Pada dasarnya Tenaga Kerja Indonesia mendapatkan perlindungan melalui undang-undang
Indonesia perlindungan tersebut diatur dalam pasal 77 pasal 78 ayat 1 dan pasal 80 ayat 1 undang-undang Nomor 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri pasal 77 undang-undang nomor 39 tahun 2004 disebutkan bahwa cara kerja migran berhak atas perilaku pemerintahan berdasarkan peraturan yang berlaku perlindungan ini dimulai dari masa sebelum penempatan pada saat TKI telah disempatkan ke luar negeri pada pada sesudah dikembangkan ke Indonesia lebih lanjut dalam pasal 78 ayat 1 pada undang-undang yang sama dijelaskan bahwa setiap TKI diberikan perlindungan oleh perwakilan negara di luar negeri sesuai peraturan perundang-undangan kebiasaan internasional TKI juga berhak untuk mendapatkan pembelaan mengenai pemenuhan hak atas perjanjian yang dibuat sesuai dengan peraturan undang perundang-undangan negara setempat. Namun dalam kasus tersebut belum bisa ditentukan dikarenakan dalam kasus tersebut belum diketahui termasuk TKI secara legal atau ilegal dikarenakan kekurangan informasi yang di dalam kasus kronologi tersebut. Sehingga tidak dapat dilakukan penindakan dikarenakan Apakah sesuai dijalankan dengan sesuai hukum jikalau sesuai atau secara legal TKI tersebut dapat melaporkan di bnp2tk jikalau secara ilegal tidak dapat dilakukannya penindakan di karena tidak sesuai dengan perjanjian internasional atau mou sehingga hanya dapat meminta mengembalikan TKI tersebut untuk dipulangkan ke negara asal. Jikalau TK itu merupakan cara jalur legal akan ditindaklanjuti dengan perundang-undangan setempat dengan diurus oleh bnp2tk. Jika termasuk dalam tindakan ilegal atau tidak sah maka tidak ada yang terkena tindak pidana tidak adanya paksaan yang ada tidak tahu-menahunya tentang undang-undang tersebut yang menjamin keselamatan tenaga kerja Indonesia tersebut. Sehingga sang pekerja tidak dapat dilindungi oleh negara hanya dapat memulangkan sang TKI ilegal tersebut.