Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PENGELOLAAN

MATERIAL BEKAS & LIMBAH NON-B3


UNTUK
KEGIATAN DISTRIBUSI
DENGAN PEMBIAYAAN INTERNASIONAL
1 TUJUAN
Prosedur ini disusun untuk menjadi panduan bagi pengelolaan material bekas dan limbah
non B3 dalam mendukung kegiatan operasional dan pemeliharaan di lingkungan kerja di PT
PLN (Persero).

2 RUANG LINGKUP
Prosedur ini mengatur pengelolaan material bekas dan limbah non B3 dari kegiatan di PT
PLN (Persero).

Prosedur ini ruang lingkup kegiatan dibatasi antara lain :

a) Pengelolaan material Aset Tetap Tidak Beroperasi (ATTB), pengelolaan yang dimaksud
dalam prosedur ini meliputi penataan dan penyimpanan material ATTB termasuk
material dari kegiatan transmisi: Trafo, kabel, MTU (Material Transmisi Utama): CT,
CVT/PT, LA, CB, DS, beserta besi2 support dan kabel kontrolnya; tower eks
SUTT/SUTET beserta aksesorisnya (insulator set); serta panel2 kontrol beserta isinya
(relay dan meter); dan kegiatan distribusi: Trafo, kWh meter, isolator, konduktor, tiang,
kubikel, MCB/MCCB, kabel TR, box SKTR, Rak TR, kabel TM dan material dengan
jumlah tidak banyak: recloser, LBS PTS, peralatan kontrol termasuk baterai.
b) Pengelolaan limbah non-B3 dari kegiatan distribusi.

3 DEFINISI DAN ISTILAH

3.1. ATTB (Aset Tetap Tidak Beroperasi)


Peralatan atau perlengkapan yang tidak lagi digunakan karena tidak layak-pakai. ATTB
disimpan dalam gudang PLN selama menunggu proses penghapusan asset yang
memerlukan izin dari Pemerintah. (mohon dikoreksi oleh PLN)

3.2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.

3.3. Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

3.4. Limbah non B3


Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan berupa sisa, skrap atau reja yang tidak termasuk dalam
klasifikasi/kategori limbah bahan berbahaya dan beracun.

1
3.5. Lingkungan Hidup
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

3.6. TPS Limbah B3


Suatu tempat/lokasi yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan/atau pengumpulan
limbah B3 untuk jangka waktu tertentu berdasarkan kategori limbah yang disimpan
(disesuaikan dengan peraturan yang berlaku), yang dalam pembangunannya mengikuti
ketentuan dan rancang bangun sebagai tempat penyimpanan limbah B3 yang diatur dalam
peraturan dan perundangan.

3.7. Pencemaran Lingkungan Hidup


Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

3.8. Sistem Tanggap Darurat


Sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, dan
penanggulangan kecelakaan serta pemulihan kualitas lingkungan hidup akibat kejadiian
kecekakaan pengelolaan limbah B3.

3.9. PCB
Polychlorinated biphenyls (PCB) adalah senyawa aromatis yang terdiri dari molekul biphenyl
dimana atom hydrogen pada biphenyl digantikan oleh dua hingga 10 atom Khlor (Cl). PCB
digunakan sebagai additif pada peralatan listrik, terutama pada trafo dan kapasitor listrik.
Sifatnya yang sangat stabil dan tahan-urai (persistent), serta potensi bioakumulasi
menjadikan PCB masuk kategori bahan berbahaya dan beracun. Pada manusia, PCB
diketahui menjadi penyebab berbagai penyakit, termasuk kanker. Secara internasional,
produksi dan penggunaaan PCB telah dilarang sejak 1979.

3.10. Kontaminasi-silang
Apabila PCB terdapat (ditemukan) dalam minyak trafo yang diproduksi setelah 1996 (tidak
mengandung PCB dari produsen), maka kemungkinan besar terjadi kontaminasi-silang
senyawa PCB. Kontaminasi-silang bisa terjadi pada tahap perawatan minyak atau trafo,
dan/atau karena penggunaan minyak bekas yang masih baik, tanpa sebelumnya ada uji PCB
pada minyak tersebut.

2
3.11. Tata-graha yang baik
Good housekeeping atau tata-graha adalah rangkaian upaya untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan tempat kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun pencemaran.
Tata-graha disebut dalam Permen KLHK P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 pasal 31
sebagai salah satu butir yang harus dicakup dalam pengawasan penyimpanan LB3. PLN
sudah memiliki sistem tata-kelola pergudangan (2010), namun sistem ini belum secara rinci
menjelaskan tata-kelola/tata-graha terkait penanganan B3, limbah dan pencegahan
pencemaran. Secara keseluruhan tata-graha yang baik harus menjadi perhatian dan
membentuk perilaku kerja semua karyawan secara terus-menerus, sehingga terbentuk
budaya kerja yang aman dan memperhatikan perlindungan lingkungan hidup.

3.12. Ceceran dan Tumpahan


Kondisi tidak sesuai dengan kegiatan operasional yang menyebabkan terjadinya ceceran atau
tumpahan bahan atau material (B3 dan limbah B3) yang dapat berupa material cair (minyak
baru dan bekas, oli baru dan bekas, bahan kimia cair baru dan bekas lainnya) dan material
padat (grease, limestone, dll).

4 REFERENSI
• Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
• Undang – undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
• Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
• Undang – undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
• Permen KLHK P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020
• Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.

5 PRESEDUR DAN TANGGUNG-JAWAB


5.1 Material Bekas dan Limbah Non-B3
Penyimpanan material bekas wajib menggunakan prinsip-prinsip pengelolaan limbah yang
baik untuk mencegah terjadinya pencemaran tanah dan air maupun mencegah kecelakaaan
kerja.

Pejabat Operasional K3L melakukan identifikasi material bekas dan limbah non-B3 (Sumber,
Jenis dan Jumlah) dan dituangkan ke dalam fomulir Daftar Identifikasi Limbah Non B3
(Lampiran 1) berdasarkan kriteria:

3
a. Sumber limbah non-B3 dari operasi dan pemeliharaan distribusi/transmisi dapat
berupa material atau peralatan yang tidak lagi digunakan;
b. Limbah organik yang termasuk limbah non B3 adalah kertas, karton, kayu,
koran, tissue, sisa makanan dll. – jenis limbah ini tidak dibahas dalam prosedur
ini;
c. Limbah non-organik non-B3 termasuk plastik, pecahan kaca, karet, metal,
potongan pipa, sisa bahan bangunan, potongan besi, drum dan potongan kabel.

Pengelolaan Material ATTB


a. Pejabat Pengendali K3L melakukan inventarisasi semua material yang dianggap
ATTB sesuai form Inventarisasi dan Housekeeping Material ATTB.
b. Masing-masing material ATTB disimpan di tempat khusus yang tidak tercampur
dengan material lain atau limbah.
c. Material ATTB disimpan di tempat yang beratap, tidak terkena air hujan, di atas
permukaan beton dan dilengkapi bak penampungan oli untuk menangkap
ceceran minyak/oli trafo (jika terjadi).
d. Pejabat Pelaksana K3L memastikan tidak ada ceceran atau tumpahan di sekitar
area penyimpanan Material ATTB.

Pengelolaan Trafo Bekas (termasuk ATTB)


a. Pejabat Pendali K3L mengisi data inventarisasi jumlah trafo bekas dan kapasitas
untuk trafo manufaktur sebelum tahun 1996 sesuai Form TF (Lampiran 3).
b. Tempat penyimpanan trafo bekas memisahkan antara trafo manufaktur sebelum
tahun 1996 dari trafo manufaktur setelah 1996.
c. Minyak/oli yang dikuras dari trafo bekas disimpan dalam wadah di Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3), sesuai dengan peraturan
perundangan. Lihat Prosedur Pengelolaan Limbah B3 untuk keterangan lebih
lanjut.
d. Pejabat Pelaksana melakukan analisa PCB minyak trafo bekas untuk trafo
manufaktur sebelum tahun 1996.
e. Minyak/oli trafo yang mengandung atau terkontaminasi PCB di atas nilai ambang
batas 50 ppm disimpan di wadah khusus (terpisah dari minyak/oli yang ‘bebas-
PCB) dan diberi label “mengandung/terkontaminasi PCB”. Lihat Prosedur
Pencegahan Kontaminasi-Silang PCB untuk penjelasan lebih lanjut.
f. Pejabat Pengendali K3L memulai proses administrasi untuk penghapusan ATTB.

Pengelolaan Limbah non B3


a. Setiap pekerja memisahkan limbah non-B3 sesuai tempat limbah yang
disediakan yaitu limbah organik (kertas, sisa makanan, daun kering) dengan

4
tempat yang berwarna hijau dan limbah non organik (plastik, logam, kaca)
dengan tempat yang berwarna kuning.
b. Sebelum disimpan di tempat penampungan sampah sementara (TPS) dengan
menyertakan berita acara serah terima oleh unit kerja terkait dan selanjutnya
dicatat pada Formulir Transaksi Limbah Internal (Lampiran 4) oleh bagian / unit
pengolahan limbah.
c. Petugas kebersihan setiap hari mengumpulkan dan mendata jumlah limbah Non-
B3 dari masing-masing unit dan dikumpulkan di TPS setempat untuk limbah
organik dan non-organik.
d. Tata-graha yang baik diterapkan untuk mendukung setiap aspek pengelolaan
material dan limbah non-B3.
e. Limbah non-B3 lain selanjutnya secara reguler akan dibawa ke tempat
pembuangan akhir dengan mekanisme yang sama.
f. Pemanfaatan Limbah Non-B3 dengan sistem 3R
• Reduce : pengurangan limbah dari sumbernya.
• Reuse : pemanfaatan kembali limbah
• Recycle : pengolahan kembali limbah;

g. Untuk penyerahan limbah non B3 kepada Pihak Ketiga, Pejabat Operasional


K3L berkoodinasi dengan Bagian Administrasi dan tercatat di Logbook Limbah
Non B3 (Lampiran 5).

Pengawasan terhadap penyimpanan material bekas dan limbah non-B3


a. Pejabat Pelaksana K3L memastikan bahwa semua material bekas dan limbah
non-B3 disimpan di tempat yang sesuai dan terpisah dari limbah B3;
b. Pejabat Pelaksana memastikan tidak ada ceceran atau tumpahan minyak/oli dari
trafo bekas. Jika terjadi, segera aktifkan Tanggap Darurat untuk mengendalikan
ceceran/ tumpahan. Lihat Prosedur Penanganan Ceceran Oli untuk penjelasan
lebih lanjut;
c. Jika ditemukan ceceran merembes pada permukaan tanah, segera lakukan
pembersihan, sesuai dengan Prosedur Penanganan Ceceran Oli;
d. Pejabat Pelaksana mengarahkan fungsi logistik untuk pembenahan
penyimpanan trafo bekas jika ditemukan ketidak-sesuaian dengan Prosedur ini.

5
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1

DAFTAR IDENTIFIKASI LIMBAH NON-B3


Bagian

No Jenis Limbah Jumlah Pengelolaan Keterangan

(tempat/kota),………….….…20…

Pejabat Pelaksana K3L

6
LAMPIRAN 2

FORM INVENTARISASI DAN HOUSEKEEPING MATERIAL ATTB

No Material AATB Jumlah Pengelolaan Keterangan

(tempat/kota),………….….…20…

Pejabat Pelaksana K3L

7
LAMPIRAN 3

Form TF

DAFTAR INVENTARISASI TF
Bagian

Tahun
No Trafo Jumlah Keterangan
Pembuatan

(tempat/kota),………….….…20…

Pejabat Pelaksana K3L

8
LAMPIRAN 4

FORM TRANSAKSI LIMBAH INTERNAL

MASUKNYA LIMBAH NON B3 KE TEMPAT PENYIMPANAN KELUARNYA LIMBAH NON B3 DARI SISA
TEMPAT PENYIMPANAN

No Jenis Tanggal Sumber Jumlah Maksimal Tanggal Jumlah Tujuan Bukti Sisa Limbah
Limbah Limbah Limbah penyimpanans/d Keluar Limbah Penyerahan Nomor Non B3 yang
Non B3 Non B3 Non B3 tanggal Limbah Non B3 Dokume ada di
Masuk Masu Tempat
Penyimpanan

(A) (B) (C) (D) (E) (G) (H) (I) (J) (K) (L)

1
LAMPIRAN 5

Logbook Limbah Non B3


Nama Perusahaan :

Jenis Limbah :

Nama Limbah :

JUMLAH LIMBAH
NO TANGGAL LOKASI SATUAN KETERANGAN
MASUK KELUAR
PENYIMPANAN

JUMLAH

(tempat/kota),………….….…20…

Pejabat Pelaksana K3L

Anda mungkin juga menyukai