Cerita Parahyangan
Cerita Parahyangan
1 Cerita Parahyangan
Carita Parahyangan merupakan nama suatu naskah Sunda kuno yang dibuat pada akhir
abad ke-16, yang menceritakan sejarah Tanah Sunda tentang kekuasaan dari 2 Kerajaan
Sunda, yaitu Kerajaan Galuh dan Kerajaan Pakuan yang merupakan perpecahan dari
Kerajaan Tarumanegara.
Pada kepemimpinan Raja Sanjaya inilah Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Pakuan
bersatu kembali akibat dari kepemimpinannya yang dapat menaklukkan daerah di sekitar
kerajaannya dan memerintah rakyatnya dengan bijaksana yang menjadikan Kerjaannya
menjadi Kerajaan Sunda-Galuh. Setelah 9 tahun kepemimpinan Raja Sanjaya, dia
mewariskan tahtanya kepada Raja Daerah yang bernama Premana dikarenakan dia
menjadi pemimpin di Kerajaan Mataram. Premana terpaksa menjadi Raja Sunda-Galuh
karena Raja Sanjaya memiliki sifat baik hati terhadap Raja Bawahan yang setia padanya.
Akhirnya Sang Manarah melakukan kudeta dan berhasil dalam waktu singkat. Tamperan
bersama istri dan anaknya Sang Banga dimasukan kedalam gelanggang sabung ayam.
Tapi dihari itu Sang Banga dibebaskan dan Banga mencoba membebaskan Tamperan dan
ibunya pada malam hari akan tetapi hal itu diketahui oleh pengawal Manarah sehingga
pada malam hari itu terjadi peperangan antara Banga dan Manarah yang mengakibatkan
wafatnya Tamperan dan Ibunya.
Berita kematian Tamperan terdengar sampai ketelinga Sanjaya, yang kemudian Sanjaya
mengirimkan pasukan untuk menyerang Sang Manarah, namun dilerai oleh Raja Resi
Demunawan dengan membuat perundingan kekuasaan yang dimana wilayah timur yaitu
Kerajaan Galuh diserahkan kepada Sang Manarah dan wilayah barat yaitu Kerajaan
Pakuan kepada Sang Banga. Dari kejadian inilah yang membuat Kerajaan Sunda-Galuh
menjadi terpecah belah kembali.
Berabad-abad lamanya dua kerajaan bersaudara ini menjalani hidup di Kerajaan masing-masing.
Hingga akhirnya, pada 1482, Kerajaan Sunda dan Galuh bersatu kembali berkat terjadinya
pernikahan Jayadewata atau yang biasa dikenal Sri Baduga Maharaja dari Galuh dengan
Ambetkasih dari Sunda. Saat itu Jayadewata menjadi Raja di Kerajaaan Sunda-Galuh. Masa
kepemimpinan Sri Baduga Maharaja merupakan periode puncak kejayaannya Kerajaan Sunda-
Galuh dan dikenal periode Kerajaan Pajajaran, dimana pada zaman itu dikenang rakyat sebagai
zaman perdamaian dan kemakmuran