220 356 1 SM
220 356 1 SM
Abstrak
Batu bara merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang mencapai 76 % dari total
produksi Batu bara 2010. Proses penambangan Batubara dengan system Open Pit Mining,
maka Over Burden Removal salah satu proses kegiatannya dapat menggunakan Hydraulic
Excavator sebagai alat angkat material ke dalam Truk pengangkut. Kesiapan kerja alat angkat
ini sangat mempengaruhi produktifitas kerja tambang secara keseluruhan. Kegiatan
Pemeliharaan Alat (Maintenance) adalah kegiatan untuk meyakinkan fisik asset senantiasa
berfungsi sesuai dengan yang dimaksud dan Daya Guna atau Kinerjanya mengikuti standard
yang diijinkan. Untuk itu dilakukan penelitian untuk upaya peningkatan Kualitas Preventive
Maintenanace untuk meningkatkan Kesiapan Alat Excavator PC1250SP-8 dengan metoda Six
Sigma. Critical To Quality pada alat ini adalah Mean Time To Breakdown (MTBF) atau rata-
rata jumlah jam kerja efektif alat. Standard MTBF yang digunakan adalah 90 – 110 jam.
Faktor-faktor penyebab rendahnya Jam Kerja Efektif ini adalah: Manusia (Attitude, Skill,
Knowledge), Material (Suku cadang), Metode (sistem pemeliharan , pengoperasian
peralatan), Peralatan (Disain peralatan), dan Lingkungan (Medan Kerja).
Kata Kunci : batu bara, sixsigma, pemeliharaan alat, MTBF,
53
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
A Six Sigma project at Ericsson Network ditemui akan mengurangi waktu yang
Technologies (Nyrén Gustav, 2007). Thesis hilang karena kerusakan alat. Dari hasil
Luleå University of Technology, Swedia. pengecekan tersebut dibagi atas dua
Tesis ini dilakukan di Ericsson Teknologi tahapan yaitu hal yang harus segera
Jaringan di Hudiksvall, sebuah unit dalam ditindaklanjuti (ketidaksesuaian sudah
kelompok Ericsson. Menemukan faktor- tahap yang sangat beresiko) dan hal yang
faktor yang mempengaruhi karakteristik dapat ditunda (Backlog).
mekanik untuk tembaga-kawat produk Backlog yang konsisten dan ditata dengan
yang terisolasi dengan polypropylene. Ini cermat akan sangat mempengaruhi
khusus bahan isolasi yang baru untuk kesiapan alat. Pada kegiatan ini akan
perusahaan. dilakukan pencatatan suku cadang yang
Pelaksanaan Perawatan Alat Berat menjadi tidak normal, pengorderan suku cadang,
hal utama dalam kegiatan penambangan pengaturan jadwal pemeliharaan,
karena akan langsung mempengaruhi hasil penyiapan tenaga pekerja, penyiapan
produksi. Perencanaan pencapaian pelumas, maupun penyiapan alat bantu.
Kesiapan Alat menjadi dasar untuk Fungsi utama Backlog adalah
perhitungan produksi untuk periode yang - Mengurangi frekuensi kerusakan alat
akan datang. yang tidak terencana
Preventive Maintenance yang - Mengurangi biaya perbaikan
dilaksanakan sesuai pedoman dari pabrik - Mengurangi waktu kerusakan alat
akan menjadi patokan pelaksanaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan lebih
kegiatan perawatan alat berat (Operation banyak yang bersifat terencana.
and Maintenance Manual/OMM). Dalam Mean Time Before Failure (MTBF) atau
kegiatan ini akan dilaksanakan rata-rata jumlah jam kerja effektif mesin.
penggantian Pelumas dan suku cadang Antara kerusakan pertama dan kerusakan
berkala berdasarkan umur pemakaian berikutnya dalam periode waktu tertentu.
masing-masing pelumas dan suku cadang Akan digunakan sebagai Identifikasi
tersebut. Control to Quality. MTBF ini diperoleh
Selain penggantian secara berkala tersebut, dari pebagian antara Jumlah Jam Operasi
terkadang juga dilaksanakan penggatian Alat pada periode tertentu dengan
spare part yang sudah mengalami frekuensi kerusakan pada periode tersebut.
kerusakan atau fungsi/kondisi dari suku Semakin tinggi nilai MTBF maka Kinerja
cadang tersebut sudah tidak standar. alat tentu semakin baik, demikian pula
Excavator PC1250SP-8 yang merupakan sebaliknya jika MTBF mengalami
Excavator bertenaga Hydraulic maka suku penurunan maka Kinerja Alat tersebut
cadang yang vital adalah Hose/selang berarti menurun.
sebagai tempat aliran Oli Hidrolik. Buku Sebagai panduan dalam pelaksanaan
Pedoman Alat sudah membagi Hose ke Preventive Maintenance ini digunakan
dalam dua kategori yaitu : Check Sheet (Lampiran) agar semua item-
1. Hose bertekanan rendah item dikerjakan sebagaimana mestinya
2. Hose bertekanan tinggi baik itu pemeriksaan saja, penggantian oli
Hose tersebut sudah didisain untuk atau saringan oli/udara, pengaturan setting
bertahan sampai batasan waktu (jam) (adjustment) atau penambahan pelumas
tertentu, misalnya 6000 – 8000 jam, tetapi baik oli maupun gemuk (grease).
terkadang ditemui hose yang sudah Hal yang sangat mempengaruhi Kualitas
mengalami gejala kerusakan sebelum masa dari Backlog (keberhasilan Backlog)
pakainya habis. Pengecekan yang adalah keterampilan, pengetahuan dan
menyeluruh pada pelaksanaan Preventive pengalaman dari teknisi pelaksana
Maintenance secara visual kemudian Backlog. Sehingga tidak terjadi kesalahan
menindaklanjuti ketidaksesuian yang dalam pemilihan suku cadang yang akan
54
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
dibacklog maupun prediksi kapan suku
cadang tersebut harus diganti. Serta
diperlukan kerjasama dengan Bagian
Pegudangan (Warehouse) maupun Bagian
Pembelian (Purchasing) agar suku cadang
yang dibacklog tadi dapat tersedia pada
waktu yang direncanakan. Pencatatan yang
rapi dan cermat akan sangat membantu
pelaksanaan kegiatan ini, baik suku cadang
yang sudah di-order tetapi belum datang
maupun daftar suku cadang yang sudah
tersedia dan menunggu jadwal
pemasangan.
METODE PENELITIAN
No
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP Jumlah X R
Alat
Unit #
113.3 47.4 42.7 29.9 48.7 54.0 97.3 78.1 17.2 528.7 58.7 96.0
01
Unit #
62.4 32.1 47.3 29.3 58.0 89.0 59.8 59.3 32.3 469.6 52.2 59.7
02
Unit #
155.7 84.8 115.0 56.0 128.3 181.7 116.0 84.0 90.3 1,011.7 112.4 125.7
03
Unit #
128.0 45.0 45.6 69.3 89.8 80.5 94.7 173.7 91.5 818.1 90.9 128.7
04
Unit #
66.0 153.3 63.3 69.9 52.3 261.5 201.7 85.5 90.5 1,043.9 116.0 209.2
05
Unit #
58.1 34.8 59.1 32.9 48.5 127.3 43.3 130.0 60.7 594.7 66.1 97.1
06
Jumlah 4,466.6 496.3 716.4
56
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
100 − 82.72 Diagram Sebab Akibat
= Dari hasil pengujian yang dilakukan,
1
(110 − 90) dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap
2 faktor penyebab rendahnya Kesiapan Alat-
= 1.728 Alat Berat dengan menggunakan Diagram
Sebab Akibat seperti terlihat pada gambar
Cpk = Cp * (1-k) di bawah.
= 0.083 * (1-1.728)
= - 0.060
57
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
Mean Time To Breakdown sesuai dengan - Bekerjasama dengan Dealer
Standard dari Dealer Alat Berat tersebut Peralatan unrtuk optimalisasi dari
sebesar 90 – 110 jam yang sebelumnya peralatan
sebesar 82,7 jam menjadi 98,0 jam.
b. Solusi dari RCA terhadap faktor
Dengan menggunakan tools diagram sebab
Material yaitu:
akibat, didapatkan faktor-faktor yang
- Peningkatan ketersediaan suku
menyebabkan rendahnya Mean Time To
Breakdown adalah : cadang yang sesuai dengan
a. Manusia (Mekanik/Operator) spesifikasi yang diharapkan
b. Material (Suku Cadang) - Peningkatan ketersediaan suku
c. Metode (Sistem Pemeliharaan dan cadang baik dengan di gudang atau
system pengoperasian peralatan) aplikasi system Consignment maupun
d. Peralatan (Disain peralatan) Vendor Held Stock (VHS)
e. Lingkungan (Medan Kerja)
- Penyiapan exchange component.
Rekomendasi perbaikan proses
pemeliharaan peralatan dengan melalui c. Solusi dari RCA terhadap faktor
metode Root Cause Analysis (RCA). Metode yaitu:
a. Solusi dari RCA terhadap faktor - Penerapan sistem pemeliharaan
Manusia – mekanik yaitu: sesuai buku manual
- Job assignment yang disesuaikan - Pembuatan SOP system
dengan kompetensi mekani pemeliharaan
- Pelaksanaan Training Maintenance - Benchmark system pemeliharaan
baik ynag bersifat pengetahuan dasar d. Solusi dari RCA terhadap faktor
maupun Advance Peralatan yaitu:
- Memberikan dukungan untuk - Improve kerjasama dan komunikasi
dilaksanakannya “Improvement” dengan Dealer
dengan menghargai ide perbaikan e. Solusi dari RCA terhadap faktor
Lingkungan yaitu:
yang dilaksanakan
- Penyesuaian kondisi peralatan
- Pelaksanaan Metode Reward and dengan pengalokasian peralatan
Punishment dalam pengoperasian.
- Bekerjasama dengan Dealer
DAFTAR PUSTAKA
Peralatan dalam Troubleshooting
yang dilakukan Brassard, Michael. 2002. The Six Sigma
- Solusi dari RCA terhadap faktor Memory Jogger II. GOAL/QPC.
Manusia – operator, yaitu:
Crabtree, Ron. 2012. Driving Operational
- Job assignment yang disesuaikan Excellence, Successful Lean Six Sigma
dengan kompetensi operator Secret to Improve the Bottom Line,
- Pelaksanaan Training Pengoperasian MetaOps Publishing, LLC.
baik ynag bersifat pengetahuan dasar
maupun Advance Gupta, Praveen. 2004. Six Sigma Business
Csorecard. USA: McGraw-Hill
- Memberikan support untuk
Companies.
dilaksanakannya Improvement
dengan menghargai ide perbaikan Kholik, Heri M. Aplikasi DMAIC dalam
yang dilaksanakan Metode Six Sigma dan Ekperimen Shainin
- Pelaksanaan Metode Reward and Bhote sebagai Penurunan Prosentase
Cacat. Jurnal, Jurusan Teknik Industri
Punishment
Universitas Muhammadiyah Malang.
58
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
Riset, Team SSCX. Istilah dan
Kumar, S Anil & Suresh, N. 2008. Terminologi dalam Lean Six Sigma.
Production and Operations Managements. http://www.SSCXinternational.com
New Delhi: New Age Intenational Limited, (diakses pada 5 Desember 2011).
Publishers.
Sugiharto, Sugiono. 2004. Six Sigma,
Manggala, D. 2005. Mengenal Six Sigma Perangkat Manajerial Perusahaan pada Era
Sederhana. http://www.beranda.net Ekonomi Baru. Jurnal Manajemen dan
(diakses 10 Oktober 2011). Kewirausahaan Vol 6, No 1: 27-33.
Nahar. 2010. Rekayasa Kualitas untuk Talib, Abdul Bin Bon. 2011. Total
Meningkatkan Mutu Hasil Produksi Productive Maintenance Application to
Penyulingan Minyak Daun Nilam dengan Reduce Defect of Product. Journal of
Metode Six Sigma. Thesis, Jurusan Teknik Applied Sciences Research, 7(1):11-17.
Mesin Program Magister dan Doktor
Universitas Brawijaya. Williams, Thomas N, 2001. The University
of Tennesse.
Park, Sung H. 2003. Six Sigma for Quality
and Productivity Promotion. Tokyo: the
Asian Productivity Organization.
59