FORUM
Penyakit
neuromuskular
Etiologi Kardiomiopati
Penyakit
Gagal
Penyakit
metabolik
Jantung Jantung
Kongenital
Penyakit
pericardial Infeksi
Penyakit Drug-
endomiokardial Induced
Penyakit
jantung
Infiltratif
McDonagh TA, et al. 2021. Eur Heart J. 1-128
Bagaimana deteksi
Gagal Jantung?
8
• Batuk
• Wheezing
• Sesak
• Batuk
• Wheezing
• Sesak
Sakit Perut
Gagal jantung akut (GJA) dapat terjadi pertama kali (de novo), atau berupa dekompensasi akut dari gagal
jantung kronik (GJK)
Semakin sering terjadi dekompensasi dan episode admisi rawat inap, maka prognosis menjadi lebih buruk.
Dengan demikian, deteksi yang lebih baik dan lebih dini terhadap status kongesti tersebut menjadi langkah
penting sebelum terjadinya episode dekompensasi.
Kurmani and Squire. 2017. Current heart failure reports. 14: 385-92.
Deteksi Dini Kongesti
Edema
Perifer
- Atrium kanan
terletak sekitar 5 cm
di bawah angulus
sternalis.
- Vena jugularis
interna terhubung ke
vena sentral RA
- JVP normal tidak
melebihi 3-4 cm di
atas angulus
sternalis
Pada orang normal, distensi itu hanya terlihat beberapa detik saja lalu
menghilang karena ada kompensasi outflow yang meningkat seiring
inflow yg meningkat di jantung
Adaptasi
Tidak ditemukan
patofisiologi
Ronki paru
penebalan
Gagal jantung dan/atau
membran kapiler
stadium lanjut penanda edema
alveoli,
paru pada
peningkatan
pencitraan
drainase limfe,
toraks dengan
dan/atau adanya
sinar X
hipertensi paru
Ada beberapa sistem skoring untuk penilaian derajat kongesti paru pada gagal jantung, antara lain
Dispneu
Ortopneu
Ronki basah halus
Edema
Distensi vena jugularis
Refluks hepatojugular
Parameter bedside lain berupa kenaikan dosis diuretic dalam 1 miggu terkahir, kenaikan berat badan ≥ 0,9 kg
dibanding kontrol poli terakhir
Hepatomegali
Intinya, makin ditemukan tanda-tanda tersebut maka makin tinggi kemungkinan pasien mengalami kongesti
Pemeriksaan
Pencitraan
Pemeriksaan Pencitraan
Rontgen Thorax
Ekokardiografi
USG Paru
Pemeriksaan Invasif
Rontgen Thorax
Pada Gagal Jantung
Cardiac Anatomy and Sillhouette
Torres-Ayala SC, Santacana-Laffi tte G, Maldonado J. Radiography of Cardiac Conduction Devices: A Pictorial Review of Pacemakers and Implantable Cardioverter Defi brillators.
J Clin Imaging Sci 2014;4:74.
Cardiomegaly vs Normal Heart
Pemeriksaan Echocardiografi
Kongesti adalah alasan utama rawat inap pada pasien dengan gagal jantung
dekompensasi akut dan merupakan target penting dalam terapi.
Meskipun pengobatan rutin dengan diuretik pada gagal jantung tampak mudah,
banyak pertanyaan tentang bagaimana cara terbaik untuk menggunakan
diuretik, terutama pada pasien dengan gagal jantung dekompensasi akut dan
resistensi diuretik
Berdasarkan studi DOSE- HF 2,5 kali dosis oral harian, minimal 80
mg IV luaran lebih baik
Jika tidak ada peningkatan produsi urin dalam waktu 2 jam maka
tidak dianjurkan menunggu waktu pemberian dosis berikutnya
untuk meningkatkan dosis karena kurva respon dosis diuretic loop
bersifat logaritmik (dosis perlu ditingkatkan jadi 2 kali lipat)
supaya ada peningkatan respon terhadap diuretik
Sehingga dosis oral disarankan dua kali lipat ketika beralih dari
intravena dan juga disarankan respons urin terhadap diuretik oral.
Indikasi :
• Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, dengan atau tanpa gejala
• Fraksi ejeksi ventrikel kiri > 40% dengan tanda dan gejala gagal jantung
Kontraindikasi :
Riwayat angioedema, stenosis arteri bilateral, stenosis aorta berat, kadar kalium > 5,5,
creatinine > 2,5
• Lakukan titrasi setelah 2-4 minggu hingga dosis target/ maksimal yang dapat ditoleransi
• Periksa fungsi ginjal dan elektrolit 3 dan 6 bulan setelah mencapai dosis target
1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40% dengan atau tanpa gejala gagal jantung
2. Fraksi ejeksi ventrikel kiri > 40 % dengan tanda dan gejala gagal jantung
3. Gejala ringan sampai berat (kelas fungsional II - IV NYHA)
4. ACE-I/ARB/ARNI (dengan atau tanpa antagonis aldosteron) sudah diberikan
5. Pasien stabil secara klinis (tidak ada perubahan dosis diuretik, tidak ada kebutuhan inotropik i.v.
dan tidak ada tanda retensi cairan berat)
Kontraindikasi
1. Asma berat
2. Blok AV (atrioventrikular) derajat 2 dan 3, sick sinus syndrome(tanpa pacu jantung
3. permanen), sinus bradikardia (nadi <50x/menit)
Indikasi
Kontraindikasi