Uas Hadis Hukum
Uas Hadis Hukum
Materi Soal :
1. Peserta mahasiswa nomer urut absen 1 sd 5 mengerjaka tugas soal ujian hadis Materi
Kuliah Keduabelas (XII) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
2. Peserta mahasiswa nomer urut absen 6 sd 10 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Ketujuh (VII) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
3. Peserta mahasiswa nomer urut absen 11 sd 15 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Ketiga (III) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
4. Peserta mahasiswa nomer urut absen 16 sd 20 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kesembilan (IX) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
5. Peserta mahasiswa nomer urut absen 21 sd 25 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kedelapan (VIII) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
6. Peserta mahasiswa nomer urut absen 26 sd 30 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kedua (II) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
7. Peserta mahasiswa nomer urut absen 31 sd 35 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kesebelas (XI) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
8. Peserta mahasiswa nomer urut absen 36 sd 40 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kelima (V) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
9. Peserta mahasiswa nomer urut absen 41 sd 45 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Keenam (VI) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
10. Peserta mahasiswa nomer urut absen 46 sd 50 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Ketigbelas (XIII) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
11. Peserta mahasiswa nomer urut absen 51 sd 55 mengerjaka tugas soal ujian hadis
Materi Kuliah Kesepuluh (X) dalam bentuk penyusunan permasalahan minimal 7
permasalahan dan penjelasan jawabannya.
Penjelasan:
Keterangan:
a. Tugas pekerjaan Ujian diketik dalam format MS.Word dalam kertas paper HVS
sedikitnya 5 (lima) halaman selaian halaman sampul depan dan tidak dalam
bentuk pdf, format pdf akan mengunangi nilai keaslian lembar tugas ujian.
b. Tugas karya dikumpulkan secara langsung di kelas tidak dapat diwakilkan.
c. Mahasiswa wajib menanda tangani naskah tugas ujian pada bagian akhir lembar
pekerjaan.
d. Format sampul depan harus disesuaikan dengan contoh berikut dan harus diisi
lengkap sesuai dengan petunjuk.
Sampul halaman depan:
Disusun oleh:
ARUM YUDYANINGSIH
NIM : 21103080063
Nomer Absen : 7
Kelas : HADIS HUKUM (C)
Diserahkan tgl: 21/DESEMBER / 2022
Jawaban:
ب قَا َل َح َّدثَنِي َأبِي عَنْ َأبِي ِه َحتَّى َذ َك َر َع ْب َد هَّللا ِ بْنَ َع ْم ٍرو َأنَّ ِإ ْب َرا ِهي َم َح َّدثَنَا َأيُّ ُ
وب َح َّدثَنَا َع ْم ُرو بْنُ ُ
ش َع ْي ٍ
ض َمنُ َولَاسلَفٌ َوبَ ْي ٌع َواَل ش َْرطَا ِن فِي بَ ْي ٍع َواَل ِر ْب ُح َما لَ ْم يُ ْ
سلَّ َم قَا َل اَل يَ ِح ُّل َ
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ
سو َل هَّللا ِ َ
َر ُ
صو ٍlر قُ ْلتُ َأِل ْح َم َد َما َم ْعنَى
ق بْنُ َم ْن ُ يح قَا َل ِإ ْ
س َح ُ ص ِح ٌ
سنٌ َ سى َو َه َذا َح ِد ٌ
يث َح َ س ِع ْندَكَ قَا َل َأبُو ِعي َ بَ ْي ُع َما لَ ْي َ
ضا ثُ َّم يُبَايِ ُعهُ َعلَ ْي ِه بَ ْي ًعا يَ ْزدَا ُد َعلَ ْي ِه َويَ ْحتَ ِم ُل َأنْ يَ ُكونَ ف َوبَ ْي ٍع قَا َل َأنْ يَ ُكونَ يُ ْق ِر ُ
ضهُ قَ ْر ً سل َ ٍ نَ َهى عَنْ َ
ق يَ ْعنِي ابْنَ َرا َه َو ْي ِه َك َما قَا َل قُ ْلتُ س َح ُسلِفُ ِإلَ ْي ِه فِي ش َْي ٍء فَيَقُو ُل ِإنْ لَ ْم يَتَ َهيَّْأ ِع ْن َد َك فَ ُه َو بَ ْي ٌع َعلَ ْيكَ قَا َل ِإ ْ يُ ْ
ق َك َما قَا َل فِي ُك ِّل س َح ُ ض قَا َل ِإ َْض َمنْ قَا َل اَل يَ ُكونُ ِع ْن ِدي ِإاَّل فِي الطَّ َع ِام َما لَ ْم تَ ْقبِ ْ َأِل ْح َم َد َوعَنْ بَ ْي ِع َما لَ ْم ت ْ
صا َرتُهُ فَ َه َذا ِمنْ نَ ْح ِو ش َْرطَ ْي ِن فِيب َو َعلَ َّي ِخيَاطَتُهُ َوقَ َ َما يُ َكا ُل َأ ْو يُو َزنُ قَا َل َأ ْح َم ُد ِإ َذا قَا َل َأبِي ُعكَ َه َذا الثَّ ْو َ
صا َرتُهُ فَاَل بَْأ َ
س بِ ِه ِإنَّ َما ُه َو ش َْرطٌ س بِ ِه َأ ْو قَا َل َأبِي ُع َكهُ َو َعلَ َّي قَ َبَ ْي ٍع وَِإ َذا قَا َل َأبِي ُع َكهُ َو َعلَ َّي ِخيَاطَتُهُ فَاَل بَْأ َ
ي َع ْنهُ ِمنْ َغ ْي ِر َو ْج ٍه
سنٌ قَ ْد ُر ِو َ يم ْب ِن ِح َز ٍام َح ِد ٌ
يث َح َ سى َح ِد ُ
يث َح ِك ِ ق َك َما قَا َل قَا َل َأبُو ِعي َ س َح ُاح ٌد قَا َل ِإ ْ
َو ِ
سى َو َر َوى َه َذا َام قَا َل َأبُو ِعي َ
يم ْب ِن ِحز ٍ
سفَ ْب ِن َماهَكَ عَنْ َح ِك ِ س ْختِيَانِ ُّي َوَأبُو بِ ْ
ش ٍر عَنْ يُو ُ َر َوى َأيُّ ُ
وب ال َّ
سلَّ َم
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ
يم ْب ِن ِحزَ ٍام عَنْ النَّبِ ِّي َ
سي ِرينَ عَنْ َح ِك ِ سانَ عَنْ ا ْب ِن ِيث ع َْوفٌ َو ِهشَا ُم بْنُ َح َّ ا ْل َح ِد َ
يم ْب ِن ِح َز ٍام سفَ ْب ِن َماهَكَ عَنْ َح ِك ِ س ْختِيَانِ ِّي عَنْ يُو ُ سي ِرينَ عَنْ َأيُّ َ
وب ال َّ س ٌlل ِإنَّ َما َر َواهُ ابْنُ ِ َو َه َذا َح ِد ٌ
يث ُم ْر َ
َه َك َذا
1. Dalam hadis yang ringkas ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan panduan
dalam sistem transaksi jual beli manusia, yang tentu saja transaksi itu ada di masa silam.
?Sebutkan Empat larangan yang beliau sebutkan dalam hadis tersebut
Tidak boleh menggabungkan utang dengan jual beli
Tidak boleh ada 2 syarat dalam jual beli
Tidak boleh mengambil keuntungan tanpa ada usaha dan pengorbanan
Tidak boleh menjual barang yang tidak dimiliki.
2. Dari hadis di atas menjelaskan prinsip syariah tentang status hukum dalam transaksi jual beli
yaitu?
Pertama, Haram menjual barangan yang disertai dengan hutang yang contoh contohnya telah
disebutkan sebelum ini.
Kedua, Haram menetapkan dua syarat ke atas pembeli atau mengemukakan satu syarat di sisi jumhur
ulama, kerana syarat seperti ini boleh membatalkan kesahihan akad. Jika tidak membatalkan
kesahihan akad, maka wajib menunaikan syarat itu kepada pembeli sebagaimana yang diriwayatkan
oleh al-Bukhari dalam hadish marfu’: “Barang siapa yang menjual hamba sahaya sementara hamba itu
memiliki harta, maka harta hamba itu tetap menjadi milik penjual, kecuali ada wujud syarat lain ketika
sedang terjadi transaksi.” Sebagian ulama berpendapat bahawa syarat yang dibolehkan dalam jual beli
apabila syarat itu merupakan tuntutan jual beli atau termasuk kemaslahatannya. Pendapat ini
dikemukakan oleh al-Khatthabi
Ketiga, Larangan menjual barangan yang tidak dapat dihadirkan ketika sedang bertransaksi.
Keempat, Larangan menjual barangan yang tidak berada dalam kekuasaan.
3. Jelaskan makna dan cakupan setiap bentuk transaksi yang dilarang Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Tidak boleh menggabungkan utang dengan jual beli Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:
ان يكون يقرضة قرضا ثم: ما معنى نهى عن سلف وبيع؟ قال: قلت الحمد: قال اسحاق بن منصور
ان لم يتهياء عندك فهوا بيع: ويحتمل ان يكون يسلف اليه فى شيء فيقول.يبايعه بيعا يزداد عليه
عليك
Ishaq bin Manshur pernah bertanya kepada Imam Ahmad, “Apa makna laragan beliau, menggabungkan
utang dengan jual beli?” Jawab Imam Ahmad, “Bentuknya, si A memberi utang kepada si B, kemudian
mereka melakukan transaksi jual beli sebagai syarat tambahannya. Bisa juga bentuknya, si A mengutangi
si B, lalu ketika menagih, dia mengatakan, “Kalau tidak bisa melunasi sekarang, kamu wajib jual
barangmu.” (Tuhfatul Ahwadzi, 4/361)
4. ان يكون يقرضة قرضا: ما معنى نهى عن سلف وبيع؟ قال: قلت الحمد: قال اسحاق بن منصور
ان لم يتهياء عندك فهوا: ويحتمل ان يكون يسلف اليه فى شيء فيقول.ثم يبايعه بيعا يزداد عليه
بيع عليك
Berdasarkan keterangan Imam Ahmad, makna hadis ini mencakup berapa hal?,
2 hal yaitu:
Pertama, berutang dan disyaratkan sekaligus melakukan jual beli yang bisa jadi harganya tidak standar.
Misalnya, si A berutang ke si B. dan si B bersedia memberi bantuan dana kepada si A, dengan syarat si A
harus melepas tanahnya untuk dibeli si B.
Kedua, si A berutang ke si B. ketika jatuh tempo, si B menagih dan meminta, “Jika kamu tidak punya
uang untuk melunasi, barangmu ini saya beli.” Illah Larangan Menggabungkan Utang dengan Jual Beli.
5. Sebutkan hal-hal yang menjadi latar belakang larangan utang dan jual beli?
Ini kembali kepada kaidah baku tentang riba, sebagaimana yang dinyatakan Fudholah bin Ubaid
radhiallahu ‘anhu,
“Setiap piutang yang mendatangkan kemanfaatan, maka itu adalah riba.” (HR. Baihaqi).
Yang terjadi, ketika seseorang mempersyaratkan adanya jual beli untuk transaksi utang piutang, pihak
kreditor akan mengambil keuntungan dari utang yang dia berikan, minimal dalam bentuk terlaksananya
akad jual beli. Dalam kondisi normal, orang tidak akan bersedia ketika dirinya dikendalikan orang lain
dalam melakukan transaksi. Dia memiliki kebebasan untuk menjual atau mempertahankan barangnya.
Sehingga ketika ini dilakukan, kemungkinan besar karena pengaruh utang yang diberikan. Inilah
keuntungan di balik utang.
7.