PROPOSAL RISET
Disusun oleh :
INDERA HAKIM
NIM : 433131440120055
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III
Jl. Pangkal Perjuangan km.1(By pass) Tanjungpura
Karawang, 2022
PROPOSAL RISET
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Paparan debu di lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai penyakit paru, kerja
yang mengakibatkan gangguan fungsi paru, faktor debu yang meliputi ukuran
partikel, bentuk konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi merupakan penyebab
timbulnya gangguan fungsi paru. Penyakit paru dari debu industri mempunyai gejalan
dan tanda yang mirip dengan penyakit paru yang lain yang tidak disebabkan oleh
debu di lingkungan kerja.(Yuliawati, 2017)
Industri pembuatan kasur merupakan salah satu industry sektor informal yang masih
bisa bertahan dalam kondisi krisis ekonomi dewasa ini. Bahkan sejak pertengahan
tahun 1999 sebagai dampak krisis ekonomi, pekerjaan membuat kasur ini mulai
menjadi pekerjaan tetap bagi sebagian besar penduduk Desa. Pekerja yang aktivitas
pekerjaanya banyak terpapar partikel debu memerlukan alat pelindung diri berupa
masker untuk mereduksi jumlah partikel yang kemungkinan dapat terhirup.
Selanjutnya dosis debu terhirup dapat berakibat menimbulkan gangguan fungsi paru
setelah akumulatif cukup untuk terjadinya gangguan fungsi paru.(Yuliawati, 2017)
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penggunaan APD pada
pekerja di home industry pabrik kasur lantai di Desa Neglasari
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik pekerja (usia, pendidikan) di
home industri pabrik kasur lantai
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pekerja home industri
c. Untuk mengidentifikasi kesehatan dan keselamatan pekerja home industri
pabrik kasur lantai di Desa Neglasari
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Masker
b. Sarung tangan
B. Konsep Pengetahuan
1. Pengetahuan atau bisa disebut juga dengan kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku seseorang
(Natoatmodjo, 2017) . Ada lima tingkatan pengetaguan yang
dicakup dalam domain kognitif menurut Natoatmojo (2017). Yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu (know) termasuk ke dalam tingkat domain kognitif
pengetahuan. Tingkatan ini adalah dimana seseorang mengingat
kembali sesuatu yang sudah dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan
yang paling mendasar. Mengetahui orang itu sudah tahu dapat
diukur dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan apa yang sudah dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami (comprehension) dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
sudah diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang sudah memahami terhadap objek yang
sudah dipelajari maka ia akan dapat menyimpulkan, menjelaskan,
menyebutkan contoh dan sebagainya terhadap objek yang sudah
dipelajari.
c. Analisis (analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
berbentuk struktural, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan anlisis ini dapat dilihat ketika penggunaan kata kerja,
contohnya dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan,mengelompokan dan sejenisnya.
d. Sistesis (synthesis)
Pada saat suatu objek itu sudah di analisis maka sisstem akan
membentuk keeluruhan yang baru. Dengan kata lain sistem adalah
ke mampuan untuk menyusun kerangka-kerangka komponen yang
sudah ada menjadi baru. Seperti dapat menyusun suatu objek,
merencanakan, menyesuaikan, meringkas suatu teori terhadap
rumusan-rumusan yang telah ada.
e. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi merupakan puncak klimaks dari tingkatan domain
kognitif pengetahuan. Disini seseoramg dapat menilai terhadap
suatu materi atau objek, penilaian-penilaian ini didasarkan pada
suatu kriteria yang sudah ditentukan sendiri atau bisa juga dengan
menggunakan kriteria-kriteria penilaian yang sudah ada.
b. Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan lebih
sistematis, logis, dan alamiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah” atau lebih populer disebut metodologi
penelitian yaitu :
1. Metode berfikir induktif
Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasilnya
dikumpulkan atau diklasifikasikan, akhirnya diambil
kesimpulan umum.
2. Metode berfikir deduktif
Metode berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam
bagian- bagiannya yang khusus.
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diintrepetasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
1. Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan.
2. Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh pertanyaan.
3. Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh pertanyaan.
C. Konsep kesehatan dan keselamatan kerja
1. Pengertian
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) menurut International Labour
Organization (ILO) keselamatan dan kesehatan kerja adalah
meningkatkan dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik
secara fisik, mental dan kesejahteraan sosial disemua jenis pekerjaan
dan mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
pekerjaan, melindungi pekerja pada setiap pekerja dari resiko yang
timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu kesehatan,
menempatkan dan memelihara pekerja dilingkungan kerja yang sesuai
dengan kondisi fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk
menciptakan kesesuaian antara pekerja dengan pekerja dan setiap
orang dengan tugasnya.(Rahayu, L, and Juliani, 2019)
✓ Proses produksi
D. Kerangka Teori
keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja
Fungsi dan Tujuan K3
Ruang lingkup K3
Perkembangan K3
Factor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
Usia
Pendidikan
Alat Pelindung Diri : Lingkungan
masker
sarung tangan
sepatu boot
helmet
goggles
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian menunjukkan hubungan terhadap konsep-konsep
yang akan diukur dan diamati melalui penelitian yang akan dilakukan.
Pemaparan kerangka konsep berbentuk diagram menunjukkan hubungan antar
variabel yang akan diteliti. Penyusunan kerangka konsep yang baik akan
memberikan informasi jelas pada peneliti serta dapat memberikan gambaran
pemilihan desain penelitian yang akan digunakan.(Adiputra et al., 2021)
Factor Pengetahuan :
Jenis APD
Berdasarkan karakteristik :
(Usia, Pendidikan)
Mengetahui Tingkat Masker
Pengetahuan Pekerja Sarung Tangan
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan diteliti secara
operasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pada
pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta analisis data. Pada saat
akan melakukan pengumpulan data, definisi operasional yang dibuat
mengarahkan dalam pembuatan dan pengembangan instrumen penelitian.
Sementara pada saat pengolahan dan analisis data, definisi operasional dapat
memudahkan karena data yang dihasilkan sudah terukur dan siap untuk diolah
dan dianalisis. Dengan definisi operasional yang tepat maka batasan ruang
lingkup penelitian atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti akan
lebih fokus.
Definisi operasional dalam penelitian akan diuraikan dalam table sebagai
berikut :
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan survei. Metode survei deskriptif ini adalah suatu metode
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan alat
kuesioner untuk pengumpulan data. Dalam penelitian ini data dan informasi
dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Home Industri Pabrik Kasur Lantai
yang bertempat di Desa Neglasari
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai pada Maret s/d April 2022
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Poulasi
Menurut Natoatmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan objek
penelitian atau objek yang diteliti. Populasi juga merupakan kumpulan
elemen yang mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Populasi ada 20,
populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh karyawan yang bekerja di
Home Industri pabrik Kasur lantai di Desa Neglasari sebanyak 20 orang
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2018), sampel adalah bagian populasi yang akan
diteliti atau sebagian jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sensus adalah Teknik pengambilan sampel dimana seluruh populasi
dijadikan sampel. Dengan demikian, Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sejumlah 20 karyawan
Home Industri Pabrik Kasur di Desa Neglasari.
D. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian. Prinsip etik
diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal
hingga penelitian ini di publikasikan (Notoatmodjo, 2018).
1. Persetujuan (Inform consent)
Prinsip yang harus dilakukan sebelum mengambil data atau wawancara
kepada subjek adalah didahulukan meminta persetujuannya (Notoatmodjo,
2018). Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan lembar
persetujuan (inform consent) kepada responden yang diteliti, dan
responden menandatangani setelah membaca dan memahami isi dari
lembar persetujuan dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian. Peneliti
tidak memaksa responden yang menolak untuk diteliti dan menghormati
keputusan responden. Responden diberi kebebasan untuk ikut serta
ataupun mengundurkan diri dari keikutsertaannya.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Etika penelitian yang harus dilakukan peneliti adalah prinsip anonimity.
Prinsip ini dilakukan dengan cara tidak mencantumkan nama responden
pada hasil penelitian, tetapi responden diminta untuk mengisi inisial dari
namanaya dan semua kuesioner yang telah terisi hanya akan diberi nomer
kode yang tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi identitas
responden. Apabila penelitian ini di publikasikan, tidak ada satu
identifikasi yang berkaitan dengan responden yang dipublikasikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Prinsip ini dilakukan dengan tidak mengemukakan identitas dan seluruh
data atau informasi yang berkaitan dengan responden kepada siapapun.
Peneliti menyimpan data di tempat yang aman dan tidak terbaca oleh
orang lain. Setelah penelitian selesai dilakukan makan peneliti akan
memusnahkan seluruh informasi.
E. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui kuesioner. Lembar kuesioner
berisikan tentang nama inisial, pendidikan, usia, dan pertanyaan mengenai
pengetahuan menggunakan kuesioner dari Fikra Wahyuni (2019). (Gambaran
Pengetahuan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Terhadap Kasur dan
Keselamatan Pekerja Home Industri Pabrik Kasur Lantai di Desa Neglasari),
untuk mengukur terdiri dari 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban
(Ya/Tidak).
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner
yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,
maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item
(pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan
itu mempunyai korelasi yang bermakna (contruct validity). Apabila
kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berarti semua item
yang ada didalam kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur
(Notoatmodjo, 2018). Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product
Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rumus product moment ;
keterangan :
r = Koefisien validitas yang dicari
∑x = Jumlah skor dalam variabel x
∑y = Jumlah skor dalam variabel y
N = Jumlah responden
x = Skor masing-masing variabel yang ada pada
kuesioner y = Total semua variabel kuesioner
∑x² = Jumlah masing-masing skor x
∑y² = Jumlah masing-masing skor y
∑xy = Jumlah perkalian variabel xy
2. Uji Rehabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji ini dilakukan dengan cara
membandingkan angka cronbach alpha dengan ketentuan nilai cronbach
alpha minimal adalah 0,6 (Notoatmodjo, 2018). Dengan rumus sebagai
berikut :
∑ 𝜎²
𝑘 〕〔1 − 〕
r =〔 𝜎𝑡²
(𝑘−
Keterangan : 1)
H. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data dalam sebuah penelitian
(Notoatmodjo, 2012), maka dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Peneliti melakukan
pengecekan kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten.
Termasuk juga melakukan pengecekan terhadap hasil pengukuran
pengetahuan.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberi kode numeric (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.
3. Tabulating
Data yang diubah menjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan
kedalam tabel- tabel oleh peneliti. Proses tabulasi dilakukan dengan cara
memasukkan data ke dalam table distribusi frekuensi.
4. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau data base komputer.
5. Proccesing
Dalam tahap ini jawaban dari responden yang telah diterjemahkan menjadi
bentuk angka, selanjutnya diproses agar mudah dianalisis.
6. Cleaning
Mengecek kembali untuk mendeteksi kesalahan kode, lengkap atau
tidaknya data yang sudah dimasukkan dan lain sebagainya.
I. Analisa Data
Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan
penggunaan alat pelindung diri (APD), maka analisis datanya dilakukan
secara komputerisasi dengan menggunakan computer. Analisa data digunakan
meliputi :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung
dari jenis data nya. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekkuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
Untuk mengetahui distribusi frekuensi selanjutnya dianalisa dengan rumus
presentase sebagai berikut :
𝑃 = 𝐹 𝑥 100%
𝑁
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi/jumlah yang diperoleh
N = Jumlah keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
Suwardi Daryanto. "Pedoman Praktis K3LH: Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan Hidup." Yogyakarta: Gaya Media (2018).
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2010). Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi, VII(8), 1–69.
https://indolabourdatabase.files.wordpress.com/2018/03/permenaker-no-8-
tahun-2010-tentang-apd.pdf
Sarwono, S., Yudyastanti, P., & Marsito, M. (2021). Hubungan Penggunaan Apd
Masker Terhadap Risiko Gangguan Pernafasan Ispa Pada Pekerja Industri
Pengolahan Kayu Di Wadaslintang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan,
17(2), 141. https://doi.org/10.26753/jikk.v17i2.659