BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Membran merupakan alat pemisah berupa penghalang yang bersifat selektif
yang dapat memisahkan dua fase dari berbagai campuran. Campuran tersebut
dapat bersifat homogen atau heterogen dan dapat berupa padatan, cairan atau
gas. Transportasi pada membran terjadi karena adanya driving force yang dapat
berupa konveksi atau difusi dari masing-masing molekul, adanya tarik menarik
antar muatan komponen atau konsentrasi larutan, dan perbedaan suhu atau
tekanan (Pabby et al, 2009).
• Porous membrane. Pemisahan berdasarkan atas ukuran partikel dari zat-zat yang
akan dipisahkan. Hanya partikel dengan ukuran tertentu yang dapat melewati
membran sedangkan sisanya akan tertahan. Berdasarkan klasifikasi dari IUPAC, pori
dapat dikelompokkan menjadi macropores (>50nm), mesopores (2-50nm), dan
micropores (<2nm). Porous membrane digunakan pada microfiltration dan
ultrafiltration.
Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena pada
proses pemisahan menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadi adalah
fluks berbanding terbalik dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering kali
berakibat menurunnya selektivitas, dan sebaliknya. Sedangkan yang diinginkan
dalam proses pemisahan berbasis membran adalah mempertinggi fluks dan
selektivitas.
Nanofiltrasi
Proses nanofiltrasi merejeksi kesadahan, menghilangkan bakteri dan virus,
menghilangkan zat warna karena adanya bahan organik tanpa menghasilkan zat
kimia berbahaya seperti hidrokarbon terklorinasi. Nanofiltrasi cocok untuk
pengiolahan air dengan padatan terlarut total yang rendah, dimana bahan
organiknya dilunakkan dan dihilangkan.
Sifat rejeksi nanofiltrasi khas terhadap tipe ion; ion dwivalen lebih cepat
dihilangkan daripada ion ekavalen, sesuai saat membran tersebut diproses,
formulasi bak pembuat, suhu, waktu annealing, dan lain-lain. Formulasi dasarnya
mirip RO, namun mekanisme operasionalnya mirip ultrafiltrasi. Jadi nanofiltrasi
merupakan gabungan dari metode RO dan ultrafiltrasi.
Ultrafiltrasi
Ultrafiltasi merupakan teknologi pemisahan menggunakan membran untuk
memisahkan berbagai zat terlarut dengan berat molekul tinggi, bermacam koloid,
mikroba sampai padatan tersuspensi dalam suatu larutan. Metode ini menggunakan
membran semi permeable untuk memisahkan makromolekul dari larutannya.
Ukuran dan bentuk molekul merupakan faktor penting dalam proses ultrafiltrasi.
Cara kerja proses ultrafiltrasi mirip dengan proses revesrse-osmosis, yaitu
pemisahan partikel berdasarkan ukurannya dengan menggunakan tekanan pada
membran berpori. Ukuran pori membran ultrafiltrasi lebih besar yaitu berdiameter
sekitar 0.1 sampai 1 µm. Yang membedakan dengan reverse-osmosis adalah jenis
membran dan lebih kecilnya tekanan yang digunakan dalam pengoperasian.
Membran ultrafiltrasi dibuat dengan mencetak polimer selulosa asetat sebagai
lembaran tipis. Fluks maksimum dapat dicapai bila membrannya anisotropic,
dimana terdapat kulit tipis rapat dan pengemban berpori. Membran selulossa
asetat mempunyai sifat pemisahan yang bagus, namun sayangnya dapat rusak oleh
bakteri dan zat kimia serta rentan terhadap pH. Selain selulosa asetat ada juga
membran yang terbuat dari polimer polisulfon, akrilik, polikarbonat, PVC,
poliamidda, poliviniliden fluoride, kopolimer AN-VC, poliasetal, poliakrilat,
kompleks polielektrolit, PVA ikat silang, keramik, aluminium oksida, zirkonium
oksida, dan sebagainya. Kecepatan hasil permeate (permeation flow) berkisar
sekitar 1.0 sampai 10 m3/m2.jam.
Dalam teknologi pemurnian air, membran ultrafiltrasi dengan berat molekul
membran (MWC) 1.000 – 20.000lazim untuk penghilangan pirogen, sedangkan
membran dengan MWC 80.000 – 100.000 untuk penghilangan koloid. Tekanan dalam
ultrafiltrasi biasanya rendah, sekitar 10-100 psi (70-700 kPa), sehingga operasinya
dapat menggunakan pompa sentrifugal biasa.
Pada suatu saat proses ultrafiltrasipun akan menunjukan penurunan unjuk kerja.
Hal ini disebabkan adanya kotoran yang menyumbat pori-pori. Pembersihan
membran dilakukan dengan memasukan bahan pembersih yang terbuat dari larutan
caustic soda, sodium hypochlorite,asam belerang atau survace activator lainnya.
Ciptakan aliran yang olakannya kuat agar lebih memudahkan lepasnya kotoran yang
menempel pada permukaan dan pori-pori. Atau bisa juga dengan dicelupkan
kedalam larutan pembersih dan terakhir disemprot dengan tekanan cukup tinggi
untuk mengusir kotorannya.
Pada saat ini ultrafiltrasi lebih banyak dipakai di berbagai macam bidang karena
mudah digunakan sebagai mikrofiltrasi dan tidak sesensitif reverse-osmosis.
Pemanfaataanya mencakup pengolahan air limbah di industri pulp dan kertas, air
limbah domestik, macam-macam air limbah gedung-gedung, filtrasi MLSS di
aeration tank proses biologi dan diaplikasi lainnya.
Tabel 3. Perbandingan Kinerja Ultrafiltrasi dan Reverse-Osmosis
Uraian Ultrafiltrasi Reverse-osmosis
Fraksi berat molekul 1.000 min 500 max
Tekanan osmosis Dapat diabaikan Signinikan
Tekanan operasi 1 sampai 7 kg/cm2 20 sampai 140 kg/cm2
Mekanisme fraksi filtrasi Diffusi
Material membrane Tidak signifikan Mempengaruhi fraksi hasil
secara signifikan
Distribusi pori-pori halus signifikan Tidak nampak
Permiation flow rate 1.0 sampai 10 m3/m3.jam 0.1 sampai 1.0 m3/m2.jam
Mikrofiltrasi
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau submicron.
Bentuk lazimnya berupa cartridge yang berfungsi untuk menghilangkan partikel
dari air yang berukuran 0,04 sampai 100 micron, asalkan kandungan padatan
terlarut total dalam air tidak melebihi 100 ppm. Filtrasi cartridge merupakan
filtrasi mutlak, artinya partikel padat akan tertahan. dalam aplikasinya cartridge
tersebut akan diletakkan dalam suatu wadah tertentu (housing), dan dapat
dibersihkan jika padatan yang tertahan sudah terlalu banyak. Bahan yang dapat
digunakan untuk cartridge bermacam-macam, antara lain katun, wool, selulosa,
fibre glass, polipropilen, akrilik, nilon, asbes, ester-ester selulosa dan polimer
hidrokarbon terfluorinasi.
Jenis-jenis carrtridge dikelompokkan menjadi:
Cartridge leletan
Cartridge rajut-lekatan-terjurai
Catridge lembar berpori (kertas saring khusus, media nirpintal, membran
berkarbon
KLASIFIKASI MEMBRAN
Berdasarkan ukuran pori, membran dapat dibedakan dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Membran berpori (porous membrane)
Prinsip pemisahan membran berpori didasarkan pada perbedaan ukuran
partikel dengan ukuran pori membran. Membran jenis ini biasanya digunakan untuk
proses mikrofiltrasi (melewatkan air, menahan mikroba) dan ultrafiltrasi
(melewatkan air menahan garam mineral).
2. Membran non pori (non-porous membrane)
Prinsip pemisahannya didasarkan pada perbedaan kelarutan dan kemampuan
berdifusi. Membran dengan jenis ini digunakan untuk proses permeasi gas,
pervaporasi dan dialisis.
Sedangkan berdasarkan strukturnya, membran dapat dibedakan menjadi membran
simetrik dan membran asimetrik (Mulder, 1996).
MATERIAL MEMBRAN
Material membran dapat diklasifikasikan menjadi 3 antara lain :
1. Organik (Polimer)
Contoh material : polycarbonate, polyamide, polysulfone, dll. Jenis polimer yang
dapat dijadikan sebagai material membran yaitu :
Membran berpori (porous membrane)
Digunakan untuk aplikasi mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi.
Membran tidak berpori (non-porous membrane)
Digunakan untuk aplikasi permeasi gas, uap dan pervaporasi.
2. Anorganik
Tipe material anorganik membran ada 4 yaitu :
Membran keramik
merupakan kombinasi dari logam (alumunium, titanium, silicium atau zirconium)
dan non-logam (oxide, nitride atau carbide).
membran gelas / kaca
berupa silikon oksida / silika (SiO2)
membran logam (termasuk karbon)
membran zeolit
3. Biologi
Merupakan material membran yang berasal dari mahkluk hidup misalnya lipida
(phospholipid). Struktur membran dari material ini sangat kompleks. Tiap molekul
lipid terdapat bagian yang hidrofilik dan hidrofobik (Mulder, 1996).
Gambar 2.2 Skema Pemisahan menggunakan Membran (Pabby et al, 2009)
3. Driving force gradien Temperatur (∆T)
Aplikasi penggunaan: thermo-osmosis, distilasi membran. Kinerja instalasi berupa
fluks (J) dan selektivitas (α).
4. Driving force gradien Potensial Listrik (∆E)
Aplikasi penggunaan : elektrodialisis, elektro-osmosis, membran-elektrolisis.
Kinerja instalasi berupa fluks (J) dan selektivitas (α).
Penyaringan didefinisikan sebagai pemisahan dua atau lebih komponen dari aliran
cair atau gas didasarkan pada perbedaan ukuran. Secara tradisional, biasanya
merujuk pada pemisahan partikel dari zat cair atau gas. Pemisahan dengan
membran diperluas sebagai suatu proses untuk memisahkan zat terlarut. Fungsi
utama membran adalah sebagai lapisan selektif. Membran menahan komponen
tertentu dan melewatkan komponen lainnya baik pada medium cair maupun gas.
Secara lebih spesifik membran dapat didefinisikan sebagai:
Bagian tidak kontinyu yang memisahkan dua fasa.
Fase yang bertindak sebagai penahan untuk mencegah perpindahan massa tetapi
menahan atau mengatur perpindahan bagian komponen tertentu.
Dengan demikian, membran dapat berupa gas, cairan, padatan maupun
kombinasinya. Lebih lanjut, membran dapat diklasifikasi menjadi membran alami
dan buatan; berdasarakn strukturnya, berpori dan tak berpori atau sebagai
membran cair; berdasarkan aplikasinya, pemisahan gas, gas-cair, cair-cair, dll;
berdasarkan mekanisme dari fungsi membran, adsortif dan difusif, perpindahan
ion, osmosis, atau membran non selektif.
Klasifikasi membran dapat dilihat pada Tabel 1. Proses pemisahan pada Tabel 1
merupakan proses yang paling umum dan banyak diterapkan.
Diantara proses yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh batas yang cukup
bias, berkembang dan tergantung kesepakatan. Karena mekanisme dan proses
pemisahan yang satu dengan lainnya sangat berbeda, pembahasan pada buku ini
hanya difokuskan pada proses dengan pemicu perbedaan tekanan, yaitu
mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi dan omosis balik. Pada proses-proses
membran tersebut, pemisahan dipicu melalui perbedaan tekanan hidrolik pada
kedua sisi membran. Membran menyeleksi komponen apa saja yang dapat
melaluinya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Membran ialah suatu teknologi yang di ciptakan untuk bias memisahkan dua fase
dari berbagai macam campuran. Teknologi sudah menjadi topic dalam beberapa
tahun belakangan. Membran dapat bertindak sebagai filter yang sangat spesifik,
Hanya molekul-molekul dengan ukuran tertentu saja yang bisa melewati membran
sedangkan sisanya akan tertahan di permukaan membran.