruang Kesenian 1 1 - -
6. Ruang Keterampilan - - - -
7. Ruang Bimbingan 1 1 - -
8. Ruang PSG 1 1 - -
B. A AA URA A A ATSRS
eadaan
Ura umlah eterangan
Baik uRsaki uRsakBerat
ian Rngan
R ang pala Sekolah
R ang Wakil pala Sekolah
R ang
R ang l imedia
R ang Sidang
6. Ruang Pertemuan 1 1 1 -
7. Ruang Tata Usaha 1 1 1 -

A AA URA A P A
eadaan
Ura umlah eterangan
Baik uRsak uRsakBerat
ian
iRngan
1. Ruang Ibadah 1 1 - -
2. Ruang Koperasi 1 - 1 -
3. Ruang OSIS 1 - 2 -
4. Ruang Serba Guna 1 - 1 -
5. Kamar Mandi/WC 6 3 2 -
6. Ruang UKS/PMR 1 - 1 -
7. Ruang Pramuka 1 - 1 -
8. Kantin Sekolah 1 1 - -
9. Gudang 1 - 1 -
10. Rumah Jaga 3 1 2 -
11. Rumah Pompa 1 1 - -
R ang R S
R ang R S
Po Sa pam

. A AA PAR BATO S OA
eadaan
Ura umlah eterangan
Baik uRsakiRngan uRsakBerat
ian
R ang Teo
a eja Pe e a Didik 612 500 45 67
b i Pe e a Didik c 612 450 100 62
eja 17 10 7 -
2. Ruang Administrasi
a. Meja Biro 3 1 2 -
b. Meja ½ Biro 9 3 6 -
c. Lemari Kayu 9 1 8 -
d. Kursi Lipat 6 6 - -
e. Lemari Arsip 9 9 - -
f. Filling Cabinet 4 4 - -
g. Kursi Tamu 1 1 - -
h. Brankas 3 2 1 -
3. Ruang Kepala Sekolah
a. Meja Biro 1 1 - -
b. Lemari Display 1 1 - -
c. Lemari Buku 1 1 - -
d. Filling Cabinet 1 1 - -
e. Kursi-Meja Tamu 1 set 1 set - -
f i
R ang
a eja i 4 - -
b i eja Tam e 1 set - -
c ema oke 64 50 14 -
d ema T ga 1 1 - -
e ema k 2 2 - -
f eja Panjang 9 9 - -
g i ipa 48 48 - -
5. Ruang Wakil Kepala Sekolah
a. Meja ½ Biro 6 6 - -
b. Lemari 4 4 - -
c. Kursi Lipat 7 7 - -
d. Filling Cabinet 4 4 - -
e. Kursi Tamu 1 1 - -
6. Ruang Koperasi
a. Meja Biro 1 1 - -
b. Meja ½ Biro 2 2 - -
c. Lemari 1 1 - -
d. Kursi Kayu 2 2 - -
e. Kursi Lipat 2 2 - -
f. Lemari Buku 1 1 - -
g. Lemari Arsip 4 4 - -
7. Ruang OSIS
a. Meja Biro 1 1 - -
b. Meja ½ Biro 1 1 - -
c. Lemari 1 1 - -
d. Kursi Kayu 4 4 - -
8. Gudang
a. Meja Biro 1 1 - -
b. Meja ½ Biro 1 1 - -
c. Lemari Pelat 3 3 - -
d. Lemari Buku 2 1 1 -
e. Kursi Lipat 4 1 - 3
9. Ruang Sidang
a. Meja Rapat 50 50 - -
b. Kursi LIpat 50 50 - -
10. Ruang Serba Guna
c. Meja Rapat 4 4 - -
d. Kursi LIpat 151 151 - -
11. Ruang Bengkel Bangunan
a. Meja Biro 4 4 - -
b. Meja ½ Biro 7 4 3 -
c. Lemari 5 - 5 -
d. Kursi Kayu 7 - 7 -
e. Meja Komputer 36 36 - -
1

Jumat eptember

SMK Negeri akarta Timur

Observasi ini dilakukan pada


26 ,

26
, , .
2,7 . 26
,
- .
111 1464 2013.

, ,
ls pt m r

07.48

26

. . , .

,
.

, .

1971

26 ,
.”

Tujuan didirikannya sekolah ini adalah untuk mendidik anak-anak menjadi


manusia berdaya guna yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat,
berprestasi dan berakhlak mulia.
ms Oktober

15.21

26

. . , .

, ,
,
.
26 .

, 26 33
( ), 29 ( ), 4 , -

, , , ,5
10 / ,
. 26 10
,
.
r npr sr nyn tul kpmnj n r Jakarta
perca a diri akan kelolosann a dalam mengajukan diri sebagai salah satu sekolah
rujukan di Indonesia

i penghujung , ,
,
.
, 26
2011 .
, , , ,

( ). 2,3
1,3 .

26
. ,
.

.
SALINAN

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 40 TAHUN

2008 TENTANG

STANDAR SARANA DAN PRASARANA


UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/
MADRASAH ALIYAH KEJURUAN(SMK/MAK)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 20 Tahun 2008;
4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Presiden Nomor 77/P Tahun 2008;
2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR


SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMK/MAK).

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Madrasah aliyah kejuruan (MAK) adalah satuan pendidikan keagamaan tingkat
menengah atas yang menyelenggarakan program kejuruan.
2. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.
3. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.
4. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
5. Peralatan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
6. Set adalah seperangkat peralatan dalam satu ruang untuk mendukung kegiatan belajar.
7. Media pendidikan adalah peralatan yang digunakan untuk membantu komunikasi dalam
pembelajaran.
8. Buku teks pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru
untuk setiap mata pelajaran.
9. Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya pengetahuan peserta didik dan guru.
10. Buku referensi adalah buku rujukan untuk mencari informasi atau data tertentu.
11. Sumber belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi jurnal,
majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
12. Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat.
13. Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan peralatan tambahan yang digunakan untuk
mendukung fungsi SMK/MAK.
14. Teknologi informasi dan komunikasi adalah satuan perangkat keras dan lunak yang berkaitan
dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi.
15. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana SMK/MAK
meliputi bangunan, lahan praktik, lahan untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
16. Infrastruktur adalah prasarana penunjang untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan
sekolah.
17. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi SMK/MAK.
3

18. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan
peralatan khusus.
19. Ruang praktik, meliputi bengkel, studio, demplot, kandang, bangsal, dan ruang sejenis, adalah
tempat pelaksanaan kegiatan praktik, perawatan dan perbaikan peralatan.
20. Lahan praktik adalah sebidang lahan untuk melaksanakan kegiatan praktik.
21. Area kerja adalah tempat melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam ruang
yang hanya dibatasi dengan garis lantai.
22. Ruang guru praktik/instruktur adalah ruangan kerja instruktur dalam ruang
praktik/bengkel kerja/studio.
23. Bangunan praktik adalah bangunan bukan gedung untuk mendukung pelaksanaan praktik di
lahan.
24. Ruang laboratorium adalah ruang untuk pembelajaran secara praktik yang
memerlukan peralatan khusus.
25. Ruang sirkulasi adalah ruang penghubung antar bagian bangunan SMK/MAK.
26. Ruang perpustakaan adalah ruang untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai
jenis bahan pustaka.
27. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar ruang kelas, beristirahat, dan
menerima tamu.
28. Ruang pimpinan adalah ruang untuk pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan
SMK/MAK.
29. Ruang tata usaha adalah ruang untuk pengelolaan administrasi SMK/MAK.
30. Ruang konseling adalah ruang untuk peserta didik mendapatkan layanan konseling dari
konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, karir, dan bursa kerja.
31. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta didik yang mengalami gangguan
kesehatan dini dan ringan di SMK/MAK.
32. Ruang organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan
pengelolaan organisasi peserta didik.
33. Jamban adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
34. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan pembelajaran di luar ruang kelas, peralatan
SMK/MAK yang tidak/belum berfungsi, dan arsip SMK/MAK.
35. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk
melakukan pendidikan jasmani dan olah raga.
36. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup untuk peserta didik dapat melakukan
kegiatan bebas, termasuk kegiatan kesenian.
37. Tempat beribadah adalah tempat warga SMK/MAK melakukan ibadah yang
diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
4

38. Program keahlian adalah program studi yang ditawarkan di SMK/MAK.


39. Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas.
Pasal 2

(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana.

(2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang
penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok
lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan
dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) wajib
menerapkan standar sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan
(SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun
setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.
Pasal 5 Peraturan
Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada


tanggal 31 Juli 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,


TTD
BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya. Biro


Hukum dan Organisasi Departemen
Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan Hukum I,

Muslikh, S.H.
NIP 131479478

Anda mungkin juga menyukai