Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

EVALUASI TENGAH SEMESTER


HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

ANALISIS TITIK TAUT PRIMER & TITIK TAUT SEKUNDER KASUS


1. PERCERAIAN AURA KASIH DAN ERYCK AMARAL
2. PT OSOS ALMASARAT INTERNATIONAL VS PT ZARINDAH PERDANA

NAMA KELOMPOK:

Zahra Marsha B’tary - 1312100067


Atshila Fadhila Achmad.S. - 1312100227
Rendi Dwi Febriansya - 1312100297
Di Ajeng Bella.Y. – 1312100308

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTSUS 1945 SURABAYA
2023
Kasus 1
Perceraian Aura Kasih dengan Eryck Amaral (Warga Negara Brasil)
Latar Belakang:

Perkawinan merupakan suatu ikatan yang terbentuk antara satu pribadi dengan pribadi
yang lain. Sebuah perkawinan terjadi karena adanya suatu kecocokan pribadi yang satu
dengan yang lainnya baik dari segi psikologis dan fisik antara seorang pria dan seorang
wanita. Perkawinan dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa hukum apabila perkawinan
tersebut merupakan perkawinan yang sah menurut hukum yang berlaku.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan merupakan perundang-


undangan yang mengatur secara khusus mengenai perkawinan di Indonesia yang berlaku
sejak tanggal 1 Oktober 1975 yaitu Sejak berlakunya peraturan pemerintah nomor 9 tahun
1975 tentang pelaksanaan undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan atau PP
7/75. Menurut pasal 1 undang-undang nomor 1 tahun 1974 menyatakan bahwa perkawinan
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.

Berdasarkan Pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa suatu perkawinan bukan


hanya suatu peristiwa hukum atau perbuatan hukum saja tetapi juga merupakan suatu
perbuatan yang dilandaskan keagamaan atau kegiatan keagamaan. Undang-undang
perkawinan menyebutkan bahwa salah satu asas yang dimuat adalah asas monogami secara
jelas dimuat dalam pasal 3 ayat 1. Adanya pencatatan perkawinan diatur dalam undang-
undang perkawinan pada pasal 2 angka 2.

Soerojo Wignjodipoero berpendapat bahwa sistem perkawinan merupakan suatu


urusan komunal mulai dari mencari pasangan kemudian bertujuan lalu pertunangan sampai
dengan upacara perkawinan bahkan sampai pada akibat-akibat perkawinan. Kebersamaan
sebagai ciri khas komunal maka rumah tangga menjadi urusan bersama pula. Perkawinan
sebagai jalan untuk dapat mewujudkan keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa ini dimaksudkan agar perkawinan tersebut hendaknya
berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja.

Setiap manusia yang melangsungkan perkawinan untuk membangun rumah tangga


semuanya dengan harapan Untuk dapat memperoleh kebahagiaan baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi orang-orang yang ada di sekitarnya khususnya untuk keluarga sendiri. Demi
mewujudkan hal tersebut maka suami dan istri harus saling membantu dan melengkapi agar
masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya untuk mencapai kesejahteraan
spiritual dan materiil.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat yang seakan tidak
mengindahkan lagi batas-batas negara dan bangsa kemudian membawa pengaruh semakin
mudahnya terjadi hubungan antar sesama manusia antar suku bangsa dan antar negara dalam
segala macam aspek kehidupan. Salah satu aspek yang terpengaruh adalah perkawinan
campuran.

Yang kemudian karena perkawinan campuran tersebut dapat melahirkan hubungan-


hubungan hukum khususnya dalam hukum perdagangan internasional. Pasal 16 Universal
Declaration of human right mengatur bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk menikah
dan berkeluarga tanpa memandang kebangsaan warga negaraan maupun agama yang penting
memiliki rasa suka sama suka.

Perkawinan campuran juga terjadi di kalangan artis-artis terkenal di Indonesia banyak


diantara mereka yang menikah dengan warga negara asing misalnya warga negara Malaysia
Singapura Amerika Serikat Perancis Jerman Brazil Inggris dan negara lainnya. Pasal 57
undang-undang perkawinan mengatur mengenai perkawinan campuran yang menyatakan
bahwa perkawinan campuran dalam undang-undang ini adalah perkawinan antara dua orang
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan karena perbedaan kewarganegaraan
dan salah satu pihak kewarganegaraan Indonesia.

Teori :

Hukum perdata internasional ada dikarenakan dalam hubungan hukum yang terdapat
unsur asingnya atau foreign element. Di dalam pengertian terkait hukum perdata internasional
terdapat dua macam aliran yang berbeda yaitu:

1. Internasionalitas yang mengharuskan agar adanya suatu hukum perdata yang


kemudian berlaku di seluruh dunia atau pada beberapa negara
2. Nasionalitas yang berpendapat bahwa di setiap negara mempunyai hukum perdata
internasionalinternasional-nya masing-masing

Terjadinya perbedaan terkait pengertian dari hukum perdata internasional tersebut


menunjukkan bahwa hukum perdata internasional belum terkodifikasi cara Internasional
namun hukum perdata internasional merupakan suatu hukum yang terkodifikasi pada masing-
masing negara. Mochtar kusumaatmadja menyatakan hukum perdata internasional adalah
keseluruhan kaidah yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara.

Istilah warga negara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merujuk pada atau
terjemahan dari kata Citizen dalam bahasa Inggris atau citoyen dalam bahasa Perancis. Status
kewarganegaraan seseorang dalam sesi hukum menentukan hak dan kewenangannya selaku
warga negara. Orang yang memiliki status sebagai warga negara akan berbeda dengan
seseorang tidak berstatus warga negara di negara tersebut. Kewarganegaraan seseorang
kemudian akan mengakibatkan orang tersebut kemudian memiliki pertalian hukum serta
tunduk pada hukum negara yang bersangkutan.

Pasal 26 undang-undang Dasar 1945 menyatakan tentang Siapakah yang termasuk


penduduk Indonesia pasal tersebut merupakan ketentuan formal negara Indonesia mengenai
warga negaranya kemudian isi formal kewarganegaraan Indonesia dituangkan pada
perundang-undangan yang lebih lanjut. Kemudian pasal 27 sampai dengan pasal 34 berisi
tentang Ketentuan material mengenai kewarganegaraan Indonesia terkait hak dan kewajiban
warga negara.

Terkait perkawinan campuran yang diatur di dalam undang-undang perkawinan, pada


pasal 57 undang-undang perkawinan menyatakan bahwa perkawinan campuran adalah
perkawinan antara dua orang yang berbeda kewarganegaraan. Dari pasal tersebut kita dapat
Uraikan bahwa unsur-unsur perkawinan campuran adalah:

1. Perkawinan antara seorang pria dan wanita

2. Dilakukan di Indonesia tunduk pada aturan yang berbeda

3. Karena perbedaan terkait kewarganegaraan

4. Salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia

Unsur pertama yaitu perkawinan antara seorang pria dan wanita jelas menunjukkan
asas monogami dalam perkawinan yang berlaku di Indonesia. Kemudian terkait unsur kedua
menunjukkan adanya perbedaan hukum yang berlaku bagi pria dan wanita yang kawin itu,
tetapi perbedaan itu bukan karena perbedaan agama Suku bangsa golongan di Indonesia
melainkan karena unsur ketiga yaitu karena terjadinya perbedaan kewarganegaraan baik dari
pria maupun wanita. Kemudian unsur ke-4 adalah perbedaan yang terjadi bukanlah terkait
kewarganegaraan yang berbeda dan di antara keduanya baik pria dan wanita harus salah
satunya berkewarganegaraan Indonesia. ecara sederhana menurut undang-undang ini adalah
perkawinan antar warga negara Indonesia dan warga negara asing yang kemudian karena
terjadinya perbedaan kewarganegaraan kemudian juga terjadi perbedaan hukum yang berlaku
bagi mereka juga Terkait perkawinan di masing-masing negara.

Status personil kemudian dapat didefinisikan sebagai peraturan-peraturan hukum


mengenai person atau seseorang yaitu terkait kaidah-kaidah hukum yang mengikuti di
manapun orang itu berada atau kemanapun orang yang bersangkutan pergi sehingga
kemudian kaidah-kaidah yang termasuk di dalam status personil mempunyai lingkungan
Berlaku tidak terbatas pada wilayah suatu negara tertentu.

Kemudian persoalan yang timbul adalah hukum Negara manakah yang diberlakukan
terhadap status personil sehubungan dengan adanya peristiwa hukum dalam hal ini
perkawinan campuran dalam hubungan hukum perdata internasional. Terdapat dua aliran atau
prinsip mengenai hukum yang berlaku terhadap status personal ini yaitu:

1. Prinsip personalitas bahwa status personil daripada seseorang baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing adalah ditentukan oleh hukum nasional nya
2. Prinsip teritorialitas menentukan bahwa hukum yang berlaku bagi satu personil seseorang
menyesuaikan Di mana orang tersebut berada atau hukum di mana ia berdomisili

Perkawinan campuran yang dilangsungkan di Indonesia dilakukan menurut undang-


undang perkawinan kemudian harus memenuhi syarat-syarat perkawinan yang diantaranya:

1. Ada persetujuan kedua calon mempelai

2. Adanya izin dari kedua orang tua atau wali bagi yang belum berumur 21 tahun.

Syarat tersebut sesuai dengan sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 6 undang-undang
perkawinan.

Apabila syarat-syarat tersebut dipenuhi maka kemudian dapatlah Diminta kepada


pegawai pencatat perkawinan untuk memberikan surat keterangan dari pegawai pencatat
perkawinan bagi masing-masing pihak. Surat keterangan ini berisikan keterangan bahwa
benar syarat telah terpenuhi dan tidak ada rintangan untuk melangsungkan perkawinan.

Kemudian untuk calon suami/istri untuk melengkapi surat keterangan dari negara
asalnya yang menyatakan bahwa ia dapat kawin dan akan kawin dengan warga negara
Indonesia. Surat keterangan ini dikeluarkan oleh instansi yang berwenang di negaranya.
Selain itu juga harus dilampirkan:

1. Fotocopy identitas diri (KTP/Paspor)


2. Fotokopi akta kelahiran
3. Surat keterangan bahwa ia tidak sedang dalam status kawin.
4. Akta cerai bila sudah pernah kawin atau akta kematian suami/istri bila suami/istri
meninggal.
5. Surat-surat tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh
penerjemah yang disumpah dan kemudian harus dilegalisir oleh kedutaan negara
warga negara asing tersebut yang ada di Indonesia

Untuk calon suami/istri yang berkewarganegaraan WNI harus melengkapi data diri dengan:

1. Fotokopi KTP

2. Fotocopy akta kelahiran

3. Data orang tua calon mempelai

4. Surat pengantar dari RT RW yang menyatakan bahwa anda tidak sedang atau ada halangan
bagi anda untuk melangsungkan perkawinan.

Pencatatan perkawinan ini dimaksudkan Kemudian untuk memperoleh kutipan akta


perkawinan atau kutipan buku nikah kepegawai yang berwenang. Bagi yang beragama Islam
pada catatan dilakukan oleh pegawai pencatat nikah atau pembantu pegawai pencatat nikah
talak cerai rujuk. Kemudian bagi non Islam pencatatan dilakukan oleh pegawai kantor catatan
sipil.

1. Titik Taut Primer

Eryck Amaral, Warga Negara Brazil yang berkerja/berdomisili di Brazil, merupakan


suami dari aura Kasih yang kemudian digugat cerai

Sanny Aura Syahrani atau dikenal Aura Kasih, merupakan warga negara Indonesia yang
berdomisili di Indonesia menikah dengan Eryck Amaral.

Aura Kasih (WNI) dan Eryck Amaral (WN Brazil) Menikah di Indonesia pada tanggal 22
desember.
2. Titik Taut Sekunder
Hukum dilkasnakannya perkawinan anatar warga negara Indonesia dengan warga negara
brazil adalah hukum negara Indonesia (lex Loci Celebrations)
Tempat dilaksanakannya persidangan terkait gugatan perceraian Aura Kasih dengan Eyck
Amaral adalah Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sesuai dengan kompetensi pengadilan
bagi yang beragama islam adalah pada pengadilan agama mengingat aura kasih Beragama
islam
3. Forum
Pengadilan Agama Jakarta Selatan, sesuai dengan domisili penggugat
4. Lex causae
hukum yang digunakan adalah hukum Indonesia , sesuai dengan forum
5. Penyelesaian perkara
Gugatan Perceraian yang diajukan Aura Kasih terhadap Eryck Amaral, pengadilan Agama
Jakarta Selatan memutus keduanya bercerai secara Verstek. Dikarenakan pihak tergugat
domisilinya tidak diketahui dan juga berulang kali dipanggil namun tidak hadir.
Kasus 2

Sengketa Wanprestasi
PT Osos Almasarat International (Arab Saudi) VS PT Zarindah Perdana

Latar Belakang:
Globalisasi banyak merubah kebiasaan-kebiasaan yang ada di masyarakat. Khususnya
dalam bidang ekonomi, di mana pada masa globalisasi ini banyak sekali para pelaku ekonomi
di seluruh dunia yang saling bekerja sama. Mereka bisa berasal dari suatu negara kemudian
melakukan kegiatan ekonomi dengan seorang di negara lain. Banyak sekali kontrak-kontrak
dibuat dimana salah satu pihaknya merupakan unsur asing di dalam kontrak tersebut
khususnya dalam kewarganegaraan atau kedudukan hukumnya.

Perkembangan teknologi juga semakin mempengaruhi era globalisasi ini. Semakin


mudahnya seseorang berkomunikasi satu sama lain walaupun berbeda wilayah bahkan negara
mereka bisa dengan mudah berkomunikasi dengan adanya teknologi. Kesepakatan-
kesepakatan Banyak dibuat dengan mempergunakan teknologi untuk saling berkomunikasi
dan kemudian mereka bekerja sama.

Globalisasi juga semakin mempermudah sektor asing untuk berinvestasi ke dalam


suatu negara. Para investor asing yang melihat peluang bisnis di Indonesia kemudian
berbondong bondong melakukan investasi di Indonesia. Dengan semakin mudahnya
teknologi untuk berkomunikasi kemudian mengakibatkan semakin eratnya hubungan negara
satu dengan negara-negara yang lain. Hal tersebut kemudian membuat negara-negara yang
ada saling ketergantungan satu dengan yang lain.

Dengan berkembangnya perdagangan internasional kemudian juga memberikan segi


positif dan dampak negatif yang luas di segala kehidupan masyarakat di dunia. Bagian-bagian
dari perkembangan tersebut saat ini dikenallah kontrak internasional. Kontrak internasional
seiring dengan perkembangan perdagangan internasional kemudian secara alamiah
membutuhkan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan hal tersebut. Adanya
perbedaan peraturan di masing-masing negara kemudian akan menghambat transaksi
terlaksana. Maka kemudian Pembentukan suatu konvensi internasional yang bertujuan untuk
mengharmonisasikan hukum atau aturan-aturan terkait perdagangan internasional perlu
dilakukan.

Teori:

Terdapat beberapa perjanjian atau konvensi internasional terkait kontrak internasional


contohnya:

1. United Nation convention on contract for the international sale of Goods (Konvensi
CISG 1980)
2. Principles of International commercial contract dalam the international Institute for
the unification of private

Kata kontrak dikenal sebagai suatu kegiatan sewa-menyewa yang dilakukan oleh dua
pihak atas suatu kebendaan dalam jangka waktu tertentu dengan dibebani oleh syarat-syarat
yang ditentukan oleh kedua belah pihak Berdasarkan kesepakatan di antara kedua belah.
Namun kemudian Dalam pengertian yang lebih luas kata kontrak diartikan pula sebagai
perjanjian seperti halnya dinyatakan oleh Subekti yang berpendapat bahwa suatu perjanjian
adalah satu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

Kegiatan perdagangan dan transaksi bisnis secara internasional dilakukan oleh para
pihak Berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam suatu kontrak internasional di mana
kontrak tersebut menjadi posisi sebagai rujukan yang paling utama bagi para pihak dalam
pelaksanaan suatu hal yang diperjanjikan bahkan sampai pada penentuan Bagaimana suatu
penyelesaian sengketa yang akan ditempuh jika kemudian hari pelaksanaan kontrak tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditinjau dari sifat dan ruang lingkup hukum mengikatnya kontrak dapat berupa
kontrak nasional dan kontrak internasional. Kontrak nasional adalah kontrak yang dibuat oleh
dua individu atau subjek hukum dan suatu wilayah negara yang tidak ada unsur. Sedangkan
kontrak internasional adalah kontrak yang di dalamnya terdapat unsur asing (foreign element)
di dalamnya. Dilihat secara teoritis unsur asing yang dapat dijadikan indikator suatu kontrak
internasional yang terdapat unsur asingnya yaitu:

1. Kebangsaan berbeda;

2. Domisili hukum berbeda dari para pihak;

3. Hukum dipilih adalah hukum asing, termasuk aturan-aturan atau prinsip-prinsip

kontrak internasional terhadap kontrak tersebut;

4. Penyelesaian sengketa kontrak dilangsungkan di luar negeri;

5. Penandatangan kontrak dilakukan di luar negeri;

6. Objek kontrak berada di luar negeri;

7. Bahasa digunakan dalam kontrak adalah bahasa asing;


8. Digunakannya mata uang asing dalam kontrak

Untuk menemukan dasar pengaturan kontrak internasional ini kita dapat meninjau
sumber hukum kontrak internasional itu sendiri digolongkan ke dalam 7 (tujuh) bentuk
hukum sebagai berikut:

1. Hukum nasional (termasuk peraturan perundang-undangan suatu negara baik secara


langsung atau tidak langsung terkait dengan kontrak);
2. Dokumen kontrak;
3. Kebiasaan-kebiasaan di bidang perdagangan internasional terkait dengan kontrak;
4. Prinsip-prinsip hukum umum mengenai kontrak;
5. Putusan pengadilan;
6. Doktrin;
7. Perjanjian internasional (mengenai kontrak)

UNIDROIT adalah sebuah organisasi antar pemerintah yang sifatnya independen.


Awalnya terbentuknya UNCITRAL pada tahun 1926 sebagai suatu badan pelengkap Liga
Bangsa-Bangsa (LBB). Ketika LBB bubar, UNIDROIT dibentuk kembali pada tahun 1940
berdasarkan suatu perjanjian multilateral yakni Statuta UNIDROIT (The UNIDROIT
Statute).

Upaya untuk menciptakan unifikasi dan harmonisasi sistem hukum sebagaimana


menjadi tujuan dibentuknya konvensi UNIDROIT ini sudah terwujud dalam prinsip-prinsip
kontrak internasional dan sudah diratifikasi di Indonesia. Keanggotaan UNIDROIT terbatas
hanya untuk negara-negara yang menundukkan dirinya kepada Statuta UNIDROIT. Pada
tanggal 2 September 2008 Indonesia sudah mengesahkan Statuta UNIDROIT dengan
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2008 tentang Pengesahan Statute of The
International Institute For The Unification of Private Law.

Dengan dikeluarkannya Perpres Nomor 59 tahun 2008 maka berarti Indonesia tunduk
terhadap substansi yang tertuang di dalam UNIDROIT tersebut. Beberapa prinsip hukum
kontrak yang dipakai dalam UNIDROIT:

1. Prinsip kebebasan berkontrak


Prinsip ini pada intinya bahwa kehendak para pihak dapat dinyatakan dengan berbagai
cara baik lisan maupun dalam bentuk tertulis dan kemudian mengikat para pihak
dengan segala akibat hukumnya. Prinsip hukum kebebasan berkontrak diwujudkan
dalam lima bentuk prinsip hukum yaitu:
1) Kebebasan menentukan isi kontrak;
2) Kebebasan menentukan bentuk kontrak;
3) Kontrak mengikat sebagai undang-undang;
4) Aturan memaksa (mandatory rules) sebagai pengecualian;
5) Sifat internasional dan tujuan prinsip-prinsip UNIDROIT yang harus diperhatikan
dalam penafsiran kontrak
2. Prinsip pengakuan hukum terhadap kebiasaan dagan
Maksud dari prinsip ini adalah kekuatan mengikat praktek kebiasaan dagang
merupakan prinsip yang disebut pula sebagai keterbukaan terhadap kebiasaan dagang
pengakuan terhadap praktek kebiasaan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
kebiasaan dagang bukan saja secara fakta mengikat tetapi juga karena ia berkembang
dari waktu ke waktu
3. Prinsip etika baik (good faith) & transaksi jujur (fair dealing)
Tujuan dari prinsip ini adalah tercapainya suatu keadaan yang adil dalam suatu
transaksi-transaksi perdagangan internasional.
Terdapat tiga unsur dari prinsip itikad baik dan transaksi jujur, yaitu:
a) Itikad baik dan transaksi jujur sebagai prinsip dasar yang melandasi kontrak;
b) Prinsip itikad baik dan transaksi jujur dalam UPICCs ditekankan pada praktik
perdagangan internnasional;
c) Prinsip itikad baik dan transaksi jujur bersifat memaksa
4. Prinsip Force Majure
Termuat dalam Pasal 7. 1. 7 Prinsip UNIDROIT. Bunyi pengaturan artikel tersebut
adalah rumusan yang umum, termasuk dalam hukum nasional kita. Rumusan tersebut
adalah; (1) Peristiwa yang menyebabkan force majeure merupakan peristiwa yang di
luar kemampuannya; (2) Adanya peristiwa tersebut mewajibkan pihak yang
mengalaminya untuk memberitahukan pihak lainnya mengenai telah terjadinya force
majeure.

Jika dilihat prinsip-prinsip tersebut di atas memiliki banyak kesamaan dengan prinsip-
prinsip hukum kontrak yang ada di Indonesia antara lain:

1. Adanya prinsip konsensualisme


Menurut prinsip UNIDROIT kesepakatan para pihak merupakan hal yang mutlak
untuk terbentuknya suatu kontrak Meskipun tidak dibuat secara formal atau tertulis.
Prinsip tersebut juga termuat di dalam peraturan nasional kita pada pasal 1320 KUH
perdata tentang syarat sahnya perjanjian yang salah satunya adalah adanya sepakat
dari para pihak yang merupakan suatu yang paling penting Meskipun tidak dilakukan
secara tertulis
2. Adanya prinsip kebebasan berkontrak
Prinsip ini memberikan peluang kepada para pihak untuk secara bebas menentukan
apa yang mereka sepakati baik berkaitan dengan bentuk maupun isi dari kontrak itu
sendiri. Prinsip ini dilandasi oleh teori kehendak dan teori pernyataan bagaimana juga
Sesuai dengan prinsip konsensualisme Karena tanpa adanya kehendak dan pernyataan
maka tidak akan timbul konsensus di antara para pihak
3. Adanya prinsip itikad baik
Prinsip ini pada intinya bertujuan untuk menciptakan suatu keadilan bagi para pihak
dalam melakukan suatu transaksi. Prinsip ini merupakan landasan utama bagi para
pihak dalam mengadakan suatu kontrak karena dengan adanya etika baik maka
kemudian akan menumbuhkan saling kepercayaan sehingga kontrak kemudian dapat
dilaksanakan dengan baik.
4. Prinsip kepastian hukum
Dengan adanya prinsip kepastian hukum kemudian akan memberikan perlindungan
bagi para pihak dari itikad tidak baik para pihak bersangkutan ataupun oleh pihak
ketiga. Kontrak yang kemudian telah disepakati dianggap berlaku dan mengikat
seperti undang-undang bagi para pembuatnya dan tidak bisa diubah tanpa persetujuan
dari pihak-pihak yang membuatnya

Analisis:

Para pihak:

Aldaej Saad Ibrahim A, bertempat tinggal di Jl.King Abdullah Cristal Tower Lt. 10 Riyadh –
Saudi Arabia, sebagai Penggugat.

Ir.Muhammad Sadiq, selaku Direktur Utama PT.Zarindah Perdana tempat kedudukan Jl.
Pelita Raya No 42 Makassar, sebagai Tergugat I

Ilham Jaya Abdul Rauf.Lc.,M.Hi, bertempat tinggal di Jl.Gunung Bawakaraeng Lr.75 B


Nomor 3,RT/RW :003/003 Kel. Tompo Balang, Kota Makassar, sebagai Tergugat II
Hustam Husain, S.H ,Notaris tempat kedudukan Jl. Topaz Raya Boulevard No.17
Masale,Panakukang Makassar, sebagai Tergugat III

Sulistyaningsig,S.H.,M.Kn,Notaris tempat kedudukan Jl. Raya Pemda No.8 Karadenan,


Cibinong,Kabupaten BogorJawa Barat., sebagai Tergugat IV.

Sebagaimana dikutip dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara PN Makassar, Rabu


(26/1/2022), gugatan Aldaej terdaftar dengan nomor perkara 392/Pdt.G/2021/PN Mks.

Kronologi:

Awal perkenalan penggugat dan tergugat adalah dikenalkan oleh tergugat I dimana
sebelumnya memiliki hubungan dengan penggugat sebagai Partner Kerjasama Pembangunan
Proyek Masjid di Kota Makassar walaupun tidak terealisasi,namun hubungan terus berlanjut
hingga penggugat diperkenalkannya dengan tergugat. Pertemuan penggugat dan Tergugat
pertamakali di lakukan di Jl. Raden Saleh, Hotel Double tree, Jakarta Pusat – Indonesia.
Penggugat dan Tergugat incasu Muhammad Sadiq membahas adanya Proyek Pembangunan
Perumahan Bersubsidi Tergugat yang salah satunya terletak di Kecamatan Pattallassang,
Kabupaten Gowa yang dikenal dengan Perumahan Zarindah Garden Pattallassang,karena
tergugat tidak bisa berkomunikasi dalam Bahasa arap maka tergugat I dijadikan Penerjemah
bahasa, karena bisa berkomunikasi dalam bahasa Arab dengan Penggugat.

Dalam pertemuan tersebut, Tergugat dalam kapasitasnya selaku Direktur Utama PT.
Zarindah Perdana mengatakan kepada Penggugat melalui Turut Tergugat I,berencana
membangun Perumahan Bersubsidi yang dikenal dengan perumahan Zarindah Garden
Pattallassang sebanyak 350.000 Unit yang terletak diDesa Timbuseng, Kecamatan
Pattallassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan dengan membutuhkan modal
yang besar dan Tergugat tidak memiliki Modal untuk membangun proyeknya tersebut,
sehingga Tergugut meminta Penggugat untuk menanamkan modal/investasi di PT. Zarindah
Perdana dengan saat itu Tergugat secara lisan MENJANJIKAN MENGEMBALIKAN
MODAL DITAMBAH MEMBERIKAN KEUNTUNGAN/ BAGI HASILDARI HASIL
PENJUALAN RUMAH TERSEBUT kepada Penggugat selaku Investor, oleh karena bujuk
rayu dari Tergugat yang begitu menyakinkan, akhirnya Penggugat bersedia sebagai
Pemodal/Investor.

Tiga hari setelah pertemuan itu yaitu pada tanggal 28 November


2015 ,penggugat ,tergugat serta turut tergugat I dan tergugat II yang berperan membawa
kontrak perjanjian pertama yg dibuat oleh Hustam Husain, S.H selaku Notaris dan turut
tergugat II yaitu perjanjian kerjasama No.27 tertanggal 28 November 2015 dan perjanjian
kerjasama No.28 tertanggal 28 November 2015 dimana seharusnya secara hukum
tergugat ,tergugat I, dan Tergugat II memberikan kedua perjanjian aquo kepada penggugat
agar diterjemahkan kedalam Bahasa Arab guna untuk mengoreksi isi dari perjanjian
aquo.Namun hal itu tidak dilaksankan sehingga dari awal perjanjian sudah adanya itikat tidak
baik dikarenakan tergugat ingin segera menerima dana investasi dari penggugat guna proses
pembangunan unit rumah bersubsidi tersebut dengan nilai investasi sebesar Rp. 500.000.000
dimana dalam perjanjian tergugat berkewajiban untuk membangun 50 unit dengan modal Rp.
2.500.000.000.000 dan dengan keutungan Rp. 11.000.000/unit sehingga keuntungan yang
dijanjikan adalah Rp. 550.000.000.Terdapat bukti tanda terima uang penyerahan modal dari
penggugat di Hotel Double Tree.Kemudian tergugat telah melaksanakan perjanjian kerjasama
dengan memberitahukan perkembangan lewat telefon kepada penggugat dengan mengatakan
hasil dan keuntungan sudah ada.

Sekitar dua bulan kemudian yaitu pada tanggal 7 januari 2016 penggugat datang ke
makassar bersama investor lain dan mendatangi kantor tergugat untuk memastikan hasil
pelaksanaan proyek dan perolehan keuntungan namun tergugat berusaha meyakinkan
penggugat agar melanjutkan kerjasama dan membangun lebih banyak perumahan dengan
iming-iming jika melanjutkan kerjasama maka aka nada keuntungan lebih besar.oleh karena
seharusnya tergugat menunjukkan bukti pembangunan yg sudah terlaksana dengan baik dan
mengembalikan modal serta keuntungan kepada penggugat,bukan hanya menunjukkan foto
dan video.

Penggugat terjebak masuk kedalam pusaran permainan sehingga Penggugat sasah


keluar dari permainan yang di ciptakan Tergugat tersebut, terlebih Tergugat memanfatkan
moment ini untuk mengulur – ulur waktu terkait Pengembalian modal beserta
keuntungannya, karena dalam Kespakatan di bawah tangan yang di buat oleh Tergugat di
Malaysia dan disahkan oleh Notaris yang bernama Sulistiyaningsih di Bogor tertanggal 6
Agustus 2018 terdapat klausul waktu pemenuhan Prestasi Tergugat sampai april 2019 dan
hingga saat ini, kesemua Perjanjian – Perjanjian aquo yang telah disepakati oleh Penggugat
dan Tergugat, tidak di realisasikan Tergugat sehingga Penggugat melalui Kuasa Hukumnya
mengambil langkah hukum (legal action) dengan melayangkan Somasi terlebih dahuluh dan
pada akhirnya melayangkan GUGATAN WANPRESTASI kepada Tergugat.
Dengan demikian, kerugian yang dialami Penggugat akibat tidak terlaksananya
Perjanjian No. 06 Tertanggal 30 November 2017, Perjanjian No. 12 Tertanggal 13 Januari
2018 dan Perjanjian No. 13 Tertanggal 13 Januari 2018 sebesar Rp. 375.550.000.000., (Tiga
Ratus Tujuh Puluh Lima Miliar Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah). Berikut MODAL
AWAL INVESTASI (ada bukti transfer) dari Priode Tahun 2015 s/d Tahun 2018 yang telah di
kucurkan Penggugat kepada Tergugat sesuai dengan Kontrak Perjanjian.

1. Titik Taut Primer


A. Kewarganegaraan :
Aldaej Saad Ibrahim A, (PT. Osos Almasarat International) sebagai penggugat,
merupakan warga negara arab saudi
Ir.Muhammad Sadiq, selaku Direktur Utama PT.Zarindah (tergugat I), merupakan
warga negara Indonesia
Ilham Jaya Abdul Rauf.Lc.,M.Hi, sebagai Tergugat II, merupakan warga negara
Indonesia
Hustam Husain, S.H ,Notaris ,sebagai Tergugat III, merupakan warga negara
Indonesia
Sulistyaningsig,S.H.,M.Kn,Notaris sebagai Tergugat IV, merupakan warga negara
Indonesia
2. Titik Taut Sekunder
A. Lex situs
Desa Timbuseng, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi
Selatan – Indonesia.
B. Lex loci actus
perjanjian 1 di Makassar- Indonesia,
Perjanjian 2 di Bogor – Indonesia.
C. Lex loci contactus
Indonesia
D. Tempat kedudukan Badan Hukum
PT Osos Almasarat International berkedudukan di Arab Saudi
PT Zarindah Perdana berkedudukan di Indonesia
3. Forum
Pengadilan Negeri Makassar
4. Lex causae
karena perbuatan hukum terjadi di indonesia maka hukum yang digunakan adalah hukum
Indonesia
5. Penyelesaian perkara
Berdasarakan pantauan di sistem daring Direktori Putusan Pengadilan Tinggi Makassar,
putusan dengan nomor 391/PDT/2022/PT.MKS menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi
Makassar memutuskan untuk membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Makassar tanggal
4 Agustus 2022 Nomor 392/Pdt.G/2021/PN Mks yang dimohonkan banding tersebut.

Anda mungkin juga menyukai