Anda di halaman 1dari 7

KERAJAAN MATARAM KUNO

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kerajaan Mataram Kuno atau sering juga disebut dengan Kerajaan Mataram Hindu atau
Kerajaan Medang merupakan kerajaan penerus dari Kerajaan Kalingga di Jawa yang
diperkirakan eksis pada abad ke-8 hingga 10 Masehi. Sejarah kerajaan ini cukup panjang
yang dimulai sejak abad ke-6 M.

Mataram Kuno yang bercorak Hindu (dan Buddha) biasanya disebut untuk membedakan
dengan Kerajaan Mataram Islam yang berdiri sekitar abad ke 16 M. Bhumi Mataram adalah
sebutan lama untuk Yogyakarta dan sekitarnya, di daerah inilah diperkirakan Kerajaan
Mataram Kuno pertama berdiri.

Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno berasal dari prasasti, candi, kitab Carita
Parahyangan (Sejarah Pasundan), dan berita dari Cina. Kerajaan yang didirikan oleh Sanjaya
bergelar Rakai Mataram ini beberapa kali berpindah pusat pemerintahan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya kerajaan mataram kuno?
2. Kapan masa kejayaan kerajaan mataram kuno?
3. Bagaimana kehidupan pada masa kerajaan matam kuno?
4. Bagaimana masa keruntuhan kerajaan mataram kuno?

PEMBAHASAN

1) Sejarah Berdirinya Kerajaan Singasari

Kerajaan Mataram ialah kerajaan maritim dan agaria yang berdiri di Jawa Tengah pada abad
ke-8, kemudian pindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Kerajaan Mataram Kuno ini berdiri
di atas sebuah prasasti tertulis berangka tahun 907 yang dikenal masyarakat dengan prasasti
Mantyasih. Prasasti ini mengatasnamakan Dyah Balitung dan menjelaskan secara eksplisit
bahwa penguasa pertama kerajaan Medang ini adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Menyandang gelar ratu bukan berarti penguasa pertama kerajaan Mataram merupakan
seorang perempuan. Ratu, Rakai, dan Bhre adalah istilah asli nusantara untuk menyebut
seorang penguasa. Jadi Sanjaya memiliki jenis kelamin laki-laki namun memakai gelar ratu
karena pada saat itu tidak ada perbedaan yang berarti atas tafsir ratu dan raja.Ibu Sanjaya
bernama Sannaha. Sannaha ini memiliki seorang saudara bernama Sanna yang menguasai
sebuah kerajaan tanpa nama. Tepat di tahun 732 Masehi, Ratu Sanjaya mengeluarkan
sebuah prasasti yang menerangkan posisinya sebagai seorang raja. Ia memiliki seorang
pendahulu bernama Sanna. Beliau gagal memerintah kerajaan tak bernama hingga kondisi di
dalam kerajaan kacau, lalu Sanjaya datang untuk membereskan kekacauan. Diketahui bahwa
ternyata Sanna memiliki beberapa nama. Antara lain Senna dan Bratasenawa Proses
turunnya ia dari tahta kerajaan Galuh setelah memerintah sejak 706 – 716 Masehi dipicu
oleh sebuah pemberontakan yang gagal diredam. Pemberontakan tersebut memang berniat
mengkudeta Raja Sanna. Pelaku di balik kudeta itu adalah Purbasora, paman dari Sanjaya.
Setelah diturunkan paksa oleh Purbasora, Raja Sanna merasa berhak menduduki tahtanya
lagi. Ia pun berlari ke sahabatnya, Raja Sunda pertama bernama Tarusbawa. Sebenarnya
Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Sunda masih memiliki ikatan batin yang lebih dari
persahabatan biasa. Kedua kerajaan ini adalah bagian dari sejarah kerajaan Tarumanegara
yang kemudian pecah menjadi dua bagian.Selanjutnya, di kerajaan Galuh, Sanna beserta
keluarganya diperlakukan dengan sangat baik. Setiap tingkah dari keluarga Sanna
diperhatikan betul oleh Raja Tarusbawa hingga ia merasa sangat simpati dengan keponakan
sahabatnya itu. Raja Tarusbawa pun memutuskan menikahkan putrinya dengan Sanjaya,
anak Sannaha –adik kandung Sanna.Setelah menikah dengan putri Raja Tarusbawa, otomatis
Sanjaya lebih leluasa bermain politik antar kerajaan. Ia bermaksud membalaskan sakit hati
keluarganya atas kudeta yang dilakukan keluarga Purbasora. Sanjaya menyampaikan
maksudnya ini kepada mertuanya dengan tujuan mendapatkan restu sekaligus bantuan
perang merebut kembali hak milik kerajaan.Sanjaya memulai pembalasan dendamnya
dengan naik menjadi raja di kerajaan Sunda terlebih dahulu. Ia memerintah di Sunda bukan
atas nama besarnya langsung. Sanjaya hanya berusaha menjalankan pemerintahan di Sunda
menggantikan mertuanya yang sudah berumur. Seharusnya tampuk kekuasaan jatuh ke
tangan istrinya. Sayangnya sang istri kurang cakap dan lebih percaya pada kemampuan
suaminya. Sehingga nantinya Sanjaya menggenggam kekuasaan 3 kerajaan sekaligus.Karena
ia menjadi raja yang cakap di kerajaan Sunda yang termasuk wilayah Jawa Barat, Sanjaya ikut
terlibat dalam sejarah kerajaan Kalingga. Ia menggantikan Ratu Sima yang terkenal super adil
untuk menduduki tahta kerajaan Kalingga. Di abad ke-7 itu pulalah Sanjaya mengakhiri
kekuasaannya di Jawa Barat dengan membagi wilayah kerajaan kepada kedua
putranya.Sanjaya kemudian pergi ke Mataram lagi sesuai dengan keinginan awalnya. Di sana
ia mengambil alih kekuasaan dan menjadi raja di Mataram Kuno. Karena memulai segalanya
lagi dari awal, sejarah lebih mengenal Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sanjaya yang
menguasai kerajaan Mataram Kuno.

Masa kejayaan mataram kuno pada masa Wangsa Sanjaya atau Dinasti Sanjaya dan Rakai
Panangkaran. Pada nasa Wangsa Sanjaya atau Dinasti Sanjaya Kejayaan dari Kerajaan
Mataram Kuno memang telah nampak dari awal. Semua berkat jiwa dari kepemimpinan
Sanjaya yang memang sangat layak untuk disebut sebagai Raja.Sanjaya bukan hanya
menginginkan tahta semata, ia juga memahami betul kitab suci yang dianutnya karena ia
merupakan seorang penganut Hindu Syiwa yang sangat taat.Selama ia menjabat, Kerajaan
Mataram Kuno memiliki komoditi pertanian berupa olahan padi sebagai pemenuh
kebutuhan masyarakat luar dan dalam kerajaan.Dan istimewanya, Sanjaya tidak pernah
menunggu para Brahmana untuk menyuruh membangun pura sebagai tempat suci
peribadahan orang Hindu.Meski Sanjaya sangat mendukung perkembangan agam Hindu di
Indonesia, beliau merupakan raja yang bijak.Hal itu tercermin dari sejarah kerajaan
Majapahit yang sukses menerapkan sembotan bhinneka tunggal ika yang sesuai dengan
kitab Negarakertagama.Ia pun ikun andil dalam menjembatani penduduknya untuk
memeluk agama lainnya. Di jaman itu hanya ada dua agama yang memiliki pengaruh besar
dalam kehidupan penduduk yakni agama Hindu dan Buddha.
Pada masa Rakai Panangkaran Rakai Panangkaran berhasil menaklukan raja-raja kecil yang
menjabat di daerah Mataram Kuno dan juga menggantikan tahta Ratu Sanjaya di kerajaan
Mataram Kuno.Dalam pemerintahaannya, kaum agama hindu bertempat tinggal diwilayah
mataram utara, sedangkan kaum agama hindu lebih nyaman menempati wilayah Jawa
Tengah sebelah selatan.Perbedaan tempat tersebut bertujuan agar kedua agama tersebut
dapat hidup secara berdampingan, menjalankan ibadahnya masing-masing, serta
berinteraksi dengan orang-orang yang sama.Karena Rakai Panangkaran percaya jika iman
akan semakin kuat jika sering bergaul dengan orang yang seagama.Namun lepas dari urusan
agama, penduduk dari Mataram Kuno tetap menjalin hubungan dagang dan juga pekerjaan
lain dengan baik.Rakai Panangkaran merubah agamanya sendiri menjadi Buddha Mahayana
sejak saat itu juga ia mendirikan wangsa baru yang diberi nama Syailendra dan dengan hal
itu pula berarti ada wangsa kedua yang menguasai kerajaan Mataram Kuno.Rakai
Panangkaran sangat dikenal karena memiliki jiwa pemberani yang sangat mencolok.Yang
unik di masa pemerintahan Rakai Panangkaran ialah para penganut agama Hindu dan Budha
saling berdampingan dengan hidup yang aman dan nyaman.Penganut Hindu mendirikan
candi Dieng dan Gedong Songo yang sekarang menjadi candi peninggalan hindu. Serta
Mendut, Prambanan dan Borobudur di bagian selatan Mataram Kuno yang kini juga
menjadi candi peninggalan Budha.Pada perkembangannya kedua wangsa tersebuet memang
sempat berkelahi. Permasalahannya tak jauh dari urusan kekuasaan raja.Namun perseteruan
tersebut diatasi dengan keberanian Rakai Pikatan dari wangsa Sanjaya yang menganut
agama Hindu untuk menikahi Pramodhawardhani sang putri dari Samarattungga yang
memulai pembangunan Borobudur dari Dinasti Syailendra.Akhirnya kedua wangsa dan
agama tersebut kembali duduk di istana kerajaan dan berbaikan.Kerajaan Mataram Kuno
terus bekembang maju sampai kekuasaannya jatuh ke tangan Dyah Balitung.Ia merupakan
raja yang mampu mempersatukan Jawa di bawah tundukan satu kerajaan, bahkan
kekuasannya mampu menyentuh hingga ke pulau Bali.

Kehidupan Kerajaan Mataram Kuno pada masa Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.

 Dinasti Sanjaya.

Kehidupan Politik

Berdasarkan catatan yang ada di dalam prasasti Metyasih, Rakai Watukumara Dyah Balitung
(Wangsa Sanjaya ke-9) mereka memberikan hadiah berupa tanah kepada 5 orang patihnya
yang memiliki jasa yang besar terhadap Mataram.Dalam prasasti itu juga disebutkan
beberapa raja yang memerintah pada masa Dinasti Sanjaya, diantaranya ialah :

 Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya (732-760 M)

Masa wangsa Sanjaya merupakan masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng.Sri
Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya duduk di atas tahta kerajaan pada pertengahan dan
kemudian diganti oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran .

 Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)

Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia berhasil mengembangkan potensi wilayah
kerajaan.

Menurut prasasti, dimasa Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi yang bernama Candi
Tara dan di dalamnya tersimpan patung Dewi Tara.
Karena berada di Desa Kalasan, candi tersebut dikenal dengan nama Candi Kalasan .

 Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)

Rakai Pananggalan memiliki makna raja mulia yang peduli terhadap siklus waktu. Sesuai
dengan namanya.

Beliau berjasa dalam sistem kalender Jawa Kuno. Dalam misi dan juga visi Rakai Panggalan
selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Dan dalam perwujudan visi dan misi
tersebut diabadikan dalam Catur Guru.

Catur Guru tersebut yaitu :

 Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.


 Guru Swadaya, Tuhan
 Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah
 Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama

 Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)

Sri Maharaja Rakai Warak berperan besar dalam dunia militer, sebab dimasa
pemerintahannya dunia militer berkembang dengan sangat pesat.

 Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)

Garung yang bermakna raja mulia yang tahan banting dengan segala macam rintangan.
Untuk kemakmuran rakyatnya, sang raja bekerja dari pagi hingga larut malam.

 Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)

Dimasa emerintahan Rakai Pikatanlah dinasti Sanjaya mengalami masa yang gemilang.
Dalam masa pemerintahan beliau, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah
kekuasaannya.Namun sang Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya,
bahkan pasukan Balaputera Dewa bisa dimundurkan dan melarikan diri hingga ke
Palembang.Di masa Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan dan Candi Roro
Jonggrang..

 Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856-882 M)

Di dalam Prasasti Siwagraha menceritakan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi mempunyai
gelar Sang Prabu Dyah Lokapal di masa itu .

 Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)

Rakai Watuhumalang mempunyai prinsip dalam menjalankan pemerintahannya yakni Tri


Parama Arta.

 Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong (898-915 M)


Pada masa Dyah Balitong juga merupakan masa kejayaan untuk Wangsa Sanjaya. Pada saat
itu sang prabu aktif dalam menciptakan kegiatan olah Cipta Karya yang berfungsi untuk
mengembangkan kemajuan masyarakatnya.

 Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)

Dimasa pemerintahan Dyah Balitong, Sri Maharaja Rakai Daksottama diperintahkan untuk
menggantikan Dyah Balitong menjadi raja Mataram Hindu .

 Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)

Rakai Dyah Tulodhong menggantikan Rakai Daksottama untuk memimpin masyarakat


Mataram Hindu, hal tersebut tertera dalam Prasasti Poh Galuh yang bertuliskan angka tahun
809 Masehi.

Pada masa pemerintahannya, sang Dyah Tulodhong sangat memperhatikan para kaum
Brahmana.

 Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)

Sri Maharaja Dyah Wawa merupakan ahli dalam bidang berdiplomasi, sehingga beliau sangat
terkenal dalam urusan kancah politik internasional .

Kehidupan Ekonomi

Di masa dinasti sanjaya  kehidupan ekonomi pada saat itu bertumpu pada sektor pertanian
sebab keberadaannya yang berada di dalam pedalaman dan juga memiliki tanah yang subur .

Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini mulai mengembangkan kehidupan dibidang


pelayaran.

Hal ini bermula ketika masa pemerintahan Balitung yang memanfaatkan keberadaan sungai
bengawan solo sebagai jalur lalu lintas utama perdagangan menuju pantai utara Jawa Timur.

Kehidupan Agama

Berdasarkan catatan yang tertulis di dalam prasasti Canggal dapat ditarik kesimpulan bahwa
dimasa wangsa sanjaya mempunyai kepercayaan agama Hindu dengan beraliran Siwa .

 Dinasti Syailendra

Kehidupan Politik

Berdasarkan berbagai prasasti yang ditemukan pada masa dinasti Syailendra diketahui ada
beberapa raja yang memerintah pada saat itu, diantaranya :

 Bhanu ( 752- 775 M )

Raja Bhanu adalah pendiri dinasti Syailendra yang sekaligus menjadi raja pertama.
 Wisnu ( 775- 782 M)

Di masa pemerintahan Wisni, Candi Borobudur mulai dibangun tempatnya 778.

 Indra ( 782 -812 M )

Di masa pemerintahan Indra, beliau membuat sebuah prasati bernama klurak yang
bertuliskan angka tahun 782 M yang letaknya di daerah Prambanan.

Dinasti bergerak dalam sistem politik ekspansi pada masa pemerintahan ini. Perluasan
wilayah yang dilakukan pemerintahan indra bertujuan untuk menguasai daerah di sekitar
Selat Malaka.

Kemudian, yang memperkokoh pengaruh kekuasaan Syailendra kepada Sriwijaya adalah


sebab Raja Indra menjalankan perkawinan politik. Raja Indra mengawinkan putranya yang
bernama Samarottungga dengan putri dari Raja Sriwijaya.

 Samaratungga ( 812 – 833 M )

Samaratungga mengganti kepemimpinan Raja Indra di tahun 812. Ia berperan besar dalam
mengatur segala dimesi kehidupan rakyat mataram.

Sebagai Raja Mataram Budha, beliau sangat memahami nilai agama dan budaya yang
dianutnya.

Dimasa beliau juga mulai dibangun candi Borobudur, namun sebelum candi Borobudur
selesai dibuat Samaratungga meninggal dan kemudian diagantikan oleh putranya yang
bernama Balaputra Dewa anak dari selir.

 Pramodhawardhani ( 883 – 856 M )

Pramodhawardhani merupakan putri dari Samaratungga yang terkenal sangat cerdas dan
cantik.

Beliau memiliki gelarSri Kaluhunan, yang berarti seorang sekar keratin yang menjadi
tumpuan harapan untuk rakyat.

Pramodhawardhani kelak menjadi permaisuri untuk raja Rakai Pikatan dari wangsa sanjaya .

 Balaputera Dewa ( 883 – 850 M )

Balaputera Dewa merupakan putera dari Raja Samaratungga dengan ibunya yang bernama
Dewi Tara, Puteri dari raja Sriwijaya.

Menurut Prasasti Ratu Boko, tertera bahwa terjadi perebutan tahta kepemimpinan kerajaan
oleh Rakai Pikatan suami Pramodhawardhani .

Belaputera Dewa merasa lebih berhak mendapatkan tahtaitu sebab beliau adalah anak laki-
laki berdarah Syailendra dan tidak setuju terhadap tahta yang diberikan Rakai Pikatan yang
merupakan keturunan Sanjaya.
Dalam perang saudara tersebut Balaputera Dewa mengalami kekalahan dan melarikan diri
ke Palembang.

Kehidupan Sosial

Sebetulnya dimasa dinasti Syailendra tidak diketahui secara jelas mengenai kehidupan
sosialnya.Namun berdasarkan peninggalan berupa candi-candi para ahli sejarah
menyimpulkan bahwa kehidupan sosial dimasa itu sudah sangat teratur.Hal ini bisa diliat
dalam cara pembuatan cadi dengan tenaga masyarakat yang bergotong-royong. Selain itu,
hal itu juga menyimpulkan betawa patuhnya para rakyat mematuhi rajanya.Dengan
keberadaan dua agama yang berbeda, toleransi diantara masyarakat juga sangat baik.

Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi pada masa dinasti syeilendta masyarakatnya bermata pencaharian


petani, pedagang, dan pengrajin.Pada dinasti ini juga telah ditetapkan pajak bagi seluaruh
masyarakat mataram.Hal itu terbukti dalam sebuah prasasti Karang tengah yang
menceritakan bahwa Rakryan Patatpa Pu Palar membangun bangunan suci yang menjadi
imbol masyarakat yang patuh membayar pajak.

Kehidupan Agama

Mayoritas raja yang pernah memerintah dimasa dinasti syeilendra menganut agama Budha
Mahayana hal itu juga sekaligus membuktikan bahwa agama Buddha telah masuk di
Mataram.Dengan adanya candi yang bercorak budha juga dapat disimpulkan bahwa
masaraktnya juga bergama Buddha Mahayana .

2) Perkembangan Kerajaan Mataram Kuno

Anda mungkin juga menyukai