Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

TENTANG

KERAJAAN SUNDA
Diajukan untuk memenuhi Tugas Sejarah Ibu Ira

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. Kiki Nur Aamalia Sari
2. Didah Nur Saidah
3. Iis Komala Sari
4. Ulfa Quraisin

MA HIDAYATUL ULUM SEPUTIH RAMAN


LAMPUNG TENGAH
T.P 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kerajaan
Sunda.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia di MA Hidayatul Ulum
Seputih Raman.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini, khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Seputih Raman, 14 Agustus 2016
Penulis,

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Asal Mula Kerajaan Pajajaran (Sunda)..........................................2
B. Sumber Sejarah..............................................................................3
C. Kehidupan Politik..........................................................................3
D. Kehidupan Sosial...........................................................................5
E. Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Sunda..........................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................8
B. Saran..............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di wilayah Jawa Barat Muncul kerajaan Sunda yang diduga merupakan
kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7. Menurut
kitab Carita Parahiyangan, sebenarnya lahirnya Tarumanegara telah didahului
oleh sebuah kerajaan yang bernama Salakanagara yang beribukota di
Rajataputra. Kerajaan salakanagara sebelum diperintah oleh raja Dewawarman
(Dharmalokapala) merupakan sekumpulan pedukuhan kecil-kecil yang dikuasai
oleh Aki Tirem. Namun,sayang sekali sumber sejarah lain tidak ada yang
menguatkannya sehingga keberadaan keraaj tersebut masih diragukan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Kerajaan Pajajaran (Sunda)


Sejarah menyebutkan bahwa awal berdirinya Kerajaan Pajajaran ini adalah
pada tahun 923 dan pendirinya adalah Sri Jayabhupati. Bukti-bukti ini didapat
dari Prasasti Sanghyang berumur 1030 Masehi yang ada di Suka Bumi. Lebih
lanjut, rupanya Kerajaan Pajajaran ini didirikan setelah perpecahan Kerajaan
Galuh yang dipimpin oleh Rahyang Wastu. Saat Rahyang Wastu meninggal
maka Kerajaan Galuh terpecah menjadi dua. Satu dipimpin oleh Dewa Niskala
dan yang satunya lagi dipimpin oleh Susuktunggal. Meskipun terpecah menjadi
dua namun mereka memiliki derajat kedudukan yang sama.
Asal muasal Kerajaan Pajajaran dimulai dari runtuhnya Kerajaan
Majapahit sekitar tahun 1400 masehi. Saat itu Majapahit semakin lemah apalagi
ditandai dengan keruntuhan masa pemerintahan Prabu Kertabumi atau
Brawijaya ke lima, sehingga ada beberapa anggota kerajaan serta rakyat mereka
yang mengungsi ke ibu kota Galuh di Kawali, wilayah Kuningan, di mana
masuk provinsi Jawa Barat. Wilayah ini merupakan daerah kekusaaan dari Raja
Dewa Niskala.
Raja Dewa Niskala pun menyambut para pengungsi dengan baik, bahkan
kerabat dari Prabu Kertabumi yaitu Raden Baribin dijodohkan dengan salah
seorang putrinya. Tidak sampai di situ, Raja Dewa Niskala juga mengambil istri
dari salah seorang pengungsi anggota kerajaan. Sayangnya, pernikahan antara
Raja Dewa Niskala dengan anggota Kerajaan Majapahit tidak disetujui oleh Raja
Susuktunggal karena ada peraturan bahwa pernikahan antara keturunan SundaGaluh dengan keturunan Kerajaan Majapahit tidak diperbolehkan. Peraturan ini
ada sejak peristiwa Bubat.
Karena

ketidaksetujuan

dari

pihak

Raja

Susuktunggal

terjadilah

peperangan antara Susuktunggal dengan Raja Dewa Niskala. Agar perang tidak
terus menerus berlanjut maka Dewan Penasehat ke dua kerajaan menyarankan
jalan perdamaian. Jalan perdamaian tersebut ditempuh dengan menunjuk

penguasa baru sedangkan Raja Dewa Niskala dan Raja Susuktunggal harus turun
tahta. Kemudian ditunjuklah Jayadewata atau dikenal juga dengan sebutan Prabu
Siliwangi yang merupakan putra dari Dewa Niskala sekaligus menantu dari Raja
Susuktunggal. Jayadewata yang telah menjadi penguasa bergelar Sri Baduga
Maharaja memutuskan untuk menyatukan kembali ke dua kerajaan. Dari
persatuan ke dua kerajaan tersebut maka lahirlah Kerajaan Pajajaran pada tahun
1482. Oleh sebab itu, lahirnya Kerajaan Pajajaran ini dihitung saat Sri Baduga
Maharaha berkuasa.
B. Sumber Sejarah
Dari catatan-catatan sejarah yang ada, baik dari prasasti, naskah kuno,
maupun catatan bangsa asing, dapatlah ditelusuri jejak kerajaan ini; antara lain
mengenai wilayah kerajaan dan ibukota Pakuan Pajajaran. Mengenai raja-raja
Kerajaan Sunda yang memerintah dari ibukota Pakuan Pajajaran, terdapat
perbedaan urutan antara naskah-naskah Babad Pajajaran, Carita Parahiangan,
dan Carita Waruga Guru.
Selain naskah-naskah babad, Kerajaan Pajajaran juga meninggalkan
sejumlah jejak peninggalan dari masa lalu, seperti:

Prasasti Batu Tulis, Bogor

Prasasti Sanghyang Tapak, Sukabumi

Prasasti Kawali, Ciamis

Prasasti Rakyan Juru Pangambat

Prasasti Horren

Prasasti Astanagede

Tugu Perjanjian Portugis (padrao), Kampung Tugu, Jakarta

Taman perburuan, yang sekarang menjadi Kebun Raya Bogor

Kitab cerita Kidung Sundayana dan Cerita Parahyangan

Berita asing dari Tome Pires (1513) dan Pigafetta (1522)

C. Kehidupan Politik

Akibat sumber-sumber sejarah yang sangat terbatas, aspek kehidupan


politik tentang Kerajaan Sunda/Pajajaran hanya sedikit saja yang diketahui.
Aspek kehidupan politik yang diketahui terbatas pada perpindahan pusat
pemerintahan dan pergantian takhta raja. Secara berurutan pusat-pusat kerajaan
itu adalah Galuh, Prahajyan Sunda, Kawali, dan Pakwan Pajajaran.
1. Kerajaan Galuh
Sejarah di Jawa Barat setelah Tarumanegara tidak banyak diketahui.
Kegelapan itu sedikit tersingkap oleh Prasasti Canggal yang ditemukan di
Gunung Wukir, Jawa Tengah berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal
dibuat oleh Sanjaya sebagai tanda kebesaran dan kemenangannya. Prasasti
Canggal menyebutkan bahwa Sanjaya adalah anak Sanaha, saudara
perempuan Raja Sanna. Dalam kitab Carita Parahyangan juga disebutkan
nama Sanjaya. Menurut versi kitab Carita Parahyangan, Sanjaya adalah
anak Raja Sena yang berkuasa di Kerajaan Galuh.
2. Pusat Kerajaan Prahajyan Sunda
Nama Sunda muncul lagi pada Prasasti Sahyang Tapak yang
ditemukan di Pancalikan dan Bantarmuncang daerah Cibadak, Sukabumi.
Prasasti itu berangka tahun 952 Saka (1030 M), berbahasa Jawa Kuno
dengan huruf Kawi. Nama tokoh yang disebut adalah Maharaja Sri
Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabhuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa, sedangkan
daerah kekuasaannya disebut Prahajyan Sunda.
3. Pusat Kerajaan Kawali
Pada zaman pemerintahan siapa pusat Kerajaan Sunda mulai berada di
Kawali tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, menurut prasasti di
Astanagede (Kawali), diketahui bahwa setidak-tidaknya pada masa
pemerintahan Rahyang Niskala Wastu Kancana pusat kerajaan sudah berada
di situ. Istananya bernama Surawisesa. Raja telah membuat selokan di
sekeliling keraton dan mendirikan perkampungan untuk rakyatnya.
4. Pusat Kerajaan Pakwan Pajajaran
Setelah Raja Rahyang Ningrat Kancana jatuh, takhtanya digantikan
oleh putranya, Sang Ratu Jayadewata. Pada Prasasti Kebantenan,

Jayadewata disebut sebagai yang kini menjadi Susuhunan di Pakwan


Pajajaran. Pada Prasasti Batutulis Sang Jayadewata disebut dengan nama
Prabu Dewataprana Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakwan Pajajaran Sri
Sang Ratu Dewata. Sejak pemerintahan Sri Baduga Maharaja, pusat
kerajaan beralih dari Kawali ke Pakwan Pajajaran yang dalam kitab Carita
Parahyangan disebut Sri Bima Unta Rayana Madura Suradipati. Menurut
kitab Carita Parahyangan, raja menjalankan pemerintahan berdasarkan kitab
hukum yang berlaku sehingga terciptalah keadaan aman dan tenteram, tidak
terjadi kerusuhan atau perang.
Daftar Raja Pajajaran

Sri Baduga Maharaja (1482 1521), bertahta di Pakuan (Bogor


sekarang)

Surawisesa (1521 1535), bertahta di Pakuan

Ratu Dewata (1535 1543), bertahta di Pakuan

Ratu Sakti (1543 1551), bertahta di Pakuan

Ratu Nilakendra (1551-1567), meninggalkan Pakuan karena serangan


Hasanudin dan anaknya, Maulana Yusuf

Raga Mulya (1567 1579), dikenal sebagai Prabu Surya Kencana,


memerintah dari PandeglangMaharaja Jayabhupati (Haji-Ri-Sunda)

Rahyang Niskala Wastu Kencana

Rahyang Dewa Niskala (Rahyang Ningrat Kencana)

Sri Baduga MahaRaja

Hyang Wuni Sora

Ratu Samian (Prabu Surawisesa)

dan Prabu Ratu Dewata.

D. Kehidupan Sosial
Berdasarkan kitab Sanghyang Siksakandang Karesian, kehidupan sosial
masyarakat Kerajaan Sunda dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, antara
lain sebagai berikut.
1. Kelompok Rohani dan Cendekiawan

Kelompok rohani dan cendekiawan adalah kelompok masyarakat yang


mempunyai kemampuan di bidang tertentu. Misalnya, brahmana yang
mengetahui berbagai macam mantra, pratanda yang mengetahui berbagai
macam tingkat dan kehidupan keagamaan, dan janggan yang mengetahui
berbagai macam pemujaan, memen yang mengetahui berbagai macam
cerita, paraguna mengetahui berbagai macam lagu atau nyanyian, dan
prepatun yang memiliki berbagai macam cerita pantun.
2. Kelompok Aparat Pemerintah
Kelompok masyarakat sebagai alat pemerintah (negara), misalnya
bhayangkara (bertugas menjaga keamanan), prajurit (tentara), hulu jurit
(kepala prajurit).
3. Kelompok Ekonomi
Kelompok ekonomi adalah orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi.
Misalnya, juru lukis (pelukis), pande mas (perajin emas), pande dang
(pembuat perabot rumah tangga), pesawah (petani), dan palika (nelayan).
Kehidupan masyarakat Kerajaan Sunda adalah peladang, sehingga sering
berpindah-pindah. Oleh karena itu, Kerajaan Sunda tidak banyak meninggalkan
bangunan yang permanen, seperti keraton, candi atau prasasti. Candi yang paling
dikenal dari Kerajaan Sunda adalah Candi Cangkuang yang berada di Leles,
Garut, Jawa Barat.
E. Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Sunda
1. Sejarah Kerajaan Pajajaran saat Mengalami Masa Kejayaan
Masa-masa di mana Kerajaan Pajajaran mengalami kejayaan adalah
pada saat pemerintahan Prabu Siliwangi atau Sri Baduga Maharaha. Bahkan
sampai sekarang masa keemasan Prabu Siliwangi masih teringat di hati
rakyat Jawa Barat.
Sri Baduga Maharaha pada masa kejayaannya membangun sebuah
telaga besar yang dia beri nama Maharena Wijaya. Selain itu, dia juga
berhasil membangun sebuah jalan yang menghubungkan antara ibu kota
dengan wilayah Wanagiri. Dari sana Sri Baduga Maharaha membangun
banyak aspek Spiritual seperti menyarankan agar kegiatan-kegiatan agama

dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, dia juga membangun


asrama para prajurit, kaputren, tempat pagelaran, memperkuat benteng
pertahanan, merencanakan dan mengatur masalah upeti, dan menyusun
peraturan atau undang-undang kerajaan.
Semua kegiatan dan pembangunan yang dilakukan oleh Sri Baduga
Maharaha ini terukir di dalam dua buah prasasti bersejarah yaitu prasasti
Batutulis dan Prasasti Kabantenan. Di sana di tulis tentang bagaimana Sri
Baduga Maharaha membangun seluruh aspek kehidupan kerajaannya.
Sejarah tersebut pun diceritakan dengan pantun dan kisah Babad.
2. Sejarah Kerajaan Pajajaran saat Mengalami Masa Keruntuhan
Tercatat bahwa Kerajaan Pajajaran ini runtuh pada tahun 1579.
Keruntuhan Pajajaran lebih banyak disebabkan oleh penyerangan yang
dilakukan oleh Kasultanan Banten. Selain itu, keruntuhan ini ditandai oleh
tahta atau singgasana Raja yang disebut Palangka Sriman Sriwacana dibawa
oleh pasukan Maulana Yusuf dari Kerajaan Pajajaran ke Kraton Surosowan.
Pemboyongan singgasana raja ini dilakukan sebagai tradisi sekaligus
sebagai tanda bahwa tidak mungkin ada raja baru lagi yang bisa dinobatkan
di Kerajaan Pajajaran. Akhirnya, Maulana Yusuf lah yang berkuasa di
wilayah-wilayah Kerajaan Sunda. Jika Anda menengok bekas Kraton
Surosowan di Banten, maka Anda bisa melihat terdapat reruntuhan Palang
Sriman Sriwacana yang telah diboyong oleh Maulana Yusuf. Reruntuhan
batu tersebut di sebut oleh masyarakat Banten sebagai Watu Gilang yang
berarti berseri atau mengkilap.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerajaan Padjajaran adalah nama lain dari Kerajaan Sunda saat kerajaan
ini beribukota di kota Pajajaran atau Pakuan Pajajaran (Bogor) di Jawa Barat
yang terletak di Parahyangan (Sunda).
o Sumber sejarahnya berupa prasati-prasati, tugu perjanjian, taman perburuan,
kitab cerita, dan berita asing.
o Kerajaan Pajajaran pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja
mengalami masa keemasan/ kejayaan dan Kerajaan Pajajaran runtuh pada
tahun 1579 akibat serangan kerajaan Sunda lainnya, yaitu Kesultanan
Banten.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda harus mengetahui tentang sejarah KerajaanKerajaan di Indonesia. Agar kita lebih menghargai budaya-budaya kita di
Indonesia yang sangat banyak. Menjaga peninggalan-peninggalan pada masa
sebelum reformasi. Agar kedepannya kita masih bisa berbagi dan melihat
peninggalan serta kebudayaan kita nanti.

DAFTAR PUSTAKA

http://ometto-kun.blogspot.co.id/2011/03/sejarah-kerajaan-sunda.html.
Diakses Agustus 2016
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-pajajaran-asal-muasalkerajaan-sunda-pakuan.html. Diakses Agustus 2016
https://www.academia.edu/6089106/KERAJAAN_SUNDA. Diakses Agustus
2016

Anda mungkin juga menyukai