Anda di halaman 1dari 12

SUATU TINJAUAN KONSEP PEMBIAYAAN SYARIAH UNTUK SEGMEN PRA

SEJAHTERA DAN CUKUP SEJAHTERA SERTA PENANGANAN PENYELESAIAN


PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK SYARIAH X

Dwi Kristanto

Fakultas Ekonomi Universitas Budi Luhur

Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12260

ABSTRAKSI

Program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia perlu di dukung oleh


semua pihak. Salah satu bisnis yang berkompenten dalam menyukseskan program pengentasan
kemiskinan adalah perbankan. Perbankan dalam hal ini telah mengeluarkan produk pembiayaan untuk
segmen pra sejahtera dan sejahtera dengan menggunakan prinsip syariah. Untuk memberikan
pembiayaan untuk segmen pra sejahtera dan sejahtera diperlukan konsep yang tepat, guna menunjang
keberhasilan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik. Di samping itu penanganan
penyelesaian pembiayaan untuk segmen pra sejaratera dan sejahtera yang bermasalah diperlukan cara
yang memberikan rasa keadilan, sehingga program tersebut benar-benar dapat membantu
meningkatkan perekonomian masyarakat miskin.Untuk itu perlu meninjau konsep pembiayaan
syariah untuk segmen pra sejahtra dan sejahtera serta penanganan penyelesaian pembiayaan yang
bermasalah.

Kata Kunci: Konsep Pembiayaan Syariah, Segmen Pra Sejahtera dan Sejahtera, Penanganan
Penyelesaian Pembiayaan bermasalah

ABSTRACT
Government programs to alleviate poverty in Indonesia should be support by all parties. One
business that is competent in poverty eradication program is banking. Banks in this regard has been
issued a loan product for underprivileged segments and quitea prosperous by using Islamic
principles. To provide funding for the underprivileged segment and quitea prosperous needed right
concept. To support the success to improve people’s lives better. In addition, the handling of the
completion of underprivileged and quitea prosperous needed a way that gives a sense of justice. So
that the program can really help improve the poor economy . For it is necessary to review the concept
of Islamic finance for underprivileged segmentand quitea prosperous, settlement of financial
problems.

Keywords : Concept of Islamic financial, underprivileged and quitea prosperous, settlement of


financial problems.

176
PENDAHULUAN pengembangan seluas-luasnya sehingga
1. Latar Belakang dapat diharapkan mengurangi jumlah
Masalah kemiskinan menjadi problem penduduk miskin.
hampir setiap negara, baik negara maju Jumlah penduduk miskin berdasarkan
maupun negara yang sedang berkembang. data Badan Pusat Statistik (BPS) periode
Dalam menyelesaiakan masalah September 2013 sampai Maret 2014 jumlah
kemiskinan dilakukan cara yang berbeda, penduduk miskin daerah perkotaan turun
karena tingkat kompleksitas masalahnya sebanyak 0,17 juta dari 10,68 juta (8,55%)
berbeda antara negara maju dan negara pada September 2013 menjadi 10,51 juta
berkembang. Bangsa Indonesia telah (8,34%) pada Maret 2014. Sementara itu di
melakukan berbagai program untuk daerah pedesaan turun sebanyak 0,15 juta
mengupayakan mengentaskan kemiskinan, orang dari 17,92 juta (14,37%) pada
salah satunya adalah dengan September 2013 menjadi 17,77 juta
memberdayakan masyarakat dengan (14,17%) pada Maret 2014. Sehingga
menggerakkan real melalui sektor UMKM jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
( usaha mikro, Kecil Menengah). bulan Maret 2014 mencapai 28,28 juta
Upaya strategis yang dapat dilakukan orang atau sekitar 11,25% berkurang
dalam rangka pemberdayaan UMKM sebesar 0,32 juta orang jika dibandingkan
antara lain, pertama, menciptakan iklim dengan penduduk miskin pada September
yang kondusif bagi pengembangan UMKM 2013 sebesar 28,60 juta orang . Dari data
meliputi regulasi dan perlindungan usaha. tersebut mencerminkan usaha pemerintah
Kedua menciptakan sistem penjaminan untuk mengentaskan kemiskinan di
bagi usaha mikro. Ketiga menyediakan Indonesia dapat memberi harapan bagi
bantuan teknis berupa pendampingan dan masyarakat.
bantuan menejerial. Keempat memperbesar Salah satu lembaga formal yang dapat
akses perkreditan pada lembaga keuangan. membantu program pemerintah dalam
UMKM mutlak perlu mendapat memberantas kemiskinan adalah melalui
dukungan karena terbukti dapat lembaga perbankan,baik yang konvensional
memperluas lapangan kerja serta berperan maupun syariah. Untuk pembiayaan
dalam proses pemerataan dan peningkatan UMKM perbankan syariah sangat
pendapatan masyarakat, yang dapat mendukung kegiatan ekonomi dan industri,
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan karena ciri dan fitur produk bank syariah
berperan dalam mewujudkan stabilitas yang ada memberikan insentif bagi
nasional. Selain itu UMKM adalah salah pembiayaan-pembiayaan untuk tujuan
satu pilar utama ekonomi nasional yang produktif, dengan cara bagi hasil sehingga
harus memperoleh kesempatan utama, besarnya pembagian hasil berdasarkan
dukungan, perlindungan dan kesepakatan kedua belah pihak sesuai

177
keuntungan.Sedangkan perbankan Untuk itu diperlukan data yang dapat
konvensional kurang cocok karena dirasa diambil dari berbagai sumber untuk
sangat memberatkan bagi para pelaku mendapatkan informasi mengenai jumlah
usaha kecil karena penentuan bunganya keluarga pra sejahtera dan cukup sejahtera,
sudah ditetapkan dalam perjanjian awal dan tingkat kepadatan penduduk dan luas
tidak berpedoman pada untung rugi. wilayahnya.
Bank Syariah sebagai institusi keuangan Pembiayaan untuk segmen pra sejahtera
yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam, dan sejahtera memerlukan penanganan
mempunyai misi dan visi tidak hanya yang tepat harus disesuaikan dengan
sekedar mengejar keuntungan, tapi juga karakteristik usaha mikro kecil menengah,
mempunyai fungsi sosial untuk sehingga sasaran untuk meningkatkan
meningkatkan kesejahteraan sesuai dengan perekonomian dapat tercapai. Untuk itu
kaidah-kaidah keislaman. Dalam diperlukan tinjauan konsep untuk
memberikan pembiayaan kepada nasabah, memberikan pembiayaan syariah untuk
bank syariah menerapkan larangan segmen pra sejahtera dan cukup sejahtera
pemberian pembiayaan bagi jenis usaha serta penanganan dalam menyelesaikan
yang bertentangan prinsip syariahdan pembiayaan yang bermasalah.
peraturan hukum yang berlaku yang 2. Rumusan masalah
termasuk dalam negative list yang Berdasarkan latar belakang, dapat
mencakup usaha rentenir, usaha perjudian, dirumusakan :
usaha perdagangan dengan sistem ijon, a. Bagaimana pelaksanaan pemberian
usaha perdagangan minuman keras, usaha pembiayaan syariah untuk segmen pra
perdagangan babi atau beternak babi, usaha sejahtera dan cukup sejahtera di bank
perdagangan daging anjing, usaha syariah X ?
perdagangan kodok untuk b. Bagaimana penanganan penyelesaian
dikonsumsitermasuk beternak kondok, pembiayaan bermasalah di bank
usaha perdagangan ular, budaya, biawak syariah X ?
untuk dimakan, usaha prostitusi dan
3. Tujuan Penelitian
hiburan untuk orang dewasa, serta usaha
Penelitian ini bertujuan untuk meninjau
berjualan rokok.
pelaksanaan pemberian pembiayaan syariah
Dalam menentukan target pasar untuk
untuk segmen pra sejahtera dan cukup
memberikan pembiayaan untuk segmen pra
sejahtera serta cara penanganan dalam
sejahtera dan cukup sejahtera memerlukan
penyelesaian pembiayaan yang bermasalah,
kecermatan dalam menentukan wilayah
sehingga pembiayaan ini benar-benar tepat
baik itu ditingkat kelurahan dan atau
untuk UMKM yang dapat meningkatkan
kecamatan, karena ini sangat menentukan
kesejahteraan masyarakat.
keberhasilan program pembiayaan tersebut.

178
TINJAUAN PUSTAKA ekonomi umat, mendorong penurunan
a. Bank Syariah spekulasi di pasarkeuangan, mendorong
Bank Islam atau disebut dengan Bank pemerataan pendapatan, dan peningkatan
Syariah adalah bank yang beroperasi tidak efisiensi mobilitas dana (Muhamad, 2005:16)
mengandalkan pada bunga. Bank Syariah Menurut Baraba (Buletin Ekonomi
merupakan lembaga keuangan perbankan yang Moneter dan Perbankan, Vol. 2 No.3: 5), bank
operasional dan produknya dikembangkan syariah memiliki fungsi sebagai berikut :
berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist Nabi Saw. 1.Sebagai penerima amanah untuk melakukan
Pada awalnya Bank Syariah dikembangkan investasi atas dana-dana yang dipercayakan
sebagai respon dari kelompok ekonomi dan oleh pemegang rekening investasi/ deposan
praktisi perbankan muslim yang berupaya atas dasar prinsip bagi hasil sesuai dengan
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak kebijakan investasi bank.
yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi 2.Sebagai pengelola investasi atas dana yang
keuangan yang dijalankan sesuai dengan nilai dimiliki oleh pemilik dana/sahibul mal
moral dan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. sesuai dengan arahan investasi yang
Undang -Undang Nomer 10 Tahun 1998, dikehendaki oleh pemilik dana (dalam hal
pasal 1 (13) tentang Perbankan, yang ini bank bertindak sebagai manajer
menyebutkan bahwa : ” Prinsip syariah adalah investasi).
sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum 3.Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran
syariah antara bank dengan pihak lain untuk dan jasa-jasa lainnya sepanjang tidak
penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan bertentangan dengan prinsip syariah.
usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan 4.Sebagai pengelola fungsi sosial seperti
sesuai dengan syariah antara lain : pembiayaan pengelolaan dana zakat dan penerimaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah ), serta penyaluran dana kebajikan (fungsi
pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan opsional).
modal (musyarakah ), pembiayaan Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor
berdasarkan prinsip jual beli barang dengan 21 Tahun 2008 menerangkan bahwa
memperoleh keuntungan ( murabahah ), atau perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
pembiayan barang modal berdasarkan prinsip menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
sewa murni tanpa pilihan ( ijarah ), atau Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
dengan adanya pilihan pemindahan kegiatan usaha, serta tata cara dan proses
kepemilikan atas barang yang disewa dari dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank
pihak bank oleh pihak lain ( ijarah waiqtina ). syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya
Peranan perbankan syariah secara khusus berdasarkan prinsip - prinsip syariah ( Antonio
antara lain sebagai perekat nasionalisme baru, , 2001: 84 ), yaitu :
artinya menjadi fasilitator jaringan usaha 1.Titipan atau Simpanan (Al Wadiah )
ekonomi kerakyatan, memberdayakan

179
2. Bagi Hasil ( Al Musyarakah, Al Di dalam perbankan syariah, istilah kredit
Mudharabah, Al Muzara’ah, Al Musaqah ) tidak dikenal, karena bank syariah memiliki
3.Jual Beli ( Bai Al Murabahah, Bai As Salam, skema yang berbeda dengan bank
Bai Al Istishna ) konvensional dalam menyalurkan dananya
4. Sewa ( Al Ijarah, Al Ijarah al Muntahia bit kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan.
Tamlik ) Pembiayaan merupakan aktivitas bank
5. Jasa lainnya ( Al Wakal ah, Al Kafalah, Al syariah dalam menyalurkan dananya kepada
Hawalah, Ar Rahn, Al Qardh ) pihak nasabah yang membutuhkan dana.
b. Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank
Pembiayaan Bank Syariah syariah, nasabah, dan pemerintah. Pembiayaan
Pada dasarnya fungsi utama Bank Syariah memberikan hasil yang paling besar di antara
tidak jauh beda dengan bank konvensional penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh
yaitu menghimpun dana dari masyarakat bank syariah. Sebelum menyalurkan dana
kemudian menyalurkannya kembali atau lebih melalui pembiayaan, bank syariah perlu
dikenal sebagai fungsi intermediasi. Dalam melakukan analisis pembiayaan yang
prakteknya bank syariah menyalurkan dana mendalam. Sifat pembiayaan bukan
yang diperolehnya dalam bentuk pemberian merupakan utang piutang, tetapi merupakan
pembiayaan, baik itu pembiayaan modal usaha investasi yang diberikan bank kepada nasabah
maupun untuk komsumsi. dalam melakukan usaha. Sementara
Perkataan pembiayaan yang artinya pembiayaan juga memiliki fungsi, di
kepercayaan (trust) yang berarti bank menaruh antaranya:
kepercayaan kepada seseorang untuk 1. Pembiayaan dapat meningkatkan arus
melaksanakan amanah yang diberikan oleh tukar-menukar barang dan jasa.
bank selaku shahibul maal. Dana tersebut 2. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai
harus digunakan dengan benar, adil, dan harus untuk memanfaatkan idle fund.
disertai dengan ikatan dan syarat-syarat yang
3. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga.
jelas serta saling menguntungkan bagi kedua
4. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan
belah pihak.
meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah
menjelaskan, pembiayaan adalah penyediaan
secara garis besar produk pembiayaan syariah
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
terbagi ke dalam empat kategori yang
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya,
kesepakatan pinjam meminjam antara bank
yaitu:
dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan
1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli.
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
dengan adanya perpindahan kepemilikan
tertentu dengan imbalan bagi hasil.

180
barang atau benda (Transfer Of Property). Wakalah (Perwakilan), dan Kafalah (Garansi
Tingkat keuntungan ditentukan didepan dan Bank).
menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Proses pemberian pembiayaan pada bank
Transaksi jual beli dapat dibedakan syariah tidak jauh berbeda dengan tahapan
berdasarkan bentuk pembayaran dan waktu yang dilakukan oleh bank konvensional dalam
penyerahan yakni sebagai berikutPembiayaan memberikan kreditnya. Proses pemberian
Murabahah, Pembiayaan Salam dan pembiayaan diawali dengan tahapan :
Pembiayaan Istisnah. 1. Tahap analisis kelayakan penyaluran dana,
2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. yaitu tahap bank syariah
Transaksi sewa dilandasi oleh adanya mempertimbangkan permohonan
perpindahan manfaat. Jadi pada dasarnya pembiayaan calon nasabah penerima
prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual fasilitas .
beli, tapi perbedaannya terletak pada objek 2. Tahap dokumentasi pembiayaan yaitu tahap
transaksinya. Bila pada jual beli objek diputuskan pemberiannya oleh bank
transaksinya adalah barang, pada ijarah objek syariah kepada nasabah dan kemudian
transaksi adalah jasa. Pada akhir masa sewa, penuangan keputusan tersebut kedalam
bank dapat saja menjual barang yang perjanjian pembiayaan (akad pembiayaan).
disewakan kepada nasabah. 3. Tahap penggunaan pembiayaan yaitu tahap
3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. setelah perjanjian pembiayaan (akad
Produk pembiayaan syariah yang pembiayaan) ditandatangani oleh
didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah keduabelah pihak dan dokumentasi telah
sebagai berikut yaitu pembiayaan Musyarakah selesai dibuat serta selama pembiayaan itu
dan pembiayaan Mudharabah. digunakan oleh nasabah penerima fasilitas
4. Pembiayaan dengan akad pelengkap sampai jangka waktu pembiayaan berakhir.
Untuk mempermudah pelaksanaan 4. Tahap penyelamatan pembiayaan yaitu
pembiayaan, biasanya diperlukan akad tahap setelah pembiayaan menjadi
pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan bermasalah tetapi usaha nasabah penerima
untuk mencari keuntungan, tetapi di tujukan fasilitas masih memiliki prospek sehingga
untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan yang bermasalah itu dapat
pembiayaan, meskipun tidak ditujukan untuk diselamatkan untuk menjadi lancar
mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini kembali.
dibolehkan untuk meminta pengganti biaya- 5. Tahap penyelesaian pembiayaan yaitu
biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan tahap setelah pembiayaan menjadi macet.
akad ini. Adapun jenis-jenis akad pelengkap METODE PENELITIAN
ini adalah sebagai berikut: Hiwalah (Alih Penelitian menggunakan data – data
Hutang-Piutang), Rahn (Gadai), Qardh, sekunder berupa dokumen, arsip dan data-data
lain yang diperoleh dari penelitian. Dari data –

181
data tersebut dianalisis dengan menggunakan pelatihan mengenai pengelolaan keuangan
metode analisis kualitatif yaitu data yang secara sederhana yang wajib diikuti semua
diperoleh disusun secara sistematis untuk calon nasabah dengan kehadiran 100%. Calon
dianalisis secara kualitatif untuk memberikan nasabah wajib lulus pelatihan dasar
penjelasan tentang masalah yang akan dibahas. keanggotaan sebagai salah satu syarat untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat mengajukan permohonan pembiayaan.
a. Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Pada saat dilakukan pelatihan dasar
untuk Pra Sejahtera dan keanggotaan dibentuk kelompok atau grup,
CukupSejahtera Pada Bank Syariah X sentra dan lokasi sentra, dengan mengikuti
Target market dalam pembiayaan syariah ketentuan sebagai berikut :
untuk segmen pra sejahtera dan cukupsejahtera 1. Grup
adalah wanita baik yang belum menikah Setiap grup maksimal 5 ( lima ) orang,
maupun yang sudah atau pernah menikah dari termasuk satu ketua grup yang dapat
keluarga pra sejahtera dan cukup sejahtera membaca dan menulis. Pemilihan ketua
yang sudah memiliki usaha atau yang ingin grup menjadi wewenang dari anggota grup.
memiliki usaha. Penambahan anggota grup dapat dilakukan
Dalam menentukan target market setiap saat, selama tidak melebihi jumlah
pembiayaan ada dua proses yang sangat anggota maksimal grup dan dengan syarat
menentukan yaitu pemilihan atau penentuan calon anggota grup telah melalui proses
lokasi target komunitas dan proses seleksi sebagaimana sebagaimana yang ditentukan.
nasabah. Lokasi target komunitas adalah lokasi 2. Sentra
dimana terdapat potensi keluarga pra sejahtera Setiap sentra minimal 1 ( satu ) grup dan
dan cukup sejahtera pada wilayah tertentu di maksimal 5 ( lima ) grup yang dipimpin
tingkat kecamatan dan atau kelurahan yang oleh ketua sentra yang dapat membaca dan
akan difasilitasi untuk diberikan pembiayaan. menulis, yang pemilihannya sepenuhnya
Sedangkan proses seleksi nasabah dengan menjadi wewenang dari anggota sentra.
melakukan kunjungan langsung kepada para 3. Penentuan Lokasi Sentra / Rumah Sentra
wanita yang akan dijadikan target market, Lokasi sentra / rumah sentra adalah tempat
untuk mengukur potensi kebutuhan dan pertemuan rutin sentra, merupakan rumah
memperkenalkanpembiayaan, serta memberi salah satu nasabah yang disepakati bersama
motivasi dan menjelaskan secara formal seluruh anggota.
tujuan, manfaat dan ketentuan mengenai Setelah persyaratan telah terpenuhi, maka
pembiayaan. perlu dilakukan analisa terhadap permohonan
Calon nasabah yang telah memenuhi syarat pembiayaan dan memastikan bahwa calon
proses seleksi akan diberikan pelatihan dasar nasabah sudah memenuhi syarat dan layak
keanggotaan dengan memberikan informasi untuk mendapatkan pembiayaan. Pemberian
secara rinci mengenai pembiayaan dan

182
fasilitas pembiayaan syariah digolongkan memperoleh peningkatan jumlah pembiayaan
menjadi 4 macam siklus yaitu : maksimum 100% dari pembiayaan
1. Siklus Pembiayaan awal sebelumnya ( nilai pembiayaan lanjutan
Pembiayaan awal diberikan kepada nasabah sampai dengan 2 ( dua ) kali plafond
baru dengan siklus pertama yang akan pembiayaan sebelumnya sesuai ketentuan
diberikan kepada nasabah yang telah memiliki plafond pembiayaan yang berlaku ).
usaha ataupun yang mau berusaha. Perlakuan Pembiayaan lanjutan diberikan kepada
bagi nasabah yang telah memiliki usaha nasabah untuk modal kerja tambahan dan
dengan yang mau berusaha dibedakan peningkatan modal kerja, setelah pembiayaan
berdasarkan besarnya pembiayaan. Jumlah awal sudah selesai atau lunas. Jumlah plafond
pembiayaan awal minimum pembiayaan pembiayaan lanjutan maksimum sebesarRp.
sebesar Rp. 1.000.000,- ( satu juta rupiah ) dan 10.000.000 ( sepuluh juta rupiah ) dengan
maksimum pembiayaan sebesar Rp. 5.000.000 jumlah maksimal plafond pembiayaan yang
( lima juta rupiah ) untuk jangka waktu dapat diterima nasabah adalah 2 ( dua ) kali
minimal 1 ( satu ) tahun. lipat plafond awal menurut ketentuan dengan
Tabel. Jumlah Pembiayaan awal jangka waktu pembiayaan selama 1 ( satu )
Kondisi Jumlah Syarat Omset tahun. Untuk memberikan pembiayaan
Nasabah Pembiayaan Usaha**)
lanjutan terdapat kategori untuk mengukur
awal
Belum Rp. - kedisiplinan membayar dan penggunaan uang
memeiliki 1.000.000 solidaritas untuk membayar angsuran. Adapun
usaha atau
Rp 1.500.000 kategori nasabah dapat dilihat dalam tabel
Sudah Rp. - sebagai berikut :
memiliki 2.000.000
usaha *) Rp. Rp
3.000.000 1.500.000/bln Penggunaan Kategori
Rp. Rp uang
4.000.000 2.000.000/bln solidaritas*)
Rp. Rp 5 kali C C D
5.000.000 2.500.000/bln 3-4 kali B B C
*) dimungkinkan untuk mendapatkan jumlah 0-2 kali A B B
pembiayaan lebih kecil/lebih rendah sesuai 0-4 5-9 10 kali
kali kali
tabel diatas.
Tidak Disiplin
**) untuk jumlah pembiayaan Rp. 3.000.000 ( Mengangsur
*) Penggunaan uang solidaritas adalah apabila
tiga juta rupiah ) keatas wajib dilakukan
nasabah menggunakan uang solidaritas dari
verifikasi omset usaha.
anggota grupnya untuk membayar
angsurannya dan uang tidak dikembalikan
2. Siklus Pembiayaan Lanjutan
kepada anggotanya.
Pembiayaan lanjutan diberikan kepada
nasabah yang memenuhi syarat dapat

183
Berdasarkan kategori nasabah menjadi Penggunaan uang komunitas termasuk uang
ukuran untuk memberikan plafond solidaritas dan atau penggunaan sumber dana
pembiayaan maksimal. Berikut tabel jumlah di luar dana dari hasil usahanya untuk
pembiayaan untuk siklus lanjutan berdasarkan pembayaran angsuran merupakan indikasi
kategari nasabah : adanya masalah pada nasabah yang
Pembiaya Jumlah Pembiayaan Siklus bersangkutan.Yang dimaksud dengan
an Siklus Lanjutan Per Kategori
pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan,
Sebelumn Nasabah*)
ya*) A B C baik yang masih berstatus lancar (
kolektibilitas 1) ataupun non lancar yang
1.000.000 Max Max Max pembayaran angsurannya sudah menggunakan
2.000.0 1.500. 1.000.
00 000 000 uang solidaritas dan atau uang tabungan akibat
1.250.000 Max Max Max penurunan kemampuan basar nasabah dan atau
3.000.0 2.000. 1.500.
00 000 000 kesulitan melakukan pembayaran angsuran
1.500.000 Max Max Max dari hasil usahanya sendiri.
3.000.0 2.000. 1.500.
00 000 000 Dengan memperhatikan prinsip kehati-
2.000.000 Max Max Max hatian dalam pemberian pembiayaan sesuai
4.000.0 3.000. 2.000.
00 000 000 ketentuan yang berlaku, status pembiayaan (
3.000.000 Max Max Max kolektibilitas ) produk diatur kolektibilitas
6.000.0 4.000. 2.000.
00 000 000 berdasarkan jumlah hari menunggak / Days
4.000.000 Max Max Max Past Due ( DPD) seperti yang tersebut dalam
8.000.0 6.000. 4.000.
00 000 000 tabel dibawah ini.
5.000.000 Max Max Max Kolektibilitas DPD Jumlah
10.000. 7.000. 5.000. Periode
000 000 000 Angsur Tidak
Dibayar
Sehubungan pembiayaan ini mencakup 1 ( Lancar ) 0 -
2 (Dalam
nasabah pribadi dengan grup atau kelompok, Perhatian 1-
1 s.d 6 kali
maka untuk menjamin pembiayaan Khusus) 90
periode
angsur
berlangsung lancar serta untuk menunjukan 3 ( Kurang 91 - 7 s.d 12 kali
keseriusan dan tingkat kepercayaan para Lancar ) 160 periode
angsur
anggota, maka diperlukan asuransi, tabungan, 4 ( Diragukan ) 181- 13 sd 18 kali
uang kelompok ( uang solidaritas dan uang kas 270 periode
angsur
) guna menjamin apabila nasabah sewaktu- 5 ( Macet ) >270 > 18 kali
waktu tidak dapat menjalankan kewajiban periode
angsur
untuk membayar angsuran. Sesuai dengan konsep pembiayaan
b. Penanganan dan Penyelesaian komunitas serta penerapan budaya berani
Pembiayaan Bermasalah Pada Bank berusaha, disiplin, kerja keras dan saling
Syariah X

184
bantu, setiap anggota kelompok pada mendatangi tempat tinggal / tempat usaha
prinsipnya wajib memiliki kepedulian antar nasabah minimum 2 (dua) minggu sekali,
anggota dan komitmen untuk membantu dan jika nasabah tidak diketahui
apabila terdapat anggota kelompok yang keberadaannya, maka menghubungi
mengalami kesulitan. RT/RW atau kepala desa setempat untuk
Prinsip – prinsip dalam penanganan mengetahui informasi keradaan nasabah
pembiayaan bermasalah dengan mengupaya dan memberitahukan mengenai tunggakan
untuk mengembalikan status pembiayaan kewajiban nasabah.
kembali lancar dan atau untuk menyelesaikan c. DPD 180-270 hari ( menunggak 13 -18
pembiayaan dengan cara : periode angsur ) pembiayaan berstatus
1. Penagihan kurang lancar.
Penagihan dilakukan kepada nasabah yang 2. Restrukturisasi Pembiayaan ( jalur lambat )
telah menggunakan uang solidaritas minimum Restrukturisasi Pembiayaan adalah upaya
1 ( satu ) kali. Penagihan dilakukan secara pemulihan pembiayaan yang dilakukan agar
berkelanjutan baik melalui kelompok maupun nasabah dapat menyelesaikan kewajibannya
dengan mendatangi tempat tinggal nasabah sesuai dengan kemampuan bayar.
untuk memperoleh pengembalian pembiayaan Restrukturisasi dilakukan dengan dua cara
serta mengindentifikasi penyebab utama yaitu
pembiayaan bermasalah sehingga dapat a. Penjadwalan kembali yaitu melakukan
ditentukan alternatif penyelesaian pembiayaan perpanjangan waktu pembiayaan jatuh
terbaik bagi nasabah. Penagihan wajib tempo pembiayaan tanpa mengubah sisa
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : kewajiban nasabah yang harus dibayarkan.
a. DPD s/d 90 hari ( menunggak 1 s/d 6 b. Persyaratan kembali yaitu dengan
periode angsur ) penagihan dengan penetapan kembali syarat-syarat
menegaskan kepada anggota grup yang pembiayaan antara lain perubahan jadwal
lainya, untuk secara tanggung renteng turut pembayaran, jumlah angsuran, jangka
melakukan penagihan kepada nasabah yang waktu dan atau pemberian potongan
tidak membayar, salah satu dari anggota sepanjang tidak menambah sisa kewajiban
sentra mengunjungi tempat tinggal / tempat nasabah yang harus dibayarkan.
usaha nasabah minimum 1(satu) kali dalam Restrukturisasi dapat diajukan untuk
seminggu, dan apabila nasabahnya tidak nasabah yang mengalami kesulitan dan
diketahui keberadaannya keluarga nasabah masih mempunyai usaha ( memiliki
yaitu suami, orang tua, kakak/adik, anak kemauan bayar dan mampu usaha ) dengan
nasabah untuk bertanggungjawab atas kondisi penggunaan uang komunitas ( uang
pembayaran angsuran. solidaritas dan atau uang kas ) selama 2 (
b. DPD 91-180 hari ( menunggak 7-12 dua ) kali angsuran secara berturut-turut
periode angsur ) penagihan dengan dan pemotongan atas tabungan nasabah

185
untuk membayar angsuran. Restrukturisasi pembiayaan yang memenuhi kriteria sebagai
pembiayaan bagi nasabah dengan kualitas berikut :
lancar ( kolektibilitas 1 ) atau dalam a. Berstatus macet ( Kolektibilitas 5 ), dan
perhatian khusus ( kolektibilitas 2) hanya telah dilaporkan ke Bank Indonesia.
dapat dilakukan 1 ( satu ) kali. Sedangkan b. DPD > 270 hari
untuk kolektibilitas 3,4,5 dapat dilakukan c. Penyisihan penghapusan aktiva sama
paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka dengan 100%
waktu akad pembiayaan awal, dimana d. Nasabah meninggal dunia yang tidak
pelaksanaan restrukturisasi pembiayaan dicover oleh asuransi, Nasabah tidak
yang terakhir selambatnya dilakukan pada diketahui keberadaannya, terhentinya usaha
jatuh tempo pembiayaan awal. Nilai nasabah ataupun tidak adanya kemampuan
pembiayaan nasabah yang di restrukturisasi bayar nasabah yang mengakibatkan kecil
melalui program jalur lambat dihitung dari kemungkinan bagi bank untuk memperoleh
sisa kewajiban nasabah yang terhutang, pengembalian pembiayaan sesuai ketentuan
dengan mempertimbangkan teknis yang berlaku.
pelaksanaannya yang dikemas dalam skema Rekening pembiayaan nasabah yang telah
yang sederhana, mudah dipahami dan dihapus buku akan ditutup dan wajib
memberi kemudahan bagi nasabah dalam dilakukan pemeliharaan pada rekening
memenuhi kewajiban sesuai kemampuan administratif. Untuk nasabah yang telah
dengan memberi perpanjangan waktu dihapus buku, akan tetap dilakukan upaya
maksimal 2 ( dua ) kali lipat sisa jangka penagihan sejak tanggal hapus buku, kecuali
waktu semula untuk mengangsur sisa untuk nasabah yang meninggal dunia, maka
kewajibannya. hapus tagih akan dilakukan bersamaan dengan
3. Hapus Buku hapus buku.
Hapus buku adalah tindakan administratif 4. Hapus Tagih
bank untuk meniadakanpencatatan atau Hapus tagih adalah tindakan meniadakan
menghapus buku pembiayaan yang memiliki pencatatan atau menghapus semua kewajiban
kualitas macet dari neraca bank sebesar nasabah yang tidak dapat diselesaikan untuk
kewajiban nasabah baik pokok, margin selamanya ( hak tagih menjadi hapus ). Hapus
pembiayaan, denda dan atau biaya-biaya lain tagih dapat dilakukan pada kewajiban nasabah
tanpa menghapus/menghilangkan hak tagih yang dianggap tidak mungkin diselesaikan
bank kepada nasabah. Hapus buku dapat dengan kondisi sebagai berikut :
dilakukan setelah bank melakukan upaya a. Kewajiban atau pembiayaan telah
maksimal dalam proses penyelesaian dihapuskan bukukan selama minimal 6 (
pembiayaan nasabah melalui penagihan dan enam ) bulan.
atau jalur lambat. Hapus buku dilakukan pada b. Telah dilakukan upaya recovery secara
optimal

186
c. Nasabah meninggal dunia dan tidak memiliki berbagai cara alternatif yang sangat
tercover asuransi ( tidak menerima manfaat membantu nasabah dan hal ini sangat berbeda
asuransi jiwa pembiayaan ) penangannya dengan cara-cara yang ditempuh
d. Nasabah tidak mempunyai usaha dan atau oleh bank konvensinal.
nasabah tidak diketahui keberadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank
Syariah Dari Teori Ke Praktik . Jakarta :
Pembiayaan syariah sangat tepat untuk
Gema Insani Press.Baraba, Achmad. 1999.
menggerakkan UMKM, hal ini dapat ditinjau BPS Diakses
http://www.beritasatu.com/nasional/
dari carapemberian pembiayaan dan
tanggal 1 juli 2014
penanganan penyelesaian masalah pembiayaan Fadjriah, Siti Ch. (2007). Sistem syariah lebih
cocok untuk pembiayaan UKM Diakses
untuk segmen pra sejahtera dan cukup
dari http://www.bisnis.com pada tanggal 18
sejahtera yang telah memenuhiprinsip nilai- Mei 2012.
nilai keislaman dalam rangka meningkatkan
Imaduddin, Muhammad. (2005). Mudharabah
kesejahteraan umat manusia. dan Optimalisasi Sektor Riil. Diakses dari
www.republika.co.id tanggal 18 Mei 2012.
Konsep yang diterapkan dalam pembiayaan
syariah memiliki tujuan untuk Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah .
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
mengembangkan manusia dengan memberikan
kesempatan bagi calon nasabah untuk Prinsip Dasar Operasional Perbankan
Syariah”, Buletin Ekonomi Moneter dan
mendapatkan fasilitas pembiayaan baik yang
Perbankan. Vol. 2 No.3, hal.5.
sudah memiliki usaha maupun yang mau
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic
memiliki usaha. Karena segmen yang
Banking: Sebuah Teori ,Konsep, dan
diberikan untuk pra sejahtera dan cukup Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
sejahtera maka dilakukan dengan kelompok
Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998.
atau grup, supaya masing-masing anggota bisa
Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008.
saling memotivasi dalam menjalankan
usahanya, dan apabila ada salah satu dari
anggotanya bermasalah akan ditanggung
secara bersama atau tanggung renteng.
Dalam penanganan penyelesaian masalah
pembiayaan untuk segmen pra sejahtera dan
cukup sejaktera ditempuh dengan cara-cara
yang sangat lunak, yang pada dasarnya para
nasabah yang bermasalah akan diberikan
kesempatan untuk dapat memperbaiki dengan
cara yang sangat manusiawi, dimana tahapan
dalam menyelesaikan kredit macet, bank

187

Anda mungkin juga menyukai