2 RUANG LINGKUP
Prosedur ini mengatur pengelolaan material bekas dan limbah non B3 dari kegiatan di PT
PLN (Persero).
a) Pengelolaan material Aset Tetap Tidak Beroperasi (ATTB), pengelolaan yang dimaksud
dalam prosedur ini meliputi penataan dan penyimpanan material ATTB termasuk
material dari kegiatan transmisi: Trafo, kabel, MTU (Material Transmisi Utama): CT,
CVT/PT, LA, CB, DS, beserta besi2 support dan kabel kontrolnya; tower eks
SUTT/SUTET beserta aksesorisnya (insulator set); serta panel2 kontrol beserta isinya
(relay dan meter); dan kegiatan distribusi: Trafo, kWh meter, isolator, konduktor, tiang,
kubikel, MCB/MCCB, kabel TR, box SKTR, Rak TR, kabel TM dan material dengan
jumlah tidak banyak: recloser, LBS PTS, peralatan kontrol termasuk baterai.
b) Pengelolaan limbah non-B3 dari kegiatan distribusi.
Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
3.3. Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.
1
3.5. Lingkungan Hidup
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
3.9. PCB
Polychlorinated biphenyls (PCB) adalah senyawa aromatis yang terdiri dari molekul biphenyl
dimana atom hydrogen pada biphenyl digantikan oleh dua hingga 10 atom Khlor (Cl). PCB
digunakan sebagai additif pada peralatan listrik, terutama pada trafo dan kapasitor listrik.
Sifatnya yang sangat stabil dan tahan-urai (persistent), serta potensi bioakumulasi
menjadikan PCB masuk kategori bahan berbahaya dan beracun. Pada manusia, PCB
diketahui menjadi penyebab berbagai penyakit, termasuk kanker. Secara internasional,
produksi dan penggunaaan PCB telah dilarang sejak 1979.
3.10. Kontaminasi-silang
Apabila PCB terdapat (ditemukan) dalam minyak trafo yang diproduksi setelah 1996 (tidak
mengandung PCB dari produsen), maka kemungkinan besar terjadi kontaminasi-silang
senyawa PCB. Kontaminasi-silang bisa terjadi pada tahap perawatan minyak atau trafo,
dan/atau karena penggunaan minyak bekas yang masih baik, tanpa sebelumnya ada uji PCB
pada minyak tersebut.
2
3.11. Tata-graha yang baik
Good housekeeping atau tata-graha adalah rangkaian upaya untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan tempat kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja maupun pencemaran.
Tata-graha disebut dalam Permen KLHK P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020 pasal 31
sebagai salah satu butir yang harus dicakup dalam pengawasan penyimpanan LB3. PLN
sudah memiliki sistem tata-kelola pergudangan (2010), namun sistem ini belum secara rinci
menjelaskan tata-kelola/tata-graha terkait penanganan B3, limbah dan pencegahan
pencemaran. Secara keseluruhan tata-graha yang baik harus menjadi perhatian dan
membentuk perilaku kerja semua karyawan secara terus-menerus, sehingga terbentuk
budaya kerja yang aman dan memperhatikan perlindungan lingkungan hidup.
4 REFERENSI
• Undang – undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
• Undang – undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan;
• Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
• Undang – undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
• Permen KLHK P.12/MENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2020
• Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Pejabat Operasional K3L melakukan identifikasi material bekas dan limbah non-B3 (Sumber,
Jenis dan Jumlah) dan dituangkan ke dalam fomulir Daftar Identifikasi Limbah Non B3
(Lampiran 1) berdasarkan kriteria:
3
a. Sumber limbah non-B3 dari operasi dan pemeliharaan distribusi/transmisi dapat
berupa material atau peralatan yang tidak lagi digunakan;
b. Limbah organik yang termasuk limbah non B3 adalah kertas, karton, kayu,
koran, tissue, sisa makanan dll. – jenis limbah ini tidak dibahas dalam prosedur
ini;
c. Limbah non-organik non-B3 termasuk plastik, pecahan kaca, karet, metal,
potongan pipa, sisa bahan bangunan, potongan besi, drum dan potongan kabel.
4
tempat yang berwarna hijau dan limbah non organik (plastik, logam, kaca)
dengan tempat yang berwarna kuning.
b. Sebelum disimpan di tempat penampungan sampah sementara (TPS) dengan
menyertakan berita acara serah terima oleh unit kerja terkait dan selanjutnya
dicatat pada Formulir Transaksi Limbah Internal (Lampiran 4) oleh bagian / unit
pengolahan limbah.
c. Petugas kebersihan setiap hari mengumpulkan dan mendata jumlah limbah Non-
B3 dari masing-masing unit dan dikumpulkan di TPS setempat untuk limbah
organik dan non-organik.
d. Tata-graha yang baik diterapkan untuk mendukung setiap aspek pengelolaan
material dan limbah non-B3.
e. Limbah non-B3 lain selanjutnya secara reguler akan dibawa ke tempat
pembuangan akhir dengan mekanisme yang sama.
f. Pemanfaatan Limbah Non-B3 dengan sistem 3R
• Reduce : pengurangan limbah dari sumbernya.
• Reuse : pemanfaatan kembali limbah
• Recycle : pengolahan kembali limbah;
5
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
(tempat/kota),………….….…20…
6
LAMPIRAN 2
(tempat/kota),………….….…20…
7
LAMPIRAN 3
Form TF
DAFTAR INVENTARISASI TF
Bagian
Tahun
No Trafo Jumlah Keterangan
Pembuatan
(tempat/kota),………….….…20…
8
LAMPIRAN 4
MASUKNYA LIMBAH NON B3 KE TEMPAT PENYIMPANAN KELUARNYA LIMBAH NON B3 DARI SISA
TEMPAT PENYIMPANAN
No Jenis Tanggal Sumber Jumlah Maksimal Tanggal Jumlah Tujuan Bukti Sisa Limbah
Limbah Limbah Limbah penyimpanans/d Keluar Limbah Penyerahan Nomor Non B3 yang
Non B3 Non B3 Non B3 tanggal Limbah Non B3 Dokume ada di
Masuk Masu Tempat
Penyimpanan
(A) (B) (C) (D) (E) (G) (H) (I) (J) (K) (L)
1
LAMPIRAN 5
Jenis Limbah :
Nama Limbah :
JUMLAH LIMBAH
NO TANGGAL LOKASI SATUAN KETERANGAN
MASUK KELUAR
PENYIMPANAN
JUMLAH
(tempat/kota),………….….…20…