Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Pajajaran

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari

Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan Hindu yang diperkirakan beribukotanya di


Pakuan (Bogor) di Jawa Barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering
pula disebut dengan nama Negeri Sunda, Pasundan, atau berdasarkan nama ibukotanya
yaitu Pakuan Pajajaran. Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan
tahun 923 oleh Sri Jayabhupati, seperti yang disebutkan dalam prasasti Sanghyang
Tapak.

Sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaan-kerajaan pendahulunya di daerah
Jawa Barat, yaitu Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, dan
Kawali. Hal ini karena pemerintahan Kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari
kerajaan-kerajaan tersebut. Dari catatan-catatan sejarah yang ada, dapatlah ditelusuri
jejak kerajaan ini; antara lain mengenai ibukota Pajajaran yaitu Pakuan. Mengenai raja-
raja Kerajaan Pajajaran, terdapat perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad
Pajajaran, Carita Parahiangan, dan Carita Waruga Guru.

Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan sejumlah jejak


peninggalan dari masa lalu, seperti:

 Prasasti Batu Tulis, Bogor


 Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi
 Prasasti Kawali, Ciamis
 Tugu Perjanjian Portugis (padraõ), Kampung Tugu, Jakarta
 Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor.

Raja Raja Pajajaran


1. Sri Baduga Maharaja (1482 – 1521)
2. Surawisesa (1521 – 1535)
3. Ratu Dewata (1535 – 1543)
4. Ratu Sakti (1543 – 1551)
5. Raga Mulya (1567 – 1579)

Kerajaan Pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajaan sunda lainnya, yaitu
Kesultanan Banten.

Berakhirnya jaman Pajajaran (1482 - 1579), ditandai dengan diboyongnya PALANGKA


SRIMAN SRIWACANA (Tempat duduk tempat penobatan tahta) dari Pakuan ke
Surasowan di Banten oleh pasukan MAULANA YUSUF.
Batu berukuran 200 x 160 x 20 cm itu terpaksa di boyong ke Banten karena tradisi politik
waktu itu "mengharuskan" demikian. Pertama, dengan dirampasnya Palangka tersebut, di
Pakuan tidak mungkin lagi dinobatkan raja baru. Kedua, dengan memiliki Palangka itu,
Maulana Yusuf merupakan penerus kekuasaan Pajajaran yang "sah" karena buyut
perempuannya adalah puteri Sri Baduga Maharaja.

Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton
Surasowan di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya WATU
GIGILANG. Kata Gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata
Sriman.

Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah punggawa istana yang meninggalkan kraton lalu
menetap di daerah Lebak. Mereka menerapkan tata cara kehidupan lama yang ketat, dan
sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.

Sumber
 Saleh Danasasmita. 1983. Sejarah Bogor (Bagian I). PEMDA DT II Bogor

Anda mungkin juga menyukai