Anda di halaman 1dari 23

KEPUTUSAN DIREKSI

Nomor : 015.K/010/IRP/2022

TENTANG

PERATURAN PERUSAHAAN

DIREKSI PT INDO RIDLATAMA POWER

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin perlindungan terhadap aspek tenaga kerja serta
terpeliharanya keserasian hubungan kerja dilingkungan PT lndo
Ridlatama Power, perlu adanya ketentuan yang mengatur mengenai
kepastian hak-hak dan kewajiban Pegawai dan Perusahaan.

b. Bahwa berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No.13 tahun


2003 tentang Ketenagakerjaan yang mewajibkan untuk setiap
Perusahaan yang telah memenuhi persyaratan harus membuat
Peraturan Perusahaan.

c. Undang-undang No.11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

d. Bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut diatas, perlu menetapkan


Peraturan Perusahaan sebagai ketentuan pokok dibidang kepegawaian.

e. Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam butir a,b,c


dan d tersebut diatas, dipandang perlu ditetapkan Peraturan Perusahaan
dengan Keputusan Direksi.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

2. Undang-undang No.11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

3. Anggaran Dasar PT lndo Ridlatama Power

4. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 2021 Perjanjian Kerja Waktu


Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan
Hubungan Kerja.

Menetapkan : MEMUTUSKAN

PERATURAN PERUSAHAAN PT INDO RIDLATAMA POWER.


BAB I
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Perusahaan ini, yang dimaksud dengan

a) Perusahaan, adalah PT lndo Ridlatama Power atau yang disebut dengan PT IRP.

b) Perusahaan lnduk, adalah PT Indonesia Power Kantor Pusat, PT Ridlatama Bangun


Mandiri atau para pihak pemegang saham perusahaan.

c) Direksi, adalah Direksi Perusahaan.

d) Dewan Komisaris, adalah Dewan Komsaris Perusahaan.

e) Pegawai Organik, adalah sumberdaya manusia yang telah memenuhi syarat yang
ditentukan, diangkat sebagai Pegawai tetap dan digaji menurut ketentuan yang
berlaku di Perusahaan.

f) Pegawai tugaskarya, adalah Pegawai Perusahaan lnduk yang ditugaskaryakan ke


Perusahaan yang administrasi dan pembinaan kepegawaiannya masih menjadi
kewenangan Perusahaan lnduk.

g) Calon Pegawai, adalah status tenaga kerja peserta On Job Training sebelum dian
gkat menjadi Pegawai Perusahaan, dimana hak-hak dan kewajibannya diatur
dalam surat perjanjian On Job Training oleh kedua belah pihak antara Perusahaan
dengan peserta On Job Training.

h) Tenaga Kerja Waktu Tertentu, adalah hubungan kerja yang timbul dari
Kesepakatan Kerja untuk Waktu Tertentu atau untuk pekerjaan tertentu

i) Hari kerja, adalah hari kerja Pegawai yang ditetapkan oleh Perusahaan
berdasarkan ketentuan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku.
j) Kerja lembur, adalah pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja yang telah
ditetapkan dengan dasar Surat Perintah Kerja Lembur dari Atasan yang
bersangkutan.
k) Formasi, adalah formasi jabatan atau formasi tenaga kerja yang ditetapkan dalam
suatu susunan organisasi deng an Keputusan Direksi.
l) Profesionalisme, adalah sikap kerja yang dinamis dengan dilandasi pengetahuan,
kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas sesuai norma-norma yang
berlaku.
m) Upah pokok, adalah besaran nilai gaji diluar tunjangan-tunjangan tetap yang
diberikan kepada Pegawai yang telah melaksanakan tugas sesuai dengan beban
kerja yang menjadi tanggung jawabnya.
n) Penghasilan, adalah gaji dan tunjangan-tunjangan tetap lainnya yang diberikan
kepada Pegawai yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, dan
diterimakan untuk setiap bulannya sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
o) Jaminan sosial, adalah keikutsertaan Perusahaan untuk memberikan jaminan
sosial dan perlindungan tenaga kerja Perusahaan kepada BPJS Ketenagakerjaan.

2
p) Masa kerja Pegawai, adalah masa kerja yang secara terus menerus tidak terputus
sejak tenaga kerja yang secara resmi diterima di Perusahaan atau terhitung dari
masa pengangkatan sampai Pegawai diberhentikan.

q) Keluarga Pegawai, adalah seseorang Istri /Suami dan 3 (tiga) orang anak yang sah
yang berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan terdaftar dalam administrasi
Perusahaan.

r) Ahli waris, adalah para keluarga sedarah baik yang sah maupun luar kawin dan si
suami atau istri yang hidup terlama.

s) Kecelakaan kerja, adalah kecelakaan yang terjadi berkaitan langsung dengan


waktu jam kerja sesuai bidang tugas pekerjaan, kewajiban dan tanggungjawab
sehari-hari yang pelaksanaan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang berlaku.

t) Kecelakaan dinas, adalah kecelakaan yang berhubungan dengan waktu jam dinas
baik ditempat kerja maupun diluar tempat kerja, dengan ketentuan bahwa unsur-
unsur sebab terjadinya tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.

u) Peraturan Perusahaan adalah ketentuan pokok-pokok ketenagakerjaan di


Perusahaan yang disusun secara tertulis yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban Pegawai serta tata tertib Perusahaan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

(1) Peraturan Perusahaan ini dimaksudkan adalah untuk menjamin tercapainya tujuan
Hubungan Kerja yang harmonis antara Perusahaan dengan Pegawai, sehingga
dapat memberikan ketenangan kerja bagi Pegawai dan kepastian berusaha bagi
Perusahaan dalam pelaksanaan proses produksi dan atau jasa

(2) Untuk mengetahui secara pasti hak dan kewajiban masing-masing pihak demi
terciptanya dan terpeliharanya keserasian dalam peningkatan produktivitas serta
kesejahteraan Pegawai serta terjaganya kelangsungan usaha Perusahaan.

BAB Ill
ORGANISASI

Pasal 3
Organisasi Perusahaan

(1) Dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan maka diperlukan suatu Organisasi Perusahaan

(2) Organisasi Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, adalah meliputi
struktur organisasi yang terdiri dari fungsi-fungsi yang dinyatakan dengan jabatan, deskripsi
jabatan dan hubungan antar lingkungan kerja di Perusahaan.

(3) Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ditetapkan tersendiri
dengan Surat Keputusan Direksi.

3
Pasal 4
Tim I Panitia

(1) Untuk melaksanakan pekerjaan yang bersifat sementara dan khusus, apabila diperlukan
Direksi dapat membentuk Tim atau Panitia.

(2) Pembentukan Tim atau Panitia oleh Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
Pasal ini, tidak membebaskan anggotanya dari jabatan sehari-hari.

Pasal 5
Perubahan dan Penyempurnaan
Struktur Organisasi

(1) Perubahan dan penyempurnaan struktur organisasi dilakukan dalam rangka meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan untuk mengoptimalkan kinerja sumberdaya
manusia dan Perusahaan.

(2) Perubahan dan penyempurnaan struktur organisasi Perusahaan ditetapkan dengan suatu
Keputusan Direksi.

BAB IV
PEGAWAI PERUSAHAAN
Pasal 6
Pengadaan Pegawai

(1) Pengadaan Pegawai di Perusahaan dilaksanakan untuk pengisian formasi kerja dan atau
formasi jabatan berdasarkan perencanaan kebutuhan tenaga kerjaPerusahaan.

(2) Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk dapat diterima sebagai Pegawai adalah harus
melalui seleksi yang ditetapkan oleh Perusahaan.

(3) Pelamar yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini,
untuk pembekalan pelaksanaan tugas, apabila dipandang perlu yang bersangkutan
diberikan kesempatan untuk menjalani program On Job Training (OJT) di Perusahaan
dengan waktu maksimum 12 (dua belas) bulan.

(4) Selama mengikuti program On Job Training (OJT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal
ini, status yang bersangkutan adalah sebagai peserta On Job Training dengan Surat
Perjanjian secara tertulis yang memuat mengenai hak dan kewajiban serta waktu lamanya On
Job Training dan ketentuan-ketentuan lain yang dipersyaratkan oleh Perusahaan

(5) Peserta On Job Training (OJT) diberikan kompensasi yang besarnya ditetapkan oleh Direksi.

(6) On Job Training (OJT) dilakukan berdasarkan sistem gugur.

(7) Dalam hal Perusahaan membutuhkan tenaga kerja professional dan telah ada calon tenaga
kerja yang sudah diiketahui kemampuan sesuai bidang yang diperlukan, maka atas kebijakan
Direksi, Perusahaan dapat melaksanakan rekrutmen langsung tanpa melalui prosedur
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (6) Pasal ini.

(8) Peserta On Job Training atau tenaga profesional yang telah dinyatakan memenuhi syarat
sesuai ketentuan yang berlaku, yang bersangkutan dapat diangkat menjadi calon

4
Pegawai dengan masa percobaan selama 12 (duabelas) bulan.

Pasal 7
Pengangkatan Pegawai

(1) Calon Pegawai yang sudah menjalani masa percobaan selama 12 bulan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat (8) dan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,
dapat diangkat sebagai Pegawai Organik Perusahaan.

(2) Pengangkatan sebagai Pegawai Organik Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini, dilaksanakan dengan suatu Keputusan Direksi sesuai kewenangan yang berlaku di
Perusahaan.

(3) Apabila calon Pegawai yang dalam masa percobaan mengalami kecelakaan kerja, maka
untuk pengangkatan sebagai Pegawai, ditunda waktunya paling lama selama 4 (empat)
bulan dengan ketentuan yang bersangkutan telah dinyatakan sehat oleh dokter yang ditunjuk
Perusahaan.

(4) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam
Pasal ini, yang bersangkutan belum dinyatakan sehat oleh dokter yang ditunjuk oleh
Perusahaan dan atau belum dapat bekerja kembali, maka yang bersangkutan tidak dapat
diangkat menjadi Pegawai.

(5) Dalam hal calon Pegawai pada batas waktu yang telah ditetapkan tidak dapat bekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Pasal ini, maka yang bersangkutan diberhentikan
sebagai calon Pegawai.

(6) Calon Pegawai yang diberhentikan oleh karena kecelakaan kerja dan pada batas waktu
yang telah ditetapkan tidak dapat bekerja kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
Pasal ini, diberikan kompensasi sebesar 3 (tiga) kali dari upah bulan terakhir yang
pernah diterimakan sebelumnya

Pasal 8
Penempatan Pegawai

(1) Penempatan Pegawai ditentukan berdasarkan kebutuhan Perusahaan sesuai dengan


formasi jabatan yang telah ditetapkan.

(2) Penempatan Pegawai pada jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini,
dilaksanakan dengan memperhatikan profesionalisme Pegawai sesuai dengan tuntutan
jabatan

Pasal 9
Status Pegawai
Hubungan kerja di Perusahaan dibagi dalam 2 (dua) jenis status yaitu :
(1) Status hubungan kerja sebagai Tenaga kerja waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada
Pasal 1 huruf h, yaitu tenaga kerja yang direkrut untuk melaksanakan pekerjaan dengan
keahlian dan waktu tertentu yang dilakukan berdasarkan ikatan perjanjian kerja secara
tertulis.
(2) Pegawai Perusahaan yang terdiri dari :
a. Pegawai Organik PT Indo Ridlatama Power adalah Pegawai tetap yang perekrutannya
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 dalam Peraturan Perusahaan ini;

5
b. Pegawai Tugas Karya adalah pegawai dari Perusahaan para pemegang saham yang
ditugaskaryakan dan pembinaan kepegawaiannya masih menjadi wewenang Perusahaan
lnduk masing-masing .

Pasal 10
Kedudukan Pegawai

Setiap Pegawai di Perusahaan memiliki dua fungsi, yaitu :


(1) Sebagai sumberdaya Perusahaan, Pegawai merupakan sumberdaya manusia yang utama,
yang perlu dibina untuk melaksanakan tugas-tugas di Perusahaan secara berdaya guna dan
berhasil guna.

(2) Sebagai individu, baik di dalam maupun di luar lingkungan Perusahaan, setiap Pegawai
merupakan mitra Perusahaan di dalam menjaga, memelihara, dan mengembangkan
Perusahaan demi kepentingan bersama.

Pasal 11
Pengangkatan Jabatan

(1) Untuk melaksanakan tugas-tugas pekerjaan di Perusahaan, setiap Pegawai harus diangkat
pada jabatan berdasarkan kompetensi sesuai fungsi dan tanggung jawab yang melekat pada
jabatan di organisasi Perusahaan.

(2) Pengangkatan jabatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, ditetapkan
dengan suatu Keputusan Direksi.

(3) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai ketentuan dan syarat pemangku jabatan akan diatur
kemudian dengan Keputusan Direksi.

Pasal 12
Grade Jabatan

(1) Sebagai dasar system penggajian dan pembinaan karir Pegawai, Perusahaan menetapkan
Jenis/Jenjang dan Grade jabatan.

(2) Jenis/jenjang dan grade jabatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, terdiri
dari jenis/jenjang jabatan Pelaksana sampai dengan Manajer dengan Grade terendah basic
4 (empat) sampai dengan grade tertinggi Advance 1 (satu).

(3) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, jenjang dan grade jabatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, akan diatur tersendiri dengan Keputusan Direksi.

Pasal 13
Pembinaan Pegawai

(1) Pembinaan Pegawai dilaksanakan dalam rangka untuk menumbuhkan rasa ikut memiliki
terhadap aset Perusahaan, menjaga citra Perusahaan serta untuk meningkatkan mentalitas
dan kesejahteraan Pegawai termasuk kejelasan karir, yang dilaksanakan dengan cara :

6
a. Pembinaan karir Pegawai;
b. Penerapan budaya Perusahaan;
c. Penerapan tata tertib dan disiplin kerja; dan
d. Menumbuhkan jiwa korsa.

(2) Untuk menunjang kesinambungan Pembinaan Karir Pegawai sebagaimana yang


dimaksud pada ayat (1) huruf a Pasal ini, Perusahaan melakukan secara intergral dan
terus menerus yaitu antara Perusahaan yang diwakili oleh manajemen bidang SDM ,
atasan Pegawai yang bersangkutan, dan Pegawai itu sendiri.
(3) Pembinaan Karir Pegawai dilaksanakan berdasarkan merit sistem, yaitu Perusahaan
memberikan kesempatan berkarir kepada Pegawai melalui prestasi kerja individu.

Pasal 14
Pengembangan Pegawai

(1) Pengembangan Pegawai dilakukan dalam rangka menciptakan Pegawai yang profesional,
mandiri dan inovatif, dengan melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
tujuan program Perusahaan.

(2) Penyusunan program pendidikan dan pelatihan disusun berdasarkan analisis kebutuhan
pengembangan Pegawai dengan berpedoman pada kesesuaian bidang tugas, potensi diri,
career planning dan rencana pengembangan Perusahaan.

(3) Pendidikan dan pelatihan dapat diselenggarakan di dalam maupun di luar negeri yang
meliputi :
a. Pelatihan sertifikasi;
b. Kursus, seminar, simposium, penataran, dll ;
c. Tugas belajar;
d. On Job Training di Perusahaan lain; dan
e. Studi banding.

(4) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengembangan Pegawai akan diatur
kemudian dengan Keputusan Direksi.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 15
Hak dan Kewajiban Perusahaan

(1) Perusahaan berhak :


a. Memberikan pekerjaan atau perintah yang layak kepada Pegawai, sesuai tugas dan
tanggung jawabnya.
b. Menugaskan untuk bekerja lembur apabila diperlukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku di Perusahaan.

7
c. Menuntut prestasi/hasil kerja kepada Pegawai sesuai dengan target yang telah
ditetapkan dalam rencana kerja Perusahaan.
d. Menempatkan Pegawai di unit kerja manapun di lingkungan Perusahaan.
e. Memberikan sanksi kepada Pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
f. Mengadakan, mengangkat Pegawai dan memutuskan hubungan kerja/ memberhentikan
Pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

(2) Perusahaan berkewajiban :


a. Memberikan Gaji/upah uang lembur, dan tunjangan-tunjangan lain sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Perusahaan;
b. Menyediakan alat-alat kerja sesuai kepentingan perusahaan;
c. Memperhatikan, memelihara keselamatan dan kesehatan kerja;
d. Memberikan hak-hak Pegawai sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Perusahaan;
e. Mentaati ketentuan dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 16
Hak dan Kewajiban Pegawai
(1) Pegawai berhak :
a. Memperoleh penghasilan yang layak sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
atas dasar pertimbangan kemampuan Perusahaan;
b. Melaksanakan cuti atau istirahat tahunan apabila telah memenuhi persyaratan;
c. Memperoleh jaminan sosial dan perlindungan kerja sesuai dengan ketentuan dan
per undang-undangan yang berlaku;
d. Memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan beserta keluarganya yang sah sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku atau kebijakan yang ditetapkan oleh
Perusahaan;
e. Memperoleh perlindungan hukum terhadap hal-hal yang menyangkut masalah
kepentingan perusahaan yang diduga tidak ada indikasi penyalahgunaan kekuasaan
atau kewenangan di perusahaan.

(2) Pegawai berkewajiban :


a. Melaksanakan semua tugas/perintah dan pekerjaan yang diberikan oleh Perusahaan
dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab ;
b. Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rahasia Perusahaan, yang
didapat oleh karena jabatannya maupun di dalam pergaulannya di lingkungan
Perusahaan;
c. Setia dan loyal terhadap Perusahaan, menjaga asset Perusahaan dan citra serta
membela kepentingan Perusahaan;
d. Memberikan keterangan yang sebenarnya mengenai data pribadi, keluarga maupun
mengenai pekerjaan kepada Perusahaan;
e. Selalu menjaga kesopanan dan kesusilaan serta norma-norma pergaulan yang
berlaku dalam masyarakat;
f. Memelihara kebersihan dan ketertiban didalam lingkungan kerjanya masing-masing
dan wajib memelihara serta menjaga kerapihan dan penampilan diri;

8
g. Menjaga dan berusaha mencegah kemungkinan hal-hal yang dapat membahayakan
dirinya sendiri maupun lingkungan Perusahaan;
h. Menjaga dan memelihara barang-barang milik Perusahaan yang dipercayakan
kepadanya atau yang digunakan dalam melaksanakan tugas;
i. Mentaati jam kerja yang telah ditentukan oleh Perusahaan;

j. Saling menghormati sesama Pegawai;


k. Mentaati dan melaksanakan setiap ketentuan dan peraturan serta perundang undangan
yang berlaku.

BAB VI
HUBUNGAN KERJA

Pasal 17
Jenis Hubungan Kerja di Perusahaan

(1) Pegawai dengan hubungan kerja untuk jangka waktu tidak tertentu ;
Hubungan kerja untuk jangka waktu tidak tertentu, adalah Pegawai dengan hubungan kerja
untuk jangka waktu tidak tertentu yang bekerja di Perusahaan sampai Pegawai mencapai
usia pensiun yang ditetapkan undang-undang, kecuali hubungan kerja tersebut diputuskan
terlebih dahulu karena alasan-alasan yang diatur dalam Peraturan Perusahaan ini.
(2) Tenaga kerja dengan hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu ;
Apabila diperlukan Perusahaan dapat memperkerjakan tenaga kerja waktu tertentu atas
dasar Perjanjian Kerja untuk jangka waktu tertentu, yang syarat-syarat kerjanya akan diatur
secara tersendiri.

Pasal 18
Pemberhentian Pegawai Dan Pemutusan Hubungan Kerja

(1) Perusahaan dapat memberhentikan atau memutuskan hubungan kerja kepada Pegawai,
apabila Pegawai :
a. Mencapai Usia Pensiun yang ditetapkan oleh Perusahaan dan atau berdasarkan
kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan;
b. Meninggal dunia ;
c. Tidak cakap jasmani atau rohani yang dibuktikan oleh keterangan dokter Majelis Penguji
Kesehatan yang ditunjuk Perusahaan;
d. Mengundurkan diri;
e. Tidak cakap menjalankan tugas;
f. Mangkir selama 5 hari kerja atau lebih berturut-turut;
g. Mengalami kecelakaan kerja/dinas dan tidak mampu untuk bekerja kembali;
h. Rasionalisasi Pegawai dan atau redundansi;
i. Perusahaan lock out dan atau pailit yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri ;
j. Pegawai melakukan kesalahan berat yang diatur dalam undang-undang atau peraturan
Perusahaan;
k. Ditahan oleh pihak berwajib selama 6 bulan atau lebih karena melakukan perbuatan

9
kriminal;
I. Hal-hal lain yang diperbolehkan dalam undang-undang ketenagakerjaan .
(2) Pemutusan hubungan kerja oleh karena pegawai melakukan kesalahan berat
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf j Pasal ini, yaitu sebagai berikut :
a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik
Perusahaan;
b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan Perusahaan;
c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. Menyerang menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi sesame Pegawai,
Atasan atau Direksi di lingkungan Perusahaan;
f. Membujuk teman sesame Pegawai, Atasan atau Direksi untuk melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang milik Perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi Perusahaan;
h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sesama Pegawai atau Direksi
dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
i. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan yang seharusnya
dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara;
j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan Perusahaan yang diancam pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

(3) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme pemutusan hubungan kerja Pegawai
oleh karena pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, akan
diatur kemudian dengan Keputusan Direksi.

(4) Bagi Pegawai yang diberhentikan atau diputus hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, hak-hak kepegawaiannya diberikan sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

BAB VII
WAKTU KERJA
Pasal 19

Waktu kerja di Perusahaan ditetapkan berdasarkan fungsi tugas, yang terdiri dari Waktu Kerja
Biasa dan Waktu Kerja Bergilir, yang ketentuannya adalah sebagai berikut :

(1) Waktu kerja biasa atau waktu kerja siang hari, jam kerja dalam sehari ditentukan
sekurang-kurangnya adalah 8 (delapan) jam atau 40 (empat puluh) jam dalam seminggu

(2) 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari
kerja dalam 1 (satu) minggu; atau untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

(3) Pengaturan jam kerja Pegawai untuk waktu kerja biasa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, ditetapkan dengan Edaran Direksi.

(4) Waktu kerja bergilir, untuk pelaksanaan waktu kerja bergilir, Perusahaan membentuk regu
kerja shift yang bekerja secara bergantian terus menerus dalam waktu 24 jam, yang terdiri
dari 4 (empat) regu shift, dengan ketentuan jam kerja sehari sebagai berikut

10
(satu) Regu Dinas Pagi Jam 07.00 - 15.00 Waktu setempat.
(satu) Regu Dinas Siang Jam 15.00 - 22.00 Waktu setempat
(satu) Regu Dinas Malam Jam 22.00 - 07.00 Waktu setempat

1 (satu) Regu libur sesuai dengan jadwal kerja shift.


(5) Untuk pengaturan waktu kerja biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, di
tetapkan oleh Direksi dengan mempertimbangkan kondisi dan lokasi kerja terkait.
(6) Khusus bagi Pegawai yang melaksanakan kerja bergilir, kelebihan jam kerja dan atau ritme
kerja yang tidak tetap yang diakibatkan oleh jambkerja shift, Perusahaan memberikan
kompensasi berupa uang premi shift yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direksi.

BAB VIII
ISTIRAHAT KERJA

Pasal 20
lstirahat kerja & lstirahat Mingguan

Perusahaan memberikan hak waktu istirahat kerja dan kepada setiap Pegawai yang telah
melaksanakan kerja, dengan ketentuan sebagai berikut :

(1) lstirahat antara jam kerja, diberikan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) menit dan maksimum
60 (enam) puluh menit setelah Pegawai bekerja selama 4 (empat) jam secara terus-menerus.

(2) Istirahat menunaikan ibadah, kepada Pegawai diberikan waktu secukupnya untuk
melaksanakan ibadah dilingkungan tempat kerja sesuai dengan agamanya masing
masing, dan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dalam pasal
ini tidak dihitung sebagai jam kerja.

(3) lstirahat mingguan diberikan selama 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu)
minggu dan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam satu minggu.

Pasal 21
Cuti /lstirahat Tahunan

(1) Hak cuti tahunan/istirahat tahunan, diberikan paling lama 12 (dua belas) hari kerja kepada
Pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus atas dasar
permohonan secara tertulis dari Pegawai dan disetujui oleh atasan yang bersangkutan.

(2) Kepada Pegawai yang melaksanakan cuti tahunan tetap diberikan penghasilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan, kecuali untuk tunjangan atau
kompensasi lainnya yang berkaitan dengan hari kehadiran, tidak dibayarkan.

(3) Hak cuti tahunan timbul dihitung berdasarkan waktu atau tinggal pengangkatan Pegawai
yang bersangkutan menjadi Pegawai organik Perusahaan.

(4) Perusahaan dapat menunda permoho nan cuti/istirahat tahunan paling lama 6 (enam)
bulan terhitung sejak lahirnya hak cuti/istirahat tahunan tersebut.

(5) Hak cuti/istirahat tahunan tidak diberikan, apabila Pegawai yang bersangkutan pada tahun
berjalan mendapatkan sanksi skorsing dan mengambil cuti diluar tanggungan Perusahaan.

20
Pasal 22
Cuti Hamil

(1) Perusahaan memberikan cuti hamil kepada Pegawai yang akan melahirkan selama 3
(tiga) bulan.

(2) Kepada Pegawai yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,
yang bersangkutan tetap diberikan gaji/upah pokok dan tunjangan-tunjangan tetap lainnya
yang berlaku di Perusahaan.

(3) Untuk pelaksanaan cuti hamil, Pegawai yang bersangkutan harus mengajukan permohonan
secara tertulis selambat-lambatnya satu minggu sebelum waktu pelaksanaan.

(4) Pemberian cuti hamil sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini diberikan
hanya untuk sampai kelahiran anak ke 3 (tiga).

(5) Kepada Pegawai wanita yang akan melahirkan anak ke 4 (empat) dan seterusnya yang
bersangkutan dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan yaitu berupa cuti diluar
tanggungan Perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

BAB IX
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPATKAN PENGHASILAN

Pasal 23
lzin Kepentingan Keluarga

(1) Perusahaan memberikan izin kepada setiap Pegawai untuk meninggalkan pekerjaan diluar
cuti/istirahat tahunan apa bila :
a. Pernikahan Pegawai yang bersangkutan, diberikan selama 3 (tiga) hari kerja.
b. Pernikahan anak Pegawai, diberikan izin selama 2 (dua) hari kerja.
c. Khitanan/Pembaptisan anak Pegawai, diberikan izin 2 (dua) hari kerja.
d. lstri Pegawai melahirkan, diberikan izin 2 (dua) hari kerja.
e. Suami/istri/anak, orang tua/mertua dan anak menantu Pegawai meninggal dunia,
diberikan 2 (dua) hari kerja.
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, diberikan izin selama 1 (satu) hari
kerja.

(2) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini kepada yang
bersangkutan tetap diberikan gaji/upah pokok penuh termasuk tunjangan-tunjangan tetap
yang berlaku di Perusahaan.

(3) Bagi Pegawai yang akan melaksanakan izin meninggalkan pekerjaan sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) butir a sampai dengan f, Pegawai yang bersangkutan harus
memperoleh izin terlebih dahulu dari Perusahaan, kecuali dalam keadaan mendesak bukti-
bukti tersebut dapat diajukan kemudian.

Pasal 24
lzin Melaksanakan lbadah
Haji

(1) Kepada Pegawai yang beragama Islam dapat diberikan izin meninggalkan pekerjaan
untuk menunaikan ibadah haji dengan waktu yang telah ditetapkan.

21
(2) Untuk pelaksanaan izin ibadah haji, Pegawai yang bersangkutan harus mengajukan
secara tertulis kepada Perusahaan.

(3) Pemberian izin sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini, dihitung mulai dari 2
hari kalender sebelum jadwal pemberangkatan resmi sampai dengan 2 hari setelah
kepulangan dari ibadah haji, dan izin ini diberikan hanya sekali selama Pegawai yang
bersangkutan bekerja di Perusahaan.

(4) Kepada Pegawai yang melaksanakan izin ibadah haji tetap mendapatkan gaji/upah
pokok Pegawai yang bersangkutan.

(5) Apabila Pegawai setelah kepulangannya dari ibadah haji sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (3) dalam pasal ini, yang bersangkutan tidak masuk kerja kembali, maka
Pegawai tersebut dianggap mangkir dan akan dikenakan sanksi disiplin Pegawai sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

BAB X
IZIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN TIDAK MENDAPATKAN
PENGHASILAN

Pasal 25
lzin Tidak Masuk Kerja

Perusahaan dapat memberikan izin tidak masuk kerja kepada Pegawai diluar cuti/istirahat
tahunan dengan tidak mendapatkan penghasilan, yang ketentuannya adalah sebagai
berikut;
(1) lzin tidak masuk kerja dengan tidak mendapatkan penghasilan, diberikan atas dasar
permohonan secara tertulis oleh Pegawai yang bersangkutan, dengan mencantumkan
alasan yang dapat diterima oleh Perusahaan.
(2) Pemberian izin sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini, diberikan
paling lama selama 1 (satu) hari kerja dalam satu bulan.
(3) Kepada Pegawai yang melaksanakan izin tidak masuk kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini, maka kepada Pegawai yang bersangkutan dipotong gaji dan
tunjangan transport (bila ada) sebesar 1/22 setiap satu hari izin tidak masuk kerja.

BAB XI
SISTEM REMUNERASI \
Bagian Pertama

Pasal 26
Jenis Kompensasi

Sistem remunerasi di Perusahaan terdiri atas :


a. Kompensasi tetap
b. Kompensasi tidak tetap; dan
c. Kompensasi berkala.
Bagian Kedua
Pasal 27
Kompensasi Tetap

(1) Kompensasi tetap yang diberikan yaitu berupa pendapatan yang setiap bulan diberikan
kepada Pegawai yang telah memenuhi kewajiban dan tanggung jawab yang diberikan
22
berdasarkan jenjang jabatan dan Grade jabatan Pegawai yang bersangkutan.
(2) Kompensasi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal ini tersebut diatas
adalah terdiri :
a. Pembayaran gaji/upah dasar (P1);
b. Pembayaran posisi (P2); dan
c. Biaya fasilitas perumahan
Pasal 28
Gaji/Upah Dasar

(1) Gaji/upah dasar Pegawai adalah besaran tarif gaji Pegawai yang ditetapkan berdasarkan
jenjang jabatan dan grade jabatan Pegawai yang bersangkutan.

(2) Penetapan tarif gaji/upah dasar untuk masing-masing Pegawai ditetapkan oleh Direksi
sesuai dengan kewenangan yang berlaku di Perusahaan.

(3) Bagi Pegawai yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (mangkir), maka gaji/upah
dasar Pegawai yang bersangkutan untuk setiap 1 (satu) hari mangkir dipotong sebesar 1/22
(satu perdua puluh dua) dari gaji/upah dasar Pegawai yang bersangkutan dan
pemotongannya dilaksanakan pada pembayaran gaji/upah dasar bulan berjalan.

(4) Upah yang dibayarkan kepada pegawai yang sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf a sebagai berikut :
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.

Pasal 29
Pembayaran Posisi (P2)

(1) Pembayaran Posisi (P2) diberikan sebagai kompensasi tugas-tugas yang mempunyai
tanggung jawab dalam melaksanakan fungsi jabatannya.

(2) P2 tidak melekat pada sipemangku jabatan tetapi melekat pada jabatan, yang apabila
Pegawai tidak menempati jabatan maka P2 tersebut tidak diberikan.

(3) Besarnya P2 untuk masing-masing jabatan ditetapkan berdasarkan evaluasi bobot tugas,
tanggung jawab jabatan dan luasnya kewenangan pada jabatan terkait.

(4) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai P2 akan diatur tersendiri dengan keputusan Direksi

Pasal 30
Biaya Fasilitas Perumahan

Biaya Fasilitas Perumahan diberikan kepada Direksi dan Manajer dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1) Besarnya biaya fasilitas perumahan bagi Direksi dan Manajer ditentukan berdasarkan
jenjang dan grade pada jabatan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya fasilitas perumahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, akan diatur tersendiri dengan keputusan Direksi

23
Bagian Ketiga
Pasal 31
Kompensasi Tidak Tetap

(1) Pendapatan Pegawai lainnya adalah berupa pendapatan tidak tetap dan berkala, yang
diberikan oleh Perusahaan kepada Pegawai terdiri dari
a. Uang pulsa telpon;
b. Uang Piket/Lembur;
c. Uang Premi Shift
(2) Unsur pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, tidak dapat digunakan
sebagai dasar perhitungan Penghasilan bagi Pegawai yang berkaitan untuk perhitungan
pendapatan berkala, uang pesangon dan atau uang penghargaan lainnya dalam hal terjadi
pemberhentian dan/atau pemutusan hubungan kerja di Perusahaan.

Pasal 32
Tunjangan Pulsa Telpon

Tunjangan pulsa telpon diberikan kepada Direksi dan Pegawai dengan ketentuan sebagai
berikut :
(1) Besarnya tunjangan pulsa telpon lagi Direksi dan Pegawai ditentukan berdasarkan
jenjang dan grade pada jabatan atau kebijakan lain oleh Direksi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan pulsa telpon sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, akan diatur tersendiri dengan keputusan Direksi.

Pasal 33
Kompensasi Kerja Lembur

(1) Untuk pelaksanaan pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan apabila waktu yang
dibutuhkan melebihi dari ketentuan jam kerja biasa yang telah ditetapkan, dan atau
pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada hari-hari libur resmi, maka atas dasar Surat
Perintah Kerja Lembur (SPKL) dari atasan yang berwenang memerintahkan kerja
lembur, Pegawai yang bersangkutan dapat melaksanakan kerja lembur.

(2) Jumlah jam kerja lembur efektif dalam satu bulan maksimum adalah 60 (enam puluh) jam

(3) Penilaian Jam kerja lembur ditentukan sebagai berikut ;


a. untuk jam kerja lembur pertama sebesar 1,5 (satu koma lima) kali Upah sejam; dan

b. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya, sebesar 2 (dua) kali Upah sejam.

(3) jika hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek, perhitungan Upah Kerja Lembur
dilaksanakan sebagai berikut:
1. jam pertama sampai dengan jam kelima, dibayar 2 (dua) kali Upah sejam;
2. jam keenam, dibayar 3 (tiga) kali Upah sejam ;dan
3. jam ketujuh, jam kedelapan, dan jam kesembilan, dibayar 4 (empat) kali Upah sejam.

(4) Perusahaan yang mempekerjakan Pekerja/Buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib membayar Upah Kerja Lembur, apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat
mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat
puluh) jam seminggu, dengan ketentuan perhitungan Upah Kerja Lembur dilaksanakan
sebagai berikut:
a. jam pertama sampai dengan jam kedelapan, dibayar 2 (dua) kali Upah sejam;
b. jam kesembilan, dibayar 3 (tiga) kali Upah sejam; dan
c. jam kesepuluh, jam kesebelas, dan jam keduabelas, dibayar 4 (empat) kali Upah

24
sejam.

(5) Tarip uang lembur Pegawai per jam ditetapkan sebesar 1/173 (satu per seratus tujuh
puluh tiga) dari gaji/upah dasar Pegawai yang bersangkutan.

(6) Setiap pelaksanaan kerja lembur sekurang-kurangnya 2 (dua) jam sebelum melewati jam
makan, maka yang bersangkutan dapat diberikan pengganti uang makan dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jam makan pagi jam 06.00).
b. Jam makan siang jam 12.00) dan ;
c. Jam makan malam jam 18.00)

(7) Pemberian penggantian uang makan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) tersebut
diatas diberikan hanya satu kali setiap melaksanakan kerja lembur.

(8) Ketentuan kerja lembur tidak berlaku bagi jabatan Supervisor dan Staf ke atas.

(9) Bagi Pegawai yang melaksanakan SPPD tidak diperhitungkan sebagai kerja lembur.
(11). Untuk penetapan besarnya uang makann lembur diatur dengan Edaran Direksi.

Pasal 34
Premi Shift

(1) Kepada Pegawai yang melaksanakan kerja shift sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 ayat
(5), maka Pegawai yang bersangkutan diberikan uang premi shift sebagai pengganti kerja
lebih, ketidak teraturan jam kerja dan kerja lembur.

(2) Besarnya Premi shift ditentukan berdasarkan peringkat jabatan Pegawai yang bersangkutan
yang akan diatur tersendiri dengan Keputusan Direksi.

(3) Premi shift diberikan setiap hari pelaksanaan kerja shift, kecuali pada hari libur nasional.

Bagian Keempat
Pasal 35
Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Pembayaran gaji/upah dasar, tunjangan perumahan, pembayaran posisi dan tunjangan pulsa
telpon, untuk setiap bulannya dibayarkan pada bulan yang sama diakhir bulan atau pada tanggal
25 sampai dengan tanggal 27 pada bulan yang bersangkutan.

Bagian Kelima
Pasal 36
Kompensasi Berkala

Kompensasi atau pendapatan yang bersifat berkala, terdiri dari


a. Bonus atau progress proyek;
b. THR.
c. Cuti tahunan;
Pasal 37
Bonus/Tantium atau progress proyek Tahunan

(1) Bonus atau progress proyek kepada Pegawai dan tantiem atau progress proyek kepada
Anggota Direksi dan Dewan Komisaris, diberikan tergantung dari peningkatan kinerja yang
ditunjukan dengan pelampauan target yang harus dicapai, meskipun belum mempunyai saldo
laba yang positif yang dianggap dapat memberikan konstribusi yang layak bagi pemegang
25
saham.

(2) Untuk pembayaran bonus/tantium atau progress proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini, ditetapkan berdasarkan Keputusan Direksi dan atau Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

Pasal 38
Tunjangan Hari Raya Keagamaan

(1) Perusahaan memberikan tunjangan hari raya keagamaan atau THR untuk setiap tahun sekali
kepada Pegawai yang telah memenuhi persyaratan masa kerja yang ditetapkan oleh
Perusahaan.

(2) Pegawai yang berhak memperoleh THR, adalah sekurang-kurangnya mempunyai masa kerja
3 (tiga) bulan sejak masuk kerja menjadi tenaga kerja di Perusahaan.

(3) THR diberikan paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jatuh tempo hari raya keagamaan
Pegawai yang bersangkutan.

(4) Dalam hal Pegawai telah mempunyai masa kerja selama 3 (tiga) bulan atau lebih tetapi
belum cukup satu tahun, maka pemberian THR yang bersangkutan dihitung dengan secara
proporsional.

(5) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai THR akan diatur kemudian dengan Keputusan Direksi.

Pasal 39
Tunjangan Cuti Tahunan

(1) Perusahaan memberikan tunjangan cuti/istirahat tahunan untuk setiap tahun sekali
kepada Pegawai yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 21 ayat (1) Peraturan Perusahaan ini.

(2) Tunjangan cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diberikan
Sebesar 1 (satu) kali gaji/upah dasar dan tunjangan tetap bulan terakhir yang dibayarkan
pada saat bulan jatuh tempo cuti tahunan yang bersangkutan.

(3) Tunjangan cuti tahunan tidak dibayarkan, apabila Pegawai pada periode satu tahun
sebelumnya :
a. Melaksanakan izin ibadah haji.
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai karena kasus pelanggaran disiplin dan
skorsing.
c. Mangkir sefama 3 (tiga) hari atau lebih dalam waktu satu tahun.

Bagian keenam
Pasal 40
Pajak Penghasilan

Semua pajak yang terhutang atas penghasilan yang diterima oleh Pegawai/Calon Pegawai
menjadi beban Perusahaan.

BAB XII
PERLINDUNGAN KERJA
26
Pasal 41
Alat Keselamatan Kerja

Untuk menjamin kesefamatan kerja Pegawai, Perusahaan akan menyediakan alat-alat


keselamatan kerja sesuai ketentuan yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang tentang
Keselamatan Kerja yang berlaku, yang ketentuannya adalah sebagai berikut :

(1) Pegawai wajib memakai dan memefihara alat-alat keselamatan kerja yang disedikan
Perusahaan untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
berfaku.

(2) Alat-alat keselamatan kerja merupakan pinjaman dari Perusahaan dan tidak dibenarkan untuk
disalahgunakan/dipindahtangankan kepada yang tidak berhak.

(3) Perusahaan dapat membebankan ganti kerugian sebagian atau sepenuhnya kepada
Pegawai yang bersangkutan, yang karena sengaja atau kelalaiannya mengakibatkan hilang
atau rusaknya alat-alat keselamatan kerja yang disediakan untuk Pegawai tersebut.

(4) Pegawai wajib ikut aktif mengambil bagian dalam usaha pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan/kebakaran dilingkungan kerja masing-masing.

(5) Kepada Pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dikenakan sanksi disiplin sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

Pasal 42
Perlengkapan Kerja

(1) Perusahaan memberikan perlengkapan kerja kepada Pegawai berupa pakaian dinas, yang
diberikan berdasarkan kesesuain tugas Pegawai yang bersangkutan.

(2) Pemberian pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam pasal ini, diberikan
sebanyak 2 (dua) stel dalam satu tahun anggaran.

(3) Khusus bagi Pegawai yang bertugas langsung pada proses produksi (Operator dan
Pemeliharaan), maka untuk Pegawai yang bersangkutan disamping mendapatkan
pakaian dinas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dalam pasal ini, Pegawai
tersebut juga diberikan pakaian kerja berupa werpak sebanyak 2 (dua) buah dalam satu
tahun anggaran.

(4) Untuk pengadaan pakaian dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam pasal ini
diberikan berupa uang kepada yang bersangkutan, yang besarnya ditentukan berdasarkan a
lokasi anggaran pakaian dinas yang yang telah ditetapkan, kecuali untuk Petugas tertentu
dapat diberikan langsung berupa pakaian seragam termasuk sepatu dinas sesuai ketentuan
yang berlaku.

BAB XIII
KECELAKAAN KERJA
Pasal 43
Jenis dan Kriteria Kecelakaan

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja yaitu :

(1) Kecelakaan yang terjadi berkaitan langsung dengan waktu jam kerja sesuaibidang tugas
pekerjaan, kewajiban dan tanggung jawab sehari-hari baik ditempat kerja maupun diluar
tempat kerja, termasuk penyakit yang timbul karena adanya hubungan kerja tersebut
diatas.
27
(2) Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja ,
dan pulang kerja ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

(3) Kecelakaan dalam melakukan perjalanan dinas didalam negeri maupun diluar negeri
yang harus dibuktikan dengan Surat Perintah Perjalanan Dinas, kecuali perjalanan
pengobatan dan perjalanan pensiun.

(4) Meninggal dunia secara mendadak ditempat kerja, termasuk perjalanan ditempat kerja
sampai tiba di rumah sakit, tetapi belum sempat mendapat pertolongan dari dokter dan
bahwa yang bersangkutan dari rumah dalam keadaan sehat.

(5) Pegawai dianiaya ditempat kerja oleh pihak lain yang tidak diperkirakan sebelumnya dan
atau karena membela diri dari penyerangan phisik oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan
cidera berat atau meninggal dunia.

(6) Kecelakaan yang terjadi pada waktu istirahat antara jam-jam kerja dilingkungan kerja.

(7) Kecelakaan pada waktu pelaksanaan olah raga yang ditugaskan oleh Perusahaan. (8).
Kecelakaan ditempat pendidikan yang merupakan tugas dari Perusahaan.

(8) Kecelakaan yang terjadi dalam melaksanakan kerja lembur dan atau kerja shift, yang harus
dibuktikan dengan surat perintah kerja lebur dan atau daftar shift.

Pasal 44
Laporan Kecelakaan Kerja

(1) Manajer SDM wajib membuat laporan tentang kecelakaan kerja yang terjadi diwilayah
kerjanya berupa laporan intern kepada Direktur Keuangan dan SDM dan laporan extern ke
Kantor Wilayah Depnaker setempat.

(2) Laporan intern harus sudah dikirimkan dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah terjadinya kecelakaan dinas, sedangkan laporan extern harus sudah dikirimkan
selambat-lambatnya 2 x 24 jam setelah terjadinya kecelakaan kerja dengan menggunakan
form laporan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 45
Santunan Kecelakaan Kerja

Perusahaan memberikan perlindungan Pegawai terhadap kecelakaan kerja dan dinas melalui
BPJS Ketenagakerjaan.

BAB XIV
PEMELIHARAAN KESEHATAN
Pasal 46

Untuk menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan Pegawai secara efektif dan
efisien, maka Perusahaan berupaya memberikan fasilitas pemeliharaan kesehatan
kepada Pegawai dan keluarganya yang sah dengan melalui BPJS Ketenagakerjaan
atau Asuransi Kesehatan yang ditunjuk Perusahaan, kecuali Pegawai yang bersal dari
Perusahaan lnduk apabila dari Perusahaan lnduk yang bersangkutan telah memperoleh
fasilitas kesehatan dapat dilakukan dengan sistem reimbursemen.

Pasal 47
Perjalanan Dinas

(1) Untuk melaksanakan perjalanan dinas kepada Pegawai diberikan biaya perjalanan dinas

28
berdasarkan penggolongan perjalanan.

(2) Penggolongan perjalanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dibedakan
menjadi 3 (tiga) penggolongan perjalanan dinas.

(3) Untuk ketentuan lebih lanjut mengenai perjalanan dinas termasuk perjalanan pendidikan
akan diatur tersendiri dengan Keputusan Direksi.

Pasal 48
Biaya Perjalanan Pindah

(1) Pegawai yang melaksanakan pindah karena kepentingan Perusahaan, diberikan biaya
perjalan pindah yang meliputi sebagai berikut :
a. Diberikan angkutan sekali jalan;
b. Uang harian yang diberikan lumsump sesuai waktu yang digunakan untuk perjalanan
paling lama 7 (tujuh) hari.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya perjalanan pindah akan ditetapkan kemudian dengan
Keputusan Direksi.

Pasal 49

(1) Pegawai yang melakukan perjalanan dinas untuk kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan
sebagai kerja lembur, termasuk apabila perjalanan dinas yang dilaksanakan pada hari libur.

(2) Apabila pada waktu melaksanakan perjalanan dinas Pegawai mengalami kecelakaan,
maka kepada yang bersangkutan diperlakukan sebagai korban kecelakaan dinas dengan
memperoleh hak sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan

BAB XV
KELUARGA PEGAWAI
Pasal 50

Keluarga Pegawai yang termasuk tanggungan Perusahaan ;

(1) lstri Pegawai ;


a. lstri Pegawai yang termasuk menjadi tanggungan Perusahaan adalah istri yang sah dari
Pegawai yang bersangkutan dan tercatat pada Perusahaan.
b. Perusahaan hanya mengakui 1 (satu) istri yang sah dari Pegawai yang bersangkutan dan
tercatat pada Perusahaan. Setiap perubahan atas pencatatan itu hanya dimungkinkan
dalam hal terjadi putusnya perningkahan sesuai dengan bukti yang sah dari instansi yang
berwenang.

(2) Anak Pegawai ;


a. Perusahaan hanya akan menanggung maksimum 3 (tiga) orang anak termasuk anak
angkat dan atau anak tiri jika ada. Apabila salah satu dari ketiga anak tersebut meninggal
dunia, maka hak untuk mendapatkan fasilitas perusahaan dapat digantikan oleh anak
berikutnya. Sedangkan untuk status anak kembar Perusahaan akan menganggap anak
kembar sama seperti kelahiran tunggal.
b. Anak-anak Pegawai yang diakui menjadi tanggungan Perusahaan adalah anak-anak
Pegawai yang sah menurut hukum yang berlaku yang dibuktikan dengan akta kelahiran
termasuk juga anak angkat dan anak tiri, yang berumur tidak lebih dari :
(1). 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah menikah dan belum mempunyai
penghasilan, atau ;
29
(2). 25 (dua puluh lima) tahun dan belum pernah menikah, belum mempunyai
penghasilan dan masih bersekolah/kuliah serta didaftarkan pada Perusahaan.

BAB XVI
TUNJANGAN UNTUK KELUARGA PEGAWAI
YANG DITAHAN
Pasal 51

(1) Pegawai yang ditahan lebih dari 7 (tujuh) hari oleh yang berwajib yang bukan karena
pengaduan dari Perusahaan, maka kepada yang bersangkutan tidak diberikan gaji dan
tunjangan tetap lainnya sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

(2) Keluarga Pegawai yang ditinggalkan oleh karena Pegawai yang bersangkutan ditahan oleh
pihak yang berwajib sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, diberikan bantuan
sebagai berikut :
a. Untuk 1 orang tanggungan 25 % dari penghasilan Pegawai yang bersangkutan.
b. Untuk 2 orang tanggungan 35 % dari penghasilan Pegawai yang bersangkutan.
c. Untuk 3 orang tanggungan 45 % dari penghasilan Pegawai yang bersangkutan.
d. Untuk 4 orang tanggungan atau lebih 50% dari penghasilan Pegawai yang bersangkutan.

BAB XVII
SKORSING PEGAWAI
Pasal 52

(1) Pegawai yang oleh karena melakukan kesalahan berat sebagaimana dimaksud pada pasal
15 ayat (2) dalam Peraturan Perusahaan ini, sambil menunggu proses pemutusan
hubungan kerja, maka kepada Pegawai yang bersangkutan dapat dikenakan skorsing dari
Perusahaan.

(2) Pegawai yang dikenakan skorsing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, yang
bersangkutan masih tetap dibayarkan gaji/upah sesuai peraturan dan perundang undangan
yang berlaku.

BAB XVIII
KELUH KESAH PEGAWAI
Pasal 53
Penyelesaian Keluh Kesah Pegawai

(1) Keluh kesah Pegawai pertama-tama disampaikan dan diselesaikan dengan atasan langsung
Pegawai yang bersangkutan.

(2) Apabila penyelesaian keluh kesah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam Pasal ini
belum dapat diselesaikan, maka dengan sepengetahuan atasan langsungnya, Pegawai
tersebut dapat menyampaikan keluh kesahnya secara tertulis kepada atasan dari atasan
langsung Pegawai yang bersangkutan secara berjenjang sampai ke tingkat Manajer untuk
diadakan penyelesaian secara musyawarah.

(3) Apabila dengan cara sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) dalam Pasal ini telah
ditempuh dan belum selesai, maka atasan tersebut dapat menyelesaikan bersama Direktur
SDM.

(4) Batas waktu penyelesaian masing-masing sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3)
dalam Pasal ini, maksimum adalah 14 (empat belas) hari kerja.

(5) Pegawai yang dalam menyelesaikan keluh kesah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
30
dalam Pasal ini, Pegawai yang bersangkutan dapat didampingi oleh Pengurus Organisasi
Persatuan Pegawai Unit setempat.

BAB XIX
PERATURAN DISIPLIN
Pasal 54

(1). Peraturan disiplin di Perusahaan adalah memuat mengenai larangan yang wajib ditaati oleh
segenap Pegawai dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab.

(2). Pelanggaran terhadap ketentuan peraturan disiplin akan dikenakan sanksi berupa tindakan
dari Perusahaan
(3). Untuk ketentuan peraturan disiplin akan diatur kemudian dengan Keputusan Direksi lebih
Ianjut.

BAB XX
KETENTUAN PERALIHAN DAN PENUTUP
Pasal 55

(1). Peraturan Perusahaan ini berlaku mulai ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan ditinjau dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

(2). Hal-hal yang yang belum cukup diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan ditetapkan
lebih lanjut dengan suatu Keputusan Direksi.

(3). Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan dan menggugurkan surat keputusan direksi
PT Indo Ridlatama Power Nomor 001.K/010/IRP/2013 Tanggal 01 Agustus 2013,
selanjutnya akan di tinjau kembali secara berkala untuk penyempurnaan baik sebagian
maupun keseluruhan.

DITETAPKAN DI J A K A R TA

PADA TANGGAL 01 Agustus 2013

DIREKTUR UTAMA

TURUNAN Kpts. ini disampaikan kepada


1. Dewan Komisaris.
2. Anggota Direksi.
3. Manajer.
31
4. Pegawai.
5. Arsip.

32

Anda mungkin juga menyukai