Anda di halaman 1dari 2

Raja Purnawarman

Purnawarman adalah raja ketiga Kerajaan Tarumanegara yang memerintah tahun 395-434
masehi.Di bawah kekuasaannya, Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya.

Silsilah Purnawarman
Purnawarman lahir pada 16 Maret 372 masehi. Ia adalah putra Maharaja Dharmayawarman (raja
kedua Kerajaan Tarumanegara) dan cucu dari Jayasingawarman,
pendiri,KerajaanTarumanegara.Jayasingawarman adalah menantu Sang Prabu Dewawarman VIII, raja
terakhir Kerajaan Salakanagara yang beribu kota di Pandeglang saat ini.Dalam bahasa Sanskerta,
namanya berarti perisai sempurna.Semua raja Tarumanegara setelahnya menyandang nama warman,
yang mengisyaratkan bahwa mereka termasuk dalam satu dinasti yang sama.

Masa pemerintahan Purnawarman

Purnawarman mulai menjadi raja Kerajaan Tarumanegara pada 395 M, di usia 23 tahun.Pada
397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan yang letaknya lebih dekat ke pantai.Kota itu
diberi nama Sundapura, cikal-bakal kata "Sunda" sekarang.Maharaja Purnawarman adalah raja yang
gagah berani, bijaksana, dan sangat memerhatikan kehidupan rakyatnya.Di medan perang, ia dikenal
sebagai sosok perkasa dan tangkas sehingga oleh lawannya dijuluki Harimau Tarumanegara.Di bawah
kekuasaannya, ada 48 kerajaan daerah yang dikuasai Tarumanegara dengan wilayahnya meliputi
hampir seluruh Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan Cirebon.Setiap tahunnya, semua
raja bawahannya selalu datang untuk berbakti dan mempersembahkan upeti.Selain itu, Kerajaan
Tarumanegara telah menjalin hubungan diplomatik dengan Cina.Dengan adanya hubungan diplomatik
tersebut berarti juga terjalin hubungan perdagangan dan pelayaran antara Tarumanegara dan
Cina.Perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang memberikan sedekah
1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.Penduduknya hidup dengan cara bertani dan sistem
pemerintahannya pun sudah teratur.

Peninggalan Purnawarman
Raja Purnawarman wafat pada 24 November 434 M di usia 62 tahun dan kemudian
dimakamkan di tepi Citarum.Semasa hidupnya, Purnawarman dikenal banyak membuat prasasti yang
berisi perjuangan dan pencapaiannya.Dari prasasti-prasasti tersebut kemudian diketahui bahwa
Purnawarman mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu.Berikut ini adalah tujuh prasasti
peninggaan Purnawarman.

Raja sanjaya

Raja sanjaya merupakan raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mataram atau yang
dikenal dengan Kerajaan Medang. Konon raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Mataram
ini memiliki keturunan dari tanah Sunda. Pasalnya sebelum menjadi raja di Medang yang
beribu kota di Mataram, Sanjaya konon menjadi penguasa Sunda. Hal ini didasari pada
naskah Carita Parahyangan, salah satu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada abad
16.Carita Parahyangan mengisahkan Sanjaya merupakan putra dari Sanna sang ayah dan
Sanaha ibu kandungnya. Dia pernah melakukan penyerangan bersama Tarusbawa terhadap
Kerajaan Galuh. Sebagaimana dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang
Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, saat itu Kerajaan Galuh tengah
dipimpin oleh seorang raja bernama Rahryang Purbasora. Sanjaya muda lantas menikah
dengan Teja Kencana, yang merupakan cucu Tarusbawa. Dari pernikahan inilah Sanjaya
memiliki dua orang putra yakni Rakryan Panaraban atau dikenal dengan Tamperan dan Resi
Guru Demunawan.

Sesudah Tarusbawa mangkat atau wafat, Sanjaya yang dikenal dengan dengan nama
Prabu Harisdarma mendapatkan warisan negeri Sunda. Dengan demikian, Sanjaya bukan
hanya menjadi raja Galuh, namun juga menjadi raja Sunda. Sanjaya menjadi raja Sunda-
Galuh pada tanggal 4 bagian gelap Caitra tahun 645 Saka. Selama menjabat sebagai Raja
Sunda Galuh Sanjaya melakukan perluasan wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan
beberapa kerajaan kecil, semisal Manunggul, Kahuripan, Kadul, Balitar, Malayu, Kemir,
Keling, Barus, dan Cina. Bahkan Sanjaya juga menaklukkan Indrawarman, Raja Sriwijaya
yang menurut sebagian wilayah Sunda.

Sewaktu menjadi Raja Medang, Sanjaya memiliki kebijakan dalam meningkatkan


pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian. Sehingga waktu itu, Medang dikenal sebagai
negeri agribisnis. Selain sektor pertanian demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kerajaan
Medang, Sanjaya mengembangkan agama Hindu aliran Siwa. Sayang semasa
memerintah Kerajaan Mataram Kuno, Sanjaya kurang memperhatikan sektor pertahanan
negara. Hal ini yang menurut sejarawan Slamet Muljana, kekuasaan Sanjaya berhasil
digulingkan oleh Dyah Pancapana atau Rakai Panangkaran dari Dinasti Sailendra. Pendapat
Slamet Muljana ini didasari pada Prasasti Kalasan yang dikeluarkan tahun 778
Masehi. Penyebab penyerangan yang dilakukan Rakai Panangkaran karena ingin
menyebarluaskan agama Buddha di wilayah Medang, yang masyarakatnya sudah banyak
memeluk agama Hindu. Sesudah Sanjaya digulingkan, Dyah Pancapana naik tahta menjadi
raja Medang pada 760 Masehi. Dia memiliki Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah
Pancapana.

Anda mungkin juga menyukai