Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kota Cirebon merupakan salah satu kota yang terkenal akan
kerajaannya selain terknal dengan sebutan kota udang. Kerajaan kota
Cirebon memiliki suatu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh
kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.
Kerajaan Cirebon yang kita kenal selama ini hanyalah kerajaan
yang bercorak Islami yang berdiri sekitar tahun 17 Masehi, seperti
kerajaan cirebon, keratin kesultanan cirebon dan keraton kanoman. Namun
jauh sebelum kerajaan itu berdiri, ada kerajaan Cirebon yang bercorak
Hindu yaitu kerajaan Indraprahasta yang berdiri sekitar tahun 3 M.
Kerajaan ini mirip dengan kerajaan yang ada di India karena pendirinya
merupakan kelompok pendatang dari India yang menumpang bermukim
di Nusantara khususnya di Jawa Barat. Kerajaan ini berpusat di kecamatan
Talun kabupaten Cirebon.
Tidak banyak orang yang tau akan keberadaan kerajaan
Indraprahasta ini karena kerajaan ini yang berdiri ribuan tahun lalu dan
sedikit saja sejarah yang mengangkat kisah kerajaan Indraprahasta dalam
sejarah kerajaan di Kota Cirebon. Karena itulah, kami akan sedikit
mengulas tentang kisah kerajaan Indraprahasta dimulai dari sejak
berdirinya sampai peninggalan yang masih ada sampai saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman sejarah kerajaan Indraprahsta ?
2. Siapa saja raja yang berkuasa di kerajaan Indraprahasta?
3. Apa sajakah peninggalan dari kerajaan Indraprahasta ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Indraprahsta
2. Untuk mengetahui raja yang berkuasa di Kerajaan Indraprahasta
3. Untuk mengetahui peninggalan dari kerajaan Indraprahasta

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Kerajaaan Indraprahasta

Kerajaan Indraprahasta Cirebon Girang adalah suatu kerajaan di pulau


Jawa. Berlokasi di Cirebon Girang lereng gunung Cereme (Gunung Indrakila).
Awalnya berupa kemandalaan yang bernama Mandala Indraprahasta.
Selanjutnya kemandalaan Indraprahasta ini berkembang menjadi kerajaan.
Nama Mandala atau kerajaan Indraprahasta ini mirip dengan nama kerajaan
yang berada di India.1

Dalam naskah "Negara Kretabhumi’ sargah I parwa I" disebutkan ‚


sejak tahun 80 saka hingga 230 saka (308 M), banyak kelompok pendatang
yang menumpang berbagai perahu dari negeri Bharata dan Bhenggali yang
bermukim di Nusantara. Tiba dari daerah Gangga India.

Di antara mereka yang berasal dari negeri Bharata (India) terdapat Resi
Waisnawa, mereka mengajarkan agamanya kepada penghulu masyarakat,
tempat mereka bermukim, khususnya di Jawa Barat. Sedangkan Resi Syaiwa
banyak yang bermukim di Jawa Timur. Di antara penganut agama Hindu sekte
pemuja Batara Wisnu tersebut adalah Maharesi Sentanu Murti yang bermukim
di Desa Krandon, Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon.

Wilayah Kecamatan Talun adalah daerah yang dialiri tiga hulu sungai,
yaitu Sungai Grampak yang mengalir dari desa Sarwadadi ke desa Sampiran.
Kemudian Sungai Suba yang mengalir dari Desa Patapan menuju Sampiran,
serta Sungai Cirebon Girang yang mengalir dari Desa Cirebon Girang juga
menuju ke Sampiran.
Di desa Sampiran itulah ketiga hulu sungai tersebut bertemu menjadi
satu, yang diberi nama Maharesi Sentanu dengan nama Gangganadi.

1
Herwig Zahorka, The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran
with the Royal Center of Bogor, (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka,2007), hal, 76.

2
Selanjutnya “Naskah Pustaka Rajya-rajya I Bumi Nusantara” juga
menyebutkan bahwa Indraprahasta didirikan Maharesi Sentanu yang berasal
dari kawasan Sungai Gangga India. Kedatangannya ke pulau jawa karena
mengungsi akibat negaranya diserang pasukan Samudra Gupta.
Indraprahasta didirikan 363 M dan Maharesi Sentanu berkuasa sampai
tahun 398 M, dengan gelar Prabu Indaswara Sakalakretabuwana. Kekuasaanya
berdampingan dengan Kerajaan Salakanagara yang dipimpin Prabu
Darmawirya Dewawarman VIII.2
Disebutkan pula Maharesi Sentanu ini kemudian menikah dengan putri
Prabu Darmawirya Dewawarman VIII yang bernama Dewi Indari. Wilayah
Indraprahasta kala itu kini meliputi desa Sarwadadi Kecamatan Sumber
(sebagai pusat pemerintahan), Cimandung di desa Krandon Kecamatan Talun
dan desa Cirebon Girang. Kala itu duplikasi tempat-tempat di India
diaplikasikan untuk menamai Gunung Cireme sebagai Indrakila, sungai yang
melintasi wilayahnya diberi nama Gangganadi, termasuk memperdalam
sungai yang kemudian diberi nama Setu Gangga.3
Kerajaan Indraprahasta menjadi salah satu kerajaan tertua di
Nusantara. Bila ada kerajaan kecil di tatar Sunda yang bertahan melintas
jaman, mulai dari era Salakanagara, Tarumanagara, hingga Sunda Galuh, ia
lah Kerajaan Indraprahasta. Hanya karena salah memihak, pada tahun 726 M
kerajaan ini dihancurkan Raja Sanjaya dari kerajaan Sunda. Memang sayang
untuk sebuah kerajaan yang telah berusia lebih dari 350 tahun.
Pada saat raja ke 13, Padmahariwangsa, Kerajaan Tarumanegara pecah
menjadi Sunda dan Galuh. Karena posisi geografisnya, Indprahasta menjadi
bagian dari Galuh, bahkan ikut dalam perebutan kekuasaan dengan
mendukung Purbasora. Akibatnya Raja ke 14, Wiratara menjadi sasaran

2
Ali Sasramidjaya. "Data Kala Sejarah Kerajaan – Kerajaan di Jawa Barat". (Bandung:
Sangkala, 1994), hal, 27.

3
https://bosjagad.blogspot.com/2012/09/keraton-yang-pernah-ada-di-wilayah.html diakses pada
tanggal 10-11-2019 pukul 23:00

3
gempuran Sanjaya. Kerajaan Indraprahasta, akhirnya benar benar hancur tidak
bersisa.4
Setelah Galuh diobrak-abrik dan ditaklukan, Sanjaya memutuskan
untuk menumpas juga para pendukung Purbasora terutama Indraprahasta.
Pada tahun ini Indraprahasta diserbu oleh Sanjaya sehingga Indraprahasta
yang didirikan sejak jaman Tarumanagara akhirnya diratakan dengan tanah
seolah tidak pernah ada kerajaan di situ. Prabu Wirata Raja Indraprahasta ke-
14, gugur dalam pertempuran dan seluruh anggota keluarganya binasa.
Kerajaan warisan sang Maharesi Sentanu yang didirikan tahun 363 Masehi itu
lenyap dari muka bumi (Indraprahasta sirna ing bhumi). Kedudukannya
sebagai Darmasima (Negara mereka yang dilindungi sebagai Negara leluhur)
telah berakhir. Bekas kawasan Indraprahasta oleh sang Sanjaya diserahkan
kepada Adipati Kusala Raja wanagiri, menantu Sang Padmahariwangsa suami
Ganggakirana. Kerajaan Wanagiri pengganti kerajaan Indraprahasta di bawah
kekuasaan Kerajaan Galuh. Pada abad ke-15 Masehi kerajaan Wanagiri
menjadi Kerajaan Cirebon Girang.5
Berikut ini adalah sekilas dari gambaran Kerajaan Indraprahasta
Nama Kerajaan : Indraprahasta
Pendiri : Maharesi Santanu
Raja Terkenal : Maharaja Wiryabanyu
Tahun Berdiri : 363-723 M (360 tahun)
Raja yang berkuasa : 14 raja
Agama Kerajaan : Hindu
Agama Penduduk : Hindu, Budha, Hyang
Pusat Kerajaan : Cirebon
B. Raja-raja yang berkuasa di kerajaan Indraprahsta
Raja-raja Indraprasta Cirebon Girang(perubahan bentuk dari Mandala
Indraprahasta) 285-645 Caka (398-747 Masehi).6

4
https://sundalawas.blogspot.com/2015/08/kerajaan-indraprahasta_32.html diakses pada
tanggal 10-11-2019 pukul 21:00
5
https://tunascerbon.blogspot.com/2013/12/kisah-cirebon-bagian-loro.html diakses pada
tanggal 10- 11- 2019 pukul 15:00
6
"Kerajaan Indraprahasta". Artshangkala (dalam bahasa Inggris). 2009-07-17. Diakses pada
tanggal 12-11-2019.pukul 13:00

4
1. Maharesi Sentanu yeng menjadi Raja Pertama Indraprahasta. Berkuasa
sejak tahun 285-320 Caka (398-432 Masehi): 15 tahun.Penobatan di
Indraprahasta ke 1 sebagai bawahan Kerajaan Salakanagara. Raja Prabu
Maharesi Santanu.bergelar Prabursi Indraswara Salakakretabuwana.
Permaisuri Indari adalah putri Dewawarman VIII. Prabu Maharsei Sentanu
berputra Jayasatyanagara. Kerajaan ini berada di lereng gunung
Cereme (gunung Indrakila).
2. Jayasatyanagara Raja ke-2 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
320-343 Caka (432-454 Masehi): 23 tahun. Penobatannya di Indraprahasta
sebagai kerajaan bawahan Kerajaan Tarumanagara. Permaisuri Ratna
Manik, putri Wisnubumi, raja dari Kerajaan Malabar. Berputra
Wiryabanyu
3. Wiryabanyu raja ke-3 Kerajaan Indraprahasta . Berkuasa mulai tahun 343-
-366 Caka (454-476 M): 23 tahun. Penobatan di Indraprahasta. Permaisuri
Nilem Sari, putri kerajaan Manukrawa. Berputra (1) Suklawati, diperistri
oleh Wisnuwarman, putra Purnawarman; (2) Warna Dewaji. Sejak raja
Indraprahasta ke-2, Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.
4. Warna Dewaji raja ke- 4 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
366-393 Caka (476-503 Masehi): 27 tahun. Penobatan di Indraprahasta.
Berputra Raksahariwangsa.
5. Raksahariwangsa raja ke-5 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
393-429 Caka (503-538 Masehi): 36 tahun. Penobatan di Indraprahasta.
Setelah penobatan, bergelar Prabu Raksahariwangsa Jayabhuwana.
Permaisuri putri raja Sanggarung. Berputra Dewi Rasmi, bersuami
Tirtamanggala, putra kedua raja Kerajaan Agrabintapura.
6. Dewi Rasmi ratu ke-6 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun 429-
448 Caka (538-556 Masehi): 19 tahun. Penobatan di Indraprahasta. Dewi
Rasmi menikah dengan Tirtamanggala, putra kedua raja Kerajaan
Agrabintapura. Bergelar Prabu Tirtamanggala Darma
7. giriswara. Berputra (1).Astadewa (2).Jayagranagara.

5
8. Astadewa raja ke-7 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun 448-462
Caka (556-570 Masehi): 14 tahun. Penobatan di Indraprahasta. Berputra
Rajaresi Padmayasa (ia memilih menjadi pertapan, penerus pamannya
di Mandala Indraprahasta). Sebagai catatan Jayagranagara adalah adik
Astadewa, penerus raja-raja Indrprahasta adalah dari anak bungsu.
9. Jayagranagara raja ke-8 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
462-468 Caka (570-575 Masehi): 6 tahun. Penobatan di Indraprahasta.
Sebagai catatan Ia adalah adik Astadewa, raja Indraprahasta 7
10. Rajaresi Padmayasa raja ke-9 Kerajaan indraprahasta. Berkuasa mulai
tahun 468--512 Caka (575-618 Masehi): 44 tahun. Penobatan di
Indraprahasta. Berputra Anak Andabuwana. Catatan Raja Rajaresi
Padmayasa adalah putra Astadewa, raja Indraprahasta ke 7. Ia
menggantikan kedudukan pamannya.
11. Andbuana raja ke-10 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun 512-
558 Caka (618-663 Masehi): 46 tahun. Penobatan di Indraprahasta.
Berputra Anak Wisnumurti.
12. Wisnumurti raja ke-11 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun 558-
583 Caka (663-688 Masehi): 25 tahun. Penobatan di Indraprahasta.
Berputra (1) Dewi Ganggasari, diperistri oleh Linggawarman, yang kelak
menjadi raja Tarumanagara ke 12 (2) Tunggulnagara, melanjutkan warisan
ayahnya.
13. Tunggalnagara raja ke-12 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
583-629 Caka (688-732 Masehi): 46 tahun. Penobatan di Indraprahasta. ia
adiknya Ganggasari; Anak Padmahariwangsa. Gangasari ialah putri sulung
Prabu Indraprahasta ke 11 yang diperistri oleh Prabu Tarumanagara 12.
14. Resiguru Padmahariwangsa raja ke-13 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa
mulai tahun 629--641 Caka (732-744 Masehi): 12 tahun. Penobatan di
Indraprahasta. Berputra (1) Citrakirana, yang diperistri oleh Purbasora.(2)
Wiratara, yang menjadi penerus ayahnya (3) Ganggakirana, yang menjadi
Adipati Kusala dari kerajaan Wanagiri, bawahan Indraprahasta.
15. Prabu Wiratara raja ke-14 Kerajaan Indraprahasta. Berkuasa mulai tahun
641-645 Caka (743-747 Masehi): 4 tahun. Penobatan di Indraprahasta.

6
Berputra Raksadewa. Peristiwa yang terjadi dalam pemerintahan Prabu
Wiratara ialah Ia membantu Purbasora merebut kekuasaan Galuh dari
Prabu Sena. Sementara itu, Kakak Wiratara, yang bernama putri
Citrakirana, diperistri oleh Purbasora.

Tahun 645 Caka (748 Masehi), terjadi peristiwa Kerajaan


Sunda menyerbu Indraprahasta. Terjadi juga ekspansi kekuasan Sanjaya
dengan menyerang Galuh. Galuh ditaklukkan, Sanjaya menumpas pendukung
Purbasora. Terutama kerajaan Indraprahasta, yang turut membantu Purbasora
waktu merebut kekuasaan Galuh dari Sena. Indraprahasta yang didirikan sejak
jaman Tarumanagara, akhirnya diratakan dengan tanah oleh Sanjaya, seolah
tidak pernah ada kerajaan disitu.”Indraprahasta sirna ing bhumi”.

Kurun waktu tahun 645-649 Caka (748-751 Masehi): 4 tahun;


Penobatan di Indraprahasta digabungkan dengan Kerajaan Wanagiri.
Penguasanya adalah Adipati Kulasa. Berputra Raksadewa. Peristiwa Bekas
kawasan Indraprahasta digabungkan dengan Wanagiri oleh Adipati Kulasa
sebagai negara baru bawahan Galuh. Kulasa menjadi ratunya.

C. Peninggalan Kerajaan Indraprahasta


1. Pengertian Mandala
Mandala Indraprahasta adalah tempat suci Sunda atau sering juga
disebut kabuyutan yang berada di Cirebon Girang di lereng gunung
Ciremai atau Gunung Indrakila. Selanjutnya kemandalaan Indraprahasta
ini berkembang menjadi kerajaan. Nama Mandala atau kerajaan
Indraprahasta ini mirip dengan nama kerajaan yang berada di India.
Mandala ini termasuk dalam daftar Kabuyutan atau Kemandalaan di Tatar
Pasundan.7
Namun demikian, tidak semua kabuyutan disebut Mandala
meskipun fungsinya sama. Mandala adalah istilah yang berkaitan dengan
Agama Hindu. Istilah ini muncul dalam Rig Veda sebagai nama bagian-

7
Iskandar, Yoseph. 1997. "Sejarah Jawa Barat : yuganing Rajakawasa". Monograf. Cet-1.
Bandung: Geger Sunten.

7
bagian karya, tetapi juga digunakan dalam agama-agama India lainnya,
khususnya agama Buddha. Bentuk dasar dari mandala Hindu dan Budha
adalah persegi dengan empat gerbang yang berisi lingkaran dengan adanya
titik pusat. Setiap gerbang dalam bentuk 8
2. Filosofi Mandala
Mandala sering menunjukkan keseimbangan radial. Dalam
berbagai tradisi spiritual, mandala dapat digunakan untuk memfokuskan
perhatian para calon dan ahli, sebagai alat pengajaran spiritual, untuk
membangun ruang suci, dan sebagai bantuan untuk meditasi dan trans
induksi. Di cabang Tibet Buddhisme Vajrayana, mandala telah
dikembangkan menjadi lukisan pasir. Mereka juga merupakan bagian
penting dari praktik meditasi Anuttarayoga Tantra.
Dalam penggunaan umum, mandala menjadi istilah umum untuk
setiap rencana, grafik atau pola geometris yang mewakili kosmos secara
metafisik atau simbolis, mikrokosmos alam semesta dari perspektif yang
tercerahkan, yaitu dari dewa prinsip. Asal-usul nama Indraprahasta
Kemandalaan Indraprahasta Cirebon Girang, didirikan oleh Maharesi
Santanu pada tahun 398 Masehi. Penyebutan Maharesi menunjukkan
bahwa kemandalaan tersebut berbasis agama Hindu-Buddha (Siwa-
Buddha).
Maharesi Sentanu memimpin Mandala Indraprahasta sejak tahun
398 – 432 Masehi. Sementara di kalangan masyarakat sering menyamakan
istilah Mandala dengan kerajaan, maka Indraprahasta disebut sebagai
kerajaan pula. Hal ini terjadi karena Mandala selain memiliki wilayah,
rakyat juga memiliki tentara atau prajurit pelindung Mandala, seperti
tertulis dalam prasasti
3. Makna politik Mandala
"Rajamandala" (atau "Raja-mandala"; lingkaran negara)
dirumuskan oleh penulis India Kautilya dalam karyanya tentang politik,
Arthashastra (ditulis antara abad ke-4 dan abad ke-2 SM). Ini

8
"Kerajaan Indraprahasta". Artshangkala (dalam bahasa American English). 2009-07-17. Diakses
tanggal 2018-04-01. "Kerajaan Indraprahasta | Negeri Elok Negeri Permai Negeriku Indonesia".
inibangsaku.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2019-011-01. Pukul 16:00

8
menggambarkan lingkaran negara sahabat dan musuh yang mengelilingi
negara raja.
Dalam pengertian historis, sosial dan politik, istilah "mandala" juga
digunakan untuk menunjukkan formasi politik tradisional Asia Tenggara
(seperti federasi kerajaan atau negara-negara yang dilecehkan). Ini
diadopsi oleh para sejarawan Barat abad ke-20 dari wacana politik India
kuno sebagai sarana untuk menghindari istilah 'negara' dalam pengertian
konvensional. Tidak hanya negara-negara Asia Tenggara yang tidak sesuai
dengan pandangan Cina dan Eropa tentang negara yang ditetapkan secara
teritorial dengan perbatasan tetap dan aparatur birokrasi, tetapi mereka
berbeda jauh dalam arah yang berlawanan: pemerintahan didefinisikan
oleh pusatnya daripada batas-batasnya, dan itu bisa tersusun dari banyak
pemerintahan jajahan lainnya tanpa mengalami integrasi administratif.
Kerajaan seperti Bagan, Ayutthaya, Champa, Khmer, Sriwijaya dan
Majapahit dikenal sebagai "mandala" dalam pengertian ini.
Visualisasi ajaran Vajrayana Mandala dapat ditunjukkan untuk
mewakili dalam bentuk visual inti sari dari ajaran Vajrayana. Pikiran
adalah "mikrokosmos yang mewakili berbagai kekuatan ilahi yang bekerja
di alam semesta." Mandala mewakili sifat pengalaman, dan seluk-beluk
pikiran yang tercerahkan dan bingung. Sementara di satu sisi, mandala
dianggap sebagai tempat yang terpisah dan dilindungi dari dunia samsara
yang selalu berubah dan tidak murni, dan dengan demikian dipandang
sebagai "Buddhafield" atau tempat Nirwana dan kedamaian, pandangan
Buddhisme Vajrayana. melihat perlindungan terbesar dari samsaramenjadi
kekuatan untuk melihat kebingungan samsara sebagai "bayangan"
kesucian (yang kemudian menunjuk ke arah itu). Gunung Meru Mandala
juga dapat mewakili seluruh alam semesta, yang secara tradisional
digambarkan dengan Gunung Meru sebagai poros mundi di tengahnya,
dikelilingi oleh benua-benua.
Kebijaksanaan dan ketidakkekalan Dalam mandala, lingkaran luar
api biasanya melambangkan kebijaksanaan. Cincin delapan tanah
pekuburan merepresentasikan nasihat Buddha untuk selalu waspada

9
terhadap kematian, dan ketidakkekalan yang dengannya samsara diliputi:
"lokasi-lokasi semacam itu digunakan untuk menghadapi dan mewujudkan
sifat kehidupan yang sementara." Dijelaskan di tempat lain: "di dalam
nimbus pelangi menyala dan dikelilingi oleh lingkaran hitam dorjes, cincin
luar utama menggambarkan kedelapan pekuburan besar, untuk
menekankan sifat berbahaya dari kehidupan manusia."
Di dalam cincin ini terdapat dinding istana mandala itu sendiri,
khususnya tempat yang dihuni oleh dewa dan Buddha. Lima Buddha Salah
satu jenis mandala yang terkenal adalah mandala dari "Lima Buddha",
bentuk Buddha pola dasar yang mewujudkan berbagai aspek pencerahan.
Para Buddha seperti itu digambarkan tergantung pada sekolah agama
Buddha, dan bahkan tujuan spesifik dari mandala. Mandala yang umum
dari jenis ini adalah Lima Buddha Kebijaksanaan (a.k.a. Lima Jinas),
Buddha Vairocana, Aksobhya, Ratnasambhava, Amitabha dan
Amoghasiddhi. Ketika dipasangkan dengan mandala lain yang
menggambarkan Lima Raja Kebijaksanaan, ini membentuk Mandala dari
Dua Alam.9
Praktek Mandala biasanya digunakan oleh umat Buddha tantra
sebagai bantuan untuk meditasi. Mandala adalah "dukungan untuk orang
yang bermeditasi", sesuatu yang berulang kali direnungkan sampai titik
jenuh, sehingga citra mandala menjadi sepenuhnya terinternalisasi bahkan
dalam detail terkecil dan kemudian dapat dipanggil dan direnungkan
sesuka hati dan gambar yang divisualisasikan dengan jelas.
Dalam setiap mandala, Tucci menyebutnya “liturgi yang terkait
yang terkandung dalam teks-teks yang dikenal sebagai tantra”,
menginstruksikan para praktisi tentang bagaimana mandala harus ditarik,
dibangun dan divisualisasikan, dan menunjukkan mantra yang akan
dibacakan selama ritualnya. Dengan memvisualisasikan "tanah murni",

9
"Mandala - Chinese Buddhist Encyclopedia". www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-01. "Mount Meru - Chinese Buddhist Encyclopedia".
www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-01 Pukul
16:03

10
seseorang belajar memahami pengalaman itu sendiri sebagai "murni", dan
sebagai tempat pencerahan.
Perlindungan yang kita butuhkan, dalam pandangan ini, berasal
dari pikiran kita sendiri, sebanyak dari sumber kebingungan eksternal.
Dalam banyak mandala tantra, aspek pemisahan dan perlindungan dari
dunia luar samsara digambarkan oleh "empat lingkaran luar: api
pemurnian kebijaksanaan, lingkaran vajra, lingkaran dengan delapan
kuburan, lingkaran teratai." Cincin vajra membentuk susunan mirip pagar
yang terhubung di sekeliling lingkaran mandala luar.
Sebagai sebuah meditasi tentang ketidakkekalan (ajaran utama
Buddhisme), setelah beberapa hari atau minggu menciptakan pola rumit
dari mandala pasir, pasir disatukan dan ditempatkan di dalam tubuh air
yang mengalir untuk menyebarkan berkat dari mandala. Kværne dalam
diskusi panjangnya tentang Sahaja, membahas hubungan antara interioritas
dan eksterioritas sadhana dalam hubungannya dengan mandala sebagai
berikut: ... ritual eksternal dan sadhana internal membentuk keseluruhan
yang tidak dapat dibedakan, dan kesatuan ini menemukan ekspresi yang
paling hamil dalam bentuk mandala, kandang suci yang terdiri dari kotak
dan lingkaran konsentris yang digambar di tanah dan mewakili bidang
yang bersikeras berada di mana aspirant ke kap Buddha ingin membangun
dirinya sendiri.
Kebangkitan ritual tantra bergantung pada mandala; dan di mana
mandala materi tidak digunakan, para ahli melanjutkan untuk membangun
mental dalam perjalanan meditasinya. "
4. Fungsi yang diberikan Mandala
"mandala" dalam Buddhisme Tibet adalah persembahan simbolis
dari seluruh alam semesta. Setiap detail rumit mandala ini ditetapkan
dalam tradisi dan memiliki arti simbolik khusus, sering kali pada lebih dari
satu tingkat. Sedangkan mandala di atas mewakili lingkungan murni
seorang Buddha, mandala ini mewakili alam semesta. Mandala jenis ini
digunakan untuk persembahan mandala, di mana seseorang secara

11
simbolis menawarkan alam semesta kepada para Buddha atau kepada guru
seseorang.
Dalam praktek Vajrayana, 100.000 dari persembahan mandala ini
(untuk menciptakan prestasi) dapat menjadi bagian dari satu tingkat.
Sedangkan mandala di atas mewakili lingkungan murni seorang Buddha,
mandala ini mewakili alam semesta. Mandala jenis ini digunakan untuk
persembahan mandala, di mana seseorang secara simbolis menawarkan
alam semesta kepada para Buddha atau kepada guru seseorang. Dalam
praktek Vajrayana, 100.000 dari persembahan mandala ini (untuk
menciptakan kebajikan) dapat menjadi bagian dari praktik awal sebelum
seorang siswa bahkan memulai praktik tantrik yang sebenarnya.
Mandala ini umumnya terstruktur sesuai dengan model alam
semesta seperti yang diajarkan dalam teks klasik Buddhis Abhidharma-
kośa, dengan Gunung Meru di pusatnya, dikelilingi oleh benua, samudera
dan pegunungan, dll.10

Peta kuno Jawa


Jawa, awal abad ke-18

10
"Wisdom - Chinese Buddhist Encyclopedia". www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam
bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-01. "Impermanence - Chinese Buddhist Encyclopedia".
www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-01.
Pukul. 16:07

12
Kabuyutan Krapyak dan sumur kuno di Sarwadadi juga patut dicurigai
peninggalan Wanagiri atau bahkan Indraprahasta.

Situ Cimandung Cirebon Girang. (Foto: sportourism.id). Nama Mandala atau


kerajaan Indraprahasta ini mirip dengan nama kerajaan yang berada di India.
Mandala ini termasuk dalam daftar Kabuyutan atau Kemandalaan di Tatar
Pasundan.11

Peninggalan reruntuhan kerajaan Indraprahasta

11
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/java-today/indraprahasta-kerajaan/ diakses
pada tanggal 09-11-2019 pukul 22:00.

13
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerajaan Indrapahastra adalah salah satu kerajaan tertua yang
berada di Nusantara . kerajaan ini berada di Cirebon Jawa Barat tepatnya
di kecamatan Talun. Indraprahasta didirikan 363 M dan Maharesi Sentanu
berkuasa sampai tahun 398 M, dengan gelar Prabu Indaswara
Sakalakretabuwana. Kekuasaanya berdampingan dengan Kerajaan
Salakanagara yang dipimpin Prabu Darmawirya Dewawarman VIII.

Para raja yang pernah berkuasa di kerajaan ini adalah sebanyak 15


raja, yaitu Maharesi Sentanu yeng menjadi Raja Pertama Indraprahasta ,
Jayasatyanagara Raja ke-2 Kerajaan Indraprahasta, Wiryabanyu raja ke-3
Kerajaan Indraprahasta, Warna Dewaji raja ke- 4, Dewi Rasmi ratu 5,
Raksahariwangsa raja ke-6, Astadewa raja ke-7, Jayagranagara raja ke-8,
Rajaresi Padmayasa raja ke-9, Andbuana raja ke-10, Wisnumurti raja ke-
11, Tunggalnagara raja ke-12, Resiguru Padmahariwangsa raja ke-13,
Prabu Wiratara raja ke-14.

Salah satu peninggalan kerajaan Indraprahasta adalah Mandala


Indraprahasta adalah tempat suci Sunda atau sering juga disebut kabuyutan
yang berada di Cirebon Girang di lereng gunung Ciremai atau Gunung
Indrakila.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali Sasramidjaya. "Data Kala Sejarah Kerajaan – Kerajaan di Jawa Barat".


(Bandung: Sangkala, 1994), hal, 27.

Herwig Zahorka, The Sunda Kingdom of West Java From Tarumanagara to


Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor, (Jakarta: Yayasan
Cipta Loka Caraka,2007), hal, 76.

https://bosjagad.blogspot.com/2012/09/keraton-yang-pernah-ada-di-wilayah.html
diakses pada tanggal 10-11-2019 pukul 23:00

https://sundalawas.blogspot.com/2015/08/kerajaan-indraprahasta_32.html diakses
pada tanggal 10-11-2019 pukul 21:00

https://tunascerbon.blogspot.com/2013/12/kisah-cirebon-bagian-loro.html diakses
pada tanggal 10- 11- 2019 pukul 15:00

"Kerajaan Indraprahasta". Artshangkala (dalam bahasa Inggris). 2009-07-17.


Diakses pada tanggal 12-11-2019.pukul 13:00

Iskandar, Yoseph. 1997. "Sejarah Jawa Barat : yuganing Rajakawasa". Monograf.


Cet-1. Bandung: Geger Sunten.

"Kerajaan Indraprahasta". Artshangkala (dalam bahasa American English). 2009-


07-17. Diakses tanggal 2018-04-01.

"Kerajaan Indraprahasta | Negeri Elok Negeri Permai Negeriku Indonesia".


inibangsaku.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal
2019-011-01. Pukul 16:00"Mandala - Chinese Buddhist Encyclopedia".

https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/java-today/indraprahasta-kerajaan/
diakses pada tanggal 09-11-2019 pukul 22:00.

16
www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal
2019-11-01. Pukul. 16:07

www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal


2018-04-01. "Impermanence - Chinese Buddhist Encyclopedia".

www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal


2019-11-01 Pukul 16:03"Wisdom - Chinese Buddhist Encyclopedia".

www.chinabuddhismencyclopedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal


2018-04-01. "Mount Meru - Chinese Buddhist Encyclopedia".

17

Anda mungkin juga menyukai