Anda di halaman 1dari 15

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Hasil Penelitain Terdahulu

Judul dan Hasil Persamaan Perbedaan


Pengaruh Pemberian Jus Bayam Hijau - Menggunakan - Menggunakan jus
Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil jus bayam bayam hijau dengan sari
Di PMB Rosmidah Wilayah Kerja hijau kurma dengan
Puskesmas Kuok (Dhilon, 2020) - Lama komposisi yang berbeda
perlakuan - Lokasi penelitian
Hasil: - Jumlah dosis - Responden yang diberi
Pemberian jus bayam hijau diberikan pemberian perlakuan
satu hari satu kali selama 7 hari dengan - Pemeriksaan
komposisi 200 ml jus yang terdiri dari pretes dan
200 gr bayam hijau dicampur dengan postes
200 ml air, menunjukkan adanya selisih
antara kadar Hb sebelum perlakuan yaitu
8,80 dan setelah perlakuan yaitu 12,04.

Pengaruh Pemberian Sari Kurma - Menggunakan - Menggunakan jus


Terhadap Peningkatan Kadar sari kurma bayam hijau dengan sari
Hemoglobin Ibu Hamil (Widowati et al., - Jumlah dosis kurma
2019) pemberian - Lokasi penelitian
Pemeriksaan - Responden yang diberi
Hasil: pretes dan perlakuan
Penelitian berlangsung selama 10 hari postes - Lama perlakuan
dengan pemberian sari kurma tiga kali
sehari sebanyak 10 ml, menunjukkan
hasil yang positif yaitu terdapat pengaruh
sari kurma terhadap kadar hemoglobin
pada ibu hamil sebelum dan sesudah
pemberian sari kurma. Hal ini
ditunjukkan dengan hasil sebelumnya
yaitu dalam rentang 8,1-10,4 g/dl dan
setelahnya yaitu dalam rentang 9,8-12,9
g/dL.

Penatalaksanaan Anemia Ringan pada - Menggunakan - Responden dan kriteria


Ibu Hamil Trimester I dengan Pemberian jus bayam inklusi
Jus Bayam dan Sari Kurma di PMB dengan sari - Lokasi penelitian
Jariyah Amd, Keb. Burneh Bangkalan kurma - Tidak ada pemeriksaan
(Wahyuni, 2020) kadar hemoglobin
sebelum perlakuan pada
Hasil: penelitian sebelumnya
Anemia yang dikeluhkan oleh pasien - Metode penelitian
sudah tidak ada dan pemberian perlakuan
dilakukan hingga kadar hemoglobin
pasien mencapai batas normal. Kadar
hemoglobin setelah perlakuan yaitu 11,8
dan 11,9.

6
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya menghasilkan data yang dapat
dijadikan sebagai acuan antara lain:
Berdasarkan studi literatur terdahulu, diperoleh persamaan penelitian dengan
menggunakan tanaman bayam sebagai bahan penelitian untuk menguji pengaruh
jus bayam terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil oleh (Dhilon, 2020),
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Widowati et al., 2019) yaitu
menggunakan sari kurma untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil.
Penelitian mengenai jus bayam dan sari kurma yang dilakukan oleh (Wahyuni,
2020) memiliki perbedaan yaitu dibuat jus bayam hijau dengan sari kurma yang
mampu memberikan pengaruh yang baik yaitu meningkatkan kadar hemoglobin
pada ibu hamil yang menderita anemia dengan responden dan kriteria inklusi yang
berbeda tanpa dibatasi usia kehamilan. Lokasi penelitiannya pun berbeda dengan
penelitian sebelumnya, serta pada penelitian sebelumnya tidak dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum perlakuan (pretes) dan penelitian yang
akan dilakukan menggunakan pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum (pretes) dan
setelah (postes) perlakuan untuk analisis hasilnya.

2.2 Landasan Teori


Anemia secara umum memiliki definisi yaitu keadaan berkurangnya
konsentrasi hemoglobin (Hb) atau hematokrit yang didasarkan pada rentang nilai
tertentu sesuai dengan referensi, yang dapat diakibatkan oleh kurangnya produksi
sel darah merah atau eritrosit dan hemoglobin, kerusakan eritrosit atau hemolisis
yang tinggi, atau kekurangan darah dalam jumlah banyak di dalam tubuh
(Citrakesumasari, 2012).
Anemia terjadi ditandai dengan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel
darah merah yang turun di bawah batas normal (Dhilon, 2020). Anemia yang terjadi
pada masa kehamilan adalah suatu keadaan ibu yang memiliki kadar hemoglobin
di bawah kadar normal yaitu kurang <11 g/dL yang terjadi pada trimester awal dan
akhir (satu dan tiga) kehamilan, atau pada saat hemoglobin mencapai kadar kurang
dari 10,5 g/dL pada masa kehamilan tengah (Rohmatika, 2016).
Anemia defisiensi besi (ADB) atau anemia gizi besi merupakan keadaan
kekurangan asupan yang mengandung zat besi (Fe) yang berperan sebagai

7
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
penyusun utama hemoglobin untuk pembentukan sel darah merah. Kadar Hb total
yang rendah di bawah batas normal atau biasa disebut hipokromia dan sel darah
merah yang dimiliki beurukuran lebih kecil dari ukuran standar atau biasa disebut
mikrositosis merupakan tanda terjadinya anemia defisiensi besi. Hal tersebut dapat
mengganggu aktivitas karena adanya penurunan metabolisme energi
(Citrakesumasari, 2012).
Anemia defisiensi besi (ADB) terjadi akibat proses sintesis hemoglobin
terhambat karena adanya zat besi yang kurang untuk mensitesis di dalam tubuh.
Sedangkan, hemoglobin terdiri dari metalprotein atau suatu kumpulan protein yang
mengandung zat besi yang terdapat dalam sel darah merah yang memiliki fungsi
untuk mengangkut oksigen yang terdapat pada paru-paru dibawa menuju seluruh
tubuh. Karbon dioksida yang dibawa dari seluruh tubuh menuju paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh didukung oleh adanya hemoglobin (Amalia, 2016).
Anemia defisiensi besi adalah salah satu kondisi tubuh yang mengalami
kekurangan besi, yang ditunjukkan dengan adanya kekurangan besi pada jaringan
dan tidak tercukupinya cadangan zat besi dalam tubuh, disertai dengan terjadinya
penurunan kadar hemoglobin yang melebihi 2 standar deviasinya dari parameter
nilai pada populasi yang sama (Wibowo, 2015). Kehamilan akan mengakibatkan
perubahan fisiologis pada ibu yang menyebabkan risiko anemia yang diderita oleh
ibu akan meningkat pada usia kehamilan 5 hingga 6 bulan akan lebih rentan
(Goonewardene et al., 2012). Penyebab anemia pada ibu hamil yang paling utama
yaitu akibat dari anemia defisiensi besi (Pavord et al., 2020).
Klasifikasi usia pada proses kehamilan: (Rachmawati, 2014)
1. Trimester awal yaitu mulai dihitung dari minggu ke 0 hingga minggu ke 12.
2. Trimester tengah terhitung dari minggu ke 13 hingga minggu ke 27.
3. Trimester akhir terhitung dari minggu ke 28 hingga minggu ke 40.
Pada kehamilan terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko
anemia, diantaranya:
- Asupan Nutrisi
Asupan nutrisi sangat berpengaruh terhadap risiko anemia yang diderita
oleh ibu hamil. Perubahan fisiologis maternal yang membutuhkan banyak
nutrisi perlu diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup. Selain terjadi

8
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
kurangnya kadar besi, asam folat dan vitamin B12 yang kurang masih
banyak dialami oleh ibu hamil. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, vitamin B12, dan
khususnya zat besi sehingga ibu hamil memiliki komposisi nutrisi
bervariasi untuk mencegah terjadinya anemia pada masa kehamilan
(VanderJagt et al., 2007).
- Diabetes Gestasional
Pada kondisi hiperglikemi, transferrin yang mengakomodasi peningkatan
kebutuhan besi janin mengalami hiperglikosilasi sehingga tidak dapat
berfungsi optimal. Akibatnya transpor besi ke janin berkurang, dan besi
terutama digunakan untuk memproduksi eritrosit, sehingga tidak
mencukupi kebutuhan perkembangan organ janin. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 40-90% kadar besi berkurang pada organ
neonatus yang lahir dari ibu dengan diabetes (Gangopadhyay et al., 2011;
Petry et al., 1992).
- Kehamilan ganda
Ibu dalam kondisi hamil ganda membutuhkan kadar zat besi di dalam
tubuhnya lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Ibu yang
mengalami kehamilan ganda rentan terhadap peningkatan berat badan yang
lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal, hal tersebut dapat menjadi
penyebab meningkatnya mediator inflamasi sistemik IL-6, sehingga zat
besi yang dibutuhkan juga akan meningkat. Hal ini menjadi penyebab ibu
yang mengalami hamil ganda memiliki risiko terhadap kekurangan zat besi
di dalam tubuhnya yang lebih besar (Cao, 2013).
- Kehamilan remaja
Anemia pada kehamilan disebabkan oleh multifaktorial, seperti akibat
penyakit infeksi, genetik, atau belum tercukupinya status nutrisi yang
optimal. Masa remaja yang telah dibuktikan sebagai fase yang rentan
defisiensi nutrisi. Peningkatan risiko anemia pada remaja disebabkan masih
diperlukannya besi pada fase tumbuh kembang yang belum selesai (Cao,
2013; Pinho-Pompeu et al., 2017)

9
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
Sebuah studi di Amerika menyatakan bahwa sebanyak 9-13% remaja
menderita anemia pada trimester 1, dan meningkat menjadi 57-66% pada
trimester 3 (Cao, 2013; Pinho-Pompeu et al., 2017).
- Inflamasi dan infeksi dalam kehamilan
Kondisi infeksi dan inflamasi dapat memicu keadaan defisiensi besi.
Infeksi seperti cacing, tuberculosis, HIV, malaria, maupun penyakit lain
seperti inflammatory bowel disease atau keganasan akan memperburuk
keadaan anemia, dan anemia pun akan memperburuk kondisi inflamasi
dan/atau infeksi tersebut (Gangopadhyay et al., 2011).
Berikut adalah beberapa stadium anemia zat besi: (Pavord et al., 2020) (Coad,
2014)
- Stadium 1 – Deplesi besi
Pada stadium ini ditunjukkan dengan adanya serum ferritin yang menurun
(<40 µg/L), sedangkan pemeriksaan hemoglobin dan besi serum masih
normal. Pada stadium ini terjadi peningkatan absorbsi besi di usus.
- Stadium 2 – Eritropoiesis defisiensi besi
Apabila keadaan deplesi besi terus berlanjut, cadangan besi akan menjadi
sangat rendah, sehingga penyediaan besi untuk eritropoiesis berkurang.
Kondisi ini disebut eritropoiesis defisiensi besi, dimana manifestasi klinis
anemia belum terlihat dan kadar hemoglobin di dalamnya masih dalam
batas wajar. Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium menunjukkan
hasil yaitu kadar besi serum (SI) dan saturasi transferrin semakin turun, dan
terjadi peningkatan Total Iron Binding Capacity (TIBC).
- Stadium 3 – Anemia defisiensi besi
Pada anemia defisiensi besi sudah hampir terjadi gangguan fungsi, ditandai
dengan kadar Hb, MCV, MCH yang turun, selain adanya penurunan kadar
ferritin dan kadar besi di dalam serum. Gambaran darah tepi didapatkan
mikrositik dan hipokromik. Pada kondisi ini biasanya manifestasi klinis
anemia dapat mulai terlihat.
Anemia yang terjadi pada kehamilan ditegakkan apabila kadar hemoglobin
(Hb) <11 g/dL atau hematokrit (Ht) 33%, serta anemia pasca salin apabila
didapatkan Hb <10 g/dL (World Health Organization, 2016). Center for disease

10
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
control and prevention mendefinisikan anemia sebagai kondisi dengan kadar Hb
<11 g/dL pada trimester awal dan akhir, Hb <10,5 g/dL pada trimester tengah, serta
<10 g/dL pada pasca persalinan (Goonewardene et al., 2012).

2.3 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan skrining anemia pada kehamilan disarankan untuk dilakukan pada
saat trimester 1, saat usia 24-28 minggu, serta dalam 24-28 jam pascasalin (sesuai
indikasi) (NICE, 1962; Tran, 2019).
Untuk mendiagnosis anemia defisiensi besi (ADB) dapat dilakukan beberapa
parameter pemeriksaan berikut ini:
1. Konsentrasi hemoglobin (Hb)
Hemoglobin merupakan protein dalam darah yang dapat merepresentasikan
kadar besi di sirkulasi. WHO mengklasifikasikan derajat keparahan anemia sebagai
berikut: (World Health Organization, 2016).
a. Ringan : kadar hemoglobin <11 g/dL
b. Sedang : kadar hemoglobin <10 g/dL
c. Berat : kadar hemoglobin <7 g/dL
2. Kadar hematokrit
Hematorkit adalah jumlah eritrosit pada volume darah keseluruhan yang
dihitung dalam presentase. Pada kehamilan terjadi peningkatan volume plasma
yang jumlahnya tidak berimbang dengan adanya jumlah eritrosit yang meningkat
sehingga menyebabkan kadar hematokrit yang turun dalam kehamilan. Kadar
hematokrit <33% mengindikasikan adanya anemia.
3. Hitung eritrosit
Anemia ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit yang disertai dengan
berkurangnya kadar hemoglobin atau perubahan morfologi eritrosit. Pada ibu
hamil, jumlah hitung eritrosit <3,42 × 106/mm3 dapat dikatakan anemia (Abbassi-
Ghanavati et al., 2009).
4. Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular Hemoglobin
(MCH)
MCV adalah volume rata-rata eritrosit. Sedangkan MCH adalah rerata
konsentrasi hemoglobin yang terdapat dalam satu sel eritrosit. Pada anemia

11
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
defisiensi besi terjadi penurunan nilai MCV <80 fl dan MCH <26 pg, serta pada
apusan darah tepi tampak gambaran eritrosit mikrositik hipokrom. Selain anemia
defisiensi besi, anemia mikrositik hipokrom juga dapat ditemukan pada
thalassemia, anemia sideroblastic, atau anemia karena penyakit kronik (Cappellini
et al., 2020).
Selama kehamilan terjadi peningkatan eritropoiesis akibat peningkatan
hormon human placental lactogen (HPL), yang menyebabkan peningkatan
presentase eritrosit muda yang besar. Hal ini mengakibatkan diagnosis defisiensi
besi melalui mikrositosis lebih sulit selama kehamilan, dan defisiensi besi dapat
terjadi meskipun MCV masih normal (Abdelrahman et al., 2012).
5. Red-cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan yang rutin dilakukan karena termasuk dalam pemeriksaan Darah
Perifer Lengkap (DPL). RDW menunjukkan variasi ukuran eritrosit dan dapat
melihat adanya defisiensi besi lebih awal. RDW yang tinggi merefleksikan
heterogenitas MCV (anisositosis), yang dapat disebabkan gangguan maturase atau
degradasi eritrosit. Tidak seperti MCV yang masih normal pada tahap prelaten dan
laten defisiensi besi, RDW akan mengalami peningkatan akibat jumlah sel
mikrositik yang meningkat. Selain anemia defisiensi besi, peningkatan RDW juga
dapat ditemukan pada anemia megaloblastik akibat defisiensi asam folat atau
vitamin B12, anemia sideroblastik, sindrom mielodisplastik, hemoglobinopati,
serta pasien anemia yang telah mendapatkan transfusi darah (Abdelrahman et al.,
2012). Studi menunjukkan nilai RDW >14,5% mengkonfirmasi diagnosis anemia
defisiensi besi dengan sensitivitas 43,8% dan spesifisitas 73,7% (Kassebaum et al.,
2015).

2.4 Klasifikasi dan Morfologi Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.)


Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.) adalah salah satu tumbuhan yang
dapat dikonsumsi bagian daunnya untuk dijadikan sayuran hijau. Salah satu sumber
makanan yang mengandung zat besi penting terdapat dalam bayam hijau. Amerika
tropik adalah asal tumbuhan bayam, yang saat ini sudah menyebar di seluruh daerah
tropis dan subtropis. Bayam dapat tumbuh di Indonesia pada daerah yang panas

12
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
maupun dingin dan di dataran rendah paada lahan terbuka dengan udara yang
sedikit panas akan tumbuh jauh lebih subur (Dalimartha, 2006).
Bayam termasuk herba setahun, berbentuk tegak atau sedikit condong,
memiliki tinggi 0,4-1 m, dan memiliki cabang. Batang yang dimiliki bayam tidak
kuat dan mengandung air. Daunnya tunggal, bentuknya bulat oval, lemas, dengan
panjang tangkai 2 hingga 8 cm, ujungnya runcing dengan tulang daun menyirip
yang terlihat, tepi daun bayam rata, bentuknya bulat oval, panjang daun antara 1,5
hingga 6,0 cm dan memiliki lebar 0,5 cm dengan warna daunnya hijau. Bunganya
berkelamin tunggal dan tertata rapat, tetapi termasuk dalam bunga majemuk.
Bentuk bunga jantannya berupa bulir, sedangkan bunga betinanya bentuknya bulat
yang berada di bagian bawah duduk di ketiak, bagian atas menyatu menjadi
karangan bunga pada tangkai dan ketiak percabangan. Buah (fructus) dari bayam
mengandung biji yang sangat kecil dengan bentuk bulat panjang antara 0,8 hingga
1 mm yang berwarna hitam mengkilat. Usia panen bayam yang baik yaitu sebelum
bayam berbunga. Jika dipanen terlalu tua, maka kualitas bayam yang dihasilkan
akan menurun karena daunnya akan menjadi keras dan berserat. (Dalimartha,
2006).

Gambar 2.1 Morfologi Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.) (Native Plant Trust, 2021)

Klasifikasi Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.) menurut USDA


(United States Departement of Agriculture)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta

13
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Caryophyllidae
Order : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus L.
Spesies : Amaranthus hybridus, L.

2.5 Manfaat Bayam Hijau (Amaranthus hybridus, L.)


Bayam merupakan sayuran yang kaya akan serat sehingga bisa
dimanfaatkan untuk membantu proses pembuangan zat sisa yang ada di dalam
tubuh. Makanan yang kaya akan serat direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh
penderita kanker usus besar, penderita diabetes mellitus, kolesterol darah tinggi,
dan untuk penurunan berat badan. Daun bayam juga dapat digunakan untuk
pengobatan gagal ginjal, kurang darah (anemia), tekanan darah rendah,
memperkuat akar rambut, dan membersikan darah setelah bersalin, serta akar
daun dapat digunakan dalam pengobatan disentri (Dalimartha, 2006).
Bayam kaya akan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya sehingga
memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia antara lain zat besi, protein,
karbohidrat, lemak, mineral, dan lainnya, serta berbagai vitamin antara lain
vitamin A, B, dan C (Dalimartha, 2006). (Kundaryanti et al., 2019) melakukan
penelitian dan didapakan hasil bahwa ibu hamil yang diberikan jus bayam
semakin meningkat kadar hemoglobinnya, hal tersebut dapat dijadikan sebagai
salah satu terapi nonfarmakologi untuk penunjangnya.

2.6 Klasifikasi dan Morfologi Kurma (Phoenix dactylifera, L.)


Kurma (Phoenix dactylifera, L.) termasuk dalam tanaman tertua yang
asalnya dari dataran Palestina, Mesopotamia atau daerah di sekitar Afrika Utara
(Maroko) hingga menyebar ke daerah Afrika Asia Tengah, Mesir, dan
sekelilingnya pada tahun 3000 SM, lalu saat ini banyak dibudidayakan di Arab
(Saputa, 2018). Buah kurma memiliki karaketistik yang bervariasi, berat buah

14
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
kurma antara 2-60 gram dengan panjang 3-7 cm, memiliki tekstur lembut
hingga kering, terdapat biji di dalam buahnya, buah kurma memiliki variasi
warna antara lain kuning kecoklatan, coklat gelap, dan kuning kemerahan (Al-
Hooti et al., 1997).

Gambar 2.2 Morfologi Kurma (Phoenix dactylifera, L.) (Idtools, 2014)

Klasifikasi buah kurma (Phoenix dactylifera, L.) menurut USDA (United


States Departement of Agriculture)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Order : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Phoenix L.
Spesies : Phoenix dactylifera, L.
Menurut (Zaid, 2007) hanya di daerah Afrika Utara dan Timur Tengah
tempat kurma dapat tumbuh. Karakteristik kurma tidak berbeda jauh dengan kelapa
yaitu roset batang, bijinya berjenis monokotil, diaceous (berumah dua), panjang dan
bertulang, daun menyirip, bunganya berbentuk tandan, buah berwarna hijau, tetapi
akan berubah menjadi merah kecoklatan apabila sudah tua.
Kurma basah mengandung protein total sebesar 1,4-1,7 gram / 100 gram dan
dapat meningkat menjadi 2,14 gram dalam keadaan kurma kering karena terdapat
pengaruh penurunan kandungan air di dalam kurma. Ada beberapa senyawa asam

15
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
amino esensial yang terdapat dalam buah kurma antara lain teronin, lisin, dan
isoleusin. Kemudian, kandungan asam lemak yang terkandung dalam buah kurma
yaitu asam lemak jenuhnya yaitu oleat dan linoleate dan asam lemah tak jenuh yang
berada di dalamnya yaitu laurat, palmitat, dan stearat. Pada kurma juga terdapat
selenium yaitu salah satu mineral yang berpotensi sebagai antioksidan dengan cara
kerjanya menjadi koenzim pada enzim antioksidan yaitu glutathione peroxidase.
Disamping itu, dalam kurma juga terdapat kadar kalium yang tinggi yaitu 100
hingga 800 mg/ 100 gram dalam kurma kering dan sudah ada bukti bahwa kurma
dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan mineral lain yang terdapat dalam
kurma anatara lain seng, fosfor, kalsium, besi, magnesium, dan flourin (Utami &
Graharti, 2017).
Data yang diperoleh oleh (World Health Organization, 2019) bahwa kurma
mengandung zat besi yang mampu menjadikan kadar hemoglobin dalam darah
meningkat. Kandungan lain dalam kurma antara lain protein, serat, glukosa,
vitamin, biotin, niasin, dan asam folat. Mineral yang terkandung dalam kurma yaitu
kalsium, sodium dan potassium. Kurma terdiri atas sekitar 1,8-2% protein,
sedangkan kadar glukosanya yaitu 57% dan mengandung serat sebanyak 2-4%.

2.7 Manfaat Kurma (Phoenix dactylifera, L.)


Kurma menjadi salah satu buah yang memiliki manfaat bagi ibu hamil yaitu
menguatkan kandungan dan juga dapat mendukung kelancaran proses persalinan.
Keguguran pada masa kehamilan dapat disebabkan oleh salah satu faktor yaitu
kurangnya kadar hemoglobin di dalam tubuh atau sering disebut dengan anemia.
Kandungan zat besi dalam buah kurma mampu memperkuat kandungan karena
di dalamnya, hal ini disebabkan oleh adanya zat besi yang terdapat dalam buah
kurma. Kurma juga mengandung vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat
besi, sehingga zat besi akan lebih mudah terabsorpsi di dalam tubuh. Selain itu,
buah kurma juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh ibu dan bayi yang
dikandungnya, serta akan meningkatkan produksi oksitoksin yang berperan dalam
merangsang kontraksi rahim sehingga pada saat persalinan akan lebih mudah
(Romadloniyah, 2020).

16
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi
Makanan yang dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi yaitu
daging, ayam, dan ikan karena terdiri atas asam amino yang mengikat besi dan
membantu proses penyerapannya. Sedangkan susu sapi, keju, dan telur tidak
mengandung faktor tersebut sehingga tidak dapat membantu penyerapan zat besi.
Penyerapan zat besi dapat dibantu oleh zat lain seperti asam organik berupa vitamin
C. Vitamin C sangat membantu penyerapan besi nonheme dengan cara membentuk
fero dari bentuk feri, karena bentuk fero lebih mudah diserap (Susiloningtyas,
2012).

17
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
2.9 Kerangka Konsep

Ibu Hamil

Prekalamsia Anemia Obesitas


Diabetes Melitus

Hemoglobin Eritrosit Leukosit

Terapi Terapi
Farmakologi Komplementer

Tablet Fe

Daun Sari Kurma Daun Kelor Lemon


Bayam

∆ Hemoglobin Keluhan Gejala

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

18
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
2.10 Kerangka Operasional

Survey Ethical
Studi literatur
Pendahuluan Clearance

Penentuan Kriterian
Responden Perizinan

Inklusi: Eksklusi:
- Ibu hamil dengan kadar - Ibu hamil dengan anemia yang
hemogobin <11 g/dL. melahirkan dalam periode
- Ibu hamil yang mengkonsumsi penelitian.
tablet Fe. - Ibu hamil dengan anemia yang
- Ibu hamil yang bersedia tidak rutin mengkonsumsi jus
mengikuti penelitian ini. bayam dengan sari kurma.
- Ibu hamil yang bersedia - Ibu hamil yang mengundurkan
mengisi informed consent. diri pada saat pelaksanaan
penelitian.

Pengambilan Sampel (Sebelum dan


Setelah Perlakuan)

Analisis Hasil

Interpretaasi Hasil

Gambar 2.4 Kerangka Operasional

19
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022
2.11 Hipotesis

1. Angka anemia akan didominasi oleh salah satu kelompok trimester pada ibu
hamil di Kecamatan Karangmoncol.
2. Kadar hemoglobin pada ibu hamil akan meningkat setelah pemberian jus
bayam hijau dengan sari kurma.

20
Efektivitas Jus Bayam…, Salsabila Fitrian Fauzi, Fakultas Farmasi UMP, 2022

Anda mungkin juga menyukai