Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

 10 perintah Allah beserta contohnya


 Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti kepadaNya, Jangan
ada padamu Allah lain di hadapanKu, Jangan membuat patung berhala.
Contohnya :
 Keraguan iman, ketidakpercayaan (bidah, murtad, skisma)
 Keputusasaan, berhenti berharap, Kesombongan mengandalkan kekuatan
diri; melanggar janji dan kaul
 Sikap acuh tak acuh, tidak tahu terima kasih, kelesuan dan kejenuhan akan
hal-hal rohani, kebencian terhadap Allah)
 Pemujaan berhala, ramalan, magi,/sihir, sakrilegi dan simoni, mencobai
Allah, ateisme, agnostisisme, intoleransi, paksaan beragama dan pelarangan
 Jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan
Contohnya
 Janji palsu atau sumpah palsu atas nama Allah
 Menghujat Allah
 Sumpah Serapah
 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat
Contoh
 Tidak ikut misa seperti yang diwajibkan (Hari Minggu, semua hari pesta)
 Hari Minggu dan Pesta di samping sebagai Hari Tuhan, juga sebagai waktu
istirahat/rekreasi dan hari keluarga
 Hormatilah ayah dan ibumu
Contoh
 Pelanggaran atas kewajiban orang tua terhadap anak (pemeliharaan
danperhatian, pendidikan iman dan kebajikjan)
 Pelanggaran atas kewajiban anak terhadap orang tua (rasa terima kasih,
kepatuhan dan ketaatan yang baik, merawat orang tua)
 Jangan membunuh
Contoh
 Pembunuhan/Kekerasan/Perang
 Abortus
 Euthanasia
 Bunuh Diri
 Tidak menjaga Kesehatan
 Jangan berzinah
Contoh
 Masturbasi
 Percabulan/Free sex/Kumpul Kebo
 Pornografi
 Prostitusi
 Sterilisasi atau pemakaian alat kontrasepsi
 Jangan mencuri
Contoh
 Mencuri/Merusak milik orang lain
 Korupsi
 Spekulasi komoditi/pemalsuan
 cek/pemborosan
 Tidak membayar pajak/iuran
 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu
Contoh
 Saksi dusta dan sumpah palsu
 Pencemaran nama baik/fitnah/prejudice (prasangka buruk)
 Pujian berlebihan/lidah bercabang
 Membual dan ironi Dusta dan pemalsuan
 Post truth dan dis-informasi
 Pembocoran rahasia pengakuan dan rahasia jabatan
 Jangan mengingini istri sesamamu
Contoh
 Nafsu birahi yg tidak rsional
 Pikiran tidak senonoh
 Mencintai dengan hati terbagi
 Tontonan yg menyebarkan erotisme, voyeurisme,khayalan
 Laksisme/permisivitas moral
 Jangan mengingini apapun yang dipunyai sesamamu
Contoh
 Keserakahan/Kerakusan
 Iri hati dan dengki
 Nafsu tak terkendali akan
 kekayaan
 Ketergantungan dan keterlekatan tidak sehat pada barang-barang
 Duniawi.

2. maksud ungkapan-ungkapan/kata-kata yang dicetak tebal dalam konteks perkawinan


Katolik
 arti ungkapan pria dan wanita dalam konteks perkawinan katolik adalah
Identitas Jenis Kelamin. Perkawinan yang dimaksud oleh Gereja Katolik adalah
perkawinan antara pria dan wanita, dan bukan antar orang yang berjenis-kelamin sama
(pria-pria atau wanita-wanita) atau perkawinan dengan orang yang berganti jenis kelamin.
Dengan pernyataan ini jelas Gereja tidak mengakui adanya perkawinan segender meskipun
secara sipil di beberapa negara diakui.
 arti ungkapan kebersamaan seluruh hidup dalam konteks perkawinan katolik adalah
Istilah “consortium” (con = bersama dan sors = nasib) berarti kebersamaan senasib
atau menjalani seluruh nasib kehidupan secara bersama-sama. Mereka diciptakan Allah
untuk saling membutuhkan, saling melengkapi,saling memperkaya dan saling
menyempurnakan dalam seluruh aspek kehidupan yang mereka jalani bersama dalam
perkawinan sampai mati. Singkat kata: hidup bersama dalam kesetiaan total seumur hidup.
(bonum fidei)
 arti ungkapan kesejahteraan suami isteri (bonum coniugum) serta pada kelahiran dan
pendidikan anak (bonum prolis ) dalam konteks perkawinan katolik adalah
Kesejahteraan suami isteri (bonum coniugum) Tujuan hakiki pertama perkawinan
adalah
kesejahteraan atau kebahagiaan suami isteri itu sendiri. Itu mencakup bukan hanya hak atas
tubuh (ius incorpus) antar keduanya tetapi kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan.
Kelahiran dan pendidikan anak Tujuan hakiki kedua perkawinan adalah
kesejahteraan anak (bonum prolis) dalam arti terbuka pada kelahiran anak (prokreasi) dan
pendidikannya. Kelahiran anak merupakan salah tujuan hakiki perkawinan, makatidak ada
perkawinan manapun yang tidak bertujuan untuk memiliki anak. Bersama dengan itu juga
pendidikannya sampai anak siap menjadi manusia dewasa yang mandiri.
3. “Tahu” di sini maksudnya bukan hanya pengetahuan yang cukup terhadap objeknya
atau sasaran perbuatannya, melainkan juga mengenai dirinya sendiri. Misalnya: orang
mabuk membunu seorang anak (karena mengira anak tersebut adalah seekor kera yang
sedang berjalan) jelas tidak bisa mengenali dengan baik siapa dirinya dan siapa subjek
tindakannya.
Mau” juga adalah syarat esensial kebebasan. Kebebasan berarti tidak ada
pemaksaan. Akan tetapi kebebasan juga menyangkut pilihan-pilihan yang ada di depannya.
Misalnya: apakah tentara yang terikat kewajiban menjalankan tugas masih dapat disebut
memiliki kebebasan? Dalam keadaan normal memang ia terikat, meskipun sebenarnya ia
masih memiliki kebebasan (desersi/keluar dar tentara misalnya).
4. B. Tetap mempertahankan bayi yang dikandungnya sampai lahir, meskipun harus berhenti
kuliah dan harus menanggung pandangan negatif masyarakat tentang hamil di luar nikah.
Alasannya Karena saya berpacu pada prinsip hati nurani minus malum : lakukanlah
perbuatan yang memiliki keburukan terkecil.

Anda mungkin juga menyukai