Anda di halaman 1dari 8

LANDFORM

Sungai Ciherang berdasarkan bentuk topografi memiliki bentuk bentang alam khas
(landform) khas struktur lipat-patahan. Sungai Ciherang di titik ini menunjukkan kontak
ketidakselarasan batuan yang ditunjukan oleh arah kelurusan kontur/bukit yang menunjukan
barat-timur. 1000 m dari titik pengamatan dijumpai perubahan aliran sungai secara tiba-tiba,
dari yang tadinya mengalir kearah selatan kemudian berbelok ke arah timur 300 meter
kemudian berbelok lagi kearah selatan. 800 meter dari lokasi dimana dijumpainya perubahan
aliran sungai secara tiba-tiba, dijumpai bentuklahan struktural berupa trapezoidal facet yang
jaraknya tidak jauh dari percabangan sungai. Bentuk morfologi seperti yang dicirikan diatas,
diduga sebagai akibat dari struktur patahan.
DESKRIPSI SINGKAPAN
Pengamatan langsung lapangan didapat indikasi patahan/sesar sangat baik tersingkap di titik
pengamatan. Pada sungai Citeureup indikasi adanya sesar didapat berupa bidang sesar dan
gores-garis. Satuan batuan yang tersesarkan dalam singkapan ini adalah batugamping dengan
ciri putih gelap, konstituen utama kerangka, semen mikrit, kemas mengambang, komposisi
mineral disusun atas kerangka dan kalsit. Juga terdapat batulempung memiliki ciri abu-abu,
ukuran butir lempung (1/256 mm), visual porositas buruk, disusun atas mineral lempung.
batulempung yang saat itu dijumpai kondisinya lapuk dan sudah tererosi.
Sejauh 1600 km singkapan batuan yang tersingkap dan terlibat adalah batulempung.
Singkapan hampir sepanjang ±20 meter yang berada pada dinding sungai. Ciri batulempung
berwarna abu-abu gelap. Nampak masih terlihat struktur geologi berupa lipatan pada bagian
selatan dan utara sungai serta struktur geologi patahan pada bagian utara sungai dengan
dijumpainya shear fracture, gash fracture, dan milonit pada singkapan batuan. Visual
porositasnya buruk. Tersusun oleh mineral lempung. Indikasi adanya struktur geologi adalah
berupa kekar tarik, kekar gerus, serta milonit. (gambar ).

Shear fracture

Gash fracture

milonit
PENGUKURAN
Berdasarkan indikasi adanya bukti-bukti patahan/sesar dikedua lokasi tersingkapnya sesar
tersebut, dilakukannya pengukuran dan pengenalan jenis-jenis struktur penyerta (data
pengukuran terlampir), yaitu :
1. Lokasi Pengamatan Pertama
a) Bidang sesar
b) Gores-garis
c) Pitch
d) Trend
e) Plunge

2. Lokasi pengamatan kedua


a) Milonit : 25 Pengukuran
b) Shear Fracture : 25 Pengukuran
c) Gash Fracture : 25 pengukuran
ANALISIS DAN PEMBAHASAN STRUKTUR
a) Lokasi Pengamatan 1
Pada lokasi pengamatan 1 di sungai Citeureup dijumpai indikasi adanya Patahan.
Digunakan data berupa gores-garis dan bidang sesar untuk mendapatkan hubungan
gerak sesar dengan nama : Right Slip Fault. (lihat gambar a.1 dan a.2).
b) Lokasi Pengamatan 2
Pada lokasi pengamatan 2 di Sungai Citeureup dijumpai adanya indikasi patahan.
Data yang digunakan berupa struktur penyerta, diantaranya shear fracture, gash
fracture, dan milonit untuk mendapatkan gerak sesar dengan nama : Right Slip Fault.
(lihat gambar b.1 )
ANALISIS KINEMATIKA SESAR

Sesar pada lokasi pengamatan 1 dicirikan oleh adanya gores garis serta bidang sesar.
Selain itu, sesar ini dicirikan oleh adanya kelurusan Sungai Citeureup yang berarah
relatif barat-timur. Dengan kedudukkan bidang sesar sebesar N 217° E/34°, slip: 11°N
28°E pitch: 9°. Berdasarkan klasifikasi Rickard (1971) diperoleh nama sesar ini yaitu,
Right Slip Fault.
Pada lokasi pengamatan 2 sesar ditafsirkan berdasarkan ciri-ciri dilapangan oleh
adanya urutan stratigrafi yang terbalik dimana satuan batulempung berumur lebih tua
berada diatas satuan batugamping yang berumur lebih muda. Selain itu, digunakan
pula penyerta sesar berupa shear fracture, gash fracture,dan milonit. Berdasarkan
analisis kinematika dari data elemen struktur pada sesar ini didapatkan kedudukan
bidang sesar yaitu N 305° E/64°. Dengan kedudukan net slip 24°, N 202°E dan pitch
34°. sehingga berdasarkan klasifikasi Rickard (1971) diperoleh nama sesarnya, yaitu
Reverse Slip Fault (lihat gambar a.1 dan gambar b.1)

ANALISIS DINAMIKA

Berdasarkan perkembangan tektonik P.Jawa umumnya arah kompresi di Pulau Jawa


dari Zaman ke Zaman berdasarkan beberapa penelitian adalah kompresi langsung atau
dengan sistem pure shear. Maka berdasarkan hal tersebut konsep pembentukan
struktur di daerah ini sesuai dengan konsep Moody n Hill (1956).

Urutan pembentukan struktur adalah sebagai berikut:


Tahap 1 terjadi sesar di sungai citereup Right Slip Fault, dengan kedudukkan N 217°
E/34°, slip: 11°N 28°E pitch: 9°. Pada peta topografi, teramati kelurusan sungai yang
berarah relatif barat-timur. Kelurusan ini diinterpretasikan sebagai bidang lemah
berupa sesar yang memotong perlapisan batuan. sesar terbentuk gaya yang sedang
berlangsung dengan arah gaya utama relatif barat-timur (arah gaya sebenarnya utara-
selatan). Pergeseran dapat terjadi berupa adanya pelepasan tegasan secara lateral pada
arah sumbu tegasan normal terbesar. Bersamaan dengan sesar ini terbentuk satuan
batuan batu gamping umur satuan batuan di daerah ini di duga batuan tertua adalah
lempung dan yang termuda adalah batugamping. Pada sesar ini, jalurnya teranyam
gores-garis horizontal yang diikuti terban yang tidak sistematis.
Tahap berikutnya adalah kedudukkan Reverse Slip fault pada lokasi pengamatan 2,
yang berdasarkan analisa dinamika pada kekar gerus berpasangan menunjukan arah
tegasan utama (σ 1 ¿ adalah 66°, N 305° E. dijumpai pula struktur berupa drag fold
yang merupakan lipatan yang terbentuk karena adanya seretan suatu sesar.
Arah kedua sesar tersebut adalah N 217°E dan N 302° E maka gaya pembentukan
berdasarkan pure shear tegak lurus terhadap kedua sesar tersebut, maka diduga arah
pembentukan sesar tersebut adalah N 190° E dan N 350° E ( relatif utara-selatan).

Anda mungkin juga menyukai