menjadi raja di Kerajaan Sunda Sembawa merasa bahwa mengendalikan dua birokrasi
secara sekaligus adalah yang merepotkan, sehingga pada akhirnya ia memilih untuk
menggabungkan kedua birokrasi ini menjadi satu struktur yang berada langsung di
bawah
kendalinya. Tarusbawa kemudian menanggalkan statusnya sebagai raja Kerajaan Sunda
Sembawa dan mengambil alih kepemimpinan di Kerajaan Tarumanegara (mungkin ini
direstui pula oleh sang istri, Dewi Minawati).
Selain disebabkan oleh ruwetnya persoalan birokrasi, Tarusbawa pun juga
terinspirasi oleh kejayaan yang pernah dicapai oleh raja terbesar dari Kerajaan
Tarumanegara, yakni Purnawarman yang berhasil
menjadikan Kerajaan Tarumanegara sebagai kerajaan yang kuat dan tangguh. Raja
Purnawarman sendiri pada saat itu menjadikan Sundapura sebagai ibukota Kerajaan
Tarumanegara. Berdasarkan pada hal
inilah Tarusbawa kemudian mengganti nama Kerajaan Tarumanegara menjadi Kerajaan
Sunda pada tahun 669 M.
Daftar Bacaan
• Iskandar, Yoseph.1997. Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa). Bandung: Geger
Sunten • Danasasmita, S. 1983. Sejarah Bogor. Bogor: Paguyuban Pasundan Cabang
Kodya Bogor. Atja & Ekajati, E.S. 1989. Carita Parahiyangan "karya tim pimpinan
pangeran wangsakerta". Bandung: Yayasan Pembangunan Jawa Barat.
Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Notosusanto (ed.). 2011. Sejarah Nasional
Indonesia
II: Zaman Hindu. Jakarta: Balai Pustaka.
• Pustaka Pararatwan i Bhumi Jawadwipa
• Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 4 Parwa 2
• Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara Sarga 3 Parwa 2
72|