Analisis Struktur 1
Analisis Struktur 1
DISUSUN OLEH :
1. UMUM
Struktur balok diatas dua tumpuan, akibat beban luar akan menahan
regangan tarik dan tekan, yang mencapai harga ekstrem pada tepi
penampangnya, dengan demikian bahan yang berada didalam balok
menjadi tidak efektif. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diusahakan bahan dipusatkan pada tempat dengan tegangan normal
ekstrim itu, dalam bentuk batang-batang (serat tepi bawah dan atas)
dan untuk mencapai suatu kestabilan terhadap geser, batang-batang
tersebut dihubungkan oleh batang-batang lain dalam arah tegak dan
diagonal.
a) Rangka Jembatan.
Type Petit
Gambar III – 1
b) Rangka Kuda-Kuda Atap.
Gambar III – 2
3. ELEMEN DASAR
Gambar III – 3
a. ASUMSI YANG DIPAKAI DALAM PENYELESAIAN STRUKTUR
Struktur yang dibentuk dari sebuah segitiga dasar seperti yang telah
disebutkan diatas dikenal sebagai rangka batang sederhana.
Jika terdapat jumlah batang lebih banyak dari yang diperlukan untuk
mencegah agar struktur tidak runtuh, maka rangka batang tersebut
menjadi statis tak tentu . Artinya adalah : rangka batang tersebut
tidak dapat dianalisa hanya dengan menggunakan persamaan-
persamaan keseimbangan statis saja.
Konsep Dasar
Gambar III – 4
Gambar VII – 5
b. Statis Tertentu Dalam
2 j = m + r atau m = 2 j – r
Gambar III – 6
a. Seluruh gaya yang bekerja pada titik simpul (gaya luar maupun
gaya batang) harus memenuhi persamaan ∑V = 0 dan ∑H = 0
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
∑H = 0 —› RAH + 20 = 0 —› RAH = - 20 T ( ‹— )
Untuk Kontrol :
Hasil Akhir
Gambar III – 7
Penyelesaian :
□ Reaksi Tumpuan
∑H = 0 —› RAH + 20 = 0 —› RAH = - 20 T ( ‹— )
Titik Simpul A
∑H = 0
F8 – 20 = 0 —› F8 = 20 T (tarik)
∑V = 0
F3 +25 = 0 —› F3 = - 25 T (tekan)
∑H = 0
20 + F1 + F4 cos α = 0
20 + F1 +35,36 (½ √2) = 0 —› F1 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul D
∑V = 0
70 + F5 = 0 —› F5 = - 70 T (tekan)
∑H = 0
F1 + F2 = 0
45 + F2 = 0 —› F2 = - 45 T (tekan)
Titik Simpul E
∑V = 0
F7 + F6 sin 45⁰ = 0
F7 + 63,64 (½ √2) = 0 —› F7 = - 45 T (tekan)
Untuk control :
Titik Simpul B
∑ V = 0 —› RBV – F7 = 0
RBV – 45 = 0 —› RBV = 45 T ( ) —› Ok ‼
∑H = 0 —› F9 = 0 T
Titik Simpul F
∑H = 0
F8 + F4 cos 45⁰ - F6 cos 45⁰ - F9 = 0
20 + 35,355 (½ √2) - 63,64(½ √2) - F9= 0
45 – 45 – F9 = 0 —› F9 = 0 T —› Ok ‼
Hasil Akhir :
Gambar III – 8
1 (CD) - 45
2 (DE) - 45
3 (AC) 25 -
4 (CF) 35,36 -
5 (DF) - 70
6 (EF) 63,64 -
7 (BE) - 45
8 (AF) 20 -
9 (BF) 0 -
1). Seluruh gaya yang bekerja pada potongan (tinjau bagian kiri atau
kanan struktur yang terpotong) harus memenuhi persamaan ∑
MJ = 0 (titik simpul/joint diasumsikan sebagai sendi); ∑ V = 0
dan ∑ H = 0.
Contoh (3) : Hitung gaya-gaya batang dari struktur rangka batang yang
dibebani seperti pada Gambar III – 9a.
(a) Struktur rangka batang
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
º Gaya-gaya Batang
∑ V = 0 —› RAV – 40 – F2 sin α = 0
75 – 40 – F2 (0,6)= 0
—› F2 = 58,33 T (tarik)
Gambar III – 9
∑ MA = 0
- F4 (4) + 40(4) = 0
- 4 F4 + 160= 0 —› F4 = 40 T (tarik)
Dengan cara yang sama, gaya-gaya batang
lainnya dapat dihitung
Penyelesaian :
º Reaksi Tumpuan :
º Gaya-gaya Batang
(c)
Gambar III – 10
∑ MG = 0 —› RAV (8) – 20(4) + F1 cos α (4) = 0
30(8) – 20(4) + F1 (2/5)(√5)(4) = 0
—› F1 = - 44,72 T (tekan)
2. Gaya luar maupun gaya dalam (gaya batang) bila dilukiskan dalam
bentuk vektor akan membentuk suatu poligon tertutup, hal ini sesuai
dengan prinsip keseimbangan.
∑H = 0 → RAV = 8 kN.