Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadiran Allah SWT . yang telah
memberikan rahmat hidayah serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah sejarah Indonesia yang berjudul “KERAJAAN
KUTAI MARTADIPURA” tepat pada waktunya .

Dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat beserta salam kepada nabi
Muhammad SAW. Dengan ucapan “Allahumma Sholli ala Sayyidina
Muhammad”.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kata sempurna seperti hal yang pepatah “taka da gading yang tak retak” oleh
karena itu harap dimaklumi apa bila ada salah kata dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
kalangan. Aamiin.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Sunda merupakan kerajaan yang terletak di Jawa
Barat .Tidak bisa dipastikan dimana pusat Kerajaan ini sesungguhnya.
Berdasarkan sumber sejarah berupa Prasasti dan Naskah-naskah
berbahasa Sunda kuno diakatan bahwa pusat kerajaan Sunda telah
mengalami beberapa perpindahan .Menurut kitab cerita Parahyangan ,
ibu kota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh , kemudian menurut
Prasasti Sanghayang tapak yang di temukan di tepi sungai Cicatih ,
Cibadak Sukabumi ,isi Prasasti tentang pembuatan daerah terlarang di
sungai itu yang ditandai dengan batu besar dibagian dihulu dan
hilirnya.Oleh Raja Sri Jayaphupati penguasa Kerajaan Sunda . Di
daerah itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup
disungai itu . Tujuannya mungkin untuk menjaga kelesatarian
lingkungan (agar ikan dan hewan lainnhya tidak punah) siapa yang
berani melanggar larangan itu , ia akan dikutuk oleh dewa-dewa
B. Rumusan Masalah
 Peta Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sunda
 Awal Kemunculan atau Awal Berdirinya Kerajaan Sunda
 Perkembangan sampai Zaman Kejayaan Kerajaan Sunda
 Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Sunda

BAB 2
PEMBAHASAN
A .Peta Wilayah Kekuasaan Sunda

Berdasarkan fakta sejarah bahwa Kerajaan Sunda adalah pemecahan dari


Kerajaan Tarumanegara. Pada tahun 670 Masehi peristiwa pemecahan itu terjadi.
Hal ini diperkuat dengan sebuah sumber yang berasal dari berita Cina yang
memberitahukan bahwa di tahun 979 Masehi menjadi tahun terakhir utusan
Kerajaan Tarumanegara mengunjungi negeri Cina .Di tahun 679 Masehi,
Tarusbawa (raja pertama Kerajaan Sunda) memberikan mandat kepada
bawahannya untuk memberitahukan informasi tentang pengangkatan dirinya
sebagai raja di Kerajaan Sunda. Tarusbawa sendiri diangkat menjadi seorang raja
pada tanggal 9 bagian-terang bulan Jesta tahun 591 Saka. Jika dalam tahun Masehi
kurang lebih pada tanggal 18 Mei 669 Masehi. Nama Sunda yang terdapat pada
sebuah Kerajaan tercatat dalam dua batu prasasti. Kedua batu itu ditemukan di
lokasi yang berbeda, yaitu di daerah Bogor dan di daerah Sukabumi.

Batu Prasasti pertama ditemukan di kampung Pasir Muara, lebih tepatnya di


pinggiran sebuah persawahan yang tidak jauh dari lokasi prasasti Telapak Gajah.
Prasasti Telapak Gajah adalah prasasti yang menjadi peninggalan Purnawarman.
Batu prasasti yang ditemukan di kampung Pasir Muara memiliki sebuah tulisan
atau kalimat yang berisi empat baris. Bosch menerjemahkan kalimat yang ada pada
batu prasasti itu, “

Ini tanda ucapan Rakryan Juru Pangambat; alam tahun


(Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi (4), pemerintahan negara dikembalikan
kepada Raja Sunda.” Untuk membaca angka tahunnya dibaca dari kanan ke kiri,
karena angka tahunnya memiliki corak sangkala. Dengan demikian, pembuatan
prasasti tersebut pada tahun 458 Saka atau 536 Masehi. Dalam batu prasasti yang
kedua terdapat gambar sepasang telapak kaki gajah dan pada prasasti itu terdapat
tulisasn yang berisi “jayavi shãlasya tãrumnendrasya hastinah airãvatãbhasya
vibhãtidam padadvayam”. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti “kedua
jejak telapak kaki adalah jejak kaki gajah yang cemerlang seperti Airawata
kepunyaan penguasa Tarumanegara yang jaya dan berkuasa). Sebagai informasi
tambahan, Airawata dalam mitologi Hindu adalah nama gajah yang ditunggangi
Batara Indra. Ia adalah seorang dewa perang dan penguasa Guntur . Kerajaan
Sunda, yang disebut juga Kerajaan Sunda Galuh, adalah kerajaan yang
pernah ada dan mencakup wilayah yang sekarang menjadi provinsi Jawa Barat,
Banten bagian barat provinsi Jawa Tengah dan provinsi Lampung .

B . Awal Kemunculan atau Awal Berdirinya Kerajaan Sunda


Kerajaan Sunda didirikan oleh Raja Tarusbawa pada tahun 669. Dahulunya
Kerajaan Sunda merupakan bawahan Kerajaan Tarumanagara. Pendiri Kerajaan
Sunda yakni Raja Tarusbawa merupakan menantu dari raja terakhir Tarumanagara,
yakni Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabumi .
Sejarah terbentuknya Kerajaan Sunda merupakan perjalanan panjang dari beberapa
kerajaan di Nusantara yang lebih dahulu ada di Pulau Jawa. Berawal dari kisah
Salakanagara yang merupakan kerajaan tertua di Nusantara menurut Pustaka Rajya
Rajya i Bhumi Nusantara. Setelah Linggawarman (raja Kerajaan Tarumanegara
terakhir) meninggal, kekuasaan Tarumanagara turun kepada menantunya,
Tarusbawa. Hal ini menyebabkan penguasa Galuh, Wretikandayun (612-702)
memberontak, melepaskan diri dari Tarumanagara serta mendirikan Kerajaan
Galuh yang mandiri . Tarusbawa ingin mengembalikan keharuman zaman
Purnawarman yang berkedudukan di Urasaba (ibukota) Sundapura. Dalam tahun
670 M, ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini
dijadikan alasan oleh Wretikandayun, pendiri Kerajaan Galuh, untuk memisahkan
negaranya dari kekuasaan Tarusbawa.

Peninggalan/Prasasti Sunda-Galuh

 Prasasti Rakryan Jurupangambat


 Prasasti Citatih
 Prasasti Cikapundung
 Prasasti Pasir Datar
 Prasasti Huludayeuh
 Prasasti Kawali
 Prasasti Kebantenan
 Prasasti Batutulis

C . Perkembangan sampai Zaman Kejayaan Kerajaan Sunda


Kerajaan Pajajaran berdiri pada tahun 923 M dan berakhir pada 1597 M.
Menurut naskah kuno Carita Parahiyangan yang ditulis pada abad ke-16 M,
Kerajaan Pajajaran merupakan gabungan dua kerajaan yakni Kerajaan Sunda dan
Kerajaan Galuh . Sebelum bergabung, kedua kerajaan itu masuk dalam wilayah
kekuasaan Kerajaan Tarumanegara. Pasca Tarumanegara kalah dari Sriwijaya,
kedua kerajaan memberontak dan melepaskan diri. Setelah melepaskan diri,
Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh mendeklarasikan diri sebagai kerajaan yang
berdaulat . Konon, kedua kerajaan ini hampir berperang, setelah Raden Baribin
dari Kerajaan Majapahit mengungsi ke Kerajaan Galuh. Raden Baribin diterima
dengan baik oleh Raja Kerajaan Galuh, Dewa Niskala.
Raden Baribin lalu menikahi salah satu anak dari Raja Dewa Niskala yakni Ratna
Ayu Kirana. Pernikahan ini menyulut amarah Raja Susuktunggal dari Kerajaan
Sunda. Dewa Niskala dianggap melanggar aturan adat yang telah ditetapkan
setelah Peristiwa Bubat. Pertikaian kedua Raja pun berhasil diredam oleh
Jayadewata, anak dari Raja Dewa Niskala yang juga menantu dari Raja
Susuktunggal. Jayadewata mendamaikan dengan memberi syarat kedua Raja harus
turun tahta dengan menunjuk seseorang untuk meneruskan tahtanya. Raja Dewa
Niskala dan Raja Susuktunggal sepakat menyerahkan tampuk kekuasaan kepada
Jayadewata. Terpilihnya Jayadewata sebagai Raja menandakan bersatunya kedua
kerajaan tersebut. Jayadewata kemudian diberi gelar Sri Baduga Maharaja atau
lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi yang memerintah Kerajaan Pajajaran pada
1482 hingga 1521 M.

D . Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Sunda


Kerajaan Sunda-Galuh atau Pajajaran merupakan penyatuan dua kerajaan
yang pernah menancapkan kekuasaannya dari abad ke-8 hingga ke-16 Masehi.
Sejarah berdirinya dua kerajaan di tanah Sunda (Jawa Barat) ini tidak terlepas dari
naskah kuno Carita Parahiyangan yang ditulis abad ke-16 M. Dua kerajaan ini
merupakan pecahan Kerajaan Tarumanegara. Ini merupakan salah satu kerajaan
tertua di Nusantara yang menguasai telatah Sunda pada abad ke-5 hingga runtuh
pada abad ke-7. Tarumanegara adalah kerajaan yang menganut agama Hindu
beraliran Wisnu . Setelah Tarumanegara tamat pada sekitar tahun 650 M lantaran
serbuan dari Kerajaan Sriwijaya, muncul dua kerajaan baru di tanah Pasundan,
yakni Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh . Carita Parahiyangan menjelaskan
mengenai Kerajaan Galuh dimulai sewaktu Rahiyangta ri Medangjati yang menjadi
pemimpin selama 15 tahun. Kemudian, kekuasaan diwariskan kepada puteranya di
Galuh yaitu Sang Wretikandayun . Kerajaan Pajajaran runtuh pada 1579 akibat
serangan dari kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya
Pajajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgasana
raja), dari Pakuan ke Surasowan di Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu
berukuran 200 x 160 x 20 cm itu diboyong karena tradisi politik agar di Pakuan
tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Hal ini juga menandai bahwa Maulana
Yusuf adalah penerus kekuasaan Pajajaran yang sah karena buyut perempuannya
adalah putri Sri Baduga Maharaja. Setelah Pajajaran runtuh, diperkirakan terdapat
sejumlah punggawa istana yang meninggalkan keraton lalu menetap di daerah
Lebak. Mereka menetapkan tata cara kehidupan lama yang ketat dan sekarang
dikenal sebagai orang Baduy . Kemunduran Kerajaan Pajajaran mulai terasa
semenjak Prabu Siliwangi meninggal dunia. Sang anak Surawisesa yang
menggantikan posisi Sri Baduga Maharaja, konon tidak memiliki kecakapan layaknya
sang ayahnya . Hal ini ditambah mulai bermunculannya kerajaan Islam seperti Demak
dan Cirebon. Dikisahkan pada buku "Hitam Putih Pajajaran : dari Kejayaan hingga
Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquene, Pajajaran yang
memiliki hubungan diplomatik dengan Portugis.
Kekuatan hubungan dengan Portugis ini membuat Portugis melakukan perjanjian
dengan Pajajaran untuk mendirikan benteng di Banten dan Kalapa. Tak hanya itu,
setiap kapal yang dikemudikan Portugis mendarat di Malaka, akan diberi muatan
lada yang kemudian ditukar dengan barang - barang keperluan yang dibutuhkan
pihak Sunda.

BAB 3
PENUTUPAN

KESIMPULAN

Kerajaan-kerajaaan diketahui berdiri sesudah runtuhnya Kerajaan


Tarumanegara hal ini dibuktikan dengan sebuah Candi di desa Cangkuang dekat
leles yang keberadaannya pastinya belum diketahui , akibat dari data-data yang
kurang untuk mengungkapkannya secara pasti .

Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan


beribukotanya di Pakuan(Bogor) Jawa Barat .Adapun Raja-rajanya yaitu:

 Maharaja Jayabhupati
 Rahyang Niskala Wastu Kencana
 Rahyang Dewa Niskala
 Sri Baduga Maharaja
 Hyang Wuni Sora
 Ratu Sainan atau Prabu Surawisesa
 Prabu Ratu Dewata

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan Kerajaan Sunda
lainnya , yaitu kesultanan Banten

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-kerajaan-sunda/

 https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20210607163129-574-651351/
kerajaan-pajajaran-masa-kejayaan-dan-jejak-peninggalan

 https://tirto.id/sejarah-kerajaan-sunda-galuh-keruntuhan-peninggalan-
pajajaran-f9SR

 https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/20/110016179/kerajaan-
pajajaran-berdirinya-raja-raja-keruntuhan-dan-peninggalan?page=all

 https://nasional.okezone.com/read/2021/10/19/337/2488855/kemunduran-
kerajaan-pajajaran-pasca-kepemimpinan-prabu-siliwangi

 https://www.academia.edu/35096402/MAKALAH_kerajaan_pajajaran_docx

 https://id.scribd.com/document/322719980/Makalah-Kerajaan-Sunda-2016

 https://www.scribd/document/46132561/KERAJAAN-SUNDA-DAN-
BALI-docx

Anda mungkin juga menyukai