Anda di halaman 1dari 19

studi kasus 2

RS. Mitra Medika

kasus

“Singkatnya, target kami adalah ingin menjadi rumah sakit internasional Bu,” kata Dr. Joseph
bangga. “Menghadapi arus globalisasi seperti sekarang ini, tidak ada alternatif lain bagi kami
kecuali menjadi rumah sakit dengan standar internasional,” kata Dr. Joseph lagi. “Kalau tidak,
kami akan habis digilas oleh persaingan”, lanjut Dr. Joseph. “Untuk itu kami telah menyiapkan
beberapa program, diantaranya adalah menjalin hubungan kerjasama dengan rumah sakit-rumah
sakit ternama di Singapura atau Malaysia” katanya lagi kemudian.

Sudah kurang lebih 5 hari lamanya anda bekerja sebagai konsultan di RS. Mitra Medika (RSMM),
sebuah rumah sakit tipe C dengan kapasitas 142 tempat tidur. Pertama kali didirikan tahun 1986,
RSMM saat ini telah memiliki poli spesialis penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan, syaraf, mata, THT, gigi, serta penyakit kulit dan kelamin dengan total jumlah
karyawan mencapai 422 orang1.

Oleh Yayasan RSMM, anda diminta untuk membenahi RSMM yang menurut mereka kinerjanya
semakin hari semakin merosot saja. “Kami merasa Dr. Joseph itu pemimpi Bu, angan-angannya
sering melambung tinggi tanpa menyadari masih banyak sebetulnya persoalan-persoalan basic
yang tidak dia tangani dengan baik,” sahut Pak Rizal, ketua Yayasan RSMM. “Tetapi karena
tidak ada dari kami di Yayasan yang berlatar belakang medis, kami sering kalah dalam
berargumen, kami juga jadinya sering ragu jangan-jangan dia yang benar,” kata Pak Rizal lagi.

Sejak pertama kali anda tiba di RSMM, anda merasa memang ada yang tidak sinkron antara apa
yang dibicarakan oleh jajaran manajemen di ruang rapat dengan apa yang anda temukan di
lapangan2. Tugas anda setelah selesai menganalisa data-data yang anda temukan selama
kegiatan assessment berlangsung adalah mengajukan dan mempresentasikan usulan program
peningkatan kinerja RSMM.

pertanyaan

1. Mengacu kepada data-data temuan di lapangan, susunlah usulan program kerja bagi RSMM
berdasarkan skala prioritasnya lengkap beserta dengan sasaran, strategi, serta program
aksinya
2. Presentasikanlah pendapat anda tersebut di depan rekan-rekan anda dengan
mengemukakan alasan mengapa anda menyusun program kerja bagi RSMM tersebut
seperti demikian

1 Appendix 1
2 Appendix 2

© Prima Haswidi, 2005 1 of 19


appendix 1
profil RS. Mitra Medika

Nama Rumah Sakit : RS. Mitra Medika

Kelas Rumah Sakit : C/Setara Kelas C

Status Kepemilikan : Swasta (Yayasan)

Jumlah Tempat Tidur : 142

Komposisi Tempat Tidur per Kelas VIP : 18 bed 13%


Kelas 1 : 16 bed 11%
Kelas 2 : 22 bed 15%
Kelas 3 : 86 bed 61%

Komposisi Tempat Tidur per Bagian Obgyn : 18 bed 13%


Anak : 18 bed 13%
Bedah : 28 bed 20%
Umum : 78 bed 54%

Sumber Daya Manusia

Full Timer Part Timer


Tenaga Medis
Jumlah Dokter Umum 3 12
Jumlah Dokter Gigi 1
Jumlah Dokter Spesialis 1 60
Jumlah Dokter Seluruhnya 5 72
Tenaga Paramedis
Paramedis Perawatan 165 38
Bidan 16 2
Paramedis Non-Perawatan 15 3
Paramedis Seluruhnya 196 43
Tenaga Non-Medis
Apoteker 1 -
Sarjana Lain 8 -
Lain-Lain 97 -
Non-Medis Seluruhnya 106 -
Jumlah Tenaga Seluruhnya 307 115

© Prima Haswidi, 2005 2 of 19


Data Statistik RS

Angka pemanfaatan tempat tidur (BOR)

1999 2000 2001 2002 2003


75.80% 75.80% 77.60% 70.10% 71.50%

80%
78%
76%
74%
72%
70%
68%
66%
1999 2000 2001 2002 2003

Lama hari rawat (LOS) : 4 hari

Jumlah pasien rawat inap tahun lalu : 8.800 orang

Jumlah kunjungan pasien rawat jalan rata-rata per hari : 21 orang

Jumlah kunjungan pasien di unit gawat darurat rata-rata : 14 orang

Angka kematian bersih (NDR) : tidak ada data

Angka kematian kotor (GDR) : tidak ada data

Perbandingan unit cost dengan tarif kelas : tidak ada data

© Prima Haswidi, 2005 3 of 19


Kinerja RS

Keuangan

1998 1999 2000 2001 2002 2003


Pendapatan 6,169,669,720 6,891,187,319 10,717,937,702 12,932,367,489 17,467,084,828 23,305,488,304
Biaya 4,835,061,928 6,234,825,833 9,651,559,279 11,826,994,489 15,796,941,385 21,936,329,708
SHU 1,334,607,792 656,361,486 1,066,380,422 1,105,373,006 1,670,143,443 1,369,158,596
Profit Margin 21.63% 9.52% 9.95% 8.55% 9.56% 5.87%

Pelayanan Operasi

1998 1999 2000 2001 2002


Operasi Besar 359 398 410 438 478
Operasi Sedang 1,532 1,421 1,625 1,833 2,038
Operasi Kecil 169 173 154 164 118
Total 2,060 1,992 2,189 2,435 2,634

Jumlah Persalinan

1998 1999 2000 2001 2002


Persalinan 5,433 5,247 5,523 5,149 6,108
Abortus 184 163 179 181 197
SC 3,855 3,841 3,701 3,921 3,826
Total 9,472 9,251 9,403 9,251 10,131

© Prima Haswidi, 2005 4 of 19


Pelayanan Laborat

1998 1999 2000 2001 2002


Feces 15 8 17 11 20
Urunalisa 1,080 1,260 1,152 1,440 1,800
Hematologi 5,400 6,120 7,760 6,480 7,200
Kimia Darah 2,880 3,600 4,500 4,320 5,400
Lain-lain 7,204 3,060 3,240 3,460 3,600

Radiologi

1998 1999 2000 2001 2002


Foto Polos 1,671 1,160 2,165 2,443 3,946
Foto Kontras 46 53 59 83 83
USG - - - - -

Farmasi

1998 1999 2000 2001 2002


Jumlah R/ 184,100 187,900 193,707 200,024 210,552
Jumlah Kertas R 36,000 36,860 38,000 40,000 42,110

Perbandingan dengan RS Pesaing

(tidak ada data)

© Prima Haswidi, 2005 5 of 19


Struktur Organisasi RSMM

Yayasan RSMM

Satuan Pengawas
Direktur RSMM
Intern (SPI)

Wakil Direktur
Wakil Direktur Komite Medis
Medis &
Umum & Keuangan Komite Perawat
Keperawatan

Bagian Rekam
Instalasi Bagian Umum & Bidang Pelayanan Bidang Staf Medis
Medis & Bagian Keuangan Bagian Akuntansi Instalasi Bedah
Kerohanian Personalia Medis Keperawatan Fungsional
Perencanaan

Sub Bagian
Sub Bagian Rekam Sub Bagian Adm. Seksi Pelayanan Seksi Pembinaan Instalasi Gawat
Akuntansi Sub Bagian Umum
Medis Pasien Rawat Inap Keperawatan Darurat
Keuangan

Sub Bagian EDP, Sub Bagian Seksi


Sub Bagian Sub Bagian Seksi Pelayanan
Humas, & Verifikasi & Pengembangan Instalasi Farmasi
Bendahara Personalia Non-Rawat Inap
Pemasaran Anggaran Profesi

Sub Bagian Sub Bagian Adm. Sub Bagian Rumah Seksi Perlengkapan Instalasi
Perencanaan Penagihan Tangga Keperawatan Laboratorium

Sub Bagian
Instlasi Gizi
Perlengkapan

Sub Bagian
Instalasi Radiologi
Pengamanan

© Prima Haswidi, 2005 6 of 19


appendix 2
temuan lapangan

seputar bangunan fisik RSMM

• Saluran drainase di RS terbuka dengan air tergenang + banyak sampah


• Petugas sapu memasukkan sampah ke dalam saluran drainase tersebut
• Petugas sapu tidak memakai sandal Æ kemungkinan terinfeksi
• Contour landscape yang naik turun nampaknya cukup menyulitkan bagi petugas
• Ruang perawatan VIP Sungkai tipikal bungalow Æ mindset rumah Æ kalau pengunjung/pasien di
rumahnya biasa buang sampah sembarangan atau kebiasaan buruk lainnya maka kebiasaan ini akan
terbawa sewaktu mereka berada di VIP Sungkai
• Jemuran banyak terlihat di banyak tempat
• Tiang jemuran di belakang VIP Sungkai ada yang mau rubuh Æ mekanisme perbaikannya
bagaimana?
• Bed di Sungkai (begitu juga di ruangan-ruangan yang lain) tidak beroda Æ menyulitkan mobilitas
• Bagian di belakang VIP Sungkai sangat tidak terawat: ada tumpukan bantal bekas yang mulai
berjamur, lemari bekas, kayu-kayu bekas, sampah, dan rumput liar Æ mengundang ular, tikus, lalat,
nyamuk
• Banyak belokan-belokan tajam Æ menyulitkan mobilisasi pasien
• Cucian kotor oleh petugas dibawa dengan cara dipanggung dan dijinjing, tidak menggunakan roda
wash Æ kemungkinan infeksi nosokomial
• Tempat sampah kotor tidak dicuci
• Parabola rusak Æ mekanisme perbaikan di RSMM nampaknya buruk
• Sudah ada upaya untuk mempercantik taman
• Kantin baik lokasi maupun bentuknya nampaknya kurang dipertimbangkan dengan baik
• Pipa air ada di saluran drainase
• Banyak open space dengan manfaat yang tidak jelas Æ lapangan upacara bendera di depan bagian
perawatan? Æ zoning RS buruk

wawancara dengan Direktur RSMM

• Menilai kebijakan Pemda membangun sekian banyak RS di daerah-daerah baru sebagai ekses
negatif dari otonomi daerah. Menurut yang bersangkutan kebijakan tersebut diambil karena banyak
orang yang cari makan dari proyek-proyek pemerintah. Tidak ada sama sekali pertimbangan apakah
rumah sakitnya akan ada pasiennya atau tidak, karena itu tidak khawatir dengan banyaknya RS
daerah yang bermunculan tetapi sangat khawatir dengan isu akan dibangunnya RS taraf internasional
yang katanya dari Australia
• RS. Daya Husada dianggap akan menjadi pesaing serius di masa yang akan datang mengingat
kelengkapan fasilitas yang mereka miliki, lokasinya yang lebih dekat ke kota, terdiri dari orang-orang
baru yang relatif mudah dididik dan diarahkan dibandingkan dengan orang-orang lama, serta juga
memiliki HIS yang baik. Saat ini RS. Daya Husada berada dalam posisi merugi. Hal ini diperkirakan
karena target market mereka adalah middle up. Sedangkan golongan middle up apabila sakit lebih
senang berobat ke Jawa atau ke luar negeri. Minimnya pasien yang berobat + tinggi overhead cost
mereka membuat RS. Daya Husada berada pada posisi yang cukup kritis. Menurut kabar terakhir
mereka minjam lagi ke bank sebesar Rp. 5 M
• Rumah sakit-rumah sakit yang dianggap sebagai pesaing RSMM adalah sebagai berikut:

© Prima Haswidi, 2005 7 of 19


Rumah Sakit Jumlah Bed
RSUD 400
RS. Mitra Hati 200
RS. Tentara 20
RSB Permata Bunda 60
RS. Bhakti Karya 90
RS. Daya Husada 90

• Tidak menilai RS. Mitra Hati sebagai pesaing yang serius seperti halnya RS. Daya Husada karena
sama seperti halnya RSMM, mereka juga memiliki keterbatasan dalam hal ketersediaan dokter-dokter
spesialis. Sama halnya seperti RSMM, RS. Mitra Hati memiliki ketergantungan yang tinggi kepada
dokter-dokter spesialis RSUD
• nalisa SWOT RSMM menurut Dr. Joseph

Strength Weakness

- sudah berdiri selama lebih dari - komposisi SDM Æ dinilai terlalu


15 tahun banyak pekarnya-nya
- ada upaya perbaikan yang - dokter masih pinjam dari RSU
dilakukan - bangunan yang sudah berumur
- lokasi ada di pinggiran kota
Opportunities

- sebagian besar perusahaan


besar yang menjadi klien RSMM
kolaps Æ total 95 perusahaan

dinilai lamban dalam mengkoleksi akan dibangun jembatan baru yang


piutang perusahaan. diperkirakan akan meningkatkan nilai
- 2 tahun yang lalu: Rp. 3,5 M strategis lokasi RSMM. Realisasinya
- 1 tahun yang lalu: Rp. 1,5 M diperkirakan adalah dalam 2 tahun ke
depan.
dampak terbesar adalah kolapsnya
perusahaan kayu milik salah seorang
konglomerat nasional

• RSMM pinjam uang ke bank Rp. 1 M Æ Yayasan protes kenapa tidak meminta persetujuan Yayasan
Æ kenapa harus lapor? Yang bayar khan RSMM?
• Yayasan dinilai diisi oleh orang-orang yang tidak profesional yang tidak mengerti masalah RS.
Mereka tidak mengerti laporan keuangan dan dinilai keep an eye on RSMM karena RSMM ada
uangnya tidak seperti halnya AKPER. Menurut ybs, RSMM “setor” Rp. 23 jt/bln ke Yayasan dalam
bentuk “gaji/tunjangan”
• Total pengeluaran untuk dokter Rp. 500 jt/bln. Prosentase pembagian jasa dengan dokter adalah
80:20 dengan RSMM yang 20-nya karena tidak punya bargaining power dengan lambatnya
perusahaan di dalam membayar
• Berencana untuk memberlakukan komisi bagi para tukang pungut piutang

© Prima Haswidi, 2005 8 of 19


• Pemda berencana untuk melebarkan jalan Æ bangunan utama RSMM akan terpangkas sebanyak 2
m dari pinggir jalan

wawancara dengan Laboratorium

• Merangkap kabid pelayanan, instalasi radiologi, dan lab.


• Jenis tes yang dapat dilakukan haemotologi lengkap mencakup gula darah, LFT, RFT, lemak
sedangkan untuk imunologi yang dapat dilakukan widal, HBSAG, narkoba, dan urine lengkap
• Rata-rata jumlah pasien:
- Pagi 10 pasien
- Sore 10 pasien
- Malam 2 pasien
• Pasien rajal rata-rata 5 pasien/hari (kebanyakan darah lengkap, malaria, widal)
• Pasen luar maksimal 1 pasien/hari
• Tarif kurang lebih sama dengan RSU dan < RS swasta lainnya
• Profit margin kurang lebih 20%
• Tidak ada masalah pemasalah reagen (biasanya pesan ke Enseval atau kalau tidak ada pesan ke
Rajawali)
• Laboratorium melakukan pemesanan langsung tapi berkoordinasi dengan Apotik
• Alat yang dimiliki saat ini diantaranya adalah:
- Fotometer 4010 2 (1 cadangan) Æ akan diganti dengan 5010
- ABC micro 60 1
- Centrifuge 1
- Mikroskop 1
• Listrik di RSMM sering mati Æ rata-rata 2 X dalam 1 hari
• Listrik juga sering naik turun tegangannya Æ tidak punya travo
• Giliran jaga pagi 3, sore 2, malam 1
• Semua petugas di laboratorium adalah analis
• Mengeluh tidak adanya program pendidikan dan pelatihan di RSMM. Selama bekerja di sana belum
pernah mengikuti satu program pendidikan dan pelatihan pun.
• Pelatihan yang diinginkan: imunologi serologi dan kimia darah
• Fasilitas peralatan yang paling dibutuhkan: elektrolit (selama ini ke RSU)
• Prodia rencananya akan buka cabangnya
• Tarif paling mahal di laboratorium RSMM Rp. 400 ribu Æ di RSU bisa sampai jutaan
• Lama pemeriksaan:
- Gula 20 mnt
- Asam urat 20 mnt
• Mengeluhkan sulitnya meminta sopir RS untuk mengantarkan atau mengambil hasil tes. Sopir baru
mau kalau dikasih tips dan sering berkilah bahwa nanti yang dapat prosentase bukan mereka tetapi
orang-orang laboratorium.
• Jarak lab dengan kasir dinilai cukup jauh karenanya sering dikeluhkan pasien Æ yang terdekat kasir
yang ada di apotik.
• Menilai akan ada masalah begitu poliklinik baru diresmikan (poliklinik baru ini letaknya di seberang
gedung utama RSMM saat ini – red) karena pasien harus menyebrang jalan untuk melakukan
pemeriksaan lab. Menurut ybs di poliklinik harusnya ada lab juga.
• Prosedur yang berlaku di laboratorium saat ini adalah:

Poli Æ ambil darah Æ bayar Æ tanda lunas diberikan hasil diserahkan.


• Jarang terjadi hasil lab tertukar
• Jarang terjadi salah periksa

© Prima Haswidi, 2005 9 of 19


wawancara dengan Kepala Radiologi

• Petugas di radiologi saat ini ada 4 (full timer) dengan komposisi 2 atro, 2 pelatihan (tamatan SMA
yang kemudian dikursuskan), ditambah 1 karyawan kontrak.
• Bisa melakukan photo polos dan kontras.
• Maksimal melakukan 10 pemeriksaan/hari dengan sebagian besar kasus photo thorax (80%).
• Sebagian besar pengunjung adalah pasien RSMM.
• Hasil selesai dalam 10 menit termasuk cuci.
• Kalau perlu konsul ke dr. radiologi, hasil baru bisa selesai 1 hari kemudian.
• Mesin rontgen sudah lebih dari 1 tahun tidak dikalibrasi.
• Proteksi radiasi tidak dijadwalkan secara reguler.
• Alat pengering photo rusak
• Cairan cuci photo tidak sulit didapat.
• Radiologi memesan langsung barang yang dilakukan tetapi berkoordinasi dengan unit lain.
• Jenis film-nya dinilai kurang baik Æ dokter sering complaint
• Petugas di unit radiologi ingin di-check up secara reguler
• Mengeluhkan tunjangan bahaya radiasi yang dinilai kurang memadai (Rp. 200 ribu)
• Dinilai perlu tambahan 1 tenaga atro
• Mesin x-ray yang portable rusak
• Lampu mesin x-ray besar rusak
• Kalau mati lampu sering merasa takut terjadi sesuatu pada pasien terutama apabila pasien sudah
terlanjur disuntik untuk photo kontras
• Tarif berlaku sama tidak ada istilah SITO
• Mempunyai ketergantungan kepada dokter radiologi luar dalam membacakan photo. Saat ini ada 3
dokter yang biasa dimintai bantuannya Æ ada yang lambat dalam membaca photo
• Sopir sering tidak mau mengantar atau mengambil hasil dan bahkan minta tips
• Dokter sering tidak melakukan sendiri photo kontras tapi oleh petugas
• Ruangan sering langsung ke RSU atau dokter untuk melakukan USG Æ tetapi kalau ada apa-apa
yang kena getahnya unit radiologi Æ tarif dokter beda-beda kadang 1 dokter tarifnya beda untuk
pasien yang beda
• Permintaan USG cukup banyak
• 1 hari dapat melakukan pemeriksaan maksimal 25 pasien asalah tidak nonstop
• AC di ruangan radiologi sudah tidak dingin lagi sehingga pintunya sering dibiarkan terbuka
• Dinilai perlu tambahan ruangan khusus untuk photo kotnras Æ kalau ada pasien SITO dari USG suka
kerepotan

wawancara dengan Bagian Rawat Inap

• Komposisi kelas di RSMM saat ini adalah:

Ruangan Jumlah Fasilitas


Super VIP 8 ruangan @ 1 bed AC, kulkas, TV, sofa, ruang tunggu, KM dalam
VIP 6 ruangan @ 1 bed AC, TV, KM dalam
Kelas I @ 2 bed AC, TV
Kelas II @ 2 bed AC, TV dengan luas bangunan lebih kecil
Kelas III rata-rata 10 bed Kipas, TV bersama, KM bersama di dalam ruangan
NOTE: tidak yakin data di atas valid Æ perlu di-cross check

• Tarif per kamar adalah sebagai berikut:


- Super VIP Rp. 230 ribu

© Prima Haswidi, 2005 10 of 19


- VIP Rp. 200 ribu
- Kelas I Rp. 150 ribu
- Kelas II Rp. 75 ribu
- Kelas III Rp. 50 ribu

• Jadwal shift: pagi 3 (+1 kepala), siang 3, malam 3


• > 50% MR dokter spesialis tidak terisi lengkap. Tidak ada sanksi untuk MR yang tidak lengkap
• Inform consent hanya untuk kasus-kasus berat sedangkan untuk kasus-kasus sperti transfusi atau
infus tidak ada inform consent-nya.
• MR tidak lengkap menghambat penagihan. Cukup sering terjadi tagihan yang diajukan dikembalikan
karena dokumen pendukungnya dinilai tidak lengkap
• SIM berjalan sangat baik + semua perawat bisa mengoperasikannya tidak perlu satu orang petugas
khusus ditugaskan untuk melakukan input ke SIM
• Dokter sering tidak mengisi resume medis
• Sejak ada program MPKP resume medis perawat diisi
• Tidak ada batasan kaku untuk jam besuk. Jam besuk formal memang ada tetapi pada prinsipnya
orang dapat besuk jam berapa saja
• Pengadaan sering dinilai lambat dalam meresponse kebutuhan ruangan. Sebagai akibatnya staf di
ruangan terpaksa bekerja dengan fasilitas seadanya. Hal ini yang sering dikeluhkan oleh pasien.
• Mengeluh soal kesejahteraan karyawan. Mereka merasa besarnya beban pekerjaan tidak sesuai
dengan besarnya imbalan yang mereka dapatkan
• Mengeluh juga soal tidak adanya program pengembangan karyawan. Sangat ingin RSMM
mengadakan berbagai program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka

wawancara dengan UGD

• UGD buka 24 jam selepas poli pelayanan Æ jumlah kunjungan kurang lebih 30 – 40 pasien//hari
dengan 10 %-nya saja yang benar-benar gawat darurat (kecelakaan lalu lintas/cedera kepala)
• Triase belum bisa dilakukan diantaranya karena keterbatasan skill serta belum adanya ruangan
khusus untuk triase begitu juga untuk observasi
• Dokter jaga adalah dokter luar yang bekerja sesuai dengan jadwal masing-masing (dokter umum
sebanyak 12 orang Æ sebagian besar pernah mengikuti pelatihan ATLS)
• Petugas di UGD sebanyak 10 orang + 1 orang koordinator = 2 pekarya. Dari kesepuluh orang
tersebut 3 orang pernah mengikuti pelatihan BTLS dan 1 orang PPGD
• UGD hanya menyimpan obat emergency karena apotik buka 24 jam. Obat yang sangat jarang
tersedia adalah obat anti bisa ular dan rabies. Kalau ada kasus-kasus seperti ini dan obat kebetulan
tidak ada, pasien dirujuk ke rumah sakit lain
• Pasien dapat dengan segera ditangani karena para dokter standby sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan sebelumnya. Kalaupun ada waktu tunggu yang terjadi itu biasanya terjadi pada saat
pertukaran shift antar dokter
• Sama seperti halnya di unit laboratorium, radiologi, dan rawat inap, mengeluhkan soal minimnya
fasilitas yang dimiliki sehingga kasus-kasus yang bisa ditangani terbatas. Ada salah seorang
karyawan yang dikirim untuk mengikuti pelatihan DC Shock tetapi karena alatnya tidak ada, tidak bisa
dipraktekkan sampai akhirnya skill itu hilang dengan sendirinya.
• Program pendidikan dan pelatihan pun dinilai sangat minim bahkan tidak ada di RSMM. Sehingga
kemampuan para petugas di UGD pun menjadi terbatas jadinya.
• Menilai imbalan yang mereka dapatkan sangat tidak sesuai dengan besarnya tanggung jawab yang
harus mereka emban sebagai petugas UGD karena kalau terjadi sesuatu pada pasien yang pertama
kali disalahkan pasti petugas UGD.

© Prima Haswidi, 2005 11 of 19


wawancara dengan Kepala Perawat

• Pernah melakukan survei kepuasan konsumen Æ yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien adalah
aspek di luar keperawatan seperti (i) WC yang kunci pintunya macet (ii) toilet yang mampet, (iii) AC
yang rusak (iv) tempat tidur yang tidak segera dirapikan
• Mengeluhkan beratnya beban kerja yang harus mereka kerjakan karena selain melaksanakan tugas
keperawatan juga sering harus melakukan tugas medis dan non medis. Petugas terkait dinilai sangat
lambat dalam meresponse semua keluhan pasien tersebut sehingga seringkali petugas di
keperawatan terpaksa harus mengurusi hal-hal yang sebetulnya di luar tugas dan tanggung jawab
mereka. Petugas di keperawatan melakukan semua itu semata-mata demi pasien dan nama baik
RSMM tetapi ingin ada solusi untuk masalah tersebut karena dinilai tidak semestinya dibiarkan
berlarut-larut serta mengurangi porsi untuk tugas dan tanggun mereka yang utama
• Merasa bekerja melebihi jadwal waktu kerja yang normal. Oleh karena banyak melakukan hal-
halyang tidak berhubungan dengan tugas dan tanggun jawab mereka, petugas di keperawatan dapat
bekerja sampai 182 jam/minggu-nya. Sangat jauh dibandingkan dengan petugas di unit lain yang
dinilai lebih banyak nokrong-nya (130 jam) daripada bekerjanya tetapi mendapatkan imbalan yang
sama bahkan lebih
• Menilai besarnya piutang RSMM dikarenakan MR dan resume medis yang tidak diisi dengan lengkap.
Hal ini menurut ybs bukan murni karena faktor dokter yang tidak kooperatif tetapi petugas yang tidak
banyak mengingatkan mereka untuk segera melengkapi MR dan resume medis
• Menilai kinerja rekan-rekan di RSMM turun naik karena tidak termotivasi oleh mekanisme reward dan
punishment yang berlaku. Petugas yang malas-malasan dengan petugas yang rajin tidak ada
bedanya dalam hal imbalan yang didapatkan
• Mengeluhkan kondisi yang saat ini terjadi di RSMM di mana masing-masing ruangan mempunyai
aturan-aturan sendiri dalam hal seperti:
- Pembagian pendapatan
- Penjadwalan dinas contohnya (i) di salah satu ruangan karyawan boleh bekerja kembali 1 bulan
setelah melahirkan sedangkan di ruangan lain setelah 1 tahun (ii) di ruangan yang satu karyawan
yang hamil tidak boleh kerja sore sedangkan di ruangan lain boleh

Ketidakseragam ini menimbulkan kebingungan bahkan dalam kasus-kasus tertentu perselisihan.


Tidak ada upaya dari pihak manajemen untuk menyeragamkannya

• Sangat kecewa dengan Direktur yang dinilai tidak konsisten dalam menetapkan dan menjalankan
peraturan. Ketidakkonsistenan ini menimbulkan banyak kebingungan dan kekecewaan yang cukup
besar di lapangan. Sebagai contoh: dalam buku peraturan umum karyawan ada pasal-pasal yang
terkait dengan (i) bonus, (ii) medical check-up tetapi pada prakteknya tidak sesuai.
• Sangat kecewa dengan sistem remunerasi di RSMM yang dinilai tidak mempunyai pola dan aturan
yang jelas. Sebagai contoh: perawat yang menurut mereka notabene mempunyai arti yang penting
bagi RS memiliki gaji yang sama bahkan lebih kecil dari pekarya. Hal ini diantaranya karena tidak
diikutinya peraturan umum karyawan
• Sangat kecewa dengan kinerja petugas di bagian pengadaan yang dinilai kurang koorperatif. Barang-
barang yang diminta terkadang tidak sesuai dengan yang diminta. Sebagai contoh: minta bengkok
(tempat muntah pasien) malah dikasih ember
• Menilai sering terjadi tumpang tindih kewenangan karena tidak jelas dan konsisten aturan di RSMM.
Setiap unit bisa memiliki aturan-aturan sendiri-sendiri
• Menilai tidak ada prosedur serah terima jabatan yang baik di RSMM. Sewaktu dilakukan mutasi,
petugas lama tidak diharuskan untuk membuat laporan pertanggung jawaban selama dia menjabat
jabatan dimaksud. Sebagai akibatnya orang bisa lepas begitu saja dari kesalahan-kesalahan yang
mungkin telah mereka lakukan selama menjabat
• Sangat kecewa dengan kebijakan di RSMM yang tidak mengakui jenjang pendidikan maupun
dedikasi dari karyawan. Karyawan yang menuntut ilmu dengan biaya sendiri dan kemudian

© Prima Haswidi, 2005 12 of 19


mendapatkan tambahan gelar pendidikan tidak akan mendapatkan penghargaan lebih dari RSMM.
Sistem yang berlaku di RSMM adalah senioritas walaupun ybs malas dalam bekerja atau tidak
berdedikasi
• Mempertanyakan sikap Direktur yang tidak kunjung mengeluarkan SK untuk MPKP padalah selama
ini RSMM gencar mempromosikan bahwa sekarang mereka menjalankan MPKP.
• MPKP di sisi lain dinilai menjadi sumber keirian dari rekan-rekan di unit lain. Sebagai akibatnya saat
ini mereka mencari celah-celah bagi mereka sendiri untuk bisa meningkatkan pendapatan
• Sangat kecewa dengan kebijakan RSMM yang tidak memperhatikan aspek pengembangan
karyawan.
• Upah lembur perawat = upah lembur clening service = upah lembur satpam
• Mempertanyakan kebijakan Direktur yang memberi kepercayaan dan kewenangan kepada bagian
Perencanaan di dalam membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RSMM. Bagian ini diisi oleh
orang-orang non-medis yang notabene tidak mengetahui persoalan medis tetapi pada prakteknya
membuat peraturan untuk bagian medis termasuk keperawatan. Sebagai akibatnya banyak
kejanggalan yang ditemui sehingga peraturan-peraturan tersebut banyak tidak diikuti dan menjadi
sumber kerancuan dan konflik
• Belum ada amandemen tentan standar keperawatan: mana yang termasuk ke dalam paket, mana
yang dikenakan biaya tambahan semuanya tidak jelas
• Tidak ada jenjang karier yang jelas. Sering terjadi seseorang jadi kepala ruangan kemudian turun lagi
jadi pelaksana dan seterusnya. Sebagai akibatnya motivasi karyawan untuk berkembang tidak ada
serta tidak adanya upaya kaderisasi
• Mempertanyakan kebijakan Direktur yang menetapkan bahwa kalau Direktur atau Wakil Direktur tidak
ada, yang jadi pimpinan RS adalah kepala bagian Umum
• Tidak memiliki job descriptions. Secara mandiri mencoba untuk menyusun job descriptions sendiri
tetapi merasa kalau tidak diberlakukan dan disosialisasikan dalam organisasi tidak ada gunanya
• Menilai eksklusifitas OK dan farmasi sudah ada sejak dari dulu. Sebagai akibatnya mutasi sulit
dilakukan karena ada bagian basah dan bagian kering
• Menilai ada seorang dokter bedah yang sangat dominan di OK yang menghambat dokter-dokter lain.
Skill dokter tersebut dinilai sangat baik sehingga semua operasi ingin dilakukan hanya oleh yang
bersangkutan. Sebagai akibatnya dokter-dokter yang lain enggan untuk melakukan operasi di RSMM
• 90% pasien rawat inap datang sendiri hanya 10%-nya saja yang rujukan. Uniknya mereka datang dari
lokasi yang cukup jauh dari RSMM bahkan ada yang melewati beberapa RS lain. Hal ini dinilai
sebagai bukti baiknya kinerja bagian keperawatan dan rawat inap RSMM
• Kriteria jabatan dinilai tidak ada. Selama ini Direktur dinilai main tunjuk saja dalam menentukan siapa
duduk di mana
• Perbandingan antara karyawan medis + paramedis dengan non-medis berkisar pada kisaran 60:40
atau 70:30. Menilai tidak ada kebijakan manpower planning yang jelas. Tau-tau banyak karyawan
pensiun tetapi belum ada gantinya
• Menilai konsistensi di rapat dengan direksi sangat buruk. Sebagai contoh: (i) MPKP dijalankan tapi
tidak difasilitasi dalam hal fasilitas yang diperlukan serta budget (ii) kebutuhan laken lambat dipenuhi,
kalaupun dipenuhi spesifikasinya beda
• Tidak ada rencana kerja bagian baik itu per bulannya maupun per tahunnya. Seringkali yang
dilaporkan hanya rutinitas pekerjaan dan bukan progress reprot
• Menilai terlalu banyak tim yang dibentuk di RSMM dan tidak memanfaatkan struktur yang ada di RS.
Sebagai akibatnya banyak pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang bukan pada bidangnya.
- Tim pembentukan WC
- Tim pengadaan seragam
- Tim penagihan piutang

• Program seringkali tidak dikomunikasikan kepada user melainkan langsung diberlakukan. Sebagai
akibatnya banyak kebingungan yang muncul

© Prima Haswidi, 2005 13 of 19


• Menilai Yayasan sering membangun bangunan tanpa berkoordinasi dengan orang lapangan sehingga
banyak kejanggalan-kejanggalan yang ditemui
• JPKP saat ini minus karena banyaknya karyawan yang berobat dan dirawat sebagai akibat besarnya
beban pekerjaan mereka. Petugas keperawatan banyak yang sakit karena beban pekerjaan fisik
meraka tinggi sebagai akibat contour rumah sakit yang naik turun
• Karena minimnya pendapatan, banyak rekan-rekan di RSMM yang berjualan untuk menambah
penghasilan. Situasi ini dinilai cukup memprihatinkan karena merasa sebetulnya RSMM bisa
meningkatkan kinerja keuangannya kalau dikelola dengan baik. RSMM dinilai memiliki potensi yang
baik tetapi terpuruk karena tidak dikelola dengan baik
• Sangat kecewa dengan manajemen yang ingkar janji di dalam merealisasikan iming-iming program
haji dan perumahan bagi karyawan. Menurut mereka kalau tidak mampu jangan menjanjikan apa-apa
karena itu menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam di karyawan

wawancara dengan Farmasi

• Tidak ada kegiatan produksi hanya peracikan


• Tidak memiliki apotik satelit
• Komposisi petugas saat ini adalah 1 orang apoteker dan 6 orang asisten
• Mengelola 2000 item termasuk alat kesehatan dengan 50% diantaranya adalah obat
• Monitoring inventory dilakukan secara fisik belum bisa memanfaatkan fasilitas SIM
• Diperkirakan 1/3 dari stok obat yang ada adalah slow moving dengan nilai nominal diperkirakan
sebesar Rp. 100 juta
• Dokter-dokter konsulen tidak disiplin dalam mengikuti formularium. Setiap hari kasus seperti ini ada
dengan berbagai alasan yang dikemukakan Æ sudah menjadi rahasia umum bahwa dokter-dokter ini
mempunyai interest masing-masing
• Menilai sebaiknya ada butir di dalam SPK dengan dokter mitra yang mengharuskan mereka untuk
mengikuti semua peraturan yang berlaku di RSMM
• Profit margin untuk (i) umuma: 30% (ii) perusahaan: 40% (iii) karyawan: 0% (iv) jamsostek/askes:
20%
• Obat generik jumlahnya diperkirakan 5% dari jumlah total obat yang ada di RSMM. Sebagian besar
adalah antibiotik dan analgesik
• Gudang obat menyatu dengan gudang medis. Inventory disimpan berdasarkan bentuk sediaan dan
abjadnya. Di gudang disediakan kartu-kartu inventory
• Instalasi farmasi pesan langsung ke distributor. Discount yang didapatkan dari distributor dikumpulkan
oleh Komite Farmasi Terapi yang anggotanya adalah dokter-dokter tetap RSMM. Oleh mereka pada
akhir periode tertentu discount tersebut dibagi-bagikan dengan porsinya masing-masing lalu mereka
mendapatkan management fee untuk itu
• Untuk bangsal hanya disediakan obat-obat yang urget saja + BHP begitu juga di UGD
• Jumlah SDM akan dirasa kurang kalau poliklinik sudah berjalan
• Pembayaran setiap tgl 10 dan 25 bulan berikutnya paling lama 45 hari
• Sulit untuk memantau stok obat di OK karena dikelola sendiri Æ mereka tidak mau lapor atau
memonitor stok tetapi begitu stok habis dokter complaint-nya ke farmasi
• Karena jam pulang pasien bisa kapan saja administrasi farmasinya sulit
• Harga obat di RSMM dinilai kurang lebih sama dengan rumah sakit-rumah sakit yang lain. Tetapi
pasien cukup sering juga mengeluh soal harga obat yang mahal hal ini dikarenakan dokter-dokter
konsultan lebih senang memberi obat yan gmahal
• Rata-rata discount yang diberikan oleh supplier adalah 10% dengan komposisi (i) 5% on faktur dan
(ii) 5% untuk dokter. Discount ini dikumpulan oleh KFT dan diberikan management fee kepada
mereka

© Prima Haswidi, 2005 14 of 19


wawancara dengan Yayasan
• RSMM sudah berdiri selama kurang lebih 17 tahun
• Kinerja RSMM adalah warisan dari RSU sebelumya

2000

SDM, kinerja, maupun sistem Pengurus Yayasan yang baru


RSMM pada periode ini mulai aktif pada sejak tahun
adalah warisan dari 2000
sebelumnya terlepas dari
apakah itu baik atau buruk

• Ingin bisa meningkatkan kinerja RSMM terkait dengan adanya/meningkatnya persaingan dari RS
swasta + pemerintah
• Nuansa religi dari RS sering disalahartikan menjadi dispensiasi atau discount. Hal ini menimbulkan
situasi yang dilematis bagi RSMM yang disatu sisi memiliki kebutuhan untuk bisa mendanai kegiatan
operasional secara mandiri tetapi di sisi lain dituntut untuk mengedepankan fungsi sosial terkait
dengan label religi di dalam namanya
• Sangat kecewa kepada Direktur RSMM yang dinilai selama ini berjalan seolah-olah sebagai pemilik.
Hal-hal terkait dengan penambahan SDM, pembelian invetaris dilaksanakan tanpa persetujuan atau
koordinasi dengan Yayasan. Alasan yang dikemukan selalu sama yaitu: “khan kami yang mencari
uangnya”. Suatu alasan yang dinilai tidak pada tempatnya dan menempatkan Yayasan pada posisi
yang tidak semestinya.
• Merasa dipermalukan karena setiap akhir tahun Yayasan seperti harus “mengemis-ngemis” kepada
pihak RSMM untuk mendapatkan dana.
• Berpendapat bahwa fungsi Yayasan adalah berkisar pada perencanaan makro sedangkan rumah
sakit pada aspek-aspek perencanaan yang mikro sifatnya
• RSMM membuat anggaran tetapi sering tidak dilaksanakan. Peraturan bahwa tahun tutup buku harus
jatuh pada bulan Desember atau paling lambat Januari tahun berikutnya sering tidak dapat diikuti
• Sangat kecewa pada Direktur yang dinilai terlalu mudah memberikan piutang kepada perusahaan-
perusahaan. Sehingga yang terjadi RSMM memberikan subsisi kepada perusahaan-perusahaan dan
bukan kepada individu-individu yang jauh lebih berhak mendapatkannya
• Tidak puas dengan kinerja manajemen RSMM saat ini dikarenakan:
- Program kerja mereka dinilai sering sporadis: bikin sistem ini bikin sistem itu yang buntut-
buntunya tidak berjalan baik karena kurangnya perencanaan
- Pihak Yayasan sering di-vita compli tau-tau sudah disuguhi fakta baha sistem ini sudah
dijalankan, uang sudah dipinjam, atau bangunan sudah mulai dibangun
- Kalau pihak Yayasan protes mereka berkilah seperti biasa: “loh khan yang mencari uang kami”
• Pihak manajemen dinilai sering menjalankan proyek di luar fungsi medis mereka. Seperti bangun
gedung ini bangun gedung itu. Proyek ini bahkan dibagi: ini porsi Yayasan ini porsi RSMM
• Menilai Yayasan harusnya memiliki badan khusus yang ditugaskan untuk menjalankan fungsi harian
Pengurus di RSMM
• Pihak RSMM sering langsung percaya kalau pasien menunjukkan surat miskin tanpa diverifikasi dulu
bahwa ybs betul-betul miskin. Sering terjadi pasien sebetulnya mampu: punya TV, parabola, dan
rumah cukup mewah tapi diberi keringanan hanya bermodalkan surat miskin tersebut
• Sangat kecewa dengan mekanisme penanganan piutang yang dijalankan oleh pihak manajemen
RSMM. Kesimpangsiuran berapa sebenarnya jumlah piutang RSMM serta tidak jelasnya mekanisme
penagihan piutang dinilai benar-benar memperburuk kinerja RSMM

© Prima Haswidi, 2005 15 of 19


• Ingin ada plafond cadangan dana untuk membantuk orang-orang yang tidak mampu dan harus ada
klasifikasi yang jelas sebagai kriteria bagi orang-orang yang layak dibantu dengan cadangan dana
tersebut
• Ingin praktek-praktek manajemen RS yang profesional bisa diterapkan di RSMM. Terkait dengan hal
ini pihak Yayasan menyadari keterbatasan mereka mengingat latar belakang mereka yang non-medis
• Tidak ada pembagian yang jelas mengenai hak dan kewajiban Yayasan dengan RSMM
• Yayasan saat ini membawahi RSMM dan AKPER
• Pihak Yayasan mengharuskan adanya laporan per bulan tetapi pihak manajemen merasa berat
sehingga dijadikan 6 bulan sampai akhirnya 1 tahun
• Sangat kecewa dengan kemampuan RSMM dalam menangani aspek keuangan:

Pendapatan XXX
Pengeluaran XXX
SHU XXX

fisik uangnya kalau untung segera


tidak ada minta bonus

• Tidak ada target pencapaian operasional maupun finansial yang dicanangkan oleh pihak Yayasan.
Kalaupun ada dinilai semu sifatnya
• RSMM saat ini dinilai sudah ada dalam stadium 4 tinggal nunggu kolaps-nya saja.
• Program mutasi yang dilaksanakan oleh Direktur dinilai sebagai upaya ybs untuk menghilangkan jejak
terkait dengan besarnya piutang RSMM
• Tidak senang dengan kebijakan Direktur mengangkat tim-tim ahli atas pilihan dia sendiri. Karena
fakta di lapangan menunjukkan bahwa mereka lebih banyak mengakibatkan kisruhnya RSMM
daripada baiknya
• Pihak Yayasan belum memiliki masterplan baik itu bagi RSMM maupun Yayasan itu sendiri karena
menilai diri belum mampu untuk melakukan itu dan membutuhkan bantuan pihak luar
• Tidak ada laporan realisasi anggaran dari pihak RSMM
• Posisi Wakil Direktur kosong karena selama ini Direktur merasa diri sanggup semua hal sendirian.
• AKPER ditujukan untuk menjadi supplier tenaga perawat bagi RSMM tetapi tidak berjalan karena
nepotisme yang dinilai mulai mewarnai RSMM

wawancara dengan ICU


• Tidak ada inkubator bayi karena itu kesterilannya diragukan
• Peralatan yang dimiliki saat ini diantaranya monitor dengan 4 parameter (biosis) termasuk saturasi
udara, ventilator, dan sysringe pump (ada 2). Punya satu lagi monitor tetapi adaptornya rusak.
• Infus pump tidak terpakai karena untuk merek Abott komponennya juga harus dari merek Abott
• Penganggung jawab dr. Darwin (dr. bedah umum)
• Pasien anak dan dewasa dicampur. Kalau ada kasus jantung juga disatukan. Begitu juga dengan
kasus menular, semuanya disatukan karena keterbatasan ruangan
• Alat-alat yang ada berumur lama. Indikasinya suka meleset: diraba normal tetapi indikatornya gawat.
• Masih menggunakan tabung-tabung oksigen belum tersentralisasi
• Untuk kebutuhan air sering harus menghubungi dulu bagian teknik baru dibukakan kran airnya.
Mereka dinilai sering tidak bertanggung jawab dalam hal ini

© Prima Haswidi, 2005 16 of 19


• Sering terjadi 10 sprei masuk laundry tetapi yang dikembalikan hanya 6. Sisa sprei tidak tau kemana
hilangnya
• AC yang berfungsi hanya 1. Sudah sering dilaporkan tetapi tidak ditanggapi sehingga bosan sendiri
jadinya.
• Sirkulasi udara dinilai buruk
• Petugas di ICU ada 14 dengan pembagian jadwal tugas (i) pagi:4 (ii) sore: 3 (iii) malam:3 sisanya
untuk hari libur atau kalau ada yang cuti
• Ada yang pernah mengikuti pelatihan DC shock tetapi karena sosialisasi training tidak ada yang lain
tidak bisa pakai
• Skill petugas di ICU dinilai tidak memadai. Dari keempat belas petugas yang ada hanya 4 orang yang
dinilai memiliki skill yang cukup memadai dengan 2 diantaranya dinilai sebagai orang khusus ICU.
• Kasus-kasus jantung + stroke dengan perdarahan praktis tidak bisa ditangani tetapi untuk kasus
crenotomy + gula darah bisa diatasi
• Jasa tindakan ingin ditinjau kembali seperti jasa mengantarkan pasien keluar untuk CT scan
mengingat tanggung jawab keselamatan pasien ditanggung oleh petugas ICU
• Ingin ada reward system untuk memotivasi karyawan agar bisa bekerja lebih baik lagi begitu juga
dengan program check up untuk karyawan
• Berharap aspek kesejahteraan karyawan ingin ditingkatkan karena pendapatan karyawan minim dan
dinilai tidak sesuai dengan UMR. Menilai di RS lain perawat ICU mendapatkan imbalan yang lebih
tetapi di RSMM perawat ICU gajinya justru yang paling minim. Bonus untuk prestasi kerja pun tidak
ada
• Pak Siswanto mengatakan bahwa saat ini karyawan sudah sangat cape dengan kedatangan
beberapa konsultan ke RSMM. Sebelum HCM, sudah ada beberapa konsultan yang didatangkan
tetapi tetap tidak ada perbaikan. Konsultan yang datang peRSMM sebelum HCM bahkan
menimbulkan kericuhan. Semula mereka juga antipati dengan HCM tetapi setelah mengamati
sistematika kerja HCM mereka mulai bersimpati dan menilai bahwa konsultan seperti ini yang
dibutuhkan. Tetapi di lain pihak mereka tetap khawatir karena sebagus apapun konsultannya kalau
direksinya masih yang itu-itu juga, tidak akan ada perbaikan berarti yang akan dihasilkan. Oleh
karena itu dia + karyawan yang lain berencana untuk menghadap DPRD kalau temuan +
rekomendasi HCM tidak ditindaklanjuti oleh direksi maupun yayasan

wawancara dengan Personalia


• Menilai tidak ada seleksi bagi corporate client. Terhadap kebijakan ini, ada kecurigaan bahwa hal
tersebut sengaja dibiarkan demikian demi kepentingan oknum orang dalam. Kecurigaan ini muncul
karena ada perusahaan asuransi yang setelah dicek terbukti tidak memiliki ijin dari MenKeu tetapi
tetap diterima sebgai corporate client. Sebagai hasilnya, di bulan ketiga sejak diterima, perusahaan
tersebut sudah menghutang sebesar Rp. 600 juta (untuk di-cross check lagi kemudian - red).
• SANGAT SANGAT SANGAT kecewa dengan program mutasi yang dinilai sama sekali tidak
mempunyai dasar pemikiran yang jelas dan dinilai lebih ditujukan untuk mewakili kepentingan
beberapa orang saja. Sebagai contoh: Ibu Catherine yang jelas-jelas berprofesikan sebagai apoteker
malah ditempatkan di personalia, pak Subandrio yang semula di personalia dipindahkan ke
perlengkapan padahal yang bersangkutan tidak memiliki skill sama sekali di bidang itu, pak Budi yang
semula di keuangan juga dipindahkan ke personalia dengan alasan yang juga tidak jelas
• Khusus untuk pak Budi, yang bersangkutan merasa sakit hati dengan kebijakan mutasi ini yang dinilai
sebagai upaya untuk menyingkirkan ybs dari bagian keuangan. Dia merasa telah difitnah melakukan
tindakan penipuan terkait dengan piutang RSMM yang membengkak. Sakit hatinya dirasakan begitu
terasa karena telah mengabdi lebih dari 15 tahun di RSMM yang menurut bersangkutan dengan
tanpa pamrih walaupun gajinya kecil. Lebih jauh ybs “berjanji” akan menghancurkan RSMM kalau
diterima di RS lain dengan cara memindahkan semua klien-klien perusahaan RSMM karena selama
ini dia yang mendapatkan klien-klien tersebut, bukan direksi RSMM atau staf unit-unit lain

© Prima Haswidi, 2005 17 of 19


• SANGAT SANGAT TIDAK PERCAYA dengan integritas dan kemampuan Direktur di dalam
memimpin. Banyak kebijakan ybs dinilai tidak konsisten dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Sebagai contoh: ada perawat yang terbukti pecandu pil koplo yang seharusnya di-PHK tetapi oleh
Direktur hanya dikenakan sanksi skorsing selama 6 bulan. Kebijakan ini dinilai telah benar-benar
tatanan peraturan karyawan di RSMM karena karyawan lain yang melakukan kesalahan selalu
merujuk pada kasus ini kalau mereka berbuat kesalahan: “loh si itu saja cuma di-skor 6 bulan kenapa
saya harus…” Lebih jauh lagi mereka mempertanyakan tanggung jawab moral Direktur yang
membiarkan perawat pecandu pil koplo merawat pasien
• Menghujat ketidakkonsistenan Direktur dalam menerapkan peraturan. Direktur gembar-gembor
efisiensi biaya tetapi kenapa sewaktu ada acara resepsi pernikahan salah satu karyawan di Ujung
Pandang ybs menyetujui dikirimnya satu orang perwakilan RSMM ke sana dengan menggunakan
pesawat pulang pergi + biaya akomodasi. Kenapa perlakuan yang sama tidak diberikan kepada
karyawan lain? Apakah Direktur pilih kasih dalam hal ini? Selain itu Direktur juga dinilai sering dengan
mudah memberikan uang perjalanan dinas kepada orang-orang dekatnya walaupun kegiatan “dinas”
tersebut dilaksanakan di tetangga sebelah RSMM (RS Jiwa) yang notabene tinggal jalan kaki saja ke
sana.
• SANGAT KECEWA dengan konsultan yang datang sebelum HCM. Mereka menilai konsultan tersebut
tidak tahu diri karena datang-datang langsung marah-marah dan menuding karyawan yang ada tidak
becus melaksanakan tugas-tugas mereka. Lebih jauh lagi konsultan tersebut bahkan men-demisioner
pak Budi yang saat itu bertugas di bagian keuangan dan meng-klaim diri telah berpengalaman
selama 25 tahun dalam menangani kasus-kasus piutang dan karenanya kasus piutang di RSMM itu
kecil bagi ybs. Tetapi pada kenyataannya tidak satupun piutang yang bisa dia selesaikan. Selain itu
konsultan tersebut sering marah-marah kepada staf di bagian personalia yang saat itu berada di
bawah pimpinan pak Subandrio. Merasa tersinggung pak Subandrio sempat menantang duel
konsultan yang bersangkutan.
• Dikarenakan pengalaman buruk tersebut + konsultan sebelumnya yang juga tidak bisa menghasilkan
sesuatu yang berarti, para karyawan sempat antipati dengan kedatangan HCM. Menurut mereka,
konsultan apa lagi yang didatangkan direksi kali ini? Tetapi setelah melihat prinsip dan cara kerja
HCM yang mendengarkan terlebih dahulu masukan dari karyawan sebelum mendesain program
membuat mereka merasa bahwa perkiraan mereka sebelumnya adalah salah. Mereka merasa pihak
direksi seharusnya berkonsultasi dulu dengan HCM sebelum melakukan mutasi yang terbukti
berdampak sangat negatif.
• Sangat curiga dengan proyek pembangunan WC di bagian depan RS yang katanya bernilai Rp. 30
juta padahal ukurannya hanya 4 X 3 m dengan fasilitas seadanya. Sebelumnya WC ini bahkan
dianggarkan Rp. 40 juta. Selain itu kenapa letaknya harus di depan RS. Menurut mereka di mana-
mana bagian depan itu harus dibuat semenarik mungkin dan bukannya ditempatkan WC di sana
• Karyawan yang sekolah atas biaya sendiri tidak diakui statusnya. Oleh karena itu karyawan menjadi
enggan untuk melakukan program peningkatan diri sendiri.

© Prima Haswidi, 2005 18 of 19


wawancara dengan Personalia

Gambar 1: Tampak bagian belakang salah satu kamar VIP

Gambar 2: Bak cuci unit radiologi

Gambar 3: Salah satu sisi RSMM

© Prima Haswidi, 2005 19 of 19

Anda mungkin juga menyukai