kasus
“Singkatnya, target kami adalah ingin menjadi rumah sakit internasional Bu,” kata Dr. Joseph
bangga. “Menghadapi arus globalisasi seperti sekarang ini, tidak ada alternatif lain bagi kami
kecuali menjadi rumah sakit dengan standar internasional,” kata Dr. Joseph lagi. “Kalau tidak,
kami akan habis digilas oleh persaingan”, lanjut Dr. Joseph. “Untuk itu kami telah menyiapkan
beberapa program, diantaranya adalah menjalin hubungan kerjasama dengan rumah sakit-rumah
sakit ternama di Singapura atau Malaysia” katanya lagi kemudian.
Sudah kurang lebih 5 hari lamanya anda bekerja sebagai konsultan di RS. Mitra Medika (RSMM),
sebuah rumah sakit tipe C dengan kapasitas 142 tempat tidur. Pertama kali didirikan tahun 1986,
RSMM saat ini telah memiliki poli spesialis penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan, syaraf, mata, THT, gigi, serta penyakit kulit dan kelamin dengan total jumlah
karyawan mencapai 422 orang1.
Oleh Yayasan RSMM, anda diminta untuk membenahi RSMM yang menurut mereka kinerjanya
semakin hari semakin merosot saja. “Kami merasa Dr. Joseph itu pemimpi Bu, angan-angannya
sering melambung tinggi tanpa menyadari masih banyak sebetulnya persoalan-persoalan basic
yang tidak dia tangani dengan baik,” sahut Pak Rizal, ketua Yayasan RSMM. “Tetapi karena
tidak ada dari kami di Yayasan yang berlatar belakang medis, kami sering kalah dalam
berargumen, kami juga jadinya sering ragu jangan-jangan dia yang benar,” kata Pak Rizal lagi.
Sejak pertama kali anda tiba di RSMM, anda merasa memang ada yang tidak sinkron antara apa
yang dibicarakan oleh jajaran manajemen di ruang rapat dengan apa yang anda temukan di
lapangan2. Tugas anda setelah selesai menganalisa data-data yang anda temukan selama
kegiatan assessment berlangsung adalah mengajukan dan mempresentasikan usulan program
peningkatan kinerja RSMM.
pertanyaan
1. Mengacu kepada data-data temuan di lapangan, susunlah usulan program kerja bagi RSMM
berdasarkan skala prioritasnya lengkap beserta dengan sasaran, strategi, serta program
aksinya
2. Presentasikanlah pendapat anda tersebut di depan rekan-rekan anda dengan
mengemukakan alasan mengapa anda menyusun program kerja bagi RSMM tersebut
seperti demikian
1 Appendix 1
2 Appendix 2
80%
78%
76%
74%
72%
70%
68%
66%
1999 2000 2001 2002 2003
Keuangan
Pelayanan Operasi
Jumlah Persalinan
Radiologi
Farmasi
Yayasan RSMM
Satuan Pengawas
Direktur RSMM
Intern (SPI)
Wakil Direktur
Wakil Direktur Komite Medis
Medis &
Umum & Keuangan Komite Perawat
Keperawatan
Bagian Rekam
Instalasi Bagian Umum & Bidang Pelayanan Bidang Staf Medis
Medis & Bagian Keuangan Bagian Akuntansi Instalasi Bedah
Kerohanian Personalia Medis Keperawatan Fungsional
Perencanaan
Sub Bagian
Sub Bagian Rekam Sub Bagian Adm. Seksi Pelayanan Seksi Pembinaan Instalasi Gawat
Akuntansi Sub Bagian Umum
Medis Pasien Rawat Inap Keperawatan Darurat
Keuangan
Sub Bagian Sub Bagian Adm. Sub Bagian Rumah Seksi Perlengkapan Instalasi
Perencanaan Penagihan Tangga Keperawatan Laboratorium
Sub Bagian
Instlasi Gizi
Perlengkapan
Sub Bagian
Instalasi Radiologi
Pengamanan
• Menilai kebijakan Pemda membangun sekian banyak RS di daerah-daerah baru sebagai ekses
negatif dari otonomi daerah. Menurut yang bersangkutan kebijakan tersebut diambil karena banyak
orang yang cari makan dari proyek-proyek pemerintah. Tidak ada sama sekali pertimbangan apakah
rumah sakitnya akan ada pasiennya atau tidak, karena itu tidak khawatir dengan banyaknya RS
daerah yang bermunculan tetapi sangat khawatir dengan isu akan dibangunnya RS taraf internasional
yang katanya dari Australia
• RS. Daya Husada dianggap akan menjadi pesaing serius di masa yang akan datang mengingat
kelengkapan fasilitas yang mereka miliki, lokasinya yang lebih dekat ke kota, terdiri dari orang-orang
baru yang relatif mudah dididik dan diarahkan dibandingkan dengan orang-orang lama, serta juga
memiliki HIS yang baik. Saat ini RS. Daya Husada berada dalam posisi merugi. Hal ini diperkirakan
karena target market mereka adalah middle up. Sedangkan golongan middle up apabila sakit lebih
senang berobat ke Jawa atau ke luar negeri. Minimnya pasien yang berobat + tinggi overhead cost
mereka membuat RS. Daya Husada berada pada posisi yang cukup kritis. Menurut kabar terakhir
mereka minjam lagi ke bank sebesar Rp. 5 M
• Rumah sakit-rumah sakit yang dianggap sebagai pesaing RSMM adalah sebagai berikut:
• Tidak menilai RS. Mitra Hati sebagai pesaing yang serius seperti halnya RS. Daya Husada karena
sama seperti halnya RSMM, mereka juga memiliki keterbatasan dalam hal ketersediaan dokter-dokter
spesialis. Sama halnya seperti RSMM, RS. Mitra Hati memiliki ketergantungan yang tinggi kepada
dokter-dokter spesialis RSUD
• nalisa SWOT RSMM menurut Dr. Joseph
Strength Weakness
• RSMM pinjam uang ke bank Rp. 1 M Æ Yayasan protes kenapa tidak meminta persetujuan Yayasan
Æ kenapa harus lapor? Yang bayar khan RSMM?
• Yayasan dinilai diisi oleh orang-orang yang tidak profesional yang tidak mengerti masalah RS.
Mereka tidak mengerti laporan keuangan dan dinilai keep an eye on RSMM karena RSMM ada
uangnya tidak seperti halnya AKPER. Menurut ybs, RSMM “setor” Rp. 23 jt/bln ke Yayasan dalam
bentuk “gaji/tunjangan”
• Total pengeluaran untuk dokter Rp. 500 jt/bln. Prosentase pembagian jasa dengan dokter adalah
80:20 dengan RSMM yang 20-nya karena tidak punya bargaining power dengan lambatnya
perusahaan di dalam membayar
• Berencana untuk memberlakukan komisi bagi para tukang pungut piutang
• Petugas di radiologi saat ini ada 4 (full timer) dengan komposisi 2 atro, 2 pelatihan (tamatan SMA
yang kemudian dikursuskan), ditambah 1 karyawan kontrak.
• Bisa melakukan photo polos dan kontras.
• Maksimal melakukan 10 pemeriksaan/hari dengan sebagian besar kasus photo thorax (80%).
• Sebagian besar pengunjung adalah pasien RSMM.
• Hasil selesai dalam 10 menit termasuk cuci.
• Kalau perlu konsul ke dr. radiologi, hasil baru bisa selesai 1 hari kemudian.
• Mesin rontgen sudah lebih dari 1 tahun tidak dikalibrasi.
• Proteksi radiasi tidak dijadwalkan secara reguler.
• Alat pengering photo rusak
• Cairan cuci photo tidak sulit didapat.
• Radiologi memesan langsung barang yang dilakukan tetapi berkoordinasi dengan unit lain.
• Jenis film-nya dinilai kurang baik Æ dokter sering complaint
• Petugas di unit radiologi ingin di-check up secara reguler
• Mengeluhkan tunjangan bahaya radiasi yang dinilai kurang memadai (Rp. 200 ribu)
• Dinilai perlu tambahan 1 tenaga atro
• Mesin x-ray yang portable rusak
• Lampu mesin x-ray besar rusak
• Kalau mati lampu sering merasa takut terjadi sesuatu pada pasien terutama apabila pasien sudah
terlanjur disuntik untuk photo kontras
• Tarif berlaku sama tidak ada istilah SITO
• Mempunyai ketergantungan kepada dokter radiologi luar dalam membacakan photo. Saat ini ada 3
dokter yang biasa dimintai bantuannya Æ ada yang lambat dalam membaca photo
• Sopir sering tidak mau mengantar atau mengambil hasil dan bahkan minta tips
• Dokter sering tidak melakukan sendiri photo kontras tapi oleh petugas
• Ruangan sering langsung ke RSU atau dokter untuk melakukan USG Æ tetapi kalau ada apa-apa
yang kena getahnya unit radiologi Æ tarif dokter beda-beda kadang 1 dokter tarifnya beda untuk
pasien yang beda
• Permintaan USG cukup banyak
• 1 hari dapat melakukan pemeriksaan maksimal 25 pasien asalah tidak nonstop
• AC di ruangan radiologi sudah tidak dingin lagi sehingga pintunya sering dibiarkan terbuka
• Dinilai perlu tambahan ruangan khusus untuk photo kotnras Æ kalau ada pasien SITO dari USG suka
kerepotan
• UGD buka 24 jam selepas poli pelayanan Æ jumlah kunjungan kurang lebih 30 – 40 pasien//hari
dengan 10 %-nya saja yang benar-benar gawat darurat (kecelakaan lalu lintas/cedera kepala)
• Triase belum bisa dilakukan diantaranya karena keterbatasan skill serta belum adanya ruangan
khusus untuk triase begitu juga untuk observasi
• Dokter jaga adalah dokter luar yang bekerja sesuai dengan jadwal masing-masing (dokter umum
sebanyak 12 orang Æ sebagian besar pernah mengikuti pelatihan ATLS)
• Petugas di UGD sebanyak 10 orang + 1 orang koordinator = 2 pekarya. Dari kesepuluh orang
tersebut 3 orang pernah mengikuti pelatihan BTLS dan 1 orang PPGD
• UGD hanya menyimpan obat emergency karena apotik buka 24 jam. Obat yang sangat jarang
tersedia adalah obat anti bisa ular dan rabies. Kalau ada kasus-kasus seperti ini dan obat kebetulan
tidak ada, pasien dirujuk ke rumah sakit lain
• Pasien dapat dengan segera ditangani karena para dokter standby sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kalaupun ada waktu tunggu yang terjadi itu biasanya terjadi pada saat
pertukaran shift antar dokter
• Sama seperti halnya di unit laboratorium, radiologi, dan rawat inap, mengeluhkan soal minimnya
fasilitas yang dimiliki sehingga kasus-kasus yang bisa ditangani terbatas. Ada salah seorang
karyawan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan DC Shock tetapi karena alatnya tidak ada, tidak bisa
dipraktekkan sampai akhirnya skill itu hilang dengan sendirinya.
• Program pendidikan dan pelatihan pun dinilai sangat minim bahkan tidak ada di RSMM. Sehingga
kemampuan para petugas di UGD pun menjadi terbatas jadinya.
• Menilai imbalan yang mereka dapatkan sangat tidak sesuai dengan besarnya tanggung jawab yang
harus mereka emban sebagai petugas UGD karena kalau terjadi sesuatu pada pasien yang pertama
kali disalahkan pasti petugas UGD.
• Pernah melakukan survei kepuasan konsumen Æ yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien adalah
aspek di luar keperawatan seperti (i) WC yang kunci pintunya macet (ii) toilet yang mampet, (iii) AC
yang rusak (iv) tempat tidur yang tidak segera dirapikan
• Mengeluhkan beratnya beban kerja yang harus mereka kerjakan karena selain melaksanakan tugas
keperawatan juga sering harus melakukan tugas medis dan non medis. Petugas terkait dinilai sangat
lambat dalam meresponse semua keluhan pasien tersebut sehingga seringkali petugas di
keperawatan terpaksa harus mengurusi hal-hal yang sebetulnya di luar tugas dan tanggung jawab
mereka. Petugas di keperawatan melakukan semua itu semata-mata demi pasien dan nama baik
RSMM tetapi ingin ada solusi untuk masalah tersebut karena dinilai tidak semestinya dibiarkan
berlarut-larut serta mengurangi porsi untuk tugas dan tanggun mereka yang utama
• Merasa bekerja melebihi jadwal waktu kerja yang normal. Oleh karena banyak melakukan hal-
halyang tidak berhubungan dengan tugas dan tanggun jawab mereka, petugas di keperawatan dapat
bekerja sampai 182 jam/minggu-nya. Sangat jauh dibandingkan dengan petugas di unit lain yang
dinilai lebih banyak nokrong-nya (130 jam) daripada bekerjanya tetapi mendapatkan imbalan yang
sama bahkan lebih
• Menilai besarnya piutang RSMM dikarenakan MR dan resume medis yang tidak diisi dengan lengkap.
Hal ini menurut ybs bukan murni karena faktor dokter yang tidak kooperatif tetapi petugas yang tidak
banyak mengingatkan mereka untuk segera melengkapi MR dan resume medis
• Menilai kinerja rekan-rekan di RSMM turun naik karena tidak termotivasi oleh mekanisme reward dan
punishment yang berlaku. Petugas yang malas-malasan dengan petugas yang rajin tidak ada
bedanya dalam hal imbalan yang didapatkan
• Mengeluhkan kondisi yang saat ini terjadi di RSMM di mana masing-masing ruangan mempunyai
aturan-aturan sendiri dalam hal seperti:
- Pembagian pendapatan
- Penjadwalan dinas contohnya (i) di salah satu ruangan karyawan boleh bekerja kembali 1 bulan
setelah melahirkan sedangkan di ruangan lain setelah 1 tahun (ii) di ruangan yang satu karyawan
yang hamil tidak boleh kerja sore sedangkan di ruangan lain boleh
• Sangat kecewa dengan Direktur yang dinilai tidak konsisten dalam menetapkan dan menjalankan
peraturan. Ketidakkonsistenan ini menimbulkan banyak kebingungan dan kekecewaan yang cukup
besar di lapangan. Sebagai contoh: dalam buku peraturan umum karyawan ada pasal-pasal yang
terkait dengan (i) bonus, (ii) medical check-up tetapi pada prakteknya tidak sesuai.
• Sangat kecewa dengan sistem remunerasi di RSMM yang dinilai tidak mempunyai pola dan aturan
yang jelas. Sebagai contoh: perawat yang menurut mereka notabene mempunyai arti yang penting
bagi RS memiliki gaji yang sama bahkan lebih kecil dari pekarya. Hal ini diantaranya karena tidak
diikutinya peraturan umum karyawan
• Sangat kecewa dengan kinerja petugas di bagian pengadaan yang dinilai kurang koorperatif. Barang-
barang yang diminta terkadang tidak sesuai dengan yang diminta. Sebagai contoh: minta bengkok
(tempat muntah pasien) malah dikasih ember
• Menilai sering terjadi tumpang tindih kewenangan karena tidak jelas dan konsisten aturan di RSMM.
Setiap unit bisa memiliki aturan-aturan sendiri-sendiri
• Menilai tidak ada prosedur serah terima jabatan yang baik di RSMM. Sewaktu dilakukan mutasi,
petugas lama tidak diharuskan untuk membuat laporan pertanggung jawaban selama dia menjabat
jabatan dimaksud. Sebagai akibatnya orang bisa lepas begitu saja dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin telah mereka lakukan selama menjabat
• Sangat kecewa dengan kebijakan di RSMM yang tidak mengakui jenjang pendidikan maupun
dedikasi dari karyawan. Karyawan yang menuntut ilmu dengan biaya sendiri dan kemudian
• Program seringkali tidak dikomunikasikan kepada user melainkan langsung diberlakukan. Sebagai
akibatnya banyak kebingungan yang muncul
2000
• Ingin bisa meningkatkan kinerja RSMM terkait dengan adanya/meningkatnya persaingan dari RS
swasta + pemerintah
• Nuansa religi dari RS sering disalahartikan menjadi dispensiasi atau discount. Hal ini menimbulkan
situasi yang dilematis bagi RSMM yang disatu sisi memiliki kebutuhan untuk bisa mendanai kegiatan
operasional secara mandiri tetapi di sisi lain dituntut untuk mengedepankan fungsi sosial terkait
dengan label religi di dalam namanya
• Sangat kecewa kepada Direktur RSMM yang dinilai selama ini berjalan seolah-olah sebagai pemilik.
Hal-hal terkait dengan penambahan SDM, pembelian invetaris dilaksanakan tanpa persetujuan atau
koordinasi dengan Yayasan. Alasan yang dikemukan selalu sama yaitu: “khan kami yang mencari
uangnya”. Suatu alasan yang dinilai tidak pada tempatnya dan menempatkan Yayasan pada posisi
yang tidak semestinya.
• Merasa dipermalukan karena setiap akhir tahun Yayasan seperti harus “mengemis-ngemis” kepada
pihak RSMM untuk mendapatkan dana.
• Berpendapat bahwa fungsi Yayasan adalah berkisar pada perencanaan makro sedangkan rumah
sakit pada aspek-aspek perencanaan yang mikro sifatnya
• RSMM membuat anggaran tetapi sering tidak dilaksanakan. Peraturan bahwa tahun tutup buku harus
jatuh pada bulan Desember atau paling lambat Januari tahun berikutnya sering tidak dapat diikuti
• Sangat kecewa pada Direktur yang dinilai terlalu mudah memberikan piutang kepada perusahaan-
perusahaan. Sehingga yang terjadi RSMM memberikan subsisi kepada perusahaan-perusahaan dan
bukan kepada individu-individu yang jauh lebih berhak mendapatkannya
• Tidak puas dengan kinerja manajemen RSMM saat ini dikarenakan:
- Program kerja mereka dinilai sering sporadis: bikin sistem ini bikin sistem itu yang buntut-
buntunya tidak berjalan baik karena kurangnya perencanaan
- Pihak Yayasan sering di-vita compli tau-tau sudah disuguhi fakta baha sistem ini sudah
dijalankan, uang sudah dipinjam, atau bangunan sudah mulai dibangun
- Kalau pihak Yayasan protes mereka berkilah seperti biasa: “loh khan yang mencari uang kami”
• Pihak manajemen dinilai sering menjalankan proyek di luar fungsi medis mereka. Seperti bangun
gedung ini bangun gedung itu. Proyek ini bahkan dibagi: ini porsi Yayasan ini porsi RSMM
• Menilai Yayasan harusnya memiliki badan khusus yang ditugaskan untuk menjalankan fungsi harian
Pengurus di RSMM
• Pihak RSMM sering langsung percaya kalau pasien menunjukkan surat miskin tanpa diverifikasi dulu
bahwa ybs betul-betul miskin. Sering terjadi pasien sebetulnya mampu: punya TV, parabola, dan
rumah cukup mewah tapi diberi keringanan hanya bermodalkan surat miskin tersebut
• Sangat kecewa dengan mekanisme penanganan piutang yang dijalankan oleh pihak manajemen
RSMM. Kesimpangsiuran berapa sebenarnya jumlah piutang RSMM serta tidak jelasnya mekanisme
penagihan piutang dinilai benar-benar memperburuk kinerja RSMM
Pendapatan XXX
Pengeluaran XXX
SHU XXX
• Tidak ada target pencapaian operasional maupun finansial yang dicanangkan oleh pihak Yayasan.
Kalaupun ada dinilai semu sifatnya
• RSMM saat ini dinilai sudah ada dalam stadium 4 tinggal nunggu kolaps-nya saja.
• Program mutasi yang dilaksanakan oleh Direktur dinilai sebagai upaya ybs untuk menghilangkan jejak
terkait dengan besarnya piutang RSMM
• Tidak senang dengan kebijakan Direktur mengangkat tim-tim ahli atas pilihan dia sendiri. Karena
fakta di lapangan menunjukkan bahwa mereka lebih banyak mengakibatkan kisruhnya RSMM
daripada baiknya
• Pihak Yayasan belum memiliki masterplan baik itu bagi RSMM maupun Yayasan itu sendiri karena
menilai diri belum mampu untuk melakukan itu dan membutuhkan bantuan pihak luar
• Tidak ada laporan realisasi anggaran dari pihak RSMM
• Posisi Wakil Direktur kosong karena selama ini Direktur merasa diri sanggup semua hal sendirian.
• AKPER ditujukan untuk menjadi supplier tenaga perawat bagi RSMM tetapi tidak berjalan karena
nepotisme yang dinilai mulai mewarnai RSMM