Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

Analisis Kedisiplinan Siswa Madrasah Aliyah Al-Mustaqim

Oleh:

Dinda Tiara Andini (XI IPS 2)

MADRASAH ALIYAH AL-MUSTAQIM

ARANG LIMBUNG
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
Bahasa Indonesia dengan judul “Analisis Kedisiplinan Madrasah Aliyah Al-
Mustaqim”. Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas Bahasa
Indonesia kelas XI IPS 2 Semester II.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
Proposal Penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kebaikan di kemudian hari. Penulis berharap semoga
Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Sungai Raya, 24 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ………………………………………………………


A. Latar Belakang Masalah …………………………………..
B. Rumusan Masalah …………………………………………
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….
D. Manfaat Penelitian ………………………………………...
a. Manfaat Teoritis ……………………………………….
b. Manfaat Praktis ………………………………………..

BAB II Pembahasan ……………………………………………………….


E. Kajian Teori ………………………………………………..
1. Pengertian Kedisiplinan ………………………………..
2. Faktor-Faktor Kedisiplinan …………………………….
3. Macam-Macam Kedisiplinan …………………………..
4. Cara Meningkatkan Kedisiplinan ………………………
5. Indikator Kedisiplinan ………………………………….

BAB III Penutup ……………………………………………………………


F. Metode Penelitian …………………………………………...
1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………...
2. Jenis dan Strategi Penelitian …………………………….
3. Subjek dan Objek Penelitian …………………………….
4. Data dan Sumber Data …………………………………...
5. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
6. Teknik Pengumpulan Data ………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………..


BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Kedisiplinan merupakan suatu kata yang tidak asing lagi kita dengar,
berhubung kata “kedisiplinan” sudah sangat sering kita dengar dan bahkan
kita lakukan dalam kegiatan kita sehari-hari, seperti bekerja, bersekolah, dan
beribadah. Disiplin merupakan suatu kesadaran diri yang muncul dari batin
terdalam untuk mengikuti dan mentaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan
hukum yang berlaku dalam satu lingkungan tertentu. Kesadaran itu antara
lain; kalau dirinya berdisiplin baik maka akan memberi dampak yang baik
bagi keberhasilan dirinya pada masa depannya. Disiplin juga menjadi sarana
pendidikan. Dalam mendidik, disiplin berperan memperngaruhi, mendorong,
mengendalikan, mengubah, membina dan membentuk perilakuperilaku
tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan dan
diteladankan. Karena itu, perubahan perilaku seseorang termasuk prestasinya
merupakan hasil dari suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang
terencana, informal atau otodidak. Orang yang disiplin selalu membuka diri
untuk mempelajari banyak hal. Sebaliknya, orang yang terbuka untuk belajar
selalu membuka diri untuk belajar berdisiplin dan mendisiplinkan dirinya.
Disiplin belajar sangat penting, karena sikap disiplin bertujuan agar dapat
menjaga dari perilaku yang menyimpang dan hal-hal yang dapat mengganggu
dalam proses pembelajaran. Disiplin membuat siswa terlatih dan menmpunyai
kebiasaan melakukan tindakan yang baik serta dapat mengontrol setiap
tindakannya sehingga siswa akan taat, patuh dan tertib terhadap kegiatan
belajar-mengajar. Di dalam pembelajaran, disiplin sangat dibutuhkan karena
tanpa adanya kesadaran melaksanakan aturan yang ditetapkan sebelumnya,
pembelajaran berjalan lancar maka semua siswa harus disiplin baik disiplin
mentaati peraturan sekolah, mengerjakan PR, disiplin dalam mengerjakan
tugas, disiplin dalam belajar di rumah sampai pada disiplin dalam masuk
kegiatan belajar mengajar di kelas (tidak cabut, tidak absen). Perilaku disiplin
tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlu kesadaran diri, latihan,
kebiasaan, dan juga adanya hukuman. Bagi siswa disiplin belajar juga tidak
akan tercipta apabila siswa tidak mempunyai kesadaran diri.
Madrasah Aliyah Al-Mustaqim merupakan salah satu sekolah yang
mengharapkan siswa siswanya agar dapat menerapkan sikap disiplin dalam
belajar karena disiplin merupakan kunci sukses belajar, akan tetapi pada
kenyataannya masih ada saja siswa yang sikap disiplin belajarnya masih
rendah. Masih ada siswa yang tidak masuk ke sekolah tanpa keterangan,
masih banyak siswa yang tidak mengerjakan PR dan tugas, masih banyak
siswa yang datang terlambat, serta msih banyak siswa yang bermain-main
saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh siswa di Madrasah Aliyah
Al-Mustaqim, dapat disimpulkan bahwa selama kegiatan pembelajaran siswa
kurang berdisiplin dalam kegiatan belajar-mengajar, hal itu dapat dibuktikan
bahwasanya pada saat jam belajar, siswa banyak yang ke luar kelas, siswa
pergi ke kantin walaupum masih dalam jam pelajaran berlangsung, siswa juga
banyak yang tidur serta bernyanyi sesuka hati mereka. Hal ini menunjukkan
bahwa kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Al- Mustaqim dalam belajar tidak
ada, aturannya walaupun guru tidak ada ataupun belum hadir siswa harusnya
bisa belajar mandiri, belajar sendiri bersama dengan teman-temannya yang
lain. Dari sebab tersebut penulis tertarik untuk menganalisis berbagai masalah
kedisiplinan yang dilakukan oleh siswa Madrasah Aliyah Al-Mustaqim.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis dapat menyimulkan beberapa rumusan
masalah, diantaranya adalah:
1. Bagaimanakah solusi yang tepat dalam menangani permasalahan
kedisplinan siswa Madrasah Aliyah Al-Mustaqim?
C. Tujuan Penelitian
Dengan menyelesaikan penelitian terkait permasalahan kedisiplinan siswa
Madrasah Aliyah Al-Mustaqim, penulis mempunyai tujuan untuk
meningkatkan kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan
dalam penerapan kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar
yang baik dan benar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan ketertiban siswa kaitannya dengan kedisiplinan siswa.
b. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
membimbing dan mengajar siswa agak berilaku disiplin.
c. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
meningkatkan perilaku disiplin siswa.

BAB II
Pembahasan

E. Kajian Teori
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin adalah sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri
seseorang terhadap aturan (Rachman dalam Anggara, 2015). Disiplin
merupakan sikap mental yang dimiliki oleh individu dan pada hakikatnya
mencerminkan rasa ketaatan dan kepatuhan yang didukung oleh kesadaran
dalam menjelaskan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tugas tertentu
(Munawaroh, 2016: 114). Salah satu nilai moral yang harus ditanamkan
pada anak sejak dini adalah nilai kedisiplinan. Disiplin berasal dari kata
disicple yang berarti belajar dengan sukarela mengikuti pemimpin yang
bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
(Handayani, 2015).
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku (Mustari,
2017: 41). Sedangkan disiplin menurut Munawaroh (2016: 116)
menjelaskan bahwa disiplin adalah tindakan atau perilaku manusia yang
selalau menaati peraturan atau aturan yang telah berlaku di lingkungan
masyarakat. Sedangkan menurut Mustari (2017: 42) disiplin adalah
tindakan atau perilaku yang mewakili dan menunjukkan sikap perilaku
tertib aturan serta patuh pada semua ketentuan dan aturan baik yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Salah satu nilai moral yang harus ditanamkan pada anak sejak dini
adalah nilai kedisiplinan. Disiplin berasal dari kata disicple yang berarti
belajar dengan sukarela mengikuti pemimpin yang bertujuan untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (Munawaroh,
2016: 115). Pokok utama dari disiplin adalah peraturan. Sedangkan
peraturan menurut Sari (2017: 6) adalah pola aturan tertentu yang
diterapkan dan ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang. Peraturan
yang efektif bagi anak adalah peraturan yang dengan mudah dapat diingat,
dimengerti dan diterima.
Disiplin adalah sikap dalam menaati peraturan serta ketentuan yang
berlaku dan telah ditetapkan yang betujuan untuk mengembangkan diri
agar dapat berperilaku tertib (Naim, 2015: 143). Sedangkan menurut Gie
dalam Noor, 2015) disiplin adalah keadaan tertib pada aturan dimana
orang-orang atau sekelompok orang tergabung dalam sebuah organisasi
dan harus tunduk pada aturan-aturan yang ada dan berlaku. Disiplin
menurut Noor (2015) menjelaskan bahwa keadaan dimana ketertiban dan
keteraturan yang dimiliki peserta didik di sekolah, tanpa adanya
pelanggaran-pelanggaran yang merugikan sekolah maupun diri sendiri
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sedangkan menurut Rohmat dalam Ardianti (2015) menjelaskan bahwa
disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu
sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk kepada keputusan, perintah
dan peraturan yang berlaku. Sedangkan kedisiplinan siswa menurut Imran
(2017: 173) dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertib dan teratur yang
dimiliki oleh siswa disekolah, tanpa ada pelaggaran-pelanggaran yang
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa
sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.

2. Faktor-Faktor Kedisiplinan
Terbentuknya kedisiplinan sebagai tingkah laku yang berpola dan
teratur dipengaruhi oleh dua factor menurut Unaradjan dalam Anggraini
(2015), yaitu sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor internal yang dimaksud adalah unsur yang berasal dari
dalam diri individu. Faktor ini dipengaruhi oleh keadaan fisik dan
keadaan psikis pribadi. Keadaan fisik yang dimaksud adalah individu
yang sehat secara fisik atau biologis yang dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Keadaan psikis pribadi yang dimaksud adalah keadaan
individu yang normal atau sehat secara psikis atau mental yang dapat
menghayati normanorma yang ada di masyarakat dan keluarga.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu.
Faktor ini memiliki tiga unsur. Pertama, keadaan keluarga. Keluarga
merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga adalah tempat
pertama dan utama dalampembinaan kedisiplinan. Kedua, keadaan
sekolah.Keadaan sekolah yang dimaksud adalah ada tidaknya sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk kelancaran proses belajar
mengajar. Ketiga, keadaan masyarakat. Masyarakat sebagai
lingkungan yang lebih luas ikut serta dalam menetukan berhasil
tidaknya dalam membina kedisiplinan karena situasi masyarakat tidak
selamanya stabil.

3. Macam-Macam Kedisiplinan
a. Disiplin Otoriter
Peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku
yang diinginkan menandai semua jenis disiplin yang otoriter.
Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kegagalan
memenuhi standar dan sedikit, atau sama sekali tidak adanya
persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya bila anak
memenuhi standar yang diharapkan.
b. Disiplin Permisif
Disiplin permisif sebetulnya berarti sedikit disiplin atau tidak
berdisiplin. Biasanya disiplin permisif tidak membimbing anak ke
pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan
hukuman.
c. Disiplin Demokratis
Metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran
untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan.
Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada
aspek hukumannya.

4. Cara Meningkatkan Disiplin


Disiplin sangat membantu siswa dalam mencapai tahap perkembangan
yakni menyesuaikan diri dengan peraturan dan norma yang berlaku baik di
lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Setiap
orangtua maupun guru memiliki cara berbeda dalam mendisiplnkan siswa.
Menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Wantah (2005: 214), ada
beberapa yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru untuk
meningkatkan disiplin pada siswa, sebagai berikut:
a. Memperkuat perilaku yang baik dengan memberikan pujian dan
perhatian positif berupa senyuman maupun pelukan.
b. Memberikan pilihan secara bebas kepada siswa.
c. Menunjukan sikap dan perilaku yang baik dan menyenangkan, agar
siswa patuh.
d. Membuat sistem reward (penghargaan) untuk mendorong siswa agar
berperilaku disiplin.
e. Konsisten terhadap metode disiplin yang digunakan dalam
menghukum siswa, agar siswa memahami konsekuensi dari perilaku
yang dilakukannya.
f. Memberikan pemahaman tentang konsekuensi dari perilaku yang
dilakukan oleh siswa.
g. Menciptakan lingkungan dan suasana yang aman dan nyaman serta
memberikan batasan-batasan sesuai dengan usia dan taraf
perkembangan siswa.

Goodman dan Gurian (2003) mengemukakan bahwa tujuan khusus


disiplin pada siswa adalah pembentukan dasar-dasar tingkah laku sosial
sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, dan membantu
mengembangkan pengendalian diri. Tujuan disiplin adalah untuk
membantu siswa membangun pengendalian diri mereka, dan bukan
membuat siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang sudah dibuat
orang dewasa. Fleksibilitas orangtua merupakan kunci disiplin.

5. Indikator Kedisiplinan
Moenir (2010:96) menyebutkan indikator-indikator yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat disiplin belajar siswa berdasarkan
ketentuan disiplin waktu dan disiplin perbuatan, yaitu:
a. Disiplin Waktu, meliputi:
1) Tepat waktu dalam belajar, mencakup datang dan pulang sekolah
tepat waktu, mulai dari selesai belajar di rumahdan di sekolah
tepat waktu
2) Tidak meninggalkan kelas/membolos saat pelajaran
3) Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan.
b. Disiplin Perbuatan, meliputi:
1) Patuh dan tidak
2) Menentang peraturan yang berlaku
3) Tidak malas belajar
4) Tidak menyuruh orang lain bekerja demi dirinya
5) Tidak suka berbohong
6) Tingkah laku menyenangkan, mencakup tidak mencontek, tidak
membuat keributan, dan tidak mengganggu orang lain yang
sedang belajar.

BAB III
Penutup
F. Metode Penelitian
Metode yang digunkan adalah metode kualitatif. Metode penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain. Selanjutnya, penelitian
kualitatif dipilih karena kemantapan penelitian berdasarkan pengalaman
penelitiannya. Selain itu, metode penelitian kualitatif dapat memberikan
perincian yang lebih kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh
metode kuantitatif (Saebani dkk, 2013:147).
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Al-Mustaqim.
Waktu penelitian pada subjek untuk mengumpulkan data diadakan
selama 1 minggu.

2. Jenis dan Strategi Penelitian


Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang menggambarkan hasil pengamatan dari penelitian.
Penelitian deskriptif pada penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai permasalahan kedisiplinan khususnya para siswa.

3. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian mencakup semua pihak yang dapat memberikan
informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Subjek penelitian ini
adalah siswa Madrasah Aliyah Al-Mustaqim. Objek penelitian adalah
pokok permasaalahan yang dibahas di dalam penelitian. Objek penelitian
ini adalah analisis mengenai permasalahan kedisiplinan siswa Madrasah
Aliyah Al-Mustaqim.
4. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data merupakan dua hal penting yang
mempengaruhi kualitas penelitian. Data merupakan salah satu komponen
riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset (Umar, 1999:49). Sumber
data merupakan tempat pengumpulan data-data yang diteliti. Sumber data
dalam penelitian ini adalah kedisiplinan siswa Madrasah Aliyah Al-
Mustaqim.

5. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah metode-metode yang digunakan
untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Menurut
Saebani dkk (2013:81) berpendapat bahwa teknik pengumpulan data
berkaitan dengan mekanisme yang harus dilakukan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data dan
mekanismenya, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan. Observasi merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif (Saebani
dkk, 2013:83). Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa
kedisiplinan yang dibuat oleh siswa Madrasah Aliyah Al-Mustaqim.
Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah klasifikasi untuk
memudahkan penulis dalam menganalisis data. Data diklasifikasikan
dengan cara membaca dan mencatat pokok-pokok permasalahan
kemudian menyeleksi permasalahan kedisiplinan.
6. Teknik Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti berupaya meneliti langsung
permasalahan dari data yang diperoleh. Analisis data bertujuan untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa.
Setelah data terkumpul peneliti melakukan tindakan terhadap data,
yaitu menganalisis dan melakukan pendataan terhadap kedisiplinan
siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Sabaeni, Beni Ahmad dkk. 2013. Manajemen Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Munawaroh, Siti. 2016. Perilaku Disiplin dan Kejujuran Generasi Muda di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BPNP.
Handayani, Novi. 2015. Implementasi Nilai-Nilai Kedisiplinan di Sekolah Dasar
Negeri Margoyasan Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
Sari, Puspita Bella. 2017. Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Melalui
Manajemen Kelas. Jurnal. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 2.
No. 2. Hal. 122-129
Naim, Ngainun. (2015). Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan
dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. Yogyakarta:
ArRuzz Media.
Noor, Rohinah M. (2016). The Hidden Curriculum Membangun Karakter Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Mandiri.
Imran, Ali. 2017. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara
Wantah, Maria J. 2015. Pengembangan Disisplin dan Pembentukan Moral Pada
Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Moenir, H.A.S. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai