Tujuan Pembelajaran :
GAMBAR 5.1 Kolelasi antara Biaya Produksi dan Jumlah Unit yang Dihasilkan
Jumlah
Memicu Biaya Tenaga Kerja
Unit yang
Langsung
Dihasilkan
Unit Based
Driver
Biaya Bahan
Baku Langsung
(BBBL)
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
(BTKL)
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa semakin banyak unit yang dihasilkan,maka
semakin bsar biaya bahan baku langsung (BBBL),dan biaya tenaga kerja langsung
(BTKL).Unit yang dihasilkan memicu biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung.Karena unit yang dihasilkan memicu jam mesin (dengan asumsi pabrik banyak
menggunakan mesin),jam kerja langsung (dengan asumsi pabrik banyak menggunakan
tenaga kerja manusia),biaya bahan baku langsung,dan biaya tenaga kerja langsung disebut
dengan driver berbasis unit (unit based driver).Kemudian driver berbasis unit ini akan
memicu biaya overheadbpabrik karena tariff biaya overhead pabrik dihitung per jam mesi
atau per jam kerja langsung.Oleh karena itu,maka semakin banyak jumlah unit yang
dihasilkan maka semakin besar biaya overhead.
Pool Biaya:Pabrik
atau Departemen
Produksi
Produk
Pada Gambar diatas,biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
dibebankan secara langsung ke produk.Sebaliknya,pembebanan biaya overhead pabrik lebih
rumit dibandingkan dengan biaya bahan baku langsung da biaya tenaga kerja langsung
karena biaya overhead pabrik merupakan biaya tidak langsung produk terutama jika
perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk melalui beberapa departemen
produksi.
Tujuan 2 :
ALOKASI BIAYA
Perhitungan harga pokok produk yang paling akurat adalah jika perusahaan hanya
menghasilkan satu jenis produk atau jasa karena semua biaya yang berkaitan dengan
proses menghsilkan suatu produk dapat dibebankan keproduk tersebut.
Pengalokasian biaya pabrik atau departemen produksi keproduk disebut dengan alokasi
biaya (cost allocation), pembebanan biaya (cost assignment), distribusi biaya (cost
distribution), atau pembagian biaya (cost apportionment). Berdasarkan beberapa istilah
tersebut, mungkin istilah yang lebih tepat adalah membebankan biaya (cost assignment)
karena istilahnya lebih bersifat umum, sedangkan istilah “alokasi” mengacu pada salah satu
metode pembebanan biaya ( cost assignment) yang akan dibahas secara mendetail dibab 6 .
Namun, untuk tahap awal ini, kita masih menggunakan istilah alokasi biaya untuk
memudahkan pemahaman.
Tujuan 3 :
Pool Biaya :
Pabrik
Produk
Proses pembebanan biaya overhead pabrik ke setiap deparatemen produksi tidak
semudah pembebanan biaya overhead pabrik kepabrik.dengan dibaginya pabrik menjadi
beberapa departemen produksi,akan muncul biaya tidak langsung departemen.Proses
pmbebanan biaya overhead pebrik keproduk dengan menggunakan tariff departemen
(departemental rates) dapat dilihat di Gambar 5.4.
Tujuan 4 :
Produk
1. Kapasitas Teoritis
Kapasitas teoritis disebut juga kapasitas ideal atau kapasitas maksimim, yaitu kapasitas
untuk operasi 100 persen.Dalam praktinya,kapasitas ini tidak pernah dipakai sebagai dasar
perhitungan tariff biaya overhead pabrik ke produk karena sulit dicapai.Dalam
pelaksaaannya sering kali ditemui hambatan-hambatan, baik yang bersifat internal ,seperti
mesin rusak,maupun eksternal,seperti turunnya permintaan produk.
2. Kapasitas Praktis
3. Kapasitas Normal
Tujaun 5 :
DEPARTEMENALISASI PABRIK
Sebagaimana terlihat digambar 5.5 arah panah menunjukkan kemana saja jasa
diberikan oleh departemen jasa. Departemen penanganan bahan bakumemberikan jasa
penanganan bahan baku kedepartemen pemotongan, departemen perakitan, dan departemen
penyelesaian, sedangkan departemen cafeteria selain memberikan jasa konsumsi kepada
departemen produksi, juga memberikan jasa kepada departemen penanganan bahan baku.
Biaya departemen cafeteria seharusnya dialokasikan ke departemen produksi dank e
departemen penanganan bahan baku sesuai dengan besarnya jasa yang diberikan kepada
masing masing departeman. Hal itu juga diterapkan biaya departemen penanganan bahan
baku.
Departemen
Departemen
penyelesaian
penanganan
bahan baku
Departemen
perakitan
Departemen
kafetaria Departemen
pemotongan
Tujuan 6:
Langkah 1: mengidenfikasi departemen produksi dan departemen jasa serta cost drivernya.
Langkah 2 : mengidentifikasi sumber daya dan biaya sunber daya yang digunakan oleh
departemen produksi dan departemen jasa serta cost driver untuk biaya tidak langsung
departemen
Tujuan 5
DEPARTEMENTALISASI PABRIK
Departementalisasi pabrik adalah membagi pabrik menjadi beberapa
depertemen tempat biaya overhead pabrik akan dibebenkan. Tujuannya adalah untuk
memeperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok dan mengendalikan biaya
overhead pabrik.
Dapartemen dapat dikelompokkan menjadi departemen produksi dan
departemen jasa. Dapartemen produksi adalah departemen yang mengelola bahan
baku menjadi barang jadi. Sedangkan departemen jasa adalah departemen yang tidak
mengelola bahan baku menjadi barang jadi, tetapi memberikan jasa kepada
departemen produksi. Contohnya seperti; misal departemen produksi diperusahaan
perabot adalah departemen pemotongan bahan, departemen perakitan komponen,
dan departemen pengecatan. Sedang contoh departemen jasa adalah seperti
pembangkit tenaga listrik, bengkel, dan kafetaria.
Hubungan antara departemen jasa dan departemen produksi bisa dilihat seperti
gambar berikut ini.
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN PENYELESAIA
PENANGANAN N
BAHAN BAKU DEPARTEMEN
PERAKITAN
DEPARTEMEN
KAFETARIA DEPARTEMEN
PEMOTONGAN
TUJUAN 6
Cost driver
Departemen produksi
Pemotongan Jam mesin
Perakitan Jam tenaga kerja langsung
Penyelesaian Jam mesin
Departemen jasa
Penanganan bahan Taksiran biaya bahan baku
Kafetaria Jumlah karyawan
Langkah 2: mengidenfikasi sumber daya, biaya sumber daya serta cots
driver untuk biaya tidak langsung departemen.
Biaya tidak langsung Cost driver
departemen
Biaya penyusutan gedung pabrik Luas lantai
Biaya listrik Kwh
Gaji mandor Jumlah pekerja
Tabel 5.3
PT perabot jepara cabang pekan baru
Data kapasitas cost driver pada awal tahun 2000
1. Mengkalifikasi BOP menjadi biaya langsung departemen dan niaya tidak langsung
departemen.
2. Mengklafikasi BOP menjadi biaya variabel dan biaya tetap.
TABEL 5-4
ANGGARAN BOP
Gambar 5-6
Biaya dept.
Biaya
dept.penanganan Kafe
bahan baku rp. Rp.15.200.000
14.250.000
Departemen
pemotongan
rp.24.850.000
Gambar 5-5: alokasi biaya departemen jasa dengan menggunakan metode langsung (dalam
Rp.000)
Gambar 5.6: alokasi biaya dept. Jasa dengan metode bertahap (dalam 000)
Metode aljabar
Gambar 5.8
Rp.14.250.000
Tabel 5.8
Dasar pembebanan
Tujuan 7 :
Pada akhir periode biaya overhead pabrik sesunggunya untuk setiap depertemen
produksi dihitung dengan mengunakan cara yang sama seperti yang dilakukan pada awal
periode.Pengumpulan datakapsitasi cost driver dilakukan juga pada akhir periode untuk
mendapatkan kapasitas sesungguhnya dari cost driver yang digunakan. Dialokasikan ke
masing-masing departemen. Biaya departemen jasa sesungguhnya dialokasikan ke
departemen prduksi dengan mengunakan salah satu metode yang telah dijelaskan
sebelumnya (metode alokasi langsung,metode alokasi bertahap,atau metode aljabar).setelah
diperoleh total biaya overheard dibebankan yang dihitung dengan mengunakan tarif
ditentukan di muka,berdasarkan perbandingan tersebut akan diperoleh selisih biaya
overheard pabrik.sesunggunya, disebut pembebanan biaya overheard terlalu besar
( overapplied overhead cost ). Jika biaya overhead pabrik dibebankan lebih kecil dari pada
biaya overhead sesunggunya,disebut pembebanan biaya overhead terlalu besar,selisihnya
disebut selisih laba (favorable variance).Sebaliknya,jika pembebanannya terlalu
kecil,selisihnya disebut selisi rugi( unfavorable variance).
Ayat jurnal untuk biaya overhead pabrik depertemen (depertental overhead cost)
prinsipnya sama dengan ayat jurnal untuk biaya overhead pabrik non-depertemen (plant-
wide overhead cost).perbedaannya adalah ayat jurnal biayaoverhead pabrik depertemen
dibuat untuk setiap depertemen produs.secara umum,ayat jurnal untuk biaya overhead pabrik
dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
1. Ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk setiap
depertemen produk.
2. Ayat jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya untuk setiap
depertemen produk.
3. Ayat jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik untuk setiap depertemen
produk.
4. Ayat jurnal untukmencatat selisih biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produk.
5. Ayat jurnal untuk menutup selilih biaya overhead pabrik untuk setiap
departemen produk
Contoh soal :
Perhitungan :
Selisih kapasitas di sebabkan oleh perbedaan biaya overhead pabrik tetap yaitu
perbedaan antara kapasitas normal dengan kapasitas sesungguhnya di kali tariff tetap . Jika
kapasitas sesungguhnya lebih kecil dari pada kapasitas normal, hal itu berarti terjadi
kapasitas menganggur (idle capacity) karena kapasitas yang tersedia tidak dapat digunakan
sepenuhnya . Selisih kapasitas rugi di catat di sisi debit, sedangkan disisi kreditnya adalah
biaya selisi overhead pabrik. Sebaliknya , jika kapasitas sesungguh nya lebih besar dari pada
kapasitas normal , hal itu berarti terjadi pemakaian kapasitas berlebih (overcapacity), dan ini
menguntungkan perusahaan karena semua kapasitas dapat dipakai sepenuhnya . Sisi debitnya
adalah selisih biaya overhead pabrik selisih kapasitas di hitung dengan rumus berikut.
Jika selisih biaya overhead pabrik tidak signifikan,selisih tersebut dapat secara
langsung dapat ditutup keakun harga pokok penjualan.namun jika selisihnya
signifikan,selisih tersebut seharusnya dialokasikan keakun persedian barang dalam
peroses,persedian barang jadi,dan harga pokok penjualan sehingga jika semua selisih
dibebankan keharga pokok penjualan,pembebenan tersebut akan menjadi tidak
wajar.selisihnya ditutup keakun harga pokok penjualan dengan mengunakan ayat jurnal
berikut.
Setelah selisih biaya overhead pabrik ditutup,semua akun selisih biaya overhead
pabrik desaldo nol.dalam laporan laba rugi,selisih overhead pabrik akan disajikan sebagai
berikut:
Penjualan (Rpxx)
Harga pokok penjualan (Rpxx)
Penyesuaian
Selisih pengeluaran (Rpxx)
– depertemen
pemotongan (R)
Selisih pengeluaran (Rpxx)
–depertemen
penyelesaian (R)
Selisih kapasitas – (Rpxx)
depertemen
perakitan (R)
Selisih pengeluaran (Rpxx)
– depertemen
perakitan (L)
Selisih kapasitas – (Rpxx)
depertemen
pemotongan (L)
Selisih kapasitas – (Rpxx)
depertemen
penyelesaian (L)
Harga pokok penjualan (Rpxx)
setelah penyesuaian
Laba kotor (Rpxx)
Tujuan 9 :
BERBASIS VOLUME
Dalam lingkungan operasional tradisional, biaya overhead pabrik rata-rata hanya 50-
60% dari biaya tenaga kerja langsung. Namun, dalam lingkungan operasional modern yang
serba otomatis, biaya overhead pabrik dapat mencapai 400-500 % dari biaya tenaga kerja
langsung. Secara umum, walaupun komposisi biaya overhead pabrik dapat berbeda secara
signifikan antara suatu industri dan industri lainnya apabila dibandingkan dengan total biaya
produksi, bahan baku langsung memiliki komposisi 40-60 persen, tenaga kerja langsung
memiliki komposisi 10-30 persen, dan biaya overhead pabrik memiliki komposisi 30-40
persen.
Pada masa lalu, penggunaan biaya tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanan
biaya overhead dapat diterima karena kegiatan operasional pabrik benar-benar padat karya
(labor intensive). Dalam lingkungan operasional pabrik yang automasi, pembebanan biaya
overhead pabrik ke produk berdasarkan tenaga kerja langsung atau jam kerja langsung
dapat mendistori kinerja biaya produksi sesungguhnya. Misalnya, jika tarif biaya overhead
adalah 600 persen dari biaya tenaga kerja langsung, manajemen akan berpikir bahwa biaya
overhead pabrik dapat diturunkan melalui penurunan biaya tenaga kerja langsung. Dengan
diturunkannya biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 1, biaya overhead pabrik akan
turun sebesar Rp.6. Namun,kenyataannya biaya overhead pabrik justru meningkat karena
perubahan desain produk yang dapat mengurangi biaya tenaga kerja dilakukan dangan
automasi operasional. Jadi, dalam penadangan manajemen kontemporer, pengurangan
biaya seharusnya tidak dilakukan melalui eliminasi aktivitas atau proses produksi yang tidak
memberikan nilai tambah. Oleh karena itu, penggunaan hanya satu driver tingkat unit (unit-
level driver) untuk membentu manajemen dalam mengurangi biaya berdasarkan proses
dalam rangka menciptakan keunggulan kompetitif tidak memadai.
RANGKUMAN
1. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya
langsung produk dan dibebankan secara langsung ke produk, sedangkan biaya
overhead pabrik adalah biay tidak langsung produk dan sebelum dibebankan ke
produk, biaya overhead pabrik dibebankan ke pool biaya, yaitu pabrik atau
departemen produksi.
2. Alokasi biaya diperlukan untuk biaya tidak langsung produk. Untuk keakuratan
perhitungan hargapokokm produk diperlukan pemilihan dasar alokasi biaya yang
tepat. Akuntansi biaya tradisisonal hanya menggunakan driver tingkat unit (unit-
level driver) sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik ke produk.
3. Jika pabrik dijadikan pool biaya, biaya overhead pabrik pertama kali
dibebankan ke produk dan biaya pabrik dibebankan ke produk dengan
menggunakan satu tariff yang disebut tarif pabrik (plant-wide rate). Jika
departemen produksi dijadikan pool biaya,biaya overhead pabrik pertama kali
dibebankan kedepartemen produksi dan biaya departemen produksi dibebankan
ke produk dengan menggunakan banyak tarif yang disebut tarif departemen
(department rates).
4. Terdaoat empat jenis kapasitas, yaitu kapasitas teoritis,kapasitas praktis, kapasitas
normal, dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Kapasitas teoritis adalah
kapasitas untuk operasi 100 persen, tanpa memperhatiakn hambatan hambatan
dalan kegiatan operasional. Oleh karena itu,kapasitas teoritis disebut juga
kapasitas maksimum atau kapasitas ideal. Kapasitas praktis adalah kapasitas
teoritis dikurangi hambatan operasional internal, seperti mesin rusak, pekerja
sakit, pekerja cuti, waktu yang hilang untuk memperbaiki mesin, dan sebagainya.
Kapasitas noermal adalah kapasitas teoritis dikurangi hambatan operasional
internal dam eksternal. Contoh hambatan eksternal adalah turunnya permintaan
produk, hari libur nasional, pekerja unjuk rasa, dan sebagainya. Kapasitas
sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas yang hanya diharapkan didarkan
pada output sesungguhnya yang diharapkan untuk periode mendatang. Karena
kapasitas ini hanya mempertimbangkan jangka waktu pendek, kapasitasnya dapat
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Diantara empat jenis kapasitas tersebut,
kapasitas normal umumnya digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead
pabrik ke produk.
5. Departemen dapat dikelompokkan menjadi departemen produksi dan departemen
jasa. Departemen produksi adalah departemen yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Departemen jasa adalah departemen yang tidak mengolah
bahan baku menjadi barang jadi, tetapi memberikan jasa kepada departemen
produksi.
6. Langkah-langkah perhitunagn harga pokok produk berbasis volume adalah:
a. Mengidenfikasi departemen jasa dan departemen produksi serta cost
drivernya.
b. Mengidenfikasi sumbe daya dan biaya sumber daya yang digunanakan setiap
departemen serta cost driver untuk biaya tidak langsung departemen.
c. Mengumpulkan data kapasitas cost driver pada awal tahun.
d. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik untuk setiap departemen.
e. Mengalokasikan biaya departemen jasa kedepartemen produksi.
f. Mengehitung tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
g. Menghitung harga pokok produk.
7. Pada akhir periode akuntansi, biaya overhead pabrik sesungguhnya perlu dihitung
lagi untuk setiap departemen produksi dengan cara yang sama seperti pada awal
periode dan membandingkannya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan.
Jika terjadi selisih, selisihnya perlu dianalisis menjadi selisih anggaran dan selisih
kapasitas. Semua selisih biaya overhead pabrik selanjutnya ditutup ke harga
pokok penjualan atau dialokasikan ke persediaan barang dalam proses,
persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan, tergantung signifikansinya.
8. Dalam lingkungan automasi dewasa ini, pembebanan biaya overhead pabrik ke
produk berdasarkan tenaga kerja langsung dapat mendistorsi kinerja biaya
produksi sesungguhnya. Untuk menurunkan biaya overhead pabrik mungkin
manajemen