Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KENDALI JEMURAN OTOMATIS MENGGUNAKAN


SENSOR LDR DAN SENSOR AIR

Disusun oleh :

Rizky Oriza Syahda (2010631160099)

Nur Syahid (2010631160119)

Rizky Fiqliyarli Rezyan (201063116011 )

TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG

2022/2023
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Masalah yang sering dihadapi oleh kebanyakaan orang ialah jemuran


yang harus diangkat Ketika hujan tiba-tiba turun. Salah satu alternatif yang
digunakan dengan cara menjemur pakaian didalam rumah. Akan tetapi
melakukan aktivitas menjemur pakaian didalam rumah memiki kekurangan
salah satunya sulit kering dan mudah terjadi lembab didalam ruangan. Hal ini
dapat menimbulkan bau apek pada pakaian
Salah satu cara lain yaitu dengan menjemur pakaian diluar ruangan. Hal
ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah kelebihannya yaitu
pakaian menjadi cepat kering karena menggunakan dua energi alami, energi
sinar matahari dan energi angin. Namun aktivitas menjemur pakaian diluar
rungan juga memiliki kekurungan terssendiri. Salah satunya yaitu memerlukan
ruangan yang besar dan memerlukan kewaspadaan saat hujan akan turun.
Trend saat ini dengan rumah yang minimalis dan dihuni oleh keluarga keciltanpa
adanya pembantu yang membuat penghuni rumah suit untuk menetukan cara
penjemuran mana yang paling efektif, ditambah penghuni rumah termasuk orang
aktif yang meninggalkan rumah tanpa ada yang dapat mengangkat jemuran
disaat hujan turun. Pencucuian pakaian memang menggunakan memsin cuci dan
melakukan proses pengeringan di mesin cuci. Pengeringan dengan
menggunakan mesin cuci memang sudah cukup baik, tapi tidak membuat
pakaian menjadi benar- benar kering dan masih tetap membutuhkan sinar
matahari dan juga angin.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa itu sensor LDR?


b. Apa itu sensor air?
c. Komponen apa saja yang ada pada jemuran otomatis?
d. Bagaimana cara keraj jemuran otomatis?
1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui apa itu sensor LDR


b. Untuk mengetahui apa itu sensor Air
c. Untuk mengetahui komponen apa saja yang ada pada jemuran ototmatis
d. Untuk mengetahui cara kerja jemuran otomatis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sensor

Sensor adalah perangkat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan


besaran fisik seperti tekanan, gaya, besaran listrik, cahaya, gerakan, kelembaban,
suhu, kecepatan dan fenomena-fenomena lingkungan lainnya. Setelah
mengamati terjadinya perubahan, Input yang terdeteksi tersebut akan dikonversi
mejadi Output yang dapat dimengerti oleh manusia baik melalui perangkat
sensor itu sendiri ataupun ditransmisikan secara elektronik melalui jaringan
untuk ditampilkan atau diolah menjadi informasi yang bermanfaat bagi
penggunanya.

Sensor pada dasarnya dapat digolong sebagai Transduser Input karena


dapat mengubah energi fisik seperti cahaya, tekanan, gerakan, suhu atau energi
fisik lainnya menjadi sinyal listrik ataupun resistansi (yang kemudian
dikonversikan lagi ke tegangan atau sinyal listrik).

a. Sensor LDR

Sensor yang sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik


salahsatunya adalah sensor cahaya (LDR). Sensor cahaya adalah alat yang
digunakan dalam bidang elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran
cahay menjadi besaran listrik. Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
merupakan suatu jenis resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR
akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Jika LDR
tidak terkena cahaya maka nilai tahanan akan menjadi besar (sekitar 10MΩ) dan
jika terkena cahaya nilai tahanan akan menjadi kecil (sekitar 1kΩ). (Abdul
Kadir, 2015: 248).

Cara kerja dari sensor ini adalah mengubah energi dari foton menjadi
elektron, umumnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor ini
mempunyai kegunaan yang sangat luas salah satu yaitu sebagai pendeteksi
cahaya pada tirai otomatis. Beberapa komponen yang biasanya digunakan dalam
rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor), Photodiode,
dan Photo Transistor.

LDR adalah contoh sensor cahaya, selain menggunakan sensor ini secara
langsung, ada juga sensor LDR dalam bentuk modul sebagaima terlihat pada
Gambar 2.1

Gambar 2.1 Sensor LD

b. Sensor Air

Sensor Air Sama hal nya seperti sensor cahaya, sensor air juga
digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui magnitude tertentu. Sensor air
dibuat dengan memanfaatkan konduktivitas air sehingga apabila bagian tersebut
terkena air, maka rangkaian akan tersambung (sensor aktif). Pada saat air
mengenai panel sensor, maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air tersebut
karena air termasuk ke dalam cairan elektrolit yaitu cairan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Sensor air ini dibuat menggunakan papan PCB yang
jalur nya berliku-liku, agar air yang mengenai jalur tersebut dapat menyatu dan
menghantarkan arus listrik. Sensor air berfungsi untuk memberikan nilai
masukan pada tingkat elektrolisasi air, dimana air akan menyentuh ke panel
sensor air. Untuk menghindari karat atau tertutup kotoran yang menyebabkan
sensor tidak bekerja, jalur tersebut harus dilapisi timah atau apa saja yang dapat
menyatu dengan jalur tersebut dan dapat mengantarkan arus listrik. (Abdul
Kadir, 2015: 235).
Gambar 2.2 Sensor Air

2.2 Komponen-Komponen yang Digunakan

Komponen-komponen yang digunakaan dalam jemuran ototmatis


sebagai berikut:

a. Light Dependent Resistor (LDR)

Cara kerja LDR sendiri adalah jika kondisi cahaya terang maka nilai
hambatannya menjadi kecil bahkan dapat menyentuh angka nol tergantung
intensitas cahaya yang mengenai LDR tersebut dan bila kondisi gelap maka
hambatannya menjadi semakin besar (Suryanto & Atmaja, 2017) .

(Hurriyatul & Widasari, 2017) klasifikasi sinyal berdasarkan nilai data


dibedakan menjadi sinyal analog dan digital, sinyal analog memiliki sinyal data
dalam bentuk gelombang kontinyu, sedangkan sinyal digital memiliki sinyal
data dalam bentuk pulsa dengan bilangan biner (0 dan 1) .

b. Sensor Air

Dalam (Siswanto & Winardi, 2015) Sensor hujan merupakan alat


switching yang digerakkan berdasarkan curah air (hujan).

c. Motor DC

Motor DC merupakan motor listrik yang memerlukan suplai tegangan


arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak me kanik
(Ihsanto & Rifky, 2015). Motor DC diperlukan dalam alat ini untuk
menggerakkan jemuran ke dalam ruangan dan keluar ruangan
Gambar 2.3 Motor DC

d. Motor Driver Shield

Motor Shield L298P dapat digunakan untuk menggerakkan dua buah


motor DC 7-12V dengan maksimum arus hingga 2A. Produk ini kompetibel
dengan Arduino UNO, Arduino Mega maupun board Arduino kompetibel yang
lain, sehingga dapat langsung ditumpuk diatas board Arduino dengan mudah.
Dengan berkembangnya dunia IC, sekarang sudah ada Motor Shield yang bisa
mengoperasikan empat buah motor DC (Ihsanto & Rifky, 2015)

Gambar 2.4 Motor Diver Shield

e. I2C

I2C merupakan singkatan dari Inter Integrated Circuit, yaitu sebuah


protokol untuk komunikasi serial antar IC dan sering disebut juga Two Wire
Interface (TWI) (Sari, Suhery, & Arman, 2015) Pada penelitian ini, komunikasi
I2C digunakan untuk komunikasi antara mikrokontroler dan RT.

Gambar 2.5 I2C

f. LCD

LCD (Liquid Crystal Display) digunakan untuk menampilkan informasi


elektronik seperti teks (huruf). angka atau symbol (Siswanto & Winardi, 2015.
Gambar 2.6 LCD

g. Arduino Uno

Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Board


ini memiliki 14 pin input/output digital dimana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack
power, ICSP header dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar
dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan board Arduino Uno ke
komputer dengan menggunakan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat
dari adaptor AC-DC atau baterai untuk menjalankanya. Arduino Uno berukuran
sebesar kartu kredit. Walaupun berukuran kecil seperti itu, board Arduino Uno
dapat memudahkan pemakai untuk menciptakan berbagai proyek elektronika.
Bagianbagian Arduino Uno tersebut ditunjukkan oleh gambar 2.7

2.7 Arduino Uno

h. Motor Servo

Motor servo adalah jenis motor yang memiliki tiga kabel. Masing-
masing digunakan sebagai catu daya, ground dan kontrol. Kabel kontrol
digunakan untuk menentukan motor untuk memutar rotor ke arah posisi tertentu.
Biasanya, rotor hanya berputar 200˚. Namun, adapulayang mampu berputar
360˚. Contoh motor sevodiperlihatkan di Gambar 2.8. Motor servo biasa
digunkan untuk menggerakkan lengan robot atau memutar pada alat ukur yang
bersifat analog. Biasanya motor servo dilengkapi dengan 3 kabel berwarna
merah, oranye, dan coklat. Dalam hal ini, kabel merah dihubungkan dengan catu
daya 5V, Kabel oranye dihubungkan ke pin digital yang mendukung PWM, dan
kabel coklat dihubungkan ke ground (Heri , Aan, 2016:130).

Gambar 2.8 Motor Servo

2.3 Cara Kerja Jemuran Otomatis

a. Flowchart
b. Perancangan Sistem

Hasil rancangan sistem secara kesealuruhan dibagi menjadi tiga bagian,


yaitu board arduino sebagai kontroler, modul sensor air, sensor cahaya (LDR)
sebagai inputan untuk board arduino sebagai kontroler dan motor servo sebagai
output dari board arduino seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.9

Gambar 2.9 Perancangan Sistem


BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian sistem prototype Redesign Jemuran


Otomatis Menggunakan Sensor Air dan Sensor Cahaya Berbasis Arduino dapat
dapat di Tarik kesimpulan, Motor servo dari sistem prototype dapat bergerak
menutup dan jemuran dari sudut 0˚ sampai sudut 90˚ ketika sensor air dan sensor
cahaya mendeteksi perubahan cuaca disekitar lingkungannya dan sistem
protototype telah sesuia dengan rancangan yang telah dibuat.

3.2 Saran

Berikut saran yang peneliti sampaikan kepada pembaca penelitian ini


yaitu: Sebaiknya Jemuran Otomatis Menggunakan Sensor Air dan Sensor
Cahaya Berbasis Arduino ini juga di dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh
dengan menggunakan sistem berbasis android
DAFTAR PUSTAKA

Heri Andrianto, A. D. (2016). Arduino Belajar Cepat Dan Pemrograman, Informatika.


Bnadung.

Hurriyatul, &. W. (2017). Dasar-dasar Komputasi Sinyal Didital dan Contoh


Aplikasinya Menggunakan Matlab.

Ihsanto, E. &. (2015). Rancang bangun Kendali Gorden dengan Saklar lampu otomatis
berbasis Arduino dan. Jurnal Teknologi Elektro.

Joni Eka Candra, R. I. (2016). REDESINGN JEMURAN OTOMATIS


MENGGUNAKAN SENSOR AIR DAN SENSOR CAHAYA BERBASIS
ARDUINO.

Kadir, A. (2013). Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler Dan


Pemrogramannya Menggunakan Arduin. Yogyakarta: Andi.

Sari, K. S. (2015). IMPLEMENTASI SISTEM PAKAN IKAN MENGGUNAKAN


BUZZER DAN APLIKASI ANTARMUKA BERBASIS MIKROKONTROLLER.
Jurnal Coding Sistem Komputer Untan. Retrieved from Retrieved from
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jcskommipa/article/view/10803/10327

Siswanto, D. &. (2015). JEMURAN PAKAIAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR


HUJAN. NARODROID. Retrieved from Retrieved from
/jurnal.narotama.ac.id/index.php/narodroid/article/view/69/59.

Suryanto, &. A. (2017). ATAP OTOMATIS TANAMAN HIDROPONIK BERBASIS


MIKROKONTROLER ATMEGA.

Yayan Hendrian, Y. P. (2020). Jemuran Otomatis Menggunakan Sensor LDR, Sensor


Hujan Dan Sensor Kelembaban Berbasis Arduino Uno. Jurnal Teknik Komputer
AMIK BSI.

Anda mungkin juga menyukai