Anda di halaman 1dari 3

Akan tetapi, kondisi dilapangan muatan pembelajaran Bahasa Indonesia di

sekolah dasar kurang ideal karena proses pembelajaran belum dilakukan

sebagaimana mestinya, sehingga sebagian besar siswa kurang tertarik terhadap

pelajaran muatan Bahasa Indonesia termasuk materi indahnya keberagaman di

negeriku. Hal ini terlihat dari ekspresi siswa yang nampak jenuh, bosan, dan sikap

pasif selama pembelajaran berlangsung. Sikap siswa yang kurang senang

menerima pelajaran bahasa Indonesia juga disebabkan karena penyajiannya

monoton yaitu guru mendominasi pembelajaran dengan menjelaskan materi dan

cenderung menekankan siswa untuk menghafalkan materi. Selain itu, guru kurang

mampu mengemas materi sehingga kurang mengembangkan kemampuan siswa

berpikir kreatif, objektif, dan logis. Akibatnya, pada pembelajaran muatan bahasa

Indonesia lebih memberikan kesan sebagai pelajaran hafalan yang membosankan

dan kurang membangkitkan motivasi siswa untuk giat belajar yang akhirnya

mempengaruhi keterampilan membaca siswa.

Suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan dan kurang bermakna

dapat mempengaruhi kurangnya keteampilan membaca pemahaman pada siswa.

Pelaksanaan pembelajaran di sekolah yang masih menggunakan cara

konvensional dalam proses kegiatan belajar mengajar yaitu menyampaikan materi

hanya dengan menggunakan media buku. Selain itu, guru juga jarang

menggunakan media pembelajaran dikarenakan belum tersedianya media yang

relevan untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian guru

telah kehilangan penunjang efektivitas, efisiensi, dan daya tarik dalam

pembelajaran .
Untuk memfasilitasi pembelajaran pada muatan bahasa Indonesia yang

efektif di sekolah dasar, terdapat beragam alternatif yang dapat dilakukan guru.

Salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai, seperti

media pembelajaran visual berbentuk buku. Namun, buku-buku yang ada saat ini

dominan berisi materi yang disajikan dalam bentuk uraian deskriptif berparagraf.

Hal ini membuat siswa malas untuk membaca. Selain itu, minimnya gambar yang

dimunculkan membuat siswa enggan untuk mempelajarinya. Minim dan

monotonnya aktivitas siswa saat menggunakan buku, karena aktivitas siswa hanya

dengan membaca dan menjawab soal, juga mendorong siswa kurang bergairah

untuk menggunakannya.

Kajian literatur menunjukkan bahwa, salah satu alternatif media

pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan kurangnya keterampilan

membaca pemahaman dan buku-buku yang menunjang pembelajaran muatan

bahasa Indonesia adalah media Pop-Up Book. Nasrawi (2018) mengemukakan

bahwa media Pop-Up Book merupakan media gambar tiga dimensi yang dapat

bergerak dan bisa digabungkan dengan gambar lain agar terlihat lebih menarik.

Hal ini dikarenakan siswa dapat melihat sendiri bentuk suatu benda tanpa

penjelasan berupa kata-kata verbal. Media Pop-Up Book memiliki potensi untuk

mengatasi permasalahan belum efektifnya keterampilan membaca pemahaman

dan buku-buku yang menunjang pembelajaran muatan bahasa Indonesia di SD

karena Pop-Up Book merupakan sebuah buku yang memiliki efek 3 dimensi

ketika dibuka akan memberikan efek visualisasi isi yang menarik ketika ditarik

pada beberapa bagian. Karena media ini memiliki visualisasi yang sangat menarik
sehingga membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran, meningkatkan

semangat dan motivasi belajar, sehingga penggunaan media pembelajaran Pop-Up

Book menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang menyebabkan

kurangnya keterampilan membaca pemahaman siswa. Media Pop-Up Book

mempunyai kemampuan untuk memperkuat kesan yang ingin disampaikan dalam

suatu materi sehingga membuat materi lebih mudah diingat dan dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai