Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 2 :

N GG A LA
JA A N JE
KE R A
&
N D AH A
A JA A
KER
Anggota :
1. Maulina Tiara Dewi B0118034
2. Mohammad Fajar B0118035
3. Monikarlina Nur Hidayah B0118036
Awal mula terbentuknya
Kerajaan Jenggala dan Daha

Pada kitab Calon Arang (1540 M)


menceritakan tentang Raja Airlangga yang
merasa bingung karena harus memberikan tahta
kerajaan kepada kedua anak keturunannya. Lalu
Airlangga mengutus mpu Bharada pergi ke Bali
untuk meminta kerajaan di Bali agar dapat
memberikan kekuasaannya kepada salah satu
anak keturunanya. Tetapi, pihak Bali tidak dapat
menyetujui permintaan raja Airlangga, karena
pihak kerajaan Bali telah memperuntukkan
kerajaan di Bali itu untuk keturunannya sendiri.
Setelah merasa tidak ada jalan lain
lagi, Airlangga akhirnya membagi tanah
kekuasaannya menjadi dua bagian
untuk kedua anak keturunannya, hal itu
dimaksudkan untuk mencegah
perselisihan atau perang saudara antar
kedua anak keturunannya itu. Yang
melaksanakan pembagian itu adalah
mpu Bharada. Maka terjadilah kerajaan
Panjalu disebelah timur, dan kerajaan
Jenggala di sebelah barat.
Selain dari Serat Calon
Arang terdapat beberapa
sumber yang menyebutkan
pembagian Kerajaan
Kahuripan, diantaranya :

1. Prasasti Mahaksubya
(1289 M)
2. Kitab Negarakertagama
(1365 M)
A. Kerajaan
Jenggala
Nama Jenggala diperkirakan berasal dari kata
“Hujung Galuh”, atau disebut “Jung-ya-lu”,
berdasarkan catatan Cina. Jenggala adalah salah
satu dari dua pecahan kerajaan yang dipimpin
oleh Airlangga dari Wangsa Isyana. Kerajaan ini
berdiri tahun 1042 M, dan berakhir sekitar tahun
1130-an M. Ibu kota
kerajaan ini berada di Kahuripan. Lokasi pusat
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di
wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Pembagian kerajaan sepeninggal Airlangga
terkesan sia-sia, karena antara kedua
putranya tetap saja terlibat perang saudara
untuk saling menguasai.
Beberapa orang raja yang diketahui
memerintah Jenggala antara lain:

1. Mapanji Garasakan, berdasarkan prasasti Turun Hyang II


(1044), prasasti Kambang Putih, dan prasasti Malenga (1052).

2. Alanjung Ahyes, berdasarkan prasasti Banjaran (1052).

3. Samarotsaha, berdasarkan prasasti Sumengka (1059).


Akhir Kerajaan Jenggal

Meskipun raja Jenggala yang sudah diketahui


namanya hanya tiga orang saja, namun kerajaan
ini mampu bertahan dalam persaingan sampai
kurang lebih 90 tahun lamanya. Menurut prasasti
Ngantang (1035), Kerajaan Jenggala akhirnya
ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya raja Kadiri, dengan
semboyannya yang terkenal, yaitu Panjalu Jayati,
atau Kadiri Menang. Sejak saat itu Jenggala
menjadi bawahan Kadiri.
Menurut Kakawin
Smaradahana, raja Kadiri yang
bernama Sri Kameswara, yang
memerintah sekitar tahun 1182-
1194, memiliki permaisuri
seorang putri Jenggala bernama
Kirana. Dengan demikian,
berakhirlah Janggala dan
kembali dipersatukan dengan
Kediri.
n D a h a
Ke r a j a a
B.
Kerajaan Daha/Kediri merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Wangsa Isyana
(Kerajaan Medang Kamulan). Kerajaan yang
bercorak Hindu terdapat di Jawa Timur antara
tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di
kota Daha, yang terletak di sekitar Kota
Kediri sekarang. Sesungguhnya kota Daha
sudah ada sebelum Kerajaan Kediri berdiri.
Daha merupakan singkatan dari Dahanapura,
yang berarti kota api.
Raja
Sri Gandra Kameswara
Jayawarsa
(1181) (1182)
(1104)

Sri Sri
Kertajaya
Bameswara Aryeswara
(1194)
(1117) (1171)

Raja Raja
Jayabaya Sareswara
(1135) (1159)
Masa Kejayaan
Pemerintahan Jayabaya dianggap sebagai masa
kejayaan Kediri. Peninggalan sejarahnya berupa prasasti
Hantang (1135), prasasti Talan (1136), dan prasasti
Jepun (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157).
Pada prasasti Hantang, atau biasa juga disebut prasasti
Ngantang, terdapat semboyan Panjalu Jayati, yang
artinya Kediri menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai
piagam pengesahan anugerah untuk penduduk desa
Ngantang yang setia pada Kediri selama perang
melawan Jenggala. Dari prasasti tersebut dapat
diketahui kalau Jayabaya adalah raja yang berhasil
mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali
dengan Kediri.
a. Dalam segi ekonomi :
Dalam kehidupan
ekonomi diceritakan
bahwa perekonomian
Kediri bersumber atas
usaha perdagangan,
peternakan, dan
pertanian. Kediri terkenal
sebagai penghasil
beras,menanam kapas
dan memelihara ulat
sutra.
b. Dalam segi kehidupan sosial :

Pada kitab Ling-wai-tai-ta yang disusun Chou K’u-fei di


tahun 1178 dan di kitab Chu-fan-chi oleh Chau-Ju-Kua
di tahun 1225, misalnya :
• Orang-orangnya memakai kain sampai di bawah
lutut , rambut diurai;
• Rumah-rumah bersih dan rapih, lantai berubin hijau
dan kuning;
• Pertanian, peternakan, serta perdagangan maju dan
kerajaan penuh perhatian;
• Raja berpakaian sutera, sepatu kulit, memakai
emas-emasan, rambut disanggul tidak ada
hukuman badan, yang bersalah didenda emas;
• Pencuri dan perampok yang tertangkap dibunuh; dll.
Akhir Kerajaan Daha

Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum


brahmana. Selama pemerintahannya, keadaan Kediri menjadi
tidak aman. Kestabilannya kerajaan menurun. Hal ini
disebabkan Raja Kertajaya mempunyai maksud mengurangi
hak-hak kaum Brahmana. Hal ini ditentang oleh kaum
Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan Kediri
semakin tidak aman.
 
Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta bantuan ke
Tumapel yang saat itu diperintah oleh Ken Arok. Raja Kertajaya
yang mengetahui bahwa kaum Brahmana banyak yang lari dan
minta bantuan ke Tumapel, mempersiapkan pasukannya untuk
menyerang Tumapel.
Sementara itu, Ken Arok dengan
dukungan kaum Brahmana
melakukan serangan ke Kerajaan
Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di
dekat Genter , sekitar Malang (1222
M). Dalam pertempuran itu pasukan
Kediri berhasil dihancurkan. Raja
Kertajaya berhasil meloloskan diri.
 
Dengan demikian, berakhirlah
kekuasaan kerajaan Kediri . Akhirnya
kerajaan Kediri menjadi daerah
bawahan Kerajaan Tumapel.
Selanjutnya berdirilah Kerajaan
Singasari dengan Ken Arok sebagai
raja pertama.
HA
Candi S IL
Penataran
BU
CA DA
Candi
Gurah ND YA
I
Candi
Tongdowongso

Arca Buddha
Vajrasattva

Candi
Mirigambar

Candi
Tuban
HA
S IL
PR BUD
Prasasti
Galunggung
AS A
Prasasti
AS YA
Jaring
Prasasti
TI
Panumbanga
n
Prasasti
Talan

Prasasti
Kamulan
Prasasti
Sirah
Keting
HA
S IL
Kitab Kakawin BU
Bharatayudha
KIT DAY
Kitab AB A
Kresnayana

Kitab Sumarasantaka

Gatotkacasraya

Kitab Smaradhana

Anda mungkin juga menyukai