Anda di halaman 1dari 14

STATUS KEWARGANEGARAAN BERDASARKAN PERSPEKTIF

KEIMIGRASIAN
(CITIZENSHIP STATUS BASED ON THE IMMIGRATION PERSPECTIVE)

ADJI PRIYO UTOMO


2018.1334.01.01
TARUNA TINGKAT I
PROGRAM STUDI HUKUM KEIMIGRASIAN
POLITEKNIK IMIGRASI
adjiprio732@gmail.com

ABSTRAK

Status kewarganegaraan adalah posisi keanggotaan seseorang sebagai warga negara


untuk tinggal dan berpartisipasi dalam suatu negara,yang diakui oleh undang-undang atau
peraturan yang berlaku di negara tersebut. Warga Negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewarganegaraan adalah segala hal
ihwal yang berhubungan dengan warga negara.Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang
asing untuk memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Status
kewarganegaraan erat kaitannya dengan perkawinan campuran dikarenakan hasil dari perkawinan
campuran atau anak dari perkawinan campuran akan memilih status kewarganegaraan dari anak
tersebut setelah berusia 18 tahun. Hal tesebut berpengaruh terhadap keimigrasian lebih tepatnya
dalam hal pemberian dokumen perjalanan ataupun dokumen keimigrasian. Menurut Pasal 57 UU
Perkawinan, yang dimaksud dengan Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena perbedaan kewarganegaraan dan
salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia. Jadi, Perkawinan seorang warga negara
Indonesia (WNI), dengan warga negara asing (WNA) merupakan perkawinan campuran. Namun,
apabila perkawinan dilakukan antara dua orang warga negara Indonesia yang berbeda agama,
bukan merupakan perkawinan campuran.Perkawinan campuran yang dilangsungkan di Indonesia
dasar hukumnya adalah Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan (pasal 59 ayat
1). Di dalam pasal 60 UU menyebutkan bahwa Perkawinan campuran tidak dapat dilaksanakan
sebelum terbukti bahwa syarat-syarat perkawinan yang ditentukan oleh pihak masing-masing telah
dipenuhi. Untuk membuktikan bahwa syarat-syarat tersebut telah dipenuhi dan karena itu tidak ada
rintangan untuk melangsungkan perkawinan campuran maka oleh mereka yang menurut hukum
yang berlaku bagi pihak masing-masing berwenang mencatat perkawinan, diberikan surat
keterangan bahwa syarat-syarat telah dipenuhi. Jika pejabat yang bersangkutan menolak untuk
memberikan surat keterangan, maka atas permintaan yang berkepentingan, Pengadilan
memberikan keputusan dengan tidak beracara serta tidak boleh dimintakan banding lagi tentang
soal apakah penolakan pemberian surat keterangan itu beralasan atau tidak. Jika Pengadilan
memutuskan bahwa penolakan tidak beralasan, maka keputusan itu menjadi pengganti
keterangan tersebut. Surat keterangan atau keputusan pengganti keterangan tidak mempunyai
kekuatan lagi jika perkawinan itu tidak dilangsungkan dalam masa 6 (enam) bulan sesudah
keterangan itu diberikan.

Kata kunci : Status kewarganegaraan,perkawinan campuran,Dwi Kewarganegaraan

ABSTRACT

Citizenship status is the position of one's membership as a citizen to live and participate
in a country, which is recognized by the laws or regulations that apply in that country. Citizens are
citizens of a country determined by legislation. Citizenship is all matters relating to citizens.
Citizenship is a procedure for foreigners to obtain Indonesian Citizenship through an application.
Citizenship status is closely related to mixed marriages because the results of mixed marriages or
mixed marriages children will choose the citizenship status of the child after 18 years of age. This
matter influences immigration more precisely in the case of giving travel documents or immigration
4documents. According to Article 57 of the Marriage Law, what is meant by mixed marriage is
marriage between two people who are subject to different laws in Indonesia, due to differences in
citizenship and one of the parties with Indonesian citizenship. So, Marriage of an Indonesian
citizen (WNI), with foreign citizens (WNA) is a mixed marriage. However, if the marriage is carried
out between two Indonesian citizens of different religions, it is not a mixed marriage. Mixed
marriages held in Indonesia are the legal basis for Law No. 1 of 1974 concerning marriage (article
59 paragraph 1). Article 60 of the Law states that mixed marriages cannot be implemented before
it is proven that the marriage conditions determined by each party have been fulfilled. To prove that
these conditions have been fulfilled and therefore there are no obstacles to carrying out mixed
marriages then those who according to the law apply to their respective parties are authorized to
record marriages, are given a statement that the conditions have been met. If the official
concerned refuses to provide a certificate, then at the request of interest, the Court gives a
decision in a courtesy manner and no further appeal can be asked about the matter of whether the
refusal to provide the certificate is reasonable or not. If the Court decides that the rejection is
groundless, then the decision is a substitute for that statement. A statement or decision to replace
the information does not have the strength if the marriage is not held within 6 (six) months after the
statement is given.

Keywords: Citizenship status, mixed marriages, dual citizenship


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang mengarahkan tujuan-tujuan yang


dikehendaki.menghapuskan kebiasaan yang
Rakyat merupakan satu dari beberapa dipandang tidak sesuai lagi, mendaptakan
syarat penting dalam keberlangsungan pola - pola kelakuan baru dan sebagainya.
sebuah negara, karena rakyat merupakan Inilah yang disebut sebagai pandangan
elemen penting yang membentuk negara. modern tentang hukum itu yang menjurus
Rakyat memiliki pengertian yang berbeda kepada penggunaan hukum sebagai suatu
dengan penduduk maupun warga negara instrumen. Undang - undang No 1 Tahun
meskipun memiliki konsep yang sama namun 1974 tentang Perkawinan dilihat dari segi
pada dasarnya sangat berbeda. Penduduk materinya dapat dipandang sebagai sarana
dibagi menjadi dua kategori yakni penduduk rekayasa masyarakat /a tool of social
dan bukan penduduk. Yang dimaksud engineering.2 Suatu peraturan akan efektif
dengan penduduk ialah seseorang yang apabila materinya sejalan dengan nilai- nilai
berdomisili baik menetap maupun tinggal di yang dianut masyarakat, sebaliknya kurang
dalam sebuah wilayah negara. Serta yang di efektif apabila materinya tidak sejalan,
katakan dengan bukan penduduk ialah bahkan bertolak belakang dengan nilai nilai
seseorang yang berada di satu wilayah yang dianut. Perkawinan antar bangsa tidak
sebuah negara namun tidak memiliki tujuan diatur secara luas di dalam Undang - undang
untuk berdomisili baik menetap maupun No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan maka
tinggal di negara yang dimaksud dalam waktu dari itu perkawinan antar bangsa atau lebih
yang lama. Warga negara terbagi menjadi sering disebut perkawinan capuran di atur
dua klasifikasi yaitu warga negara dan warga dalam (1)tentang keimigrasian 3dan Undang -
negara asing. Seseorang yang secara hukum undang No 12 Tahun 2006 4tentang
dan legalitas merupakan anggota dari sebuah Kewarganegaraan karena pada dasarnya
negara merupakan seorang warga negara. perkawianan campuran tersebut juga terkait
Serta pengertian warga negara asing ialah dengan ijin tinggal dan ststus
seseorang yang tinggal di suatu negara kewarganegaraan orang asing.
namun tak memiliki keterkaitan baik secara
hukum dengan negara tersebut. 1 Istilah kewarganegaraan memiliki arti
Hukum mengatur hubungan antara yang menunjukkan hubungan atau ikatan
manusia dalam masyarakat serta dapat antara negara dan warga negara.
memaksa seseorang untuk mematuhi Kewarganegaraan diartikan segala jenis
peraturan-peraturan tersebut. Dengan hubungan dengan suatu negara yang
demikian, hukum dapat berada pada pola mengakibatkan adanya kewajiban negara itu
tingkah laku yang dapat dapat diterima untuk melindungi orang yang bersangkutan.
bersama. Dalam peranannya ini, hukum Adapun menurut Undang-Undang Nomor 12
hanya mempertahankan apa yang telah Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
menjadi kecenderungan yang tetap dan Republik Indonesia, Kewarganegaraan
diterima dalam tatanan kehidupan adalah segala hal-ihwal yang berhubungan
masyarakat. Disamping itu hukum masih dengan warga negara. Pengertian
dapat berjalan dengan fungsinya yang lain, kewarganegaraan dibedakan menjadi empat,
yakni dengan tujuan untuk mengadakan yaitu; 1) Kewarganegaraan dalam arti yuridis
perubahan - perubahan dalam ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
masyarakat.Salah satu ciri yang menonjol orang-orang dengan negara. 2)
dari hukum pada masyarakat yang modern Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
adalah penggunaannya secara sadar oleh ditandai dalam ikatan emosional. 3)
masyarakatnya. Disini hukum tidak hanya Kewarganegaraan dalam arti formil
dipakai untuk mengukuhkan pola-pola menunjukkan pada tempat
kebiasaan dan tingkah laku yang terdapat kewarganegaraan itu berdomisili. 4)
dalam masyarakat, melainkan juga untuk
2
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum Bandung,Citra
1
Wirawan, Aditya (2008) Aditya Bakti, 1991, hal. 35.
Kajian Yuridis Perkawinan Semu Sebagai Upaya 3
UU NO 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
Untuk Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia.
Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas 4
UU NO 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Diponegoro.
Kewarganegaraan dalam arti materil negara yang bersangkutan. Oleh karena itu,
menunjukkan pada akibat hukum dari status semua negara modern di dunia dewasa ini
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan dihadapkan pada persoalan
kewajiban warga negara.5 kewarganegaraan ganda ini sebagai masalah
yang riel. Hal yang penting bagi negara ialah
Pada praktiknya ada kecenderungan bahwa warga negaranya itu memenuhi
yang memungkinkan seseorang memiliki kewajibannya sebagai warga negara. Bahwa
kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau ia tetap ingin bertahan dengan ua
sebaliknya, tidak memiliki kewarganegaraan kewarganegaraan, dapat saja tidak
(apatride). Kewarganegaraan rangkap ini dipandang sebagai kerugian Negara. 6
disebabkan dianutnya asas yang berbeda di
atara dua negara dalam menentukan B. RUMUSAN MASALAH
kewarganegaraannya. Negara yang satu
menggunakan asas ius sanguinis dan yang Berdasarkan uraian latar belakang
lain menggunakan asas ius soli. Bahkan masalah di atas, maka dapat dirumuskan
dalam perkembangannya di kemudian hari, masalah, sebagai berikut:
timbul pula kebutuhan baru berdasarkan
pengalaman di berbagai negara bahwa 1. Apakah asas kewarganegaraan yang
kedua asas tersebut harus diubah dengan dianut oleh Negara Indonesia?
asas yang lain atau harus diterapkan secara
bersamaan untuk mencegah kemungkinan 2. Apa kaitannya status kewarganegaraan
terjadinya keadaan double-citizenship atau dan Imigrasi?
dwi-kewarganegaraan (bipatride) atau
sebaliknya sama sekali berstatus tanpa
kewarganegaraan (apatride). Namun 3. implikasi kewarganegaraan ganda bagi
demikian, dalam praktik, ada pula negara warga Negara Indonesia?
yang justru menganut kedua- duanya karena
pertimbangan lebih menguntungkan bagi C. METODE PENELITIAN
kepentingan negara yang bersangkutan. Penelitian mengenai “Status
Sistem inilah yang biasa dinamakn sebagai kewarganegaraan.” merupakan Penelitian
asas campuran. Asas yang dipakai bersifat Hukum Normatif Empiris, yaitu penelitian
campuran sehingga dapat menyebabkan yang memperhatikan bahwa hukum bekerja
apatride atau bipatride. Dalam hal demikian, pada segi kaidah/norma/normwissenschaft
yang ditoleransi biasanya adalah keadaan yaitu perundang-undangan yang berkaitan
bipatride, yaitu dwi-kewarganegaraan. dengan kewarganegaraan Republik
Indonesia, yang tidak terlepas dari unsur
Di dunia dewasa ini cenderung sosial/empiris yaitu kenyataan adanya
semakin menyatu dan dengan dinamika implikasi kewarganegaraan ganda bagi
pergaulan antarumat manusia yang semakin warga Negara Indonesia sehingga perlu
longgar dan dinamis, gejala diketahui pelindungannya sesuai tujuan
kewarganegaraan ganda ini sangat mungkin penelitian.
akan terus berkembang di masa-masa yang Adapun pendekatan dalam penelitian
akan datang. Bahkan, boleh jadi, yang akan yaitu mengenai berlakunya hukum positif.7
muncul dalam praktik, tidak saja masalah Yaitu berlakunya perundang-undangan
dwi-kewarganegaraan, tetapi mungkin juga- Kewarganegaraan Republik Indonesia yang
multi kewarganegaraan, terutama di kalangan relevan dengan permasalahan
kelompok orang yang kaya dan dapat hidup kewarganegaraan ganda di Indonesia
berpindah-pindah dengan sekehendak dengan cara melakukan analisa/analisis
hatinya. Bagi mereka itu, tidak juga kerugian terhadap data hukum dan hasil yang
apa-apa bagi negara mana pun untuk diperoleh dalam penelitian dengan cara
membiarkan mereka memiliki status mengetahui makna yang dikandung oleh
kewarganegaraan lebih dari satu, asalkan istilah-istilah yang digunakan dalam
yang bersangkutan tetap menjalankan peraturan perundang-undangan secara
kewajibannya untuk membayar pajak sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan 6
Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 392-393.

5
https://guruppkn.com/pengertian-status- 7
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
kewarganegaraan Hukum, Jakarta: UI Press, 1999, hlm. 80.
konsepsional, sekaligus mengetahui dijadikan asas untuk penentuan status
masalah-masalah yang terjadi dalam kewarganegaraan seseorang. Setiap warga
penerapan/pelaksanaan serta pendaftaran negara memiliki budaya, sejarah, dan tradisi
kewarganegaraan. yang berbeda satu sama lain. Dalam asas
kewarganegaraan dalam Undang-Undang
Sumber Data yang digunakan dalam Nomor 12 Tahun 2006 tentang
penelitian ini adalah sumber data sekunder, Kewarganegaraan Republik Indonesia,
yaitu data yang diambil dari sumber kedua dikenal dua pedoman yaitu: (1) asas
atau data pustaka, dalam wujud bahan kewarganegaraan umum, dan (2) asas
hukum primer, bahan hukum sekunder dan kewarganegaraan khusus. 11Setiap negara
bahan tersier. 8Teknik pengumpulan data mempunyai kebebasan dan kewenangan
dilakukan dengan cara studi pustaka (library untuk menentukan asas kewarganegaraan.
research) yakni studi terhadap dokumen- Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua
dokumen yang relevan dengan penelitian di pedoman, yaitu sebagai berikut:12
perpustakaan. 9Data yang diperoleh melalui
penelitian pustaka selanjutnya dijadikan
sebagai data penunjang sehingga akan 1. Asas kelahiran (Ius Soli) adalah
terjawab sesuai dengan permasalahan yang penentuan status kewarganegraan
sedang dihadapi. Dalam mengumpulkan, berdasarkan tempat atau daerah kelahiran
mengolah dan menganalisis data digunakan seseorang. Pada awalnya asas
pendekatan kualitatif dengan sifat interaktif kewarganegaraan hanyalah ius soli saja.
koleksi data atau pengumpulan data dengan Hal tersebut sebagai suatu anggapan
analisis data. Analisis data dilakukan secara bahwa jika seseorang lahir di suatu
kualitatif. Keseluruhan data yang relevan wilayah negara, otomatis dan logis ia
dengan tujuan penelitian dianalisis secara menjadi warga negara tersebut.
kualitatif, yakni dengan abstraksi dan
interpretasi yang mendalam, dengan
mengacu pada teori-teori yang membangun 2. Asas keturunan (Ius Sanguinis) adalah
kerangka pemikiran. Setiap proses ini pedoman kewarganegaraan berdasarkan
dilakukan dengan mengacu pada tujuan pertalian darah atau keturunan.
penelitian. Seluruh tahapan analisis ini
menghasilkan rumusan yang tersusun dalam Mengenai soal kewarganegaraan,
bentuk uraian yang deskriptif. Di dalam masing-masing negara menganut asas yang
penelitian kualitatif, menekankan pada menguntungkan, dan lainnya adalah
deskripsi secara alami atas fenomena yang campuran dari kedua asas itu. Asas
dilakukan dari keadaan yang sewajarnya. 10 campuran adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan lebih dari satu atau asas
D. LANDASAN TEORI tersebut sekaligus diperlakukan. Karena
Asas kewarganegaraan diperlukan untuk masing-masing menganut asas yang
mengatur status kewarganegaraan menguntungkan bagi kepentingan politiknya,
seseorang. Hal ini penting agar seseorang maka perbedaaan asas ini tidak jarang
mendapatkan perlindungan hukum dari membawa kesulitan-kesulitan dalam
negara, serta menerima hak dan hubungan Internasional. Kesulitan-kesulitan
kewajibannya. Ketentuan tentang status ini dapat membawa akibat seorang
kewarganegaraan penting diatur dalam memperoleh kewarganegaraan lebih dari
peraturan perundangan dari negara.
Peraturan perundangan inilah yang kemudian

8
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam
11
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, op.cit,
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, hlm. 57 hlm. 68-69.

9
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta:
12
Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama,
Rineka Cipta, 2002, hlm 117. Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara:
Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
10
Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010, hlm 58.
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, hlm. 101.
satu (dwikewarganegaraan13) dan seorang Indonesia adalah; 1) karena kelahiran, 2)
menjadi tidak berkewenangan sama sekali karena pengangkatan, 3) karena dikabulkan
(apatride).14 permohonan, 4) karena pewarganegaraan, 5)
karena perkawinan, 5) karena turut ayah dan
Dalam problem status ibu, dan 7) karena pernyataan.
kewarganegaraan seseorang terjadi apabila
asas kewarganegaraan di atas diterapkan
secara tegas dalam sebuah negara, akan
mengakibatkan status kewarganegaraan Untuk mengatasi masalah
seseorang menjadi sebagai berikut:15 kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur
tata cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 62
Tahun 1958 dan diperbaharui dalam Undang-
1. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat Undang Nomor 12 Tahun 2006, dimana ada
kewarganegaraan disebabkan oleh orang delapan cara memperoleh kewarganegaraan
tersebut lahir di sebuah negara yang yang tercantum dalam Pasal 9 Undang-
menganut ius sanguinis. Undang Nomor 12 Tahun 2006, meliputi: a).
telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau
sudah kawin; b). pada waktu mengajukan
2. Bipatride, yaitu seseorang akan permohonan sudah bertempat tinggal di
mendapatkan dua kewarganegaraan, wilayah negara Republik Indonesia paling
apabila orang tersebut berasal dari orang singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau
tua yang mana negaranya menganut ius paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak
sanguinis, sedangkan dia lahir di suatu berturut-turut; c). sehat jasmani dan rohani;
negara yang menganut ius soli. d). dapat berbahasa Indonesia serta
mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; e). tidak pernah
3. Multipatride, yaitu seseorang yang dijatuhi pidana karena melakukan tindak
memiliki lebih dari dua kewarganegaraan, pidana yang diancam dengan pidana penjara
yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal 1 (satu) tahun atau lebih; f). jika dengan
di perbatasan antara dua negara. memperoleh Kewarganegaraan Republik
Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda; g). mempunyai
pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap;
Untuk memecahkan problem
dan h). membayar uang pewarganegaraan ke
kewarganegaraan di atas, setiap negara
Kas Negara. Menurut Pasal 4 Undang-
memiliki peraturan sendiri-sendiri yang
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
prinsip-prinsipnya bersifat universal,
Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang
sebagaimana dinyatakan dalam UUD 1945
dimaksud dengan Warga Negara Indonesia
pasal 28D ayat (4), bahwa setiap orang
adalah: a). setiap orang yang berdasarkan
berhak atas status kewarganegaraan. Oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau
karena itu negara Indonesia melalui Undang-
berdasarkan perjanjian Pemerintah Republik
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang
Indonesia dengan negara lain sebelum
Kewarganegaraan Indonesia dinyatakan
Undang-Undang ini berlaku sudah menjadi
bahwa cara memperoleh kewarganegaraan
Warga Negara Indonesia; b). anak yang lahir
dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
13
http://kjri-perth.org.au/index.php/indonesian- dan ibu Warga Negara Indonesia; c). anak
citizen/dwi-kewarganegaraan/ yang lahir dari perkawinan yang sah dari
seorang ayah Warga Negara Indonesia dan
14
Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit., hlm. ibu warga negara asing; d). anak yang lahir
110-111. dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
warga negara asing dan ibu Warga Negara
15
Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila, Indonesia; e). anak yang lahir dari
Implementasi Nilai-Nilai Karakter Bangsa di perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga
Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, Negara Indonesia, tetapi ayahnya tidak
hlm. 262-263. mempunyai kewarganegaraan atau hukum
negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut; f).
anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 Kewarganegaraan Republik Indonesia
(tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal menyatakan bahwa warga Negara
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Republik Indonesia adalah orang-orang
Warga Negara Indonesia; g). anak yang lahir yang berdasarkan perundang-undangan
di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus
Warga Negara Indonesia; h). anak yang lahir 1945 sudah menjadi warga negara Republik
di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Indonesia.
warga negara asing yang diakui oleh seorang
ayah Warga Negara Indonesia sebagai
anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan
belas) tahun atau belum kawin; i). anak yang
lahir di wilayah negara Republik Indonesia
yang pada waktu lahir tidak belas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya; j). anak
yang baru lahir yang ditemukan di wilayah
negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui; k). anak yang lahir di
wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya tidak mempunyai
kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya; l). anak yang dilahirkan di
luar wilayah negara Republik Indonesia dari
seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan.

kewarganegaraan kepada anak yang


bersangkutan16; m). anak dari seorang ayah
atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau

ibunya meninggal dunia sebelum


mengucapkan sumpah atau menyatakan janji
setia.

Warga negara merupakan salah satu


unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.

Status kewarganegaraan menimbulkan


hubungan timbal balik antara warga negara
dan negaranya. Setiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai

kewajiban memberikan perlindungan


terhadap, warga negaranya. Sementara itu
warga negara menurut UUD 1945 pasal 26
ayat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara, sedangkan menurut Undang-
Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang

16
Dwi Kewarganegaraan
PEMBAHASAN

A. Pengertian Status Kewarganegaraan17 dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) UUD
1945, yaitu “setiap orang berhak atas status
Yang dimaksud dengan status ialah kewarganegaraan”. Dengan adanya Undang-
sebuah kondisi maupun kedudukan seseorang undang yang menjadi sebuah landasan hukum
atau suatu badan bisa juga yang lainnya yang persamaan kedudukan warga
memiliki hubungan dengan sesuatu hal (dalam negara, maka kedudukan warga negara dalam
hal ini negara). Sedangkan pengertian Negara menjadi semakin jelas dan kuat.
kewarganegaraan ialah keikutsertaan
seseorang menjadi anggota di dalam sebuah Menurut tata cara serta ketentuan-ketentuan
kendali lingkup politik negara. Dengan begitu dalam memperoleh status kewarganegaraan,
dapat di simpulkan bahwa pengertian status terdapat dua cara yang lazimnya di
kewarganegaraan ialah kedudukan warga pergunakan. yaitu stelsel aktif dan juga stelsel
negara dalam Negara yang memiliki pasif, berikut penjelasannya:
keterkaitan secara hukum dengan sebuah
negara. Diantara hubungan negara dengan 1. Stelsel aktif ialah seseorang yang
warga negara tersebut terjadi keterkaitan yang menginginkan menjadi anggota suatu negara
kemudian timbul sebuah hak dan kewajiban secara aktif melakukan upaya-upaya hukum
warga negara dalam UUD 1945. yang berlaku di negara tersebut (naturalisasi
biasa).
Kewarganegaraan menurut 2. Stelsel pasif ialah seseorang yang
pemahaman seorang Wolhoff ialah sebuah tanpa melakukan upaya hukum tertentu telah
keanggotaan pada sebuah bangsa tertentu mendapatkan status kewarganegaraan di
dalam hal ini sejumlah manusia yang terikat suatu negara atau dengan sendirinya dianggap
dengan yang lainnya karena memiliki kesatuan menjadi warga negara(naturalisasi Istimewa).
bahasa, kehidupan sosial dan adat budaya
serta kesadaran nasional. Kewarganegaraan
dan kebangsaan memiliki pengertian serupa Dengan adanya kedua stelsel tersebut
namun memiliki prinsip dasar yang berbeda memberikan sebuah keterkaitan secara hukum
dalam hal partisipasinya didalam kehidupan yang berlaku pada seseorang yang
politik di negara tersebut. menganjukan status kewarganegaraan. Berikut
penjelasannya:
Terdapat dua aspek mendasar yang
berhubungan dengan status kewarganegaraan
1. Hak opsi18 yakni sebuah hak dalam
seseorang, berikut penjelasannya.
memilih dan menentukan status
kewarganegaraan atau berpindah status
1. Status dalam hukum, status kewarganegaraan (di dalam stelsel aktif)
kewarganegaraan seseorang dalam aspek 2. Hak repudiasi19 yakni sebuah hak untuk
hukum ialah kedudukan seseorang sebagai tidak menerima status kewarganegaraan yang
warga negara dimana kedudukannya disahkan diberikan oleh suatu negara lain (di dalam
secara hukum (legal) yang berlaku dinegara stelsel pasif)
tersebut.
2. Status dalam sosial, status
Pengertian status kewarganegaraan
kewarganegaraan seseorang dalam aspek
merupakan ikatan antara warga negara yang
sosial ialah merupakan kedudukan seseorang
menimbulkan sebuah hubungan yang saling
sebagai warga negara yang kedudukannya
memiliki keterkaitan dalam pemenuhan hak
diakui secara sosial namun belum memiliki
dan kewajiban juga sebaliknya.
kekuatan hukum atas status tersebut
Masalah Status Kewarganegaraan
Salah satu syarat untuk diterimanya
status seseorang menjadi warga negara dan Globalisasi yang terjadi di seluruh
memiliki status kewarganegaraan secara legal penjuru dunia membuat mobilias seseorang
ialah dengan adanya ketentuan hukum yang
berlaku di sebuah negara. Seperti yang tertera
18
http://agussiswoyo.com/kewarganegaraan/stelsel-
17
https://guruppkn.com/pengertian-status- aktif-stelsel-pasif-hak-opsi-dan-hak-repudiasi/
kewarganegaraan 19
Loc, cit
menjadi sangat tinggi, demi pekerjaan ataupun menentukan status kewarganegaraan
pendidikan seseorang bisa saja bertempat seseorang.
tinggal di luar negeri kemudian menikah (lintas
negara) dan berkeluarga. 1. Asas ius sanguinis (hubungan darah),
yakni status kewarganegaraan yang
Permasalahan yang timbul karena perkawinan didapatkan dari hubungan pertalian darah atau
campuran lintas negara ini dapat membuat keturunan. Sebagai contoh jika seorang bayi
anak hasil perkawinan tersebut memiliki status dilahirkan di suatu negara x dan orang tuanya
kewarganegaraan ganda, yang didapat dari berstatus kewarganegaraan negara y, maka
ayah maupun ibunya. Hal tersebut pun juga secara otomatis bayi tersebut memiliki status
telah diatur di dalam perundang-undangan kewarganegaraan y.
yang berlaku. 2. Asas ius soli (tempat lahir), yakni status
kewarganegaraan yang ditentukan menurut
Beberapa masalah yang timbul terkait status tempat kelahiran. Sebagai contoh, seseorang
kewarganegaraan ialah sebagai berikut. dilahirkan di suatu negara x namun orang tua
memiliki status kewarganegaraan negara y,
1. Apatride,20 yakni seseorang yang tak maka seseorang tersebut dapat mendapatkan
memiliki status kewarganegaraan. Sebagai status kewarganegaraan negara x (dengan
contoh, seseorang yang memiliki status ketentuan sesuai negara tersebut).
kewarganegaraan y (menganut asas ius soli) 3. Naturalisasi22, mendapatkan status
lahir di negara x (menganut asas ius kewarganegaraan negara tertentu dengan
sanguinis), seseorang tersebut tidak diaui oleh jalan mengajukan permohonan.
negara x maupun negara y, hal tersebut yang 4. Asas kewarganegaraan ganda
membuatnya menjadi tanpa status terbatas, yakni dasar dalam menentukan
kewarganegaraan. kewarganegaraan bagi anak-anak hasil
2. Bipatride21, seseorang yang memiliki perkawinan lintas negara.
dua kewarganegaraan sekaligus atau disebut
kewarganegaraan ganda. Sebagai contoh, C. Penegasan Asas Kewarganegaraan
seseorang yang memiliki status dalam UU No. 12 Tahun 200623
kewarganegaraan x (menganut asas ius
sanguinis) lahir di suatu wilayah negara y Dalam Penjelasan Umum UU No. 12
(menganut asa ius soli). Kedua negara Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
mengakui seseorang tersebut sebagai warga Republik Indonesia,24 dijelaskan bahwa
negaranya karena pertalian darah engan Indonesia menganut 4 (empat) asas umum,
orangtuanya dan juga tempat keahirannya yaitu: (i) asas ius sanguinis (law of the blood)25
3. Multipatride, seseorang yang memiliki adalah asas yang menentukan
status kewarganegaraan lebih dari dua. kewargangeraan seseorang berdasarkan
Seseorangyang telah memiliki status keturunan, bukan berdasarkan negara tempat
kewarganegaraan ganda kemuian pemberian
status kewarganegaraan dari negara lain
tersebut tan pa melepas status
kewarganegaraan yang telah dimiliki
sebelumnya. 22
Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah
proses perubahan status dari penduduk asing
B. Asas-asas Kewarganegaraan menjadi warga negara suatu negara.
Asas merupakan dasar atau sesuatu http://muhammadalvisyahrin.blogspot.c
23

yang menjadi tumpuan. Sedangkan asas om/2014/04/penegasan-asas-


kewarganegaraan ialah dasar untuk kewarganegaraan-dalam-uu.html
menentukan atau menggolongkan seseorang
menjadi anggota disuatu negara dengan 24
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/40176
ketentuan-ketentuan tertentu. Menurut asas
kewarganegaraan yang dianut di negara
Indonesia, terdapat beberapa cara dalam https://www.coursehero.com/file/p1vtp
25

09/Asas-Ius-Sanguinis-law-of-blood-
merupakan-asas-yang-menentukan-
20
https://mengakujenius.com/pengertian-apatride-
bipatride/ kewarganegaraan/
21
Loc, cit
kelahiran; (ii) asas ius soli (law of the soil)26 tersebut menganut asas ius sanguinis. Di
secara terbatas adalah asas yang menentukan Indonesia, dianutnya asas ius soli terbatas ini,
kewarganegaraan seseorang berdsasarkan merupakan bentuk perlindungan hukum bagi
negara tempat kelahiran, yang diberlakukan anak yang lahir di wilayah Republik Indonesia,
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan namun status dan asal usul orang tuanya tidak
ketentuan yang diatur dalam undang-undang diketahui. Jelas, apabila Indonesia hanya
ini; (iii) asas kewarganegaraan tunggal adalah menganut asas ius sanguinis semata, maka
asas yang menentukan satu kewarganegaraan dalam posisi demikian, si anak tidak akan
bagi setiap orang, (iv) asas kewarganegaraan memiliki kewarganegaraan (stateless). Oleh
ganda terbatas adalah asas yang menentukan karena itulah mengapa dalam UU No. 12
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak Tahun 2006, Indonesia menganut asas ius
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam soliterbatas, yaitu terbatas pada kondisi
undang-undang ini. tertentu.

Asas ius sanguinis tercermin dari Kemudian, asas kewarganegaraan


ketentuan Pasal 4 yang menyatakan bahwa: tunggal dan asas kewarganegaraan ganda
“anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari terbatas. Kedua asas ini memiliki korelasi,
seorang ayah dan ibu Warga Negara dimana pada prinsip nya UU No. 12 Tahun
Indonesia” (huruf e), “anak yang lahir dari 2006 hanya menentukan asas
perkawinan yang sah dari seorang ayah kewarganegaraan tunggal bagi setiap orang,
Warga Negara Indonesia dan ibu warga yaitu Warga Negara Indonesia, baik itu
negara asing” (huruf c), “anak yang lahir dari diperoleh berdasarkan asas ius
perkawinan yang sah dari seorang ayah warga sanguinis ataupun asas ius soli. Namun, bagi
negara asing dan ibu Warga Negara anak yang lahir dari perkawinan campuran
Indonesia” (huruf d), dan seterusnya. UU No. (kewarganegaraan) orang tuanya, yang
12 Tahun 2006 juga mengakomodir asas ius kemudian mengakibatkan si anak tersebut
sanguinis terhadap anak yang lahir dari berkewarganegaraan ganda, maka setelah
perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
Negara Indonesia, tapi ayahnya tidak memiliki menikah, maka anak tersebut harus
kewarganegaraan (stateless) atau hukum menyatakan memilih salah satu
negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraannya (vide Pasal 6). Indonesia
kewarganegaraan kepada anak tersebut tidak
(vide Pasal 4 huruf d). mengenal apatride,bipatride ataupun multipatri
de. Sehingga setiap orang yang berada di
Selanjutnya terkait dengan asas ius wilayah Republik Indonesia, harus memiliki
soli terbatas, UU No. 12 Tahun 2006 juga status kewarganegaraan yang jelas, karena
mengakomodir setiap anak yang lahir di hal ini terkait dengan status hukum dari orang
Indonesia dapat dikategorikan sebagai Warga yang bersangkutan.
Negara Indonesia. Namun, dengan catatan
(batasan) bahwa anak yang lahir di wilayah Hadirnya UU No. 12 Tahun 2006 yang
negara Republik Indonesia tersebut menggantikan UU No. 62 Tahun 1958 tentang
merupakan hasi dari perkawinan yang ayah Kewarganegaraan Republilk Indonesia, telah
dan ibunya tidak mempunyai memberikan perlindungan kewarganegaran
kewarganegaraan (stateless)27 atau tidak bagi setiap orang, tidak terkecuali terhadap
diketahui keberadaannya. Jadi berbeda anak yang dilahirkan dari orang tua yang tidak
dengan asas ius soli di negara lain, yang memiliki kewarganegaraan (stateless), bahkan
menentukan kewarganegaraan anak asal usulnya tidak diketahui sekalipun.
berdasarkan tempat kelahiran, walaupun orang Indonesia paham betul, arus globalisasi dan
tuanya memiliki kewarganegaraan (masing- meningkatnya pola dinamisasi penduduk dari
masing), yang dapat saja negara orang tuanya suatu negara ke negara lain, bukan tidak
mungkin akan menyebabkan terjadi nya hal-
hal yang tidak diinginkan, yang akan berakibat
26
https://www.coursehero.com/file/p7itr pada kewarganegaraan si anak. Oleh
ol/Asas-Keturunan-Ius-Sanguinis-yaitu- karenanya, diharapkan undang-undang ini
asas-yang-menetapkan-kewarganegaraan/ dapat memberikan kepastian hukum bagi
27
https://www.unhcr.org/id/orang- status kewarganegaraan anak, sehingga anak
orang-tanpa-kewarganegaraan
yang dalam posisi yang inferior tidak dirugikan Dengan terjadinya perkawinan
secara hukum. campuran di Indonesia, semakin membuka
lebar peluang terjadinya perkawinan semu,
D. Korelasi (Hukum) Kewarganegaraan dan serta pemalsuan dokumen yang dilakukan
(Hukum) Keimigrasian28 sekelompok orang tertentu. Pesatnya
perkembangan teknologi menyebabkan
Setelah semua unsur negara terpenuhi, banyaknya perubahan. Namun tidak bagi
maka terbentuklah apa yang disebut sebagai sebagian kelompok tertentu, yang
negara. Kemudian dalam perjalanannya, memanfaatkan teknologi untuk hal negatif,
timbul persoalan siapa yang disebut sebagai seperti pemalsuan dokumen perkawinan. Hal
warga negara, bagaimana prosedur inilah yang menyebabkan banyak beredarnya
memperoleh atau kehilangan dokumen palsu di lingkungan masyarakat,
kewarganegaraan, bagaimana prosedur yang berimbas pada meningkatnya animo
memperoleh kewarganegaraan yang telah WNA untuk mendapatkan
hilang, dan lain sebagainya. Pada tahapan ini Kewarganegaraan RI melalui cara mudah dan
lah maka diperlukan instumen hukum murah dengan memanfaatkan jasa perkawinan
kewarganegaraan yang kini diatur dalam UU semu dan pembuatan dokumen palsu.
No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia yang sebelumnya Faktor dominan penyebab terjadinya
menggantikan UU No. 62 Tahun 1958 tentang perkawinan campuran yang bersifat semu
Kewarganegaran Republik Indonesia. adalah ekonomi. Mereka beranggapan bahwa
dengan melakukan perkawinan campuran,
Dalam konteks internasional dan maka mereka akan dapat memperbaiki
derasnya arus globalisasi, maka lalu lintas kesejahteraan ekonomi serta meningkatkan
masuk dan keluar warga negara dari satu taraf hidup baik dirinya sendiri maupun
negara ke negara lain (imigrasi) menjadi suatu keluarganya.
keniscayaan. Sebagai negara yang berdaulat,
setiap negara tentu memiliki standar hukum
nasional-nya masing-masing. Pada tahap
inilah, maka Hukum Keimigrasian hadir untuk
mengakomodir persoalan itu. Masalah
keimigrasian kini telah diatur dalam UU No. 6
Tahun 2011 tentang Keimigrasian, yang
menggantikan UU No. 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian.

E. Penyimpangan Perkawinan Campuran29

Faktanya, tidak semua yang melakukan


Pernikahan antara Manohara Pinot dan Putra
perkawinan campuran dengan niat tulus untuk
Mahkota Kerajaan Kelantan Malaysia, Tengku
membina rumah tangga selamanya. Ada pula
Muhammad Fakhry, disinyalir ada motif
yang hanya menikah sesaat, seperti kawin
ekonomi guna meningkatkan status sosial dan
kontrak yang pernah ditemukan aparat di
perekonomian keluarga Manohara.
kawasan Puncak, Bogor. Biasanya, WNA
(manohara-info.blogspot.co.id)
yangdatang sebagai turis akan melakukan
perkawinan dengan WNI dalam jangka waktu Meningkatnya perkawinan campuran di
terbatas, yakni selama WNA tersebut tinggal di Indonesia, perlu dilakukan perumusan
Indonesia. normaperlindungan hukum dalam perundang-
undangan. Tidak semua perkawinan campuran
dilandasi oleh perasaan cinta dan kasih
28
https://muhammadalvisyahrin.blogspot. sayang, serta keinginan kuat untuk
com/2014/04/refleksi-hubungan-negara- membentuk keluarga yang harmonis. Praktik
yang terjadi, perkawinan campuran kerap kali
warga-negara.html dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dengan
29
https://muhammadalvisyahrin.blogspot. motif mengambil keuntungan secara sepihak.
com/2017/08/perkawinan-semu-anomali- Singkatnya, menggadaikan negara dengan
sosial-dan.html cara melegalkan perkawinan semu. Dengan
beragamnya penyimpangan perkawinan
campuran,
sehingga memaksa pemerintah harus semakin
intensif melakukan pengawasan.

PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Dapat dikatakan perkawinan semu
merupakan suatu perbuatan pidana karena hal 1. Peningkatan pada pengawasan orang asing
tersebut di atur dalam Undang - Undang No. 6 sangat perlu. karena meningkatnya masalah
Tahun 2011 tentang Keimigrasian Pasal 135 yang terjadi oleh orang asing tentang cara
menegaskan “Setiap orang yang melakukan memperoleh status kewarganegaraan .
perkawinan semu dengan tujuan untuk
memperoleh Dokumen Keimigrasian dan/atau 2. Mensosialisasikan prosedur atau tata
untuk memperoleh status kewarganegaraan cara untuk mendapatkan
Republik Indonesia dipidana dengan pidana kewarganegaraan Indonesia yang sesuai
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana ketentuan yang berlaku.
denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).”
3. Meneliti dan mengoreksi kperkawinan dan
Ketentuan tersebut merupakan suatu permohonan mendapatkan Kewarganegaraan
bentuk penalisasi terhadap suatu perbuatan Indonesia
hukum yaitu perkawinan, yang dalam Undang -
Undang No. 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian adalah semu, dengan tujuan
hanya untuk memperoleh Dokumen
Keimigrasian dan/atau untuk memperoleh
status kewarganegaraan Republik Indonesia.
Permasalahannya adalah bagaimana
menentukan suatu perkawinan tersebut adalah
semu atau tidak semu? Oleh karena,
pembentuk Undang - Undang No. 6 Tahun
2011 tentang Keimigrasian hanya memberikan
parameter yaitu penyelundupan hukum dalam
Undang - Undang No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan. Apabila disimpulkan dari Undang
- Undang No. 1 Tahun 1974 maka dapat saja
diklasifikasikan sebagai penyelundupan hukum
ketika ketidaklengkapan administrasi ataupun
syarat pernikahan yang dilanggar. Namun
pembuktian terhadap hal tersebut, sangat
bersifat administratif sehingga sangatlah
mudah untuk dikelabui.

Akibat hukum terhadap yang diperoleh


melalui penyimpangan hukum dalam
perkawinan campuran yang bersifat semu
adalah perkawinan tersebut tetap sah dan sulit
dilakukan pembatalan perkawinan karena
persyaratan perkawinan telah terpenuhi dalam
undang undang perkawinan. Pejabat yang
berwenang tidak bisa menolak perkawinan
tersebut meskipun tujuannya menyimpang dari
tujuan ideal sebuah perkawinan.
Wirawan, Aditya (2008) Kajian Yuridis
Perkawinan Semu Sebagai Upaya
Untuk Memperoleh
DAFTAR PUSTAKA Kewarganegaraan Indonesia. Masters
Buku- buku Thesis, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.

M. Iman Santoso. (2012). Perspektif Heri Herdiawato & Jumanta Hamdayama,


Cerdas, Kritis, dan Aktif
Imigrasi dalam Migrasi Berwarganegara: Pendidikan
Manusia. Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta: Erlangga, 2010, hlm 58.
Bandung: Pustaka Reka
Cipta. Syahrial Syarbaini, Pendidikan Pancasila,
Implementasi Nilai-Nilai Karakter
M. Iman Santoso. (2004). Perspektif Bangsa di Perguruan Tinggi, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2012, hlm. 262-263.
Imigrasi dalam Pembangunan
Ekonomi dan Ketahanan
Syahrin, M Alvi. (2017). Penerapan Hukum
Naisonal.Jakarta: Penerbit
Deteni Tanpa Kewarganegaraan
Universitas Indonesia (UI-Press).
(Stateless) yang Ditahan Lebih Dari 10
Muhammad Indra. (2010). Perspektif (Sepuluh) Tahun di Rumah Detensi
Penegakan Hukum dalam Imigrasi Jakarta. Fiat Justicia, 3(2),
Hukum Keimigrasian Indonesia. 455–481
Jakarta: Direktorat Jenderal Imigrasi

Peter Mahmud Marzuki. (2005). Penelitian Karya Ilmiah Dan Lainnya


Hukum. Jakarta: Kencana Prenada
Syahrin, M Alvi. (2016). Pemeriksaan Paspor
Media Group
Palsu pada Laboratorium Forensik
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum Bandung,Citra Keimigrasian Direktorat Intelijen
Aditya Bakti, 1991, hal. 35 Keimigrasian (Studi Kasus:
Pemeriksaan Paspor Palsu Kebangsaan
Jimly Asshiddiqie, op.cit., hlm 392-393 Inggris Atas Nama Abbas Tauqeer).
Akademi Imigrasi.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta: UI Press, 1999, hlm. Syahrin, M Alvi. (2014). Penegasan Asas
80. Kewarganegaraan dalam UU No. 12
Tahun 2006. Bhumi Pura, 8(1), 33–35
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Syahrin, M Alvi. (2018). Indonesia Darurat
Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, Imigran Ilegal. Checkpoint, 5(1), 18–19..
hlm. 57
M.Alvi Syahrin, HakAsasiBermigrasi,
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, MajalahBhumiPura,November2015,Ja
Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm 117. karta:DirektoratJenderalImigrasi

Beni Ahmad Saebani, 2008, Metode Penelitian Lawrence M. Friedman, 2009, The Legal
Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2008, System: A Social Science
hlm. 101. Perspective (Sistem Hukum: Perspektif
Ilmu Sosial), Jakarta: Nusamedia
Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto, op.cit,
hlm. 68-69. Muhammad Maryadi, 2013, Kajian Yuridis
Perkawinan Semu Ditinjau dari
Moh. Kusnadi & Bintan R. Saragih, op.cit., hlm.
Undang- Undang Nomor 6 Tahun
110-111.
2011 tentang Keimigrasian, Kertas
Jurnal Ilmiah Kerja Perorangan, Depok: Akademi
Imigrasi
http://agussiswoyo.com/kewarganegaraan/stel
sel-aktif-stelsel-pasif-hak-opsi-dan-hak-
Perundang Undangan repudiasi/

https://mengakujenius.com/pengertian-
Undang-Undang Dasar Negara Republik apatride-bipatride/
Indonesia Tahun 1945.

Indonesia. Undang-Undang tentang


Keimigrasian. UU No. 06 Tahun 2011. LN
Tahun 2011 Nomor 52.

Indonesia. Undang-Undang tentang


Kewarganegaraan. UU No. 12 Tahun
2006.

ndonesia. Undang-Undang tentang Hubungan


Luar Negeri. UU No. 37 Tahun 1999. LN
Tahun 1999 Nomor 156.

Indonesia. Undang-Undang tentang Hak Asasi


Manusia. UU No. 39 Tahun 1999. LN
Tahun 1999 Nomor 165.

Internet

http://www.imigrasi.go.id/index.php/berita
/berita-utama/819-begini-cara-dirjen-
imigrasi-cegah-pelanggaran-warga-
asing.

http://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/201
4/04/penegasan-asas-kewarganegaraan-
dalam-uu.html

https://www.coursehero.com/file/p1vtp09/Asas-
Ius-Sanguinis-law-of-blood-merupakan-asas-
yang-menentukan-kewarganegaraan/

https://www.coursehero.com/file/p7itrol/Asas-
Keturunan-Ius-Sanguinis-yaitu-asas-
yang-menetapkan-kewarganegaraan/

https://www.unhcr.org/id/orang-orang-tanpa-
kewarganegaraan

https://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/20
14/04/refleksi-hubungan-negara-warga-
negara.html

https://muhammadalvisyahrin.blogspot.com/20
17/08/perkawinan-semu-anomali-sosial-
dan.html

http://kjri-perth.org.au/index.php/indonesian-
citizen/dwi-kewarganegaraan/

Anda mungkin juga menyukai