SK Pai - KB 2
SK Pai - KB 2
A. Capaian Pembelajaran
C. Pokok-pokok Materi
َ َ ق،ِِ اع
:ال َّ َِِ ِْْ َع ِن
َ تلس َ َ ق. َّك تَ َرتهُ فَِإ ْن ََلْ تَ ُك ْن تَ َرتهُ فَِإنَّهُ يََر َتك
ْ فَأ:ال َ أَ ْن تَ ْعبُ َد هللاَ َكأَن:ال ِ فَأَِِِْ ع ِن تْ ِْسحس
َ َ ق،ان َْ َ ْْ
Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan bidang ilmu pokok yang
menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan bidang ilmu lain yang
bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Maka, semua
bidang ilmu yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh bidang ilmu PAI. Diberikannya bidang ilmu PAI bertujuan
untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,
berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang
cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga
dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atau bidang ilmu
tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan
oleh ilmu dan bidang ilmu tersebut. PAI adalah bidang ilmu yang tidak hanya
mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI
lebih menekankan bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman
tersebut sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-
tengah masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan psikomotornya.
Secara umum bidang ilmu PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada pada
dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad saw.,
juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat mengembangkannya
dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
Tujuan akhir dari bidang ilmu PAI adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki
akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang merupakan misi utama diutusnya
Nabi Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak
memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya,
tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam memerhatikan segi-segi
pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya. (Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Pedoman Bidang ilmu Agama dan Pembelajaran
Tematik Terpadu Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah).
d. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dibangun oleh empat bidang ilmu, yaitu Sejarah Pendidikan Islam,
Filsafat Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, dan Manajemen Pendidikan Islam
(A. Tafsir). Sejarah Pendidikan Islam memberikan kajian best practices tentang
peristiwa dan fakta pendidikan Islam sejak zaman Rasulullah saw. hingga sekarang
untuk dijadikan ibrah (pelajaran) dan contoh/model bagi pendidikan masa kini.
Filsafat Pendidika Islam memberikan kajian filosofis tentang hakikat pendidikan
Islam untuk dijadikan dasar filosofis bagi teori dan praktik pendidikan Islam. Ilmu
Pendidikan Islam memberikan kajian tentang teori-teori pendidikan Islam yang dapat
dijadikan pedoman dalam praktik pendidikan Islam. sementara manajemen
pendidikan Islam memberikan pola pengaturan pelaksanaan pendidikan Islam yang
sesuai dengan dasar-dasar ajaran Islam.
Oleh karena itu, jika diilustrasikan, dimensi Pendidikan Agama Islam dapat
digambarkan melalui grafik berikut.
Dasar
Ajaran Islam
Keterangan:
Posisi/kedudukan
Kompetensi Pendidikan
Agama Islam seseorang
berada pada titik (7, 9,5).
Dasar ajaran Islam, Pokok
Pokok
Ajaran Ajaran Islam, dan Pendidikan
Islam Islam masing-masing berada
pada skala 7,9,dan 5 pada
Pedagogi
Islam
sistem skala 10
Dari uraian di atas terkait dengan tujuan Pendidikan Agama Islam, dapat
diketahui bahwa secara garis besar antara tujuan pendidikan dengan tujuan
Pendidikan Agama Islam mengerucut kearah yang sama. Kalaupun tujuan
pendidikan secara umum adalah mengembangkan seluruh potensi diri agar
mampu melaksanakan tugas hidup, permasalahan hidup dan tujuan kehidupan,
maka tujuan Pendidikan Agama Islam adalah mengarahkan kepada hal-hal
tersebut untuk dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam. Meningkatkan
keimanan seseorang kepada Allah sehingga akan melaksanakan sesuatu yang
diperintahkan oleh Allah dan menjauhi sesuatu yang menjadi larangan- Nya.
Melaksanakan moralitas Islami yang diteladani dari tingkah laku kehidupan
Rasulullah SAW. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam selain berorientasi kepada
kehidupan akhirat juga berorientasi kepada kehidupan dunia yaitu membentuk
manusia-manusia yang mampu menghadapi segala bentuk kehidupan yang lebih
layak dan bermanfaat bagi makhluk yang lain. Kemampuan berbuat yang terbaik
dan bermanfaat bagi makhluk lain adalah wujud dari ihsan dalam berislam dan
beriman. Demikian pula keberagamaan dengan pilar Islam, iman dan ihsan
merupakan perwujudan bangunan ketaqwaan.
Ruang lingkup materi pendidikan agama Islam pada SD, SMP, SMA, SMK
dikembangkan dari arkan al-din dalam rangka mencapai tujuan menjadikan
manusia yang berislam (muslim), beriman (mukmin) dan berihsan (muhsin)
sebagaimana pada gambar di atas disiplin ilmu yang mengembangkan materi
Islam adalah ilmu syari’ah (hukum syara’). Pembahasan ilmu syari’ah ini
dilakukan melalui pemahaman (al-fiqh) yang lebih dikenal sebagi ilmu Fiqih.
Dengan demikian belajar Fiqih pada utamanya adalah belajar hukum syari’at
untuk melalui jalan kepasrahan dan kepatuhan kepada ketentuan Allah SWT.
Ilmu Aqidah atau dikenal juga sebagai ilmu ushuluddin merupakan disiplin
ilmu yang membahas tentang dasar-dasar keimanan. Dengan demikian tujuan
utama mempelajari materi aqidah adalah untuk mencapai keimanan yang
sempurna. Ilmu yang membahas tentang materi-materi yang dapat mencapai ihsan
adalah ilmu akhlak. Dengan demikian tujuan utama mempelajari materi-materi
akhlak adalah untuk mencapai derajat ihsan, yaitu kesadaran tentang semua
perilaku yang diawasi oleh Allah SWT.
Sebagai dasar utama keberagamaan (Islam, iman dan ihsan) adalah al-Quran
dan al- Hadits. Kebudayaan Islam merupakan wujud konkret dari perwujudan
keberagamaan dalam peradaban. Dengan mempelajari Sejarah Peradaban Islam
idealnya merupakan upaya memperoleh ‘ibroh (pelajaran) mengenai akibat dari
ketaatan dan penolakan terhadap kententuan Allah SWT, mengenai Islam, iman,
dan ihsan.
a. Al-Quran
b. Hadits
c. Keimanan (Aqidah)
d. Perilaku/etika (Akhlak)
Akhlak mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu
pada kehidupannya, esensinya, yaitu berakhlak baik.
SD/MI/SDLB/PaketA
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
SMP/MTs/SMPLB/Paket B
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
b. KELAS: II
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa
mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP KOMPETENSI INTI 2(SIKAP
SPIRITUAL) SOSIAL)
1. Menerima dan menjalankan ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggungjawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman,dan guru
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam
dengan cara mengamati [mendengar, bahasa yang jelas dan logis, dalam
melihat, membaca] dan menanya karya yang estetis, dalam gerakan yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang mencerminkan anak sehat, dan dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan tindakan yang mencerminkan perilaku
kegiatannya, dan benda-benda yang anak beriman dan berakhlak mulia
dijumpainya di rumah dan di sekolah
c. KELAS: III
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagaiberikut, yaitu siswa
mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP
SPIRITUAL) SOSIAL)
1. Menerima, menjalankan, dan 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggungjawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan
KOMPETENSI INTI 3 tetangganya INTI 4
KOMPETENSI
(PENGETAHUAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4.(KETERAMPILAN)
Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mendengar, dalam Bahasa yang jelas, sistematis
melihat, membaca] dan menanya dan logis, dalam karya yang estetis,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dalam gerakan yang mencerminkan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan anak sehat, dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda yang mencerminkan perilaku anak
dijumpainya di rumah, di sekolah dan beriman dan berakhlak mulia
tempat bermain
d. KELAS: IV
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhand irumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP
i.SPIRITUAL)
Menerima, menjalankan, dan ii. SOSIAL)
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
menghargai ajaran agama yang tanggungjawab, santun, peduli, dan
dianutnya percaya diri dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, dan tetangganya
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
iii.(PENGETAHUAN)
Memahami pengetahuan faktual dengan iv.(KETERAMPILAN)
Menyajikan pengetahuan faktual dalam
cara mengamati dan menanya Bahasa yang jelas, sistematis danlogis,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dalam karya yang estetis, dalam gerakan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan yang mencerminkan anak sehat, dan
kegiatannya, Dan benda-benda yang dalam tindakan yang mencerminkan
dijumpainya di rumah, di sekolah dan perilaku anak beriman dan berakhlak
tempat bermain mulia
e. KELAS: V
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
b. KELAS: VIII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP
SPIRITUAL) SOSIAL)
1. Menghargai dan menghayati ajaran 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
agama yang dianutnya tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
c. KELAS: IX
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan,dan
KompetensiKeterampilansecarakeseluruhandirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
3) Kompetensi inti Pendidikan Agama Islam dan bud ipekerti SMA/MA/ SMK/MAK
a. KELAS:X
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
b. KELAS: XI
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan ,dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagaiberikut, yaitu siswa mampu:
c. KELAS: XII
Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan
Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadis
3. Ijtihad
B. Aspek inti pokok ajaran Islam
1. Iman
2. Islam
3. Ihsan
C. Aspek pendidikan Islam
G. Refleksi
Pendidikan Agama Islam merupakan bidang ilmu yang dikembangkan dari pokok
agama Islam, yaitu Islam, Iman dan Ihsan. Nilai Islam mengandung aspek syariah
yang melahirkan ilmu Fiqh. Nilai Iman mengandung aspek keimanan yang
melahirkan ilmu Aqidah. Nilai Ihsan mengandung aspek kebaikan yang
melahirkan ilmu akhlak. Al-Qur’an dan al-Hadis mengandung sumber ajaran Islam
yang melahirkan ilmu al-Qur’an dan ilmu Hadis. Seluruh pengejawantahan nilai-
nilai ajaran Islam melahirkan ilmu Sejarah Peradaban Islam.
Konsep ini bermakna bahwa Pendidikan Agama Islam dapat menserasikan,
menselaraskan dan menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan seseorang,
yang diwujudkan dalam hubungan manusia dengan Allah Swt., hubungan
manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama, dan hubungan
manusia dengan lingkungan alam semesta. Profil yang dihasilkan melalui proses
pendidikan Agama Islam adalah sosok muslim, mukmin dan muhsin.
I. Glosarium
a. Pendidikan Agama Islam: suatu sistem pendidikan yang membimbing
peserta didik pada perkembangan jiwa dan raganya yang berideologi pada
ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan hadist.
b. Iman: percaya dengan cara membenarkan sesuatu dalam hati, kemudian
diucapkan oleh lisan, dan dikerjakan dengan amal perbuatan
c. Islam: bersyahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan rasulNya,
mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan
haji bila mampu
d. Ihsan: berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah SWT dengan dilandasi
dengan kesadaran dan keikhlasan
J. Tes Awal
1. Pendidikan Agama Islam merupakan bidang ilmu yang dikembangkan dari
pokok agama Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Bidang ilmu pendidikan
agama Islam sebagai penjabaran dari Iman adalah…
A. Al-Qur’an dan Hadits
B. Aqidah
C. Akhlak
D. Fiqih
E. Sejarah Peradaban Islam
Kunci Jawaban: Aqidah
Soal No.2
2. Ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
SMK dikembangkan dari arkan al-din dalam rangka mencapai tujuan
menjadikan manusia yang berislam (muslim), beriman (mukmin) dan
berihsan (muhsin). Disiplin ilmu yang mengembangkan materi Iman
adalah ilmu Aqidah. Dengan demikian belajar Aqidah pada utamanya
adalah…
D. Belajar dasar utama keberagamaan (Islam, iman dan ihsan), yaotu al-
Quran dan al- Hadits.
L. Tes Akhir
1. Pendidikan Agama Islam merupakan bidang ilmu yang dikembangkan
dari pokok agama Islam, yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Bidang ilmu
pendidikan agama Islam sebagai penjabaran dari Islam adalah…
A. Al-Qur’an dan Hadits
B. Aqidah
C. Akhlak
D. Fiqih
E. Sejarah Peradaban Islam
Kunci Jawaban: Fiqih
2. Ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam pada SD, SMP, SMA,
SMK dikembangkan dari arkan al-din dalam rangka mencapai tujuan
menjadikan manusia yang berislam (muslim), beriman (mukmin) dan
berihsan (muhsin). Disiplin ilmu yang mengembangkan materi Islam
adalah ilmu syari’ah (hukum syara’). Pembahasan ilmu syari’ah ini
dilakukan melalui pemahaman (al-fiqh) yang lebih dikenal sebagi ilmu
Fiqih. Dengan demikian belajar Fiqih pada utamanya adalah…
M. Daftar Pustaka
Abdul Fatah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam, Bandung, Dipenogoro, 1988
Abdurrahman an-Nahlawi, Prinsi-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam dalam
Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung: Dipenogoro, 1992
Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-
Naisaburi, Shahih Muslim, Semarang, Maktabah Usaha Keluarga, t.th.
Al-Ghazaly, Muhammad, al-Janib al-‘Athify min al-Islam (Kairo: Syirkah Nahdoh
Mishr, 1991
Al-Qur’an al-Karim
Chaerul. Rochman. Prosiding Islam dan Alam Melayu: Penerapan Nilai Islam Pada
Pembelajaran Fisika. Universiti Malaysia Kuala Lumpur: 2012
Tim penyusun, Draft Masterplan Konsorsium Keilmuan Wahyu Memandu Ilmu
(Kk-Wmi) Uin Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2015-2025
http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=754
Nanat Fatah Natsir, dkk., Ed., Konsorsium Bidang Ilmu UIN SGD Bandung,
Pandangan Keilmuan UIN Wahyu Memandu Ilmu, Bandung, Gunung Djati
Press, 2008
Nanat Fatah Natsir, dkk., Ed., Konsorsium Bidang Ilmu UIN SGD Bandung,
Pengembangan Pendidikan Tinggi dalam Perspektif Wahyu Memandu Ilmu,
Bandung, Gunung Djati Press, 2006
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Pedoman Bidang ilmu Agama dan Pembelajaran Tematik Terpadu Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
Prentice, A.E. “Introduction” dalam Information Science – The Interdisciplinary
Context. (ed. J. M. Pemberton dan A.E. Prentice). New York : Neal-Schuman
Publishers. 1990.
Syahrizal Afandi, “Kajian Hadist Jibril dalam Perspektif Pendidikan; Kajian Materi
Pembelajaran dan Metode Pembelajaran,” Jurnal Penelitian Keislaman 15, 1,
2019
Tim Penyusun, Draft Masterplan KK-WMI UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2016
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama dilengkapi dengan Sistim Modul
dan Permainan Simulasi, Surabaya, Usaha Nasional, 1983