Anda di halaman 1dari 7

Modul Peluang

Apersepsi
Perhatikan gambar berikut!

Pernahkah kalian melihat suatu pertandingan satu lawan satu, misalnya sepakbola, bulu tangkis, atau yang
lain untuk menentukan siapa yang memegang bola terlebih dahulu, atau memilih tempat, biasanya wasit
mengeluarkan sebuah koin dan meminta salah satu tim untuk memilih salah satu muka koin lalu melempar
koin untuk menentukan siapa yang boleh memilih tempat/memegang bola terlebih dahulu berdasarkan
muka koin yang tampak saat koin jatuh di tangan atau lantai. Pernahkah juga kalian bermain ular
tangga/monopoli saat kecil, untuk menjalankan pion kalian berapa langkah ditentukan dengan muka dadu
berapa yang muncul saat kalian lempar. Tos koin dan lempar dadu tersebut adalah contoh penggunaan
peluang dalam kehidupan sehari-hari. Saat koin di lempar atau dadu dilempar, tidak ada yang tahu muka koin
atau muka dadu mana yang mungkin sehingga memunculkan kemungkinan-kemungkinan kemunculannya,
kemungkinan-kemungkinan itu adalah peluang.
Pada zaman sekarang yang serba berubah dan tidak pasti ini, ilmu tentang peluang sangat berguna untuk
diterapkan. Hampir semua bidang kehidupan menerapkan ilmu peluang, contohnya meteorologi tentang
perkiraan cuaca, bidang ekonomi tentang asuransi atau peluang suatu usaha, kesehatan tentang peluang
sembuh sebuah obat dan lain-lain. Ilmu peluang ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari untuk
membantu mengambil keputusan yang tepat, atau memperkirakan hal yang akan terjadi, atau untuk
meminimalisir suatu kerugian yang akan muncul.

Peluang (Probabilitas)
Peluang suatu kejadian adalah besaran nilai yang menunjukkan kemungkinan terjadinya sesuatu. Nilai
peluang berkisar antara 0 sampai 1. Nilai 0 menyatakan kejadian yang tidak mungkin terjadi, misalnya
peluang nanti sore matahari terbenam dari timur, sedangkan 1 adalah pasti terjadi misalnya peluang suatu
hari kita akan meninggal.
Misalkan P(A) = peluang kejadian A muncul, maka diperoleh:
0 < 𝑃(𝐴) < 1
Percobaan Acak, Ruang Sampel, dan Titik Sampel
Pernahkah kalian bermain ular tangga, untuk menjalankan pion kita berapa langkah, maka biasanya kita
melempar sebuah dadu. Dadu tersebut mempunyai 6 muka (mata dadu), yaitu muka dengan 1 titik (mata
dadu 1), 2, 3, 4, 5, dan 6. Setiap kali pelemparan pasti hanya 1 mata dadu saja, tidak mungkin 2 mata dadu
sekaligus, atau bahkan semua mata dadu muncul dalam sekali pelemparan. Pelemparan dadu yang dilakukan
tersebut adalah percobaan statistik atau percobaan acak. Sedangkan himpunan semua kemungkinan yang
terjadi pada suatu percobaan acak disebut dengan ruang sampel, dan disimbolkan dengan S. Setiap anggota
atau unsur dalam ruang sampel disebut dengan titik sampel.

Ada tiga cara untuk menentukan ruang sampel dan titik sampel yaitu dengan cara mendaftar, tabel, dan
diagram pohon.
Contoh:
Jika 1 uang koin dilempar, maka akan ada dua kemungkinan yang muncul yaitu muka koin Angka (A) dan
muka koin gambar (G). Bagaimana ruang sampelnya jika ada dua koin atau lebih, maka bisa menggunakan
cara:
1. Mendaftar
Pada pelemparan dua buah koin uang logam, jika saat pelemparan tersebut koin pertama muncul
angka dan koin kedua muncul gambar ditulis dengan AG, maka ruang sampelnya (S) = {AA, AG, GA,
GG}.
Begitu juga pada pelemperan sebuah dadu, jika muncul mata dadu 1 ditulis 1, maka ruang sampelnya
(S) = (1, 2, 3, 4, 5, 6)

2. Tabel
Pada pelemparan dua buah koin logam diperoleh tabel sebagai berikut:

Sehingga ruang sampelnya (S) = {AA, AG, GA, GG}

Pada pelemparan dua buah dadu, jika saat pelemparan dadu 1 muncul angka 3 dan dadu 2 muncul
angka 5 ditulis dengan (3, 5), maka diperoleh tabel sebagai berikut:

Sehingga ruang sampelnya (S) = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), (2, 1), ..., (6,6)}
3. Diagram Pohon
Pada pelemparan dua buah uang koin, diperoleh diagram pohon sebagai berikut:

Sehingga ruang sampelnya (S) = {AA, AG, GA, GG}

Sedangkan pada pelemparan tiga buah uang koin, diperoleh:

Sehingga ruang sampelnya (S) = {AAA, AAG, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA, GGG}

Cara Menghitung Peluang


Peluang Pada Ruang Sampel
Setelah mengetahui tentang ruang sampel (S) maka perlu diketahui banyaknya anggota ruang sampel
tersebut yang disimbolkan dengan n(S). Contoh dalam percobaan pelemparan dua buah koin diketahui S =
{AA, AG, GA, GG}, karena banyak anggota S ada 4 maka n(S) = 4. Sedangkan cara menentukan banyaknya
ruang sampel dari benda yang banyaknya lebih dari 1 adalah perkalian (kombinasi) dari banyak ruang sampel
1 benda ketika dilempar.
Contoh 1:
Tiga buah uang koin dilempar.
Karena ada tiga koin, dan masing-masing koin banyak ruang sampelnya = 2, maka pada pelemparan tiga buah
koin → n(S) = 2 . 2 . 2 = 8

Contoh 2:
Dua buah dadu dilempar.
Karena ada dua dadu, dan masing-masing dadu banyak ruang sampelnya = 6, maka pada pelemparan dua
buah dadu → n(S) = 6 . 6 = 36

Contoh 3:
Dua buah koin dan sebuah dadu dilempar.
Karena ada dua buah koin, yang masing-masing koin banyak ruang sampelnya = 2, dan ada sebuah dadu yang
banyak ruang sampelnya = 6, maka pada pelemparan dua buah koin dan sebuah dadu diperoleh → n(S) = 2 .
2 . 6 = 24
Kejadian
Seperti yang diketahui ruang sampel (S) adalah himpunan semua kemungkinan yang terjadi pada suatu
percobaan acak sedangkan himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian. Contoh kejadian
munculnya angka genap dalam pelemparan sebuah dadu, misalnya disimbolkan dengan A, karena dalam
pelemparan sebuah dadu diperoleh S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka A = {2, 4, 6} yang merupakan himpunan bagian
dari S.
Cara Perhitungannya
Peluang suatu kejadian disimbolkan dengan P(A). Peluang kejadian A sama dengan perbandingan banyaknya
kejadian A dengan banyaknya ruang sampel.
𝒏(𝑨)
𝑷(𝑨) =
𝒏(𝑺)
Dengan n(A) = banyak kejadian A dan n(S) = banyak ruang sampel.

Contoh 4:
Sebuah dadu dilempar sekali, tentukan peluang muncul mata dadu kelipatan 3?
Jawab:
Sebuah dadu dilempar → S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
Kejadian muncul mata dadu kelipatan 3 → A = {3, 6} → n(A) = 2
𝑛(𝐴)
Sehingga 𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
2 1 1
= 6
=3 , jadi peluang muncul mata dadu 3 dalam pelemparan sebuah dadu = 3.

Contoh 5:
Tiga buah uang koin dilempar, tentukan peluang muncul 2 gambar?
Jawab:
Tiga buah uang koin dilempar → S = {AAA, AAG, AGA, GAA, AGG, GAG, GGA, GGG} → n(S) = 8
Kejadian muncul 2 gambar → A = {AGG, GAG, GGA} → n(A) = 3
𝑛(𝐴)
Sehingga 𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
3 3
= 8
, jadi peluang muncul mata 2 gambar dalam pelemparan 3 koin = 8.

Contoh 6:
Dua buah dadu dilempar, tentukan peluang muncul jumlah mata dadu = 7?
Jawab:
Dua buah dadu dilempar → karena sebuah dadu banyak ruang sampelnya = 6 → n(S) = 6 . 6 = 36
Kejadian muncul jumlah mata dadu = 7 → A = {(1, 6), (2, 5), (3, 4), (4, 3), (5, 2), (6, 1)} → n(A) = 6
𝑛(𝐴)
Sehingga 𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)
6 1 1
= 36
= 6 , jadi peluang muncul jumlah mata dudu = 7 dalam pelemparan 2 dadu = 6.

Contoh 7:
Sebuah keranjang berisi 6 bola merah, 8 bola hijau, dan 10 bola kuning. Jika diambil 1 bola secara acak, maka
tentukan peluang terambil bola hijau?
Jawab:
Ada 6 bola merah, 8 bola hijau, dan 10 bola kuning → n(S) = 6 + 8 + 10 = 24
Karena ada 6 bola hijau → kejadian terambil bola hijau = n(A) = 6
𝑛(𝐴)
Sehingga 𝑃(𝐴) = 𝑛(𝑆)
6 1 1
= 24 = 4 , jadi peluang terambil 1 bola hijau = 4.

Seperangkat kartu bridge (remi)


Kartu remi terdiri dari 52 buah kartu dengan masing-masing 4 buah untuk kartu 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, Jack,
Queen, King, As. Kartu-kartu tersebut terbagi menjadi 4 jenis yaitu  sekop (spade = waru),  hati (heart), 
wajik (diamond), dan  keriting (club = clover), dengan sekop dan keriting berwarna hitam sedangkan hati
dan wajik berwarna merah.

Contoh 8:
Diambil sebuah kartu secara acak dari seperangkat kartu bridge, tentukan peluang terambil kartu As?
Jawab:
Seperangkat kartu bridge → n(S) = 52
Kartu As = {As sekop, As hati, As wajik, As keriting} → n(A) = 4
𝑛(𝐴)
Peluang terambil kartu As = 𝑛(𝑆)
4 1 1
= = , jadi peluang terambil kartu As =
52 13 13

Contoh 9:
Diambil sebuah kartu secara acak dari seperangkat kartu bridge, tentukan peluang terambil kartu 8 warna
merah?
Jawab:
Seperangkat kartu bridge → n(S) = 52
Kartu 8 merah = {8 hati, 8 wajik } → n(A) = 2
𝑛(𝐴)
Peluang terambil kartu As = 𝑛(𝑆)
2 1 1
= = , jadi peluang terambil kartu 8 merah =
52 26 26

Karena nilai peluang kejadian A berkisar antara 0 dan 1, sehingga jumlah keseluruhan peluang kejadian
maksimal = 1. Jika peluang kejadian bukan A disimbolkan P(A’) atau P(AC), dibaca peluang A aksen atau
peluang A komplemen, maka diperoleh:
P(A’) = 1 – P(A)

Contoh 8:
Jika peluang hari ini hujan = 0,82 maka tentukan peluang hari ini tidak hujan?
Jawab:
Peluang hari ini hujan = P(A) = 0,82
Peluang hari ini tidak hujan = P(A’) = 1 – P(A)
= 1 – 0,82 = 0,18 → jadi peluang hari ini tidak hujan = 0,18

Frekuensi Relatif
Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya percobaaan.
𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐑𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐟 =
𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐨𝐛𝐚𝐚𝐧

Contoh 9:
Andi melempar sebuah koin sebanyak 50 kali, dari percobaan tersebut diperoleh muncul gambar sebanyak
23 kali dan muncul angka sebanyak 27 kali. Tentukan frekuensi relatif muncul gambar dan muncul angka.
Jawab:
Banyak percobaan = 50
23
Banyak kejadian muncul gambar = 23 → Frekuensi relatif muncul gambar = = 0,46
50
27
Banyak kejadian muncul angka = 23 → Frekuensi relatif muncul angka = 50
= 0,54

Jika percobaan dilakukan sebanyak tak terhingga kali maka nilai frekuensi relatif suatu kejadian akan
mendekati nilai peluang kejadiannya P(A).

Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dari suatu percobaan. Sehingga frekuensi
harapan kejadian A muncul sama dengan banyak percobaan dikali peluang kejadian A.
Frekuensi Harapan = n. P(A)
Dengan:
n = banyak percobaan
P(A) = peluang kejadian A muncul

Contoh 10:
Tentukan frekuensi harapan muncul mata dadu prima pada pelemparan sebuah dadu sebanyak 100 kali?
Jawab:
n = 100
3 1
1 dadu → n(S) = 6 dengan A = {2, 3, 5} → n(A) = 3 sehingga P(A) = 6 = 2
1
Frekuensi harapan muncul mata dadu prima = 100 . 2
= 50 kali

Kejadian Acak
Kejadian Acak adalah kejadian yang tidak dapat ditentukan atau tidak diketahui sebelumnya.
Contohnya pada pelemparan koin, kita tidak dapat menentukan secara pasti muka koin mana yang akan
keluar, angka atau gambar. Contoh lain yaitu dari sekumpulan kupon doorprize di sebuah kotak akan
diambil 1 atau lebih kupon untuk mendaparkan doorprise, maka kita tidak dapat menentukan nomor
berapa yang akan terambil.
Kejadian Independen
Dua kejadian dikatakan independen (bebas) jika terjadinya atau tidak terjadinya kejadian satu tidak
mempengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh kejadian yang lain. Jika A dan B adalah dua kejadian yang
independen, maka peluang untuk terjadinya kedua kejadian tersebut adalah : P(AB) = P(A) x P(B), dengan
P(A) = peluang kejadian A dan P(B) = peluang kejadian B
Contoh 1:
Sebuah dadu dilempar sebanyak dua kali. Kejadian muncul mata dadu pada pelemparan pertama tidak
berpengaruh terhadap kejadian muncul mata dadu pada pelemparan kedua.
Soal: Sebuah dadu dilempar dua kali, tentukan peluang kedua mata dadu yang muncul adalah 4?
1
Jawab: Peluang pada pelemparan pertama muncul mata dadu 4 = P(A) = 6
1
Peluang pada pelemparan kedua muncul mata dadu 4 = P(B) = 6
Peluang kedua mata dadu yang muncul = 4 = P(A) . P(B)
1 1 1
= . =
6 6 36
Contoh lain yaitu pengambilan satu bola sebanyak dua kali dari sebuah kantong berisi bola dengan
beberapa warna berbeda dengan pengembalian.

Kejadian Dependen
Dua kejadian dikatakan dependen (bergantung/bersyarat) jika terjadinya kejadian yang satu akan
mempengaruhi atau merupakan syarat terjadinya kejadian yang lain. Jika kejadian A dan B adalah kejadian
dependen (peluang bahwa B akan terjadi jika diketahui bahwa A telah terjadi) maka dapat dirumuskan :
P(AB) = P(A) x P(B/A).
Contoh: pengambilan dua buah kartu dari satu set kartu remi (bridge) tanpa pengembalian.
Soal: Dari satu set kartu bridge diambil dua buah kartu sekaligus, tentukan peluang yang terambil kartu 4
hati dan As keriting?
Jawab: Pengambilan dua kartu sekaligus sama dengan pengambilan sebuah kartu sebanyak dua kali tanpa
pengembalian, karena tanpat pengembalian maka pengambilan kartu kedua peluangnya berbeda karena
banyak ruang sampelnya berkurang 1 sehingga ada dua kemungkinan yaitu kartu pertama adalah 4 hati
sedangkan kartu kedua adalah As keriting atau kartu pertama adalah As keriting dan kartu kedua adalah 4
hati.
1 1 1
Kemungkinan 1: kartu pertama 4 hati dan kartu kedua As keriting = . =
52 51 2652
1 1 1
Kemungkinan 2: kartu pertama As keriting dan kartu kedua 4 hati = 52 . 51 = 2652
1 1 1
Sehingga peluang terambilnya kartu 4 hati dan As keriting adalah = 2652 + 2652 = 1326

Materi Tambahan
Cara Mudah Memahami Peluang : https://www.youtube.com/watch?v=8_kuen-UVMg

Anda mungkin juga menyukai