Anda di halaman 1dari 4

JIMKesmas

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat


Vol. 7/No. 4/Oktober 2022; ISSN:2502-731X
DOI : http://dx.doi.org/10.37887/jimkesmas.v7i1

TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 TERHADAP


KONTROL GULA DARAH PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD ACEH SINGKIL
PERIODE SEPTEMBER 2022

Qori Fadillah1, Rini Silviani*1, Edlin2


1
Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Prima Indonesia.

*Penulis Korespondensi : Rini Silviani


e-mail korespondensi : rinisilviani01@gmail.com1

Abstrak
DM ialah kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia, terjadi dikarenakan kelainan sekresi
insulin, kerja insulin maupun keduanya. DM menjadi masalah kesehatan yang mencakup seluruh dunia. Bahkan
IDF, mencatat bahwa penyandang DM tipe 2 di dunia di tahun 2021 berjumlah 537 juta orang dengan umur 20-
79 tahun. Adapun penlitian ini bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan terhadap kontrol gula darah. Jenis
penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif dengan memakai lembar kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
Aceh Singkil dengan pertimbangan diantarannya cukupnnya pasien yang dibutuhkan dan kesediaan Rumah Sakit
untuk menerima mahasiswa melakukan penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan September 2022. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM Tipe 2 pada saat kunjungan poli rawat jalan di RSUD Aceh Singkil.
Untuk sampel dalam penelitian ini memakai purposive sampling yang dapat mewakili populasi dengan jumlah
sampel sebanyak 50 orang. Untuk analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer
yaitu SPSS dengan menggunakan analisis kuantitatif. Kesimpulan penelitian ini tingkat pengetahuan ada pada
kategori kurang, gejala klinis berupa poliuria, polidipsi, polifagia, polifagia juga penurunan BB, terapi farmakologi
ialah dengan obat anti hiperglikemi oral, terapi non – farmakologi ialah terapi gizi medis dan kontrol gula darah
terbanyak ialah dengan GDS > 200 mg/dl.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Kontrol Gula Darah, Hiperglikemia.

Abstract
DM was a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia, occurring due to defects in insulin
secretion, insulin action or both. DM was a health problem that covers the whole world. The IDF even notes
that there were 537 million people with type 2 DM in the world in 2021 aged 20-79 years. This research aimed
to determine the level of knowledge about blood sugar control. This type of research was descriptive
quantitative using a questionnaire sheet. This research was carried out at the Aceh Singkil Hospital with the
considerations of having sufficient patients needed and the Hospital's willingness to accept students to
conduct research. The study was conducted in September 2022. The population in this study were all Type 2
DM patients during an outpatient poly visit at Aceh Singkil Hospital. For the sample in this study using
purposive sampling which can represent the population with a total sample of 50 people. For data analysis in
this study using the help of a computer program, namely SPSS using quantitative analysis. The conclusion of
this study was that the level of knowledge was in the poor category, clinical symptoms were polyuria,
polydipsia, polyphagia, polyphagia as well as weight loss, pharmacological therapy was with oral anti-
hyperglycemic drugs, non-pharmacological therapy was medical nutrition therapy and most blood sugar
control was with GDS> 200 mg/dl.

Keywords: Diabetes Mellitus, Blood Sugar Control, Hyperglicemia.

200
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 7/No. 4/Oktober 2022; ISSN:2502-731X
DOI : http://dx.doi.org/10.37887/jimkesmas.v7i1
PENDAHULUAN METODE
Hiperglikemia yaitu keadaan medis dimana Jenis penelitian ini ialah deskriptif memakai
naiknya nilai glukosa darah dari batas normal yang desain cross sectional, yaitu peneliti melaksanakan
jadi karakteristik beberapa penyakit terutama DM. teknik pengumpulan data pada 1 kali pemantauan
DM sekarang jadi salah satu ancaman kesehatan yang dilaksanakan pengumpulan pada angket yang
dunia. Dari penyebabnya bisa di bedakan jadi 4 tipe, dibagi ke penyandang DM untuk mengetahui tingkat
DM tipe 1, DM tipe 2, DM Gestasional, serta DM tipe pengetahuan penderita terhadap KGD. Penelitian
lainnya 1. dilaksanakan di rawat jalan RSUD Aceh Singkil
DM tipe 2 jadi salah satu masalah kesehatan dengan pertimbangan seperti cukupnya pasien yang
dunia. Bersarkan International Diabetes Pederation dibutuhkan, kesediaan RS untuk menerima
tercatat bahwa penderita DM tipe 2 di dunia tahun mahasiswa melakukan penelitian. Penelitian
2021 sebesar 537 juta orang di usia 20 – 79 tahun dilakukan di bulan September 2022.
serta angka ini bisa selalu naik dan diperkirakan Populasi penelitian ini yaitu seluruh pasien DM
tahun 2030 jadi 643 juta orang dan 783 juta pada tipe 2 pada saat kunjungan poli rawat jalan RSUD
tahun 2045, Lebih dari 4 dari 5 (81%) orang dewasa Aceh Singkil. Sedangkan untuk sampel penelitian ini
dengan DM tinggal di negara berpendapatan kecil memakai purposive sampling 6. Sampel yang akan
juga sedang. Penyakit menjadi penyebab kematian di diteliti dan dapat mewakili populasi sebanyak 50
negara berkembang dan 6,7 juta kematian di tahun orang penderita di poliklinik RSUD Aceh Singkil.
2021, diperkirakan 1 orang setiap 5 detik 2. Untuk metode pengumpulan data yaitu data
Berdasarkan data di Asia menujukkan adanya 1 dikumpulkan dengan cara pengisian lembar
dari 11 orang berusia dewasa berjumlah 90 juta kuesioner yang berisi tentang tingkat pengetahuan
orang orang menderita diabetes, jumlah penderita penderita DM tipe 2 terhadap kontrol kadar gula
diabetes ditaksir bisa mencapai 113 juta di 2030 darah di poliklinik RSUD Aceh Singkil. Dalam
serta 151 juta di 2045. Lebih dari 1 juga 2 orang penelitian ini kuesioner dibagikan kepada sampel
dewasa yang hidup dengan diabetes tidak dengan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam
terdiagnosa. Penyakit ini menjadi penyebab penelitian. Kuesioner yang telah diisi kemudian
kematian berjumlah 747.000 kematian yang dikumpulkan peneliti.
disebabkan oleh diabetes pada tahun 2021 di Asia 2. Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan
Berdasarkan data IDF 2019, menunjukkan bahwa dari editing, coding, entry, cleaning data serta saving
Cina, India, serta Amerika Serikat berada peringkat 3 data kemudian dilanjutkan dengan analisis data yang
teratas jumlah pengidap 116,4 juta, 77 juta serta 31 dibant dengan program komputer yaitu SPSS dengan
juta. Indonesia ada pada posisi 7 di 10 negara total dengan menggunakan analisis kuantitatif 7.
penyandang berjumlah 10,7 juta 3.
Hasil Rikesdes (2018) menunnjukkan angka DM HASIL DAN PEMBAHASAN
di Indonesia dari pemeriksaan dokter usia 15 tahun Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Penderita DM di
sebanyak 2% angka ini memperlihatkan kenaikan RSUD Aceh Singkil
dibanding prevalensi diabetes di Riskesdes 2013 Jumlah
yaitu 1,5%. Namun prevalensi DM berdasarkan hasil No Pengetahuan (Responden)
6,9% jadi 8,5% di 2018 4. Nilai ini memperlihatkan 1 Baik 10
baru sebanyak 25% penderita DM mengetahui jika 2 Cukup 6
dirinya menderita DM. Dari data ada 4 Provinsi 3 Kurang 34
prevalensi tertinggi di 2013 – 2018 ialah Yogjakarta, Total 50
DKI Jakarta, Sulawesi Utara serta Kalimantan Timur
serta Aceh merupakan tingkatan ke-7 di Indonesia, Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa untuk
namun ada beberapa provinsi dengan kenaikan kategori pengetahuan, yang paling banyak ialah
prevalensi tertinggi 0,9% Riau, DKI Jakarta, Banten, kategori dengan pengetahuan kurang (34
Gorontalo, serta Papua Barat 5 . responden) dan paling sedikit ialah kategori cukup (6
Atas dasar tersebut, maka peneliti ingin responden) dari total 50 responden.
melaksanakan penelitian untuk mengetahui tingkat Hasil penelitian mendapatkan bahwa untuk
pengetahuan penderita DM tipe 2 pada kontrol gula kategori pengetahuan, yang paling banyak ialah
darah pada pasien rawat jalan di RSUD Aceh Singkil kategori dengan pengetahuan kurang (34
Periode September 2022. responden) dan paling sedikit ialah kategori cukup (6
responden) dari total 50 responden.

201
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 7/No. 4/Oktober 2022; ISSN:2502-731X
DOI : http://dx.doi.org/10.37887/jimkesmas.v7i1
Hasil penelitian mendapatkan bahwa untuk (31 responden) dan paling sedikit ialah kategori
kategori pengetahuan, yang paling banyak ialah injeksi insulin (19 responden) dari total 50
kategori dengan pengetahuan kurang (34 responden.
responden) dan paling sedikit ialah kategori cukup (6 Terkait dengan terapi farmakologi, dari hasil
responden) dari total 50 responden. penelitian terlihat bahwa untuk kategori terapi
Hasil ini sejalan dengan salah satu penelitian farmakologis, yang paling banyak ialah kategori
terkait dengan pengetahuan Diabetes Melitus Tipe II dengan Obat Anti Hiperglikemi Oral (31 responden)
yang membagi pengetahuan dalam 5 kategori dan paling sedikit ialah kategori injeksi insulin (19
dengan hasil sangat rendah (6,67%), rendah responden) dari total 50 responden.
(36,67%), sedang (23,33%), tinggi (26,67%), sangat Tujuan dari pengobatan DM adalah
tinggi (6,67%). Dari hasil tersebut terlihat bahwa mengendalikan glukosa darah untuk mencegah
yang tertinggi ada pada kategori rendah yaitu terjadinya komplikasi yang menyebabkan kematian,
36,37% 8. Demikian juga penelitian yang dilakukan pengobatan tersebut dilakukan melalui 2
oleh Rahayu et al (2020) tentang tingkat pendekatan, yaitu dengan obat – obatan (Obat Anti
pengetahuan DM, dimana pada hasilnya didapatkan Hiperglikemi Oral) dan dengan penggunaan non –
bahwa responden penelitiannya masih berada dalam obat (insulin) 10 . Adapun perbedaan dari keduanya
tingkat pengetahuan yang belum optimal 9. bergantung pada respon tubuh masing – masing
responden terkait dengan 2 sediaan tersebut.
Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Penderita DM
berdasarkan Gejala Klinis di RSUD Aceh Singkil Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Penderita DM
No Gejala Klinis Jumlah berdasarkan Terapi Non-Farmakologi di RSUD Aceh
1 Gejala Khas (poliuria, polidipsi, 32 Singkil
polifagia, serta penurunan BB) Terapi Jumlah
No
2 Keluhan lain (lemas, kesemutan, 18 Non-Farmakologis (Responden)
rabun serta gangguan ereksi 1 Terapi Gizi Medis 45
terhadap laki – laki dan pruritus 2 Latihan Jasmani 5
vulva terhadap perempuan Total 50
Total 50
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa untuk
Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa untuk kategori terapi non-farmakologis, yang paling
kategori gejala klinis, yang paling banyak ialah banyak ialah kategori dengan terapi gizi medis (45
kategori dengan gejala khas (32 responden) dan responden) dan paling sedikit ialah kategori latihan
paling sedikit ialah kategori keluhan lain (18 jasmani (5 responden) dari total 50 responden.
responden) dari total 50 responden. Untuk terapi non farmakologi, yang paling
Adapun gejala DM dibedakan menjadi akut dan banyak ialah kategori dengan terapi gizi medis (45
kronik. Gejala akut yang dimaksud ialah polifagi, responden) dan paling sedikit ialah kategori latihan
polidipsi, poliuri serta penurunan berat badan (5 – 10 jasmani (5 responden) dari total 50 responden.
kg dalam waktu 2 – 4 minggu) 11. Hal ini sesuai Penerapan gizi seimbang menjadi solusi tepat
dengan yang didapatkan dari penelitian terkait gejala dalam penanganan DM. Penerapan 4 pilar gizi
khas yang dialami oleh masing – masing responden. seimbang yaitu mengonsumsi makanan beraneka
ragam serta bergizi seimbang dengan asupan gula
Tabel 3. Tingkat Pengetahuan Penderita DM sebanyak 4 sdm (50 gr) /hari, menerapakan perilaku
berdasarkan Terapi Farmakologi di RSUD Aceh hidup bersih juga sehat, memeriksa berat BB dengan
Singkil rutin, juga melaksanakan aktifitas fisik (latihan
Jumlah jasmani) merupakan hal penting yang wajib
No Terapi Farmakologis
(Responden) diperhatikan oleh penderita DM 12. Dari hasil
Obat Anti Hiperglikemi penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa terapi non
1 31
Oral farmakologi sudah cukup baik dilakukan oleh pasien
2 Injeksi Insulin 19 penderita DM.

Total 50
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa untuk Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Penderita DM
kategori terapi farmakologis, yang paling banyak berdasarkan Kontrol Gula Darah di RSUD Aceh
ialah kategori dengan Obat Anti Hiperglikemi Oral Singkil

202
JIMKesmas
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Vol. 7/No. 4/Oktober 2022; ISSN:2502-731X
DOI : http://dx.doi.org/10.37887/jimkesmas.v7i1
Jumlah 3. IDF. (2019). IDF DIABETES ATLAS (9th ed.).
No KGD
(Responden) BELGIUM: International Diabetes federation.
1 GDS < mg/dl 9 Retrieved from
https://www.diabetesatlas.org/en/res ources/
2 GDS > mg/dl 41 4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018).
Total 50 Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download
Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa untuk /infoterkini/materi_rakorpop_20
kategori kontrol gula darah, yang paling banyak ialah 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf– Diakses
kategori dengan GDS > 200 mg/dl (41 responden) Agustus 2018.
dan paling sedikit ialah kategori GDS < 200 mg/dl (9 5. Kemenkes RI. (2020). Infodatin 2020 Diabetes
responden) dari total 50 responden. Melitus Pusat Data dan Informasi Kementerian
Untuk control gula darah, didapatkan hasil yang Kesehatan RI.
paling banyak ialah kategori dengan GDS > 200 mg/dl 6. Arikunto. (2006). Prosuder Penelitian Suatu
(41 responden) dan paling sedikit ialah kategori GDS Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. rineka Cipta
< 200 mg/dl (9 responden) dari total 50 responden. 7. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Perilaku
Hal ini sejalan dengan salah satu hasil penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
yang pernah dilakukan oleh Zamaa & Sainudin (2019) 8. Alhamda, Syukra & Sriani, Yustiana. (2014).
dimana pada distribusi kadar gula darah sewaktu Buku ajar Ilmu Kesehatan Masyaarakat(IKM).
dari total 54 responden didapatkan GDS > 200 mg/dl Yogyakarta: Deepublish.
(Tinggi) ialah sebanyak 36 orang (66,7%). Peneliti 9. Firman, F., dan Rahayu, S. (2020). Pembelajaran
berasumsi bahwa hal ini salah satunya dipengaruhi online di tengah pandemi covid19. Indonesian
oleh kesadaran masyarakat itu sendiri dalam Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81–
menjaga kadar gula darah 13. 89.
10. Fatimah, R.N. PERKENI. (2015). Konsensus
SIMPULAN DAN SARAN Pengelola dan Pencegahan Diabetes Mellitus
Adapun kesimpulan dari penelitian ini ialah Tipe 2 di Indonesia 2015.
tingkat pengetahuan tertinggi di RSUD Aceh Singkil 11. Emanuel Hardianto Iswandi. (2019). Studi Kasus
berada pada kategori kurang (34 dari 50 responden), Kompensasi, Jenjang Karier, Dan Turnover
kategori gejala klinis terbanyak ialah gejala khas Intention Karyawan Di Rumah Sakit Umum
(poliuria, polidipsi, polifagia, polifagia serta Queen Latifa. Jurnal LP3M, 5(2), 110–118.
penurunan BB) sebanyak 50 dari total 50 responden, 12. Ardiani, , H.E., Permatasari, T. A.E., dan
kategori terapi farmakologi terbanyak ialah Obat Sugiatmi. (2021). Obesitas, Pola Diet, dan
Anti Hiperglikemi Oral (31 dari total 50 responden), Aktifitas Fisik dalam Penanganan Diabetes
kategori terapi non – farmakologi terbanyak ialah Melitus pada Masa Pandemi Covid-19.
terapi gizi medis (45 dari 50 responden ), dan Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food
kategori kontrol gula darah terbanyak ialah GDS > Science, 2(1): 1-12.
200 mg/dl (41 dari 50 responden). 13. Zamaa, M. S., dan Sainudin, S. (2019).
Diperlukan penelitian lebih lanjut terkait Hubungan Kepatuhan Pengobatan dengan
dengan Diabetes Melitus Tipe II terutama faktor – Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien
faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan Diabetes Melitus Tipe II. Jambura Nursing
angka kejadian DM dan Diperlukan edukasi dan Journal, 1(1), 11-18.
sosialisasi kepada masyarakat terutama untuk risiko
tinggi dan penderita DM dalam menjaga agar tidak
terjadi hiperglikemi yang tidak terkontrol baik dari
segi pola makan maupun aktivitas fisik

DAFTAR PUSTAKA
1. PERKENI. (2021). Pedoman Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di
Indonesia (1st ed.). PB. PERKENI.
2. IDF. (2021). Diabetes worldwide in 2021. In
Interntional Diabetes Federation.

203

Anda mungkin juga menyukai