kembali saham tersebut kepada orang lain. Selain aset perusahaan yang mengeluarkan atau
capital gain, investor juga mempertimbangkan menerbitkan saham tersebut. Husnan (2013)
dividen yang ia dapat dari kepemilikan saham menjelaskan saham merupakan secarik kertas
perusahaan tersebut. yang menunjukkan hak pemodal (pihak yang
Dalam mempertimbangkan mengambil memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh
keputusan memilih memiliki saham suatu bagian dari prospek atau kekayaan organisasi
perusahaan, seorang investor biasanya melihat yang menerbitkan sekuritas tersebut dan
dan menganalisis berbagai indikator berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal
fundamental dari perusahaan tersebut. Ada tersebut menjalankan haknya. Saham suatu
banyak indikator fundamental perusahaan perusahaan dapat dibeli maupun dijual kembali
menyangkut prospek harga sahamnya dimasa kepada pihak lain sesuai harga yang berlaku di
yang akan datang, diantaranya adalah Price pasar.
Earning Ratio (PER) dan Enterprise Value Menurut Widioatmojo (2012) jenis-jenis
/Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, harga saham yaitu harga Nominal, harga
and Amortization (EV/EBITDA). perdana, harga pasar, harga pembukaan, harga
Price earning ratio merupakan metode penutupan, harga tertinggi, harga terendah, harga
valuasi saham yang cukup terkenal dan banyak rata-rata. Menurut Brigham dan Houston (2011)
dipakai investor untuk menganalisa valuasi dari harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor
suatu saham, apakah undervalue atau overvalue. utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal
Rasio ini biasanya digunakan untuk menghitung perusahaan. Faktor internal perusahaan yang
tingkat pengembalian modal yang mempengaruhi harga saham yaitu: Seluruh aset
diinvestasikan, atau menghitung kemampuan keuangan perusahaan, Kapan arus kas terjadi,
saham menghasilkan laba. Rasio ini dapat Tingkat risiko arus kas yang diterima. Sedangkan
dijadikan ukuran murah atau mahalnya suatu factor eksternal yang dapat mempengaruhi harga
saham, jika dibandingkan dengan saham lain di saham adalah batasan hukum, tingkat umum
industri yang sejenis. aktivitas ekonomi, undang-undang pajak, tingkat
Selain menganalisis PER perusahaan, suku bunga dan kondisi bursa saham
dewasa ini investor juga lebih senang 2.2 Price Earning Ratio
menggunakan analisis nilai perusahaan yang
dibandingkan dengan dengan laba kotor yang Arifin dalam Prasetyorini (2013)
diperolehnya, atau dikenal dengan istilah mengatakan price earning ratio digunakan untuk
EV/EBITDA. EV/EBITDA relatif lebih rill menilai murah atau mahal sebuah saham,
menggambarkan kinerja perusahaan, karena semakin rendah nilai PER sebuah saham maka
indikator fundamental ini lebih fair mengukur semakin baik atau murah harganya untuk
kinerja keuangan perusahaan sesungguhnya diinvestasikan. Sudana (2009) price earning ratio
dibandingkan dengan PER, dimana beban adalah rasio yang mengukur tentang bagaimana
depresiasi tidak mengurangi laba karena uang investor menilai prospek pertumbuhan
kas perusahaan tidak dikeluarkan untuk perusahaan di masa yang akan datang, dan
depresiasi serta laba tidak dikurangi pajak adalah tercermin pada harga saham yang bersedia
diakibatkan adanya laporan keuangan laba rugi, dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba
dan tidak aktivitas operasional perusahaan yang diperoleh perusahaan. Menurut Tandelilin
tersebut. (2010), rumus untuk menghitung PER suatu
saham adalah dengan membagi harga saham
2. Tinjauan Teoritis perusahaan terhadap earning per lembar saham.
2.1 Harga Saham 2.3 EV/EBITDA
Saham adalah tanda kepemilikan Wong dan Sadeli dalam Onasis (2016)
perusahaan atas nama saham yang dibelinya. menyatakan analis atau Fund manager sering
(Kasmir, 2010). Sulia (2017) mengatakan bahwa menggunakan metode Valuation EV/EBITDA
saham adalah surat bukti kepemilikan atas aset-
Pengaruh Price Earning…{Fahrozi & Muin}|105
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 1, Juni 2021 e-ISSN 2597-7393
(enterprise value divide earning before interest sampling dengan kriteria, perusahaan sektor
taxes depreciation and amortisation) dalam properti di bursa efek indonesia yang
menilai harga wajar suatu saham. EV/EBITDA menerbitkan laporan keuangan dan data secara
ini dianggap sama seperti PER. Metode lengkap selama lima tahun berturut-turut. Total
fundamental perusahaan ini menilai harga wajar sampel selama lima tahun yang digunakan dalam
suatu saham melihat dari unsur nilai perusahaan penelitian ini sebanyak 46 perusahaan.
(EV=Enterprise Value) secara keseluruhan Analisis Data
(Hutang dan Modal) dibandingkan dengan laba Metode analisis data untuk pembuktian
(earning) kinerja perusahaan(EBITDA). hipotesis adalah analisis regresi berganda dengan
Kaplan dan Ruback dalam Onasis (2016) software SPSS. Rumus regresi berganda adalah
merumuskan EV/EBITDA (Ebitda Multiple) sebagai berikut:
sebagai berikut : EV / EBITDA = (Market Value
of Stock + The Book Value of Firm Short and Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Long Term Debt, Less Cash) to EBITDA (
Earning Before Interest Taxes Depreciation and Dimana
Amortisation) Y = Harga Saham
2.4 Kerangka pemikiran a = konstanta
Model penelitian pada penelitian ini adalah b = Koefisien regresi
sebagai berikut: X1 = Price Earning Ratio
X2 = EV/EBITDA
e = kesalahan Pengganggu
4. Hasil Penelitian
4.1 Uji Asumsi Klasik
4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Gambar 1. Model Penelitian apakah dalam model regresi, variabel
2.5 Hipotesis pengganggu atau residual memiliki distribusi
Adapun Hipotesis dalam penelitian ini normal. Pengujian normalitas pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: dilakukan dengan menggunakan uji
H.1. Price earning ratio berpengaruh terhadap Kolmogorov- Smirnov Test, yaitu sebagai
harga saham. berikut:
H.2. EV/EBITDA berpengaruh terhadap harga Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
saham.
H.3. Price earning ratio, EV/EBITDA secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deksriptif
kuantitatif. Didalam penelitian dilakukan analisa
terhadap pengaruh PER dan EV/EBITDA akan
harga saham. Data yang digunakan adalah data Sumber : Data Olahan, 2020
sekunder berupa laporan keuangan. Sampel yang Pembahasan hasil uji normalitas dari tabel
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh 3 di atas menunjukkan uji normalitas
perusahaan emiten sektor properti yang terdaftar Kolmogorov-Smirnov memiliki nilai signifikan
di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama lima tahun (Sig) > 0,05 maka dpata disimpulkan data
berturut yaitu untuk periode tahun 2015-2019. penelitian berdistribusi normal.
Pemilihan sampel dilakukan secara purposive
Pengaruh Price Earning…{Fahrozi & Muin}|106
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No.1, Juni 2021 e-ISSN 2597-7393
EV/EBITDA dengan nilai thitung < ttabel summary dari hasil analisis regresi linier
(0.162) < ttabel (1.970242) Karena nilai thitung > berganda di atas.
ttabel (0.162 < 1.970242), maka Ha ditolak,
artinya variabel bebas secara parsial tidak Tabel 6. Koefisien Determinasi
berpengaruh signifikan pada variabel ev/ebitda
(X2) terhadap variabel harga saham (Y)
Berdasarkan keterangan hasil penelitian uji
Sumber : Data Olahan, 2020
regresi linier berganda di atas menghasilkan
Berdasarkan tabel 5.33 diatas diperoleh
kedua variabel bebas ditolak. Berarti didalam
angka Adjusted RSquare sebesar -.007 atau (62%).
penelitian mengenai pengaruh PER dan
Hal ini menunjukkan bahwa persentase
EV/EBITDA terhadap harga saham tidak
sumbangan dari variabel independen yaitu
terdapat pengaruh secara parsial, maka variabel
variabel X1 (PER) dan variabel X2
variabel X1 (PER) dan variabel X2 (ev/ebitda)
(EV/EBITDA) terhadap variabel harga saham
tidak berpengaruh secara parsial terhadap
sebesar -0.007.
variabel Y (harga saham).
4.3.2 Uji F 4.4 Pembahasan
Uji F dapat dilakukan dengan
Pengaruh Price earning ratio terhadap Harga
membandingkan F hitung dengan F tabel, jika F
Saham Perusahaan Properti di Bursa Efek
hitung > dari F tabel, (Ho di tolak Ha diterima)
Indonesia
maka model signifikan atau bisa dilihat dalam
Sesuai dengan hipotesis yang diangkat
kolom signifikansi pada Anova. Berikut peneliti
dalam penelitian ini yaitu price earning ratio
sajikan pada tabel di bawah ini
berpengaruh signifikan positif terhadap harga
Tabel 5. Uji F
saham perusahaan properti di BEI. Namun, hasil
analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
aspek price earning ratio atau PER tidak
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
sektor industri properti. Hal ini yang ditunjukkan
Sumber : Data Olahan, 2020 oleh path-koefisien -0.044 yang mana tidak
signifikan dengan nilai t- statistict nilai thitung (-
Nilai f tabel (α=5%; df2) 0.676) < ttabel (1.970242).
= n-k (235-3) Adakalanya PER dapat diartikan
= 232 = 2.643 menggambarkan psikologis pasar, yaitu berupa
Berdasarkan tabel 5.32 diketahui nilai ekspektasi serta persepsi pasar terhadap suatu
fhitung lebih besar dibandingkan dengan ftabel saham. Hal ini dapat kita lihat saat suatu saham
dengan tingkat signifikan 0,787. harganya justru turun saat laba perusahaan
Karena nilai t fhitung < ftabel (0.240 < 2.643), cenderung naik, atau sebaliknya. Idealnya adalah
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan jika laba perusahaan naik, harga sahamnya juga
pada Variabel X1 (PER) dan variabel X2 akan naik. Tapi ada kalanya kita juga melihat dua
(ev/ebitda) secara simultan atau bersama-sama perusahaan dengan kinerja keuangan hampir
berpengaruh terhadap variabel harga saham (Y) sama, namun kinerja harga sahamnya bertolak
4.3.3 Koefisien Determinasi belakang. Di sinilah faktor psikologis tersebut
Analisis Determinasi digunakan untuk berperan
mengetahui persentase sumbangan pengaruh Namun hasil dari penelitian ini
variabel X1 (PER) dan variabel X2 mengungkapkan yaitu tidak ada hubungan yang
(EV/EBITDA) secara bersama- sama terhadap signifikan antara variabel PER dengan harga
variabel harga saham (Y). Hasil analisis saham perusahaan sektor properti di bursa efek
determinasi dapat dilihat pada output model indonesia menggunakan data dari tahun 2015
hingga 2019. Hal ini tentu menjadi temuan yang
Pengaruh Price Earning…{Fahrozi & Muin}|108
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No.1, Juni 2021 e-ISSN 2597-7393
dapat menjadi bahan pertimbangan para investor –F pada bagian sebelumnya. Artinya cukup
baik investor korporat maupun investor ritel dengan uji F sudah bisa menetapkan kebenaran
dalam menempatkan investasinya di saham atau signifikan dari koefisien determinasi ini.
sektor properti BEI. Hal ini sejalan dengan hasil Namun, temuan di penelitian ini menemukan
penelitian Onasis (2016) yang mana variabel bahwa kedua variabel tersebut tidak berpengaruh
PER juga tidak berpengaruh pada harga saham sama sekali. Ini ditunjukkan Karena nilai fhitung <
sektor konsumer di Bursa Efek Indonesia ftabel (0.240 < 2.643),
Pengaruh EV/EBITDA terhadap Harga Nilai Adjustment RSquare sebagai koefisien
Saham Perusahaan Sektor Properti di Bursa determinan pada penelitian ini juga sangat
Efek Indonesia rendah yaitu -0.007. Ini menunjukkan Bahwa
Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek kedua variabel ini yaitu PER dan EV/EBITDA
EV/EBITDA tidak berpengaruh terhadap harga tidak bisa mempengaruhi harga saham. Faktor
saham sektor properti. Hal ini yang ditunjukkan fundamental perusahaan di luar variabel yang
oleh koefisien 0.022 dengan nilai thitung < ttabel diteliti ini dapat dikatakan mempunyai pengaruh
(0.162) < ttabel (1.970242). Artinya, bahwa yang besar daripada variabel independen
adanya EV/EBITDA yang secara teori penelitian ini.
fundamental keuangan menggambarkan murah 5. Simpulan dan Saran
atau mahalnya suatu nilai saham tidak memiliki 5.1 Simpulan
peran dalam mempengaruhi harga saham sektor Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
properti di bursa efek indonesia. Hal ini bisa saja pada perusahaan sektor properti yang terdaftar di
terjadi karena hasil penelitian ini merupakan Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 didapat
hasil olahan data riil dari lapangan yang bahwa price earning ratio tidak berpengaruh
dianalisis secara parsial antara variabel. signifikan terhadap harga saham sektor Properti
Temuan penelitian ini bertolak belakang Bursa Saham Indonesia. Demikian pula variabel
dengan hasil penelitian Onasis (2016) yang Independen yang kedua yaitu EV/EBITDA juga
mengemukakan bahwa hasil uji parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
EV/EBITDA berpengaruh terhadap harga saham saham sektor Properti Bursa Saham Indonesia.
sektor konsumer. Hal ini menggambarkan bahwa Secara simultan, temuan penelitian ini
perbedaan sektor industri dalam bursa saham mendapatkan bahwa variabel PER dan
indonesia juga memiliki gap maupun perbedaan EV/EBITDA tidak berpengaruh terhadap harga
dalam hal analisis fundamentalnya. Artinya para saham sektor properti di Bursa Efek Indonesia
investor dapat mengesampingkan pertimbangan
EV/EBITDA dalam berinvestasi di perusahaan 5.2 Saran
sektor Properti di Bursa Efek Indonesia Seperti yang dibahas sebelumnya, hasil
penelitian ini belum mampu membuktikan peran
Pengaruh PER dan EV/EBITDA terhadap price earning ratio terhadap harga saham. Serta
Harga Saham Perusahaan Sektor Properti di EV/EBITDA dalam mempengaruhi terhadap
Bursa Efek Indonesia harga saham. Oleh karena itu, maka saran bagi
Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan studi selanjutnya adalah mencari variabel -
bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan variabel lain yang secara konsep teoritis mampu
antara variabel PER dan EV/EBITDA terhadap mempengaruhi harga saham.
harga saham di sektor properti di Bursa Efek Bagi para investor yang ingin berinvestasi
Indonesia. Berbeda halnya dengan penelitian pada perusahaan - perusahaan properti di Bursa
yang dilakukan Onasis (2016) pada sektor Efek Indonesia agar tidak terlalu melihat aspek
konsumer Bursa efek indonesia, yang mana price earning ratio ketika menilai harga saham
EV/EBITDA dan PER secara bersama- sama dari perusahaan tersebut.
dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada
harga saham sebesar 68.8 %. Besarnya pengaruh
kedua variabel ini cukup diuji hanya dengan uji
Pengaruh Price Earning…{Fahrozi & Muin}|109
Jurnal Ekonomi KIAT p-ISSN 1410-3834
Vol. 32, No. 1, Juni 2021 e-ISSN 2597-7393