TUGAS
REFLEKSI DIRI 1
2. PEMBAHASAN
Menurut kabar yang dikutip dari halaman pamungkas.id tahun 2019, terjadi
kecelakaan kerja akibat robohnya scaffolding di proyek Jalan Tol Pandaan-Malang
pada bulan Agustus 2018. Pada tulisannya peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1
Agustus 2018 pukul 13.30, pekerjaan box culvert untuk overpass di STA 10+300
sedang berlangsungnya pembongkaran scaffolding. Pada saat kejadian tersebut satu
orang pekerja terpeleset dan mengalami kehilangan keseimbangan lalu terjatuh.
Dari kejadian tersebut banyak sekali faktor yang mengpengaruhi mengapa
kecelakaan itu dapat terjadi.
Dalam hirarki pengendalian resiko K3 yang di kutip dari (Fanteri Aji
Dharma Suparnoa, 2020), ada 5 tahapan dalam pengendalian resiko bahaya yaitu :
a Eliminasi
b Subtitusi/bahaya
c Perancangan
d Administrasi
e Alat Pelindung Diri.
Pada langkah a sampai dengan c yaitu langkah untuk mengurangi bahaya yang
timbul di tempat kerja. Langkah yang mudah untuk di impelemtasikan yaitu
penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan tipe pekerjaan yang dilakukan.
Banyak sekali tenaga konstruksi tidak memerhatikan dalam penggunaan alat
pelindung, yang sudah diketahui bahwa penggunaan alat pelindung diri sangat
penting sebagai langkah yang dapat dilakukan tenaga kerja dalam mengurangi
paparan bahaya.
Sedangkan pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. PER.08/MEN/VII/ 2010 tentang Alat Pelindung Diri (APD)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi :
a Pelindung kepala
b Pelindung mata dan muka
c Pelindung telinga
d Pelindung pernapasan berikut dengan perlengkapannya
e Pelindung tangan
f Pelindung kaki.
Patuh
NO APD
F %
1 Alat pelindung kepala 20 100
2 Alat pelindung mata dan wajah 15 75
3 Alat pelindung telinga 14 70
4 Alat pelindung tangan 12 60
5 Alat pelindung kaki 20 100
6 Alat pelindung badan 11 55
7 Alat pelindung pernapasan 15 75
Total 107 76.4