TENTANG
KERAJAAN PADJAJARAN
DI SUSUN OLEH :
X. 5
Singgahsana yang dibawa lari itu adalah berbentuk bongkahan batu dengan
ukuran 200x160x20 cm. Pasukan Maulana Yusuf membawanya ke Santen
adalah sebagai bentuk tradisi politik yang bertujuan agar di Pakuan sana
tidak lagi dapat diangkat raja yang baru, dan Maulana Yusuf secara otomatis
menjadi pemegang kekuasaan baru di Padjajaran.
Jadi Misteri Hilangnya Kerajaan Padjajaran sudah dapat kita ketahu bersama,
tidak lain dan tidak bukan adalah karena Kerajaan Padjajaran ini diserang
oleh Kerajaan lainnya.
Kerajaan Padjajaran merupakan salah satu negara Hindu Budha yang banyak
terdapat di Indonesia pada tahun 600 hingga 1500 M. Kerajaan ini sendiri
berpusat di wilayah Jawa Barat, tepatnya di daerah Pakuan, Bogor. Oleh
karenanya kerajaan ini juga sering disebut sebagai kerajaan Pakuan
Padjajaran, karena beribukota di Pakuan.
Dalam sejarah, kerajaan Padjajaran didirikan pada tahun 923 M oleh Sri
Jayabhupati. Proses pendirian kerajaan dan sejarah Padjajaran ini, diketahui
dalam tulisan yang terdapat dalam sebuah prasasti Sanghyang Tapak. Salah
satu peninggalan kerajaan Padjajaran yang masih bisa kita lihat hingga Saat
ini adalah kebun raya Bogor. Dalam sejarah, lokasi ini pada jaman dulu
Selain itu, peninggalan kerajaan Padjajaran lain yang masih bisa ditemui
adalah adanya Tugu Portugis. Tugu ini terletak di Kampung Tugu Jakarta.
Adanya peninggalan ini, merupakan salah satu penunjuk wilayah kekuasaan
kerajaan Padjajaran tersebut. Sedangkan untuk prasasti, ada tiga prasasti
yang diyakini merupakan peninggalan kerajaan Padjajaran. Ketiganya yaitu
Prasasti Batu Tulis, Prasasti Batu Tapak dan Prasasti Kawali.
Prasasti Batu tulis ini dibuat untuk mengenang kebaikan Sri Baduga
Maharaja dalam memimpin Kerajaan Padjajaran. Menurut catatan arkeolog,
prasasti ini dibuat pada tahun 1533 Masehi. Pembuatnya tak lain adalah
Prabu Surawisesa, anak dari Prabu Siliwangi sendiri. isi prasasti ini
berbunyi:
Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun // diwastu
diya wingaran prebu guru dewataprana // di wastu diya
wingaran Sri baduga maharaja ratu haji di pakwan Padjajaran
seri sang ratu dewata // pun ya nu nyusuk na pakwan // diva
Sang Maharaja membuat karya besar, yaitu ; membuat talaga besar yang
bernama Maharena Wijaya, membuat jalan yang menuju ke ibukota
Pakuan dan Wanagiri. la memperteguh (pertahanan) ibu kota,
memberikan desa perdikan kepada semua pendeta dan pengikutnya
untuk menggairahkan kegiatan agama yang menjadi penuntun kehidupan
rakyat. Kemudian membuat Kabinihajian (kaputren), kesatriaan (asrama
prajurit), pagelaran (bermacam-macam formasi tempur), pamingtonan
(tempat pertunjukan), memperkuat angkatan pera ng, mengatur
pemungutan upeti dari raja-raja Sunda-Galuh dilarang menikah dengan
keturunan dari Majapahit.
E. Puncak Kehancuran
Kerajaan Padjajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan
kerajaanSunda lainnya, yaitu Kesultanan Banten. Berakhirnya zaman
Padjajaran ditandai dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana
(singgahsana rap), dari Pakuan Padjajaranke Keratan Surosowan di
Banten oleh pasukan Maulana Yusuf. Batu berukuran 200x160x20 cm
itü diboyong ke Banten karena tradisi politik agar di Pakuan Padjajaran
tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru, dan menandakan Maulana
Yusuf adalah penerus kekuasaan Sunda yang sah karena buyut
perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja. Palangka Sriman
Sriwacana tersebut saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keratan
Surosowan di Banten. Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang,
berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata Sriman.
H. Kehidupan Budaya
Kehidupan budaya masyarakat Padjajaran sangat di pengaruhi oleh
agama Hindu.Peninggalan-peninggalannya berupa kitab Cerita
Parahyangan dan kitab Sangyang Siksakanda, prasasti-prasasti, dan
jenis-jenis batik.
I. Kesimpulan
Kerajaan Padjajaran adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat
kerajaan ini beribukota di kota Padjajaran atau Pakuan Padjajaran
(Bogor) di Jawa Barat yang terletak di Parahvangan (Sunda).
Sumber sejarahnya berupa prasati-prasati, tugu perjanjian, taman
perburuan, kitab cerita, dan berita asing.
Kerajaan Padjajaran pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja
mengalami masa keemasan/ kejayaan dan Kerajaan Padjajaran runtuh
pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu
Kesultanan Banten.