KEIMIGRASIAN
(CITIZENSHIP STATUS BASED ON THE IMMIGRATION PERSPECTIVE)
ABSTRAK
ABSTRACT
Citizenship status is the position of one's membership as a citizen to live and participate
in a country, which is recognized by the laws or regulations that apply in that country. Citizens are
citizens of a country determined by legislation. Citizenship is all matters relating to citizens.
Citizenship is a procedure for foreigners to obtain Indonesian Citizenship through an application.
Citizenship status is closely related to mixed marriages because the results of mixed marriages or
mixed marriages children will choose the citizenship status of the child after 18 years of age. This
matter influences immigration more precisely in the case of giving travel documents or immigration
4documents. According to Article 57 of the Marriage Law, what is meant by mixed marriage is
marriage between two people who are subject to different laws in Indonesia, due to differences in
citizenship and one of the parties with Indonesian citizenship. So, Marriage of an Indonesian
citizen (WNI), with foreign citizens (WNA) is a mixed marriage. However, if the marriage is carried
out between two Indonesian citizens of different religions, it is not a mixed marriage. Mixed
marriages held in Indonesia are the legal basis for Law No. 1 of 1974 concerning marriage (article
59 paragraph 1). Article 60 of the Law states that mixed marriages cannot be implemented before
it is proven that the marriage conditions determined by each party have been fulfilled. To prove that
these conditions have been fulfilled and therefore there are no obstacles to carrying out mixed
marriages then those who according to the law apply to their respective parties are authorized to
record marriages, are given a statement that the conditions have been met. If the official
concerned refuses to provide a certificate, then at the request of interest, the Court gives a
decision in a courtesy manner and no further appeal can be asked about the matter of whether the
refusal to provide the certificate is reasonable or not. If the Court decides that the rejection is
groundless, then the decision is a substitute for that statement. A statement or decision to replace
the information does not have the strength if the marriage is not held within 6 (six) months after the
statement is given.
5
https://guruppkn.com/pengertian-status- 7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
kewarganegaraan Hukum, Jakarta: UI Press, 1999, hlm. 80.
konsepsional, sekaligus mengetahui dijadikan asas untuk penentuan status
masalah-masalah yang terjadi dalam kewarganegaraan seseorang. Setiap warga
penerapan/pelaksanaan serta pendaftaran negara memiliki budaya, sejarah, dan tradisi
kewarganegaraan. yang berbeda satu sama lain. Dalam asas
kewarganegaraan dalam Undang-Undang
Sumber Data yang digunakan dalam Nomor 12 Tahun 2006 tentang
penelitian ini adalah sumber data sekunder, Kewarganegaraan Republik Indonesia,
yaitu data yang diambil dari sumber kedua dikenal dua pedoman yaitu: (1) asas
atau data pustaka, dalam wujud bahan kewarganegaraan umum, dan (2) asas
hukum primer, bahan hukum sekunder dan kewarganegaraan khusus. 11Setiap negara
bahan tersier. 8Teknik pengumpulan data mempunyai kebebasan dan kewenangan
dilakukan dengan cara studi pustaka (library untuk menentukan asas kewarganegaraan.
research) yakni studi terhadap dokumen- Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua
dokumen yang relevan dengan penelitian di pedoman, yaitu sebagai berikut:12
perpustakaan. 9Data yang diperoleh melalui
penelitian pustaka selanjutnya dijadikan
sebagai data penunjang sehingga akan 1. Asas kelahiran (Ius Soli) adalah
terjawab sesuai dengan permasalahan yang penentuan status kewarganegraan
sedang dihadapi. Dalam mengumpulkan, berdasarkan tempat atau daerah kelahiran
mengolah dan menganalisis data digunakan seseorang. Pada awalnya asas
pendekatan kualitatif dengan sifat interaktif kewarganegaraan hanyalah ius soli saja.
koleksi data atau pengumpulan data dengan Hal tersebut sebagai suatu anggapan
analisis data. Analisis data dilakukan secara bahwa jika seseorang lahir di suatu
kualitatif. Keseluruhan data yang relevan wilayah negara, otomatis dan logis ia
dengan tujuan penelitian dianalisis secara menjadi warga negara tersebut.
kualitatif, yakni dengan abstraksi dan
interpretasi yang mendalam, dengan
mengacu pada teori-teori yang membangun 2. Asas keturunan (Ius Sanguinis) adalah
kerangka pemikiran. Setiap proses ini pedoman kewarganegaraan berdasarkan
dilakukan dengan mengacu pada tujuan pertalian darah atau keturunan.
penelitian. Seluruh tahapan analisis ini
menghasilkan rumusan yang tersusun dalam Mengenai soal kewarganegaraan,
bentuk uraian yang deskriptif. Di dalam masing-masing negara menganut asas yang
penelitian kualitatif, menekankan pada menguntungkan, dan lainnya adalah
deskripsi secara alami atas fenomena yang campuran dari kedua asas itu. Asas
dilakukan dari keadaan yang sewajarnya. 10 campuran adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan lebih dari satu atau asas
D. LANDASAN TEORI tersebut sekaligus diperlakukan. Karena
Asas kewarganegaraan diperlukan untuk masing-masing menganut asas yang
mengatur status kewarganegaraan menguntungkan bagi kepentingan politiknya,
seseorang. Hal ini penting agar seseorang maka perbedaaan asas ini tidak jarang
mendapatkan perlindungan hukum dari membawa kesulitan-kesulitan dalam
negara, serta menerima hak dan hubungan Internasional. Kesulitan-kesulitan
kewajibannya. Ketentuan tentang status ini dapat membawa akibat seorang
kewarganegaraan penting diatur dalam memperoleh kewarganegaraan lebih dari
peraturan perundangan dari negara.
Peraturan perundangan inilah yang kemudian
8
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam
11
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, op.cit,
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 57 hlm. 68-69.
9
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta:
12
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama,
Rineka Cipta, 2002, hlm 117. Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara:
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
10
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010, hlm 58.
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 101.
satu (dwikewarganegaraan13) dan seorang Indonesia adalah; 1) karena kelahiran, 2)
menjadi tidak berkewenangan sama sekali karena pengangkatan, 3) karena dikabulkan
(apatride).14 permohonan, 4) karena pewarganegaraan, 5)
karena perkawinan, 5) karena turut ayah dan
Dalam problem status ibu, dan 7) karena pernyataan.
kewarganegaraan seseorang terjadi apabila
asas kewarganegaraan di atas diterapkan
secara tegas dalam sebuah negara, akan
mengakibatkan status kewarganegaraan Untuk mengatasi masalah
seseorang menjadi sebagai berikut:15 kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur
tata cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 dan diperbaharui dalam Undang-
1. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat Undang Nomor 12 Tahun 2006, dimana ada
kewarganegaraan disebabkan oleh orang delapan cara memperoleh kewarganegaraan
tersebut lahir di sebuah negara yang yang tercantum dalam Pasal 9 Undang-
menganut ius sanguinis. Undang Nomor 12 Tahun 2006, meliputi: a).
telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin; b). pada waktu mengajukan
2. Bipatride, yaitu seseorang akan permohonan sudah bertempat tinggal di
mendapatkan dua kewarganegaraan, wilayah negara Republik Indonesia paling
apabila orang tersebut berasal dari orang singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
tua yang mana negaranya menganut ius paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
sanguinis, sedangkan dia lahir di suatu berturut-turut; c). sehat jasmani dan rohani;
negara yang menganut ius soli. d). dapat berbahasa Indonesia serta
mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; e). tidak pernah
3. Multipatride, yaitu seseorang yang dijatuhi pidana karena melakukan tindak
memiliki lebih dari dua kewarganegaraan, pidana yang diancam dengan pidana penjara
yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal 1 (satu) tahun atau lebih; f). jika dengan
di perbatasan antara dua negara. memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda; g). mempunyai
pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
Untuk memecahkan problem
dan h). membayar uang pewarganegaraan ke
kewarganegaraan di atas, setiap negara
Kas Negara. Menurut Pasal 4 Undang-
memiliki peraturan sendiri-sendiri yang
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
prinsip-prinsipnya bersifat universal,
Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang
sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945
dimaksud dengan Warga Negara Indonesia
pasal 28D ayat (4), bahwa setiap orang
adalah: a). setiap orang yang berdasarkan
berhak atas status kewarganegaraan. Oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau
karena itu negara Indonesia melalui Undang-
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Indonesia dengan negara lain sebelum
Kewarganegaraan Indonesia dinyatakan
Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi
bahwa cara memperoleh kewarganegaraan
Warga Negara Indonesia; b). anak yang lahir
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
13
http://kjri-perth.org.au/index.php/indonesian- dan ibu Warga Negara Indonesia; c). anak
citizen/dwi-kewarganegaraan/ yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan
14
Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit., hlm. ibu warga negara asing; d). anak yang lahir
110-111. dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara
15
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Indonesia; e). anak yang lahir dari
Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak
hlm. 262-263. mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut; f).
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 Kewarganegaraan Republik Indonesia
(tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal menyatakan bahwa warga Negara
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Republik Indonesia adalah orang-orang
Warga Negara Indonesia; g). anak yang lahir yang berdasarkan perundang-undangan
di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus
Warga Negara Indonesia; h). anak yang lahir 1945 sudah menjadi warga negara Republik
di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Indonesia.
warga negara asing yang diakui oleh seorang
ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
belas) tahun atau belum kawin; i). anak yang
lahir di wilayah negara Republik Indonesia
yang pada waktu lahir tidak belas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya; j). anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui; k). anak yang lahir di
wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya; l). anak yang dilahirkan di
luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan.
16
Dwi Kewarganegaraan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Status Kewarganegaraan17 dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) UUD
1945, yaitu “setiap orang berhak atas status
Yang dimaksud dengan status ialah kewarganegaraan”. Dengan adanya Undang-
sebuah kondisi maupun kedudukan seseorang undang yang menjadi sebuah landasan hukum
atau suatu badan bisa juga yang lainnya yang persamaan kedudukan warga
memiliki hubungan dengan sesuatu hal (dalam negara, maka kedudukan warga negara dalam
hal ini negara). Sedangkan pengertian Negara menjadi semakin jelas dan kuat.
kewarganegaraan ialah keikutsertaan
seseorang menjadi anggota di dalam sebuah Menurut tata cara serta ketentuan-ketentuan
kendali lingkup politik negara. Dengan begitu dalam memperoleh status kewarganegaraan,
dapat di simpulkan bahwa pengertian status terdapat dua cara yang lazimnya di
kewarganegaraan ialah kedudukan warga pergunakan. yaitu stelsel aktif dan juga stelsel
negara dalam Negara yang memiliki pasif, berikut penjelasannya:
keterkaitan secara hukum dengan sebuah
negara. Diantara hubungan negara dengan 1. Stelsel aktif ialah seseorang yang
warga negara tersebut terjadi keterkaitan yang menginginkan menjadi anggota suatu negara
kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban secara aktif melakukan upaya-upaya hukum
warga negara dalam UUD 1945. yang berlaku di negara tersebut (naturalisasi
biasa).
Kewarganegaraan menurut 2. Stelsel pasif ialah seseorang yang
pemahaman seorang Wolhoff ialah sebuah tanpa melakukan upaya hukum tertentu telah
keanggotaan pada sebuah bangsa tertentu mendapatkan status kewarganegaraan di
dalam hal ini sejumlah manusia yang terikat suatu negara atau dengan sendirinya dianggap
dengan yang lainnya karena memiliki kesatuan menjadi warga negara(naturalisasi Istimewa).
bahasa, kehidupan sosial dan adat budaya
serta kesadaran nasional. Kewarganegaraan
dan kebangsaan memiliki pengertian serupa Dengan adanya kedua stelsel tersebut
namun memiliki prinsip dasar yang berbeda memberikan sebuah keterkaitan secara hukum
dalam hal partisipasinya didalam kehidupan yang berlaku pada seseorang yang
politik di negara tersebut. menganjukan status kewarganegaraan. Berikut
penjelasannya:
Terdapat dua aspek mendasar yang
berhubungan dengan status kewarganegaraan
1. Hak opsi18 yakni sebuah hak dalam
seseorang, berikut penjelasannya.
memilih dan menentukan status
kewarganegaraan atau berpindah status
1. Status dalam hukum, status kewarganegaraan (di dalam stelsel aktif)
kewarganegaraan seseorang dalam aspek 2. Hak repudiasi19 yakni sebuah hak untuk
hukum ialah kedudukan seseorang sebagai tidak menerima status kewarganegaraan yang
warga negara dimana kedudukannya disahkan diberikan oleh suatu negara lain (di dalam
secara hukum (legal) yang berlaku dinegara stelsel pasif)
tersebut.
2. Status dalam sosial, status
Pengertian status kewarganegaraan
kewarganegaraan seseorang dalam aspek
merupakan ikatan antara warga negara yang
sosial ialah merupakan kedudukan seseorang
menimbulkan sebuah hubungan yang saling
sebagai warga negara yang kedudukannya
memiliki keterkaitan dalam pemenuhan hak
diakui secara sosial namun belum memiliki
dan kewajiban juga sebaliknya.
kekuatan hukum atas status tersebut
Masalah Status Kewarganegaraan
Salah satu syarat untuk diterimanya
status seseorang menjadi warga negara dan Globalisasi yang terjadi di seluruh
memiliki status kewarganegaraan secara legal penjuru dunia membuat mobilias seseorang
ialah dengan adanya ketentuan hukum yang
berlaku di sebuah negara. Seperti yang tertera
18
http://agussiswoyo.com/kewarganegaraan/stelsel-
17
https://guruppkn.com/pengertian-status- aktif-stelsel-pasif-hak-opsi-dan-hak-repudiasi/
kewarganegaraan 19
Loc, cit
menjadi sangat tinggi, demi pekerjaan ataupun menentukan status kewarganegaraan
pendidikan seseorang bisa saja bertempat seseorang.
tinggal di luar negeri kemudian menikah (lintas
negara) dan berkeluarga. 1. Asas ius sanguinis (hubungan darah),
yakni status kewarganegaraan yang
Permasalahan yang timbul karena perkawinan didapatkan dari hubungan pertalian darah atau
campuran lintas negara ini dapat membuat keturunan. Sebagai contoh jika seorang bayi
anak hasil perkawinan tersebut memiliki status dilahirkan di suatu negara x dan orang tuanya
kewarganegaraan ganda, yang didapat dari berstatus kewarganegaraan negara y, maka
ayah maupun ibunya. Hal tersebut pun juga secara otomatis bayi tersebut memiliki status
telah diatur di dalam perundang-undangan kewarganegaraan y.
yang berlaku. 2. Asas ius soli (tempat lahir), yakni status
kewarganegaraan yang ditentukan menurut
Beberapa masalah yang timbul terkait status tempat kelahiran. Sebagai contoh, seseorang
kewarganegaraan ialah sebagai berikut. dilahirkan di suatu negara x namun orang tua
memiliki status kewarganegaraan negara y,
1. Apatride,20 yakni seseorang yang tak maka seseorang tersebut dapat mendapatkan
memiliki status kewarganegaraan. Sebagai status kewarganegaraan negara x (dengan
contoh, seseorang yang memiliki status ketentuan sesuai negara tersebut).
kewarganegaraan y (menganut asas ius soli) 3. Naturalisasi22, mendapatkan status
lahir di negara x (menganut asas ius kewarganegaraan negara tertentu dengan
sanguinis), seseorang tersebut tidak diaui oleh jalan mengajukan permohonan.
negara x maupun negara y, hal tersebut yang 4. Asas kewarganegaraan ganda
membuatnya menjadi tanpa status terbatas, yakni dasar dalam menentukan
kewarganegaraan. kewarganegaraan bagi anak-anak hasil
2. Bipatride21, seseorang yang memiliki perkawinan lintas negara.
dua kewarganegaraan sekaligus atau disebut
kewarganegaraan ganda. Sebagai contoh, C. Penegasan Asas Kewarganegaraan
seseorang yang memiliki status dalam UU No. 12 Tahun 200623
kewarganegaraan x (menganut asas ius
sanguinis) lahir di suatu wilayah negara y Dalam Penjelasan Umum UU No. 12
(menganut asa ius soli). Kedua negara Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
mengakui seseorang tersebut sebagai warga Republik Indonesia,24 dijelaskan bahwa
negaranya karena pertalian darah engan Indonesia menganut 4 (empat) asas umum,
orangtuanya dan juga tempat keahirannya yaitu: (i) asas ius sanguinis (law of the blood)25
3. Multipatride, seseorang yang memiliki adalah asas yang menentukan
status kewarganegaraan lebih dari dua. kewargangeraan seseorang berdasarkan
Seseorangyang telah memiliki status keturunan, bukan berdasarkan negara tempat
kewarganegaraan ganda kemuian pemberian
status kewarganegaraan dari negara lain
tersebut tan pa melepas status
kewarganegaraan yang telah dimiliki
sebelumnya. 22
Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah
proses perubahan status dari penduduk asing
B. Asas-asas Kewarganegaraan menjadi warga negara suatu negara.
Asas merupakan dasar atau sesuatu http://muhammadalvisyahrin.blogspot.c
23
09/Asas-Ius-Sanguinis-law-of-blood-
merupakan-asas-yang-menentukan-
20
https://mengakujenius.com/pengertian-apatride-
bipatride/ kewarganegaraan/
21
Loc, cit
kelahiran; (ii) asas ius soli (law of the soil)26 tersebut menganut asas ius sanguinis. Di
secara terbatas adalah asas yang menentukan Indonesia, dianutnya asas ius soli terbatas ini,
kewarganegaraan seseorang berdsasarkan merupakan bentuk perlindungan hukum bagi
negara tempat kelahiran, yang diberlakukan anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia,
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan namun status dan asal usul orang tuanya tidak
ketentuan yang diatur dalam undang-undang diketahui. Jelas, apabila Indonesia hanya
ini; (iii) asas kewarganegaraan tunggal adalah menganut asas ius sanguinis semata, maka
asas yang menentukan satu kewarganegaraan dalam posisi demikian, si anak tidak akan
bagi setiap orang, (iv) asas kewarganegaraan memiliki kewarganegaraan (stateless). Oleh
ganda terbatas adalah asas yang menentukan karena itulah mengapa dalam UU No. 12
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak Tahun 2006, Indonesia menganut asas ius
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam soliterbatas, yaitu terbatas pada kondisi
undang-undang ini. tertentu.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dapat dikatakan perkawinan semu
merupakan suatu perbuatan pidana karena hal 1. Peningkatan pada pengawasan orang asing
tersebut di atur dalam Undang - Undang No. 6 sangat perlu. karena meningkatnya masalah
Tahun 2011 tentang Keimigrasian Pasal 135 yang terjadi oleh orang asing tentang cara
menegaskan “Setiap orang yang melakukan memperoleh status kewarganegaraan .
perkawinan semu dengan tujuan untuk
memperoleh Dokumen Keimigrasian dan/atau 2. Mensosialisasikan prosedur atau tata
untuk memperoleh status kewarganegaraan cara untuk mendapatkan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana kewarganegaraan Indonesia yang sesuai
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana ketentuan yang berlaku.
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).”
3. Meneliti dan mengoreksi kperkawinan dan
Ketentuan tersebut merupakan suatu permohonan mendapatkan Kewarganegaraan
bentuk penalisasi terhadap suatu perbuatan Indonesia
hukum yaitu perkawinan, yang dalam Undang -
Undang No. 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian adalah semu, dengan tujuan
hanya untuk memperoleh Dokumen
Keimigrasian dan/atau untuk memperoleh
status kewarganegaraan Republik Indonesia.
Permasalahannya adalah bagaimana
menentukan suatu perkawinan tersebut adalah
semu atau tidak semu? Oleh karena,
pembentuk Undang - Undang No. 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian hanya memberikan
parameter yaitu penyelundupan hukum dalam
Undang - Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan. Apabila disimpulkan dari Undang
- Undang No. 1 Tahun 1974 maka dapat saja
diklasifikasikan sebagai penyelundupan hukum
ketika ketidaklengkapan administrasi ataupun
syarat pernikahan yang dilanggar. Namun
pembuktian terhadap hal tersebut, sangat
bersifat administratif sehingga sangatlah
mudah untuk dikelabui.
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Lawrence M. Friedman, 2009, The Legal
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, System: A Social Science
hlm. 101. Perspective (Sistem Hukum: Perspektif
Ilmu Sosial), Jakarta: Nusamedia
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, op.cit,
hlm. 68-69. Muhammad Maryadi, 2013, Kajian Yuridis
Perkawinan Semu Ditinjau dari
Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit., hlm.
Undang- Undang Nomor 6 Tahun
110-111.
2011 tentang Keimigrasian, Kertas
Jurnal Ilmiah Kerja Perorangan, Depok: Akademi
Imigrasi
http://agussiswoyo.com/kewarganegaraan/stel
sel-aktif-stelsel-pasif-hak-opsi-dan-hak-
Perundang Undangan repudiasi/
https://mengakujenius.com/pengertian-
Undang-Undang Dasar Negara Republik apatride-bipatride/
Indonesia Tahun 1945.
Internet
http://www.imigrasi.go.id/index.php/berita
/berita-utama/819-begini-cara-dirjen-
imigrasi-cegah-pelanggaran-warga-
asing.
http://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/201
4/04/penegasan-asas-kewarganegaraan-
dalam-uu.html
https://www.coursehero.com/file/p1vtp09/Asas-
Ius-Sanguinis-law-of-blood-merupakan-asas-
yang-menentukan-kewarganegaraan/
https://www.coursehero.com/file/p7itrol/Asas-
Keturunan-Ius-Sanguinis-yaitu-asas-
yang-menetapkan-kewarganegaraan/
https://www.unhcr.org/id/orang-orang-tanpa-
kewarganegaraan
https://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/20
14/04/refleksi-hubungan-negara-warga-
negara.html
https://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/20
17/08/perkawinan-semu-anomali-sosial-
dan.html
http://kjri-perth.org.au/index.php/indonesian-
citizen/dwi-kewarganegaraan/